Ketenagaan (M1/Man)
a. Analisis ketenagaan jumlah tenaga keperawatan dan non keperawatan
2) Perawat vokasional
Kebutuhan perawat vokasional = 60% dari jumlah tenaga
kesehatan
= 60% x 12
= 7,2 (7 orang)
c. Struktur organisasi
Kepala Ruang
M P T P S M P S M
a. Total tenaga perawat yang dibutuhkan dalam 1 hari, yaitu 11+ 7 + 4 =22
orang
b. Jumlah tenaga lepas dinas per hari dihitung berdasarkan jumlah hari libur
dan hari efektif dalam 1 tahun serta jumlah kebutuhan total perawat dalam
1 hari, yaitu: (96x12) : 269 = 1152: 269 = 4,28 -> 4 orang
c. Jumlah perawat cadangan yaitu 20% x jumlah kebutuhan perawat perhari,
yaitu : 20% x 22 = 4,4-> 4 orang.
d. Jumlah total perawat yang dibutuhkan ruang melati adalah 22+4+4=30
orang
2)Berdasarkan Gillies
Rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan perawat berdasarkangillies
adalah sebagai berikut :
TP = A x B x 365
(365 − C) x Jam kerja perhari
Keterangan:
TP = tenaga perawat
A = jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dihasilkan
pasien)
B = Rata-rata klien/hari
TT = jumlah tempat tidur
C= jumlah hari libur
Perhitungan menggunakan rata-rata jumlah pasien selama 3 hari
A = 7 x 2 jam = 14 jam (perawatan langsung minimal)
= 6 x 4 jam = 24 jam (perawatan langsung sebagian)
= 2 x 6 jam= 12 jam (perawatan
langsung total)
=15 x 1 jam = 15 jam (perawatan
tidak langsung)
Total jam= 65 jam
Pendidikan kesehatan = 15 x 0,25 = 3,75 jam
Jumlah total waktu perawatan/ hari = 65+3,75/ 15(jumlah pasien)=
4,58 jam
TP = A x B x 365
(365 − C) x Jam kerja perhari
TP = 4,58X15X365
(365-96)X8
= 25075 : 2,152 = 11,65 =12
4 jam X 6 pasien
=
8 jam
= 3 perawat
ii. Minimal Care iii.
iv.
= 2 jam X 7 Pasien
8 jam
=1,75= 2 perawat
iii. Total Care
Jam perawatan X Rata-rata Pasien
=
Jam kerja
= 6 jam X 2 pasien
8 jam
= 1,5= 2 perawat
2) Denah ruangan
Fasilitas yang ada di ruang melati terdapat ruang kepala
ruangan,mushalla, kamar andi, ruang perawat, ruang obat, ruang diskusi,
ruang administrasi, ruang mahasiswa, ruang linen, dapur, dan gudang sebagai
tempat linen kotor.Ruang Melati adalah ruang penyakit dalam, sesuai dengan
surat keputusan dari pihak rumah sakit. Jumlah tempat tidur sebanyak 15 bed.
Pada setiap bed terdapat kursi untuk penunggu pasien dan meja serta standart
infus di masing-masing tempat tidur. Ruangan ini terdapat gorden di satu
tempat tidur yang satu dengan yang lainnya, di ruangan terdapat dua kamar
mandi dengan satu buah pispot akan tetapi tidak ada tempat untuk
meletakkan, sehingga pispot diletakkan di lantai kamar mandi.
b. Lingkungan kerja
Ruang Melati memiliki Nurse Station yang berada di tengah kamar rawat
inap tepatnya di depan ruang perawat. Kamar rawat inap hanya dikhususkan
untuk ruang perawatan penyakit dalam, namun ruangan ini masih bisa
menerima pasien titipan dari ruangan lain. Sehingga akses perawat dalam
pemberian perawatan dapat dengan mudah dilakukan, begitupun pasien dan
keluarga yangmemerlukan informasi maupun kebutuhan lainnya dapat
dengan mudah untukdilayani. Posisi bed pasien terbuka dan berjajar dimulai
dari bed satu palingdekat dengan pintu masuk, dan juga terdapat ruang
admistrasi yang terpisahsehingga lebih mempermudah komunikasi antara
pasien, perawat, danadminitrasi. Perawat yang akan memberikan edukasi,
KIE, ataupun informasipenting, maka keluarga tersebut di panggil dan
danjurkan berdiskusi diruangperawat. Fasilitas ruang kerja perawat di ruang
Melati terdapat tiga lemari untukpenyimpanan obat, ruang pelatan, dan lemari
untuk barang sekali pakai yangmenjadi satu dengan ruang perawat, ruang
diskusi menjadi satu dengan ruangkepala ruangan. Tempat penyimpanan obat
berada di dekat ruang perawat dan terdiridari loker obat. Obat pasien
tersimpan dalam masing-masing loker sesuaidengan nomor bed dan nama
pasien, selain tercantum nomor bed dan nama pasien pada setiap obat terdapat
identitas pasien yang terdiri dari nama, tanggal lahir dan nomor RM. Tempat
penyimpanan obat di ruang Melati diisi dengan obat oral, obat injeksi,
sedangkan untuk obat-obatan yang memerlukan suhu rendah diletakan
dikulkas obat. Lemari linen bersebelahan dengan ruang perawat.
1. Peralatan
Jumlah/ Kondisi
No Nama Barang
Ruangan Baik Rusak
Bed pasien 16 -
Standart infuse 16 -
Lemari dan Meja makan pasien 16 -
Televisi 1 -
Jam dinding 2 -
Kipas angin 1 -
Rak piring 2 -
Kursi penunggu 16 -
Toilet 5 -
Korden jendela 16 -
Korden 16 - -
Wastafel 8 -
Rak sepatu 0 - -
Keranjang obat 16 -
AC 3 -
Tempat sampah non medis besar 2 -
Washlap 2 -
Sprei 20 17 3
Sarung bantal 22 -
Selimut 22 -
Kursi roda 2 2 -
Brancard 2 -
Setrail 16
Penanda Resiko Jatuh Merah 10 -
Penanda Resiko Jatuh Kuning 10
Restrain 10
Kondisi
NO Nama Barang Satuan Jumlah
Baik Rusak
1 Kulkas Buah 1
2 Meja tulis kepala unit Buah 1
3 Meja tulis perawat Buah 2
4 Tempat tindakan Buah 0
5 Lemari arsip Buah 1
6 Lemari gantung Buah 0 -
7 Kursi lipat Buah 0 -
8 Kursi Buah 20
9 Komputer Buah 1
10 Kalkulator Buah 2
11 Staples Buah 4
12 Perforator Buah 2
13 White board Buah 1
14 Spidol white board Buah 4
15 Pensil blue red Buah 2
16 Penggaris Buah 4
17 Lem Buah 2
18 Tip ex Buah 4
19 Daftar injeksi Buah 16
20 Daftar infuse Buah 16
21 Form observasi pasien Buah 16
22 Form cuti Buah 0 -
23 Form absensi Buah 0 -
24 Piring Buah 12
25 Kasur tindakan Buah 0 -
26 Kipas angin Buah 1
27 AC Buah 1
28 TV Buah 1
29 Air Phone Buah 2
30 Toilet Buah 1
31 Dispenser Buah 1
32 Rak Sepatu Buah 1
Ruang Melati
Pengajuan ke Perencanaan Ajukan Tujuan
Kekurangan/keha
Kepala Ruang
bisan alat
1. Pada Ruangan Melati kamar mandi pasien sudah tersedia, namun belum
sesuai dengan 6 sasaran keselamatan pasien poin ke 6 (pengendalian risiko
jatuh).
2. Ruang Melati sudah memiliki lemari untuk alat medis tetapi tidak
diberikan tanda atau label mana yang rusak dan mana yang masih bisa
digunakan sehingga perawat bingung jika akan mengambil alat medis
tersebut.
3. Ruang Melati belum memiliki sistem untuk tempat penyesesuaian dengan
kondisi pasien seperti total care,minimal care, partial care. Sehingga dapat
mengganggu kenyamanan pasien.
3. Method/eM3
a. Visi Misi Rumah Sakit Universitas Jember
1. Visi
Menjadi rumah sakit pendidikan yang bermutu, mandiri dan menjadi
pilihan utama masyarakat
2. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan rumah sakit pendidikan yang
bermutu,
berorientasi pada kepuasaan pelanggan dan menjadi pilihan utama
masyarakat
2) Melaksanakan fungsi Rumah sakit Pendidikan yang berbasis pada
ilmu
dan teknologi kedokteran
3) Menjalin kemitraan untuk mencapai kemandirian rumah sakit
4) Menjadi rumah sakit pusat rujukan wilayah Jawa Timur bagian
timur
d. Timbang Terima
Timbang terima pasien (operan) adalah transfer tentang informasi
(termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan
yangberkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertayaan, klasifikasi,
konfirmasi tentang pasien, tanggung jawb dan kewewenangan perawat dar peraat
sebelumnya ke perawat yang akan melanjtkan peraatan (Rushton, 2010). Timbang
terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara
singkat jelas dan komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif
yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat itu (Nursalam, 2014).
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan adalah timbang
terima dilakukan 3 kali dalam sehari setiap pergantian shift. Namun saat timbang
terima tidak menggunakan metode SBAR tetapi poin-poin penting tentang pasien
seperti hasil laboratorium, rencana foto thoraks dan lain-lain sudah tersampaikan
kepada perawat shift selanjutnya. Metode SBAR secara detail terdapat pada rekam
medis. Berdasarkan hasil observasi pada hari senin dan salasa, saat pelaksanaan
timbang terima di Ruang Melati perawat ruangan belum melakukan timbang
terima secara optimal. Hal ini disebabkan karena kehadiran perawat belum
lengkap, belum fokus pada masalah keperawatan, dan masih mengedepankan
masalah medis. Pelaksana timbang terima dilakukan di Ners Station dipimpin oleh
ketua tim dilakukan secara lisan dan tertulis di buku timbang terima namun belum
lengkap sesuai metode SBAR. Setelah timbang terima, perawat kemudian
memvalidasi langsung ke semua pasien.
Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat pelaksanaan setelah
selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh
ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya
satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi preconference adalah rencana tiap
perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung
jawab tim. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum
melaksanakan asuhan pada pasien. Tujuan pre conference adalah:
1. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
Syarat pelaksanaan pre conference adalah:
1. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan
post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
2. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
3. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaanpasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
4. Yang terlibat dalam pre conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan
anggota
tim
e. Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan pernyataan dari kejadian atau
aktivitas yang otentik dengan mempertahankan catatan-catatan yang tertulis.
Manfaat dokumentasi sendiri yaitu sebagai sarana komunikasi antar tim
keperawatan dan dengan tim kesehatan lain, sebagai bagian yang permanen dari
rekama medik, sebagai dokumen yang legal dan dapat diterima di pengadilan
(Siswato, Hariyati & Sukihananto, 2013).
Format pengkajian yang digunakan di ruang Melati adalah pengkajian
modern yang menggunakan check list dalam item-itempengkajian. Dalam
pendokumentasian di ruang Melati sesuai dengan les pasien, assessment
pengkajian awal sudah dilakukan dalam 24 jam pertama saat pasien masuk rumah
sakit.Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukandengan metode SOAP
pada tiap shift dan dilakukan oleh perawat jaga.Pendokumentasian dilakukan
setiap pergantian dinas dan dilaporkan ketikatimbang terima.
Pada umumnya proses keperawatan mengandung 5 proses yaitu
pengkajian,penentuan diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Saat
melakukanobservasi pada lembar rekam medis pasien yang ada diruangan ternyata
limaproses keperawatan tidak semuanya ditampilkan di rekam medis pasien.
Perawatshift pagi mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan SOAP.
Sedangkanperawat shift sore dan malam mendokumentasi asuhan keperawatan
denganIntervensi dan Evaluasi. Seluruh asuhan keperawatan didokumentasikan
padacatatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT), Padahal di CPPT tidak
hanyaperawat yang menuliskan tindakan tetapi juga untuk semua PPA
yangbersangkutan harus melakukan. Meskipun seluruh asuhan
keperawatandidokumentasikan pada catatan perkembangan pasien terintegrasi
(CPPT), namuntidak semua tindakan/implementasi didokumentasikan pada CPPT.
Hasilobservasi dari rekam medis ditemukan tidak adanya penulisan
implementasikeperawatan oleh perawat di rekam medis pasien. Hal tersebut
dikarenakan tidaktersedianya lembar implementasi khusus perawat dalam
menuliskan tindakankeperawatan menurut jam yang sudah direncanakan.
Sehingga tugas keperawatanyang dilakukan oleh perawat tidak didokumentasikan
secara rinci.
f. Program Pengendalian Indikator Mutu dan Klinik
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang dan data yang terdapat
diruangan terdapat beberapa indikator mutu klinik yang diterapkan oleh rumah
sakit antara tahun 2019, antara lain:
g. Discharge Planning
Discharge planning merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan,
pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk
perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan
pemecahan masalah dengan baik, pada saat yang tepat dan sumber yang tepat
(Nursalam, 2014). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala
Ruangan di Melati RSD dr. Soebandi Jember bahwa discharge planning
dilaksanakan saat pasien akan pulang untuk memberikan atau mengingatkan
terkait dengan minum obat dan kontrol rutin ke poli di rumah sakit. Lembar
Discharge planning juga terlampir pada rekam medis pasien yang didalamnya
terdapat tanda tangan keluarga pasien, perawat penanggung jawab dan dokter
penanggung jawab. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan Ruang Melati
memiliki SOP untuk discharge planning dan tersedia leaflet yang berhubungan
dengan diagnosa terbanyak, saat pelaksanaannya pendidikan kesehatan hanya
dilakukan secara lisan tanpa tulisan atau menggunakan leaflet.
Tabel 2.12 Ceklist observasi pengisian Discharge Planning RSD dr. Soebandi
Keterangan:
D : Dilakukan
h. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat merupakan pengelolaan obat yang merupakan sistem
pendistribusian perbekalan farmasi yang dipusatkan pada satu tempat yaitu
instalasi farmasi. Semua obat yang diberikan akan diserahkan sepenuhnya kepada
perawat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Melati RSD dr.
Soebandi Jember bahwa peresepan obat, spuit dan cairan infus diperoleh dari
apotek yang sebelumya diresepkan oleh dokter. Setelah itu, perawat yang
mengirimkan resep ke apotek. Obat dan cairan infus yang diberikan dari apotek ke
ruangan telah diberikan label nama pasien, nomor registrasi dan ruangan, namun
tidak secara menyeluruh. Obat yang telah diberikan diletakkan di lemari obat,
namun belum terdapat identitas nama pasien hanya nomer saja. Satu kotak pasien
berisi obat oral maupun obat intravena sesuai dengan kebutuhan pasien. Apabila
obat ada yang tersisa akan di return ke apotik rawat inap. Pemberian obat oral
pada setiap pasien kurang berjalan dengan baik, perawat kurang memprhatikan
cara pengemasan dalam pemberiannya, sehingga keluarga atau pasien tidak
mengetahui kapan obat itu diminum.
Sistem distribusi obat untuk ruang Melati adalah one day dose yang artinya
penyediaan obat yang dilakukan oleh instalasi farmasi pada pasien rawat inap
yang dikemas dengan dosis tunggal dengan pemakaian sehari (24 jam). Kelebihan
dari sistem ini adalah pasien lebih mudah mendapatkan obat, menghindari
pemberian obat double, dan pasien membayar obat minimum. Bagi instalasi
farmasi pelayanan yang diberikan lebih beroentasi pada pasien, menurunkan biaya
obat, mengurangi medical eror, serta pengelolaan stok obat secara sentralisasi
sehingga pengendalian obat bisa ditingkatkan. Kelemahan dari sistem ini adalah
membutuhkan SDM lebih banyak, beban kerja instalasi farmasi berlipat ganda,
penulisan permintaan obat berulang-ulang, dapat terjadi keterlambatan pemberian
obat atau lupa tidak dilanjutkan.
Obat yang diberikan kepeda pasien dengan memperhatikan 6 benar pemberian
obat yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara atau rute, dan benar
dokumentasi.
Benar pasien √
Benar obat √
Benar dosis √
Benar waktu √
Benar rute √
Benar dokumentasi √
Benar informasi √
i. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan pernyataan dari kejadian atau
aktivitas yang otentik dengan mempertahankan catatan-catatan yang tertulis.
Manfaat dokumentasi sendiri yaitu sebagai sarana komunikasi antar tim
keperawatan dan dengan tim kesehatan lain, sebagai bagian yang permanen dari
rekama medik, sebagai dokumen yang legal dan dapat diterima di pengadilan
(Siswato, Hariyati & Sukihananto, 2013).
Format pengkajian yang digunakan di ruang Melati RSD dr. Soebandi
jember adalah pengkajian modern yang menggunakan check list dalam item-item
pengkajian. Dalam pendokumentasian di Ruang Melati sesuai dengan les pasien,
pengkajian awal sudah dilakukan dalam 24 jam pertama saat pasien masuk rumah
sakit. Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan dengan metode SOAP
pada tiap shift dan dilakukan oleh perawat jaga. Pendokumentasian dilakukan
setiap pergantian dinas dan dilaporkan ketika timbang terima. Berikut urutan
format pendokumentasian dari awal pasien masuk rumah sakit sebagai berikut.
Tabel.14 Format Rekam Medis Pasien
Tidak
Form Tentang Diisi
Diisi
RM 01 Triage √
CAPAIA
NO INDIKATOR N 2019 RATA2 STANDART
(%)
3. Diabetes mellitus
4. Hipertensi
5. Sirosis Hepatis
6. Gastroentritis
7. DHF
8. TB Paru
9. COPD
14. Hipotermi
16. Nyeri
24. RPK
28. RBD
30. Ansietas
31. Insomnia
Gambar 2.9 Standar Asuhan Keperawatan RSD dr. Soebandi Jember
No SPO
1 Pemberian Obat Injeksi Intracutan
2 Pemasangan Indweling Kateter
3 Menghitung Denyut Nadi
4 Pemberian Obat Injeksi Sub Cutan
5 Pemberian Obat Injeksi Intra Vena(secara langsung)
6 Penerimaan dan Orientasi Pasien Baru
7 Pemasangan infus
8 Mengukur Suhu
9 Pemberian Obat Injeksi Intra Vena(secara tidak langsung)
10 Dekontaminasi
11 Penanganan Linen Kotor Infeksius Di Unit Kerja
12 Pemberian Pelumas (Lubricant)
13 Tata Laksana Pegambilan Barang Steril
14 Recal Barang yang Sudah Didistribusikan
15 Penanganan Linen Kotor Infeksius Di Unit Kerja
16 Pengambilan Linen Kotor Infeksius Di Unit Kerja
17 Pemakaian Masker
18 Pemakaian Pelindung Mata
19 Pemakaian Topi/Penutup Rambut
20 Pemakaian Gaun Pelindung
21 Pemakaian Apron
22 Pemakaian Sarung Tangan
23 Kebersihan Tangan dengan Air Mengalir dan Sabun Cair
24 Kebersihan Tangan dengan Handrub Berbasis Alkohol
25 Membersihkan Tempat Tidur Pasien
Penanganan Tumpahan dan Kebocoran Limbah Bahan Berbahaya
26 dan Beracun
27 Penanganan Sampah Non Infeksius Di Ruangan
28 Penanganan Sampah Infeksius Di Ruangan
Membersihkan Ceceran Darah,Muntahan dan Urine (Cairan
29 Tubuh)
30 Pemasangan Infus
31 Penerimaan dan Orientasi Pasien Baru
32 Pelayanan Pasien Tahap Terminal
33 Privasi Pasien pada Akhir Kehidupan
34 Identifikasi Identitas Pasien Saat Tindakan
35 Penggunaan Nebulizer pada Serangan Asma
36 Mengukur Tekanan Darah Non Invasif
37 Tindakan Transfusi Darah
38 Pemberian Nutrisi Melalui Oral
39 Pemasangan Naso Gastric Tube (NGT)
40 Melakukan Suctioning
41 Melakukan Kumbah Lambung
42 Membantu pasien BAB
43 Membersihkan Mulut/Oral Hygiene (Pasien Sadar)
44 Merawat luka bakar
45 Perawatan Ulkus Diabetikum (Gangren)
46 Perawatan Luka Infeksi
47 Perawatan Ulkus Dekubitus
48 Melakukan Angkat Jahitan Luka
49 Perawatan Post Operatif
50 Pemberian Injeksi Intra Cutan Kepada Pasien
51 Pemberian Injeksi Intra Muskuler Kepada Pasien
52 Mengukur Suhu
53 Mengukur Frekuensi Napas
Assesment Nyeri pada Pasien Tersedasi di Ruang Rawat Intensif
54 Dan High Care Unit
55 Menjaga Privasi pada Ibu Menyusui
56 Menjaga Privasi pada Ibu Melahirkan
57 Privasi Pasien Terhadap Status Rekam Medis
58 Bimbingan Spiritual Islam Bagi Kelompok Pasien dan Keluarga
59 Bimbingan Spiritual Islam Bagi Pasien Sakaratul Maut
60 Identifikasi Nilai dan Kepercayaan
61 Perlindungan Pasien dari Kekerasanfisik
62 Perlindungan pada Anak/Bayi
63 Bimbingan Spiritual Islam Bagi Pasien
Bimbingan Spiritual Islam Bagi Pasien yang telah Meninggal
64 dunia
Bimbingan Spiritual Kristen Katolik diruangan Perawatan Bagi
65 pasien
Bimbingan Spiritual Hindu Budha diruangan Perawatan Bagi
66 pasien
Bimbingan Keruhanian (Spiritual) Islam Ibadah sholat di Ruang
67 perawatan
68 Bimbingan Spiritual Islam Bagi Pasien Pre Operasi
69 Mengatasi Hambatan Bahasa dan dialek
70 Indikasi Keluar dan masuk Ruang ICCU
71 Indikasi Keluar dan masuk Ruang HCU
72 Indikasi Keluar dan masuk Ruang ICU
73 Indikasi Keluar dan masuk Ruang PICU-NICU
74 Kriteria Masuk dan keluar di Instalasi Rawat Intensif
75 Pendistribusian kebutuhan floorstok
76 Pengelolaan obat dan alat untuk kebutuhan emergensi
77 Pengelolaan obat highalert
78 Keamanan obat yang perlu diwaspadai
79 Daftar obat highalert
m. SepuluhJenisDiagnosaMedisTerbanyakdan10JenisTindakan
TerseringdiRuang Melati
Diagnosayangpalingseringditegakkandiruang melati yaitusebagaiberikut:
Berdasarkanhasilwawancarayangtelahdilakukanterkaitdenganbeberapajeni
stindakanyangseringdilakukanolehperawatdiRuang
MelatiRSDdr.SoebandiJember yaitu:
1. InjeksiIV,SC
2. Pemasanganinfus
3. Nebulizer
4. TTV
5. TerapiOksigen
6. Pemasangandowerkateter
7. ECG
8. Pengambilansampeldarah
9. PengambilansampelUL
10. Rawatluka
.
b. Analisis Masalah pada Bagian Keuangan
1. Sistem keunganan berpusat pada rumah sakit
2. Waktu penyelesaian administrasi pasien pulang tidakdapat dilakukan sekali
waktu
3. Jasa pelayanan tidak dapat dibagi secara merata, dilihat dari kinerja masing-
masing perawat
4. Pengadaan barang ruangan tidak dapat terlaksana secara langsung karena
birokrasi yang dinilai cukup menyusahkan
5. Pegawai dapat mengikuti pelatihan atau seminar yang didanai oleh rumah
sakit tetapi jumlahnya dibatasi
5. Pemasaran (Market/M5)
ri ar
i et ril ei ni Ju
li us be
r er be
r
be
r
nua ru ar Ap M Ju ust m tob m m
a b M
J F e A g te Ok ve se
S ep No De
Diagram data pasien MRS dari bulan Januari 2019 sampai dengan Desember 2019
Jumlah rata – rata pasien di ruang Melati pada tahun 2019 sebanyak 442
pasien/bulan. Jumlah pasien terbanyak yaotu pada bulan Maret sebanyak 468
pasien sedangkan jumlah pasien MRS paling sedikit yaitu pada bulan Juni yaitu
sebanyak 387 pasien.
BOR, ALOS, TOI, BTO di ruang Melati tahun 2019
Kriteria Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
BOR (%) 78,2% 87% 82,8% 84% 79,3 77% 81,5 68,5% 78,2% 80,4% 78,4% 82,6%
% %
Standar 60% - 60% - 60%- 60%- 60% - 60%- 60%- 60% - 60% - 60% - 60% - 60% -
ideal 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85%
BOR
ALOS 7,28 9,6 8,5 6,5 7,38 7,5 6,8 6 9 8 6,3 7,68
Standar 6-9 hari 6-9 hari 6-9 6-9 6-9 6-9 6-9 6-9 hari 6-9 hari 6-9 hari 6-9 hari 6-9 hari
ideal hari hari hari hari hari
ALOS
TOI 2 1 2 1 2 2 1 3 3 3 2 2
Standar 1-3 hari 1-3 hari 1-3 1-3 1-3 1-3 1-3 1-3 hari 1-3 hari 1-3 hari 1-3 hari 1-3 hari
ideal hari hari hari hari hari
TOI
BTO 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
Nilai
BTO
pertahu
n
Standar 40-50 40-50 40-50 40-50 40-50 40-50 40-50 40-50 40-50 40-50 40-50 40-50
ideal
BTO
Tabel 2.16 menunjukkan hasil perhitungan BOR di Ruang Melati RS
Universitas Jember Bulan Januari 2019 sampai bulan Februari 2019. Adapun hasil
yang didapatkan pada bulan Januari 2019 sebanyak 78,2%, Februari sebanyak
87%, Maret sebanyak 82,8%, April sebanyak 84%, Mei sebanyak 79,3%, Juni,
sebanyak 77%, Juli sebanyak 81,5%, Agustus sebanyak 68,5%, September
sebanyak 78,2%, Oktober sebanyak 80,4%, November sebanyak 78,4% dan
Desember sebanyak 82,6%.
92
90.5 91
90
88.5 89
88
87
85 85
83
82
ri ar
i et ril ei ni Ju
li us be
r er be
r
be
r
nua ru ar Ap M Ju ust m tob m m
a b M
J F e A g te Ok ve se
S ep No De
Diagram Tingkat Kepuasan Pasien di RS Universitas Jember bulan Januari 2017 sampai
Desember 2017
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada bulan Januari 2017
sampai Desember 2017 rata – rata tingkat kepuasan pasien yaitu sebanyak 87,6%
artinya sebagian pasien merasa sangat pusa dengan pelayanan yang diberikan oleh
ruang Melati, sedangkan yaitu 12,4% merasa tidak puas dengan pelayanan yang
diberikan.
Tingkat Kepuasan Pasien Tahun 2018
90
88
87 87
86 86
85 85 85 85
83
82
ri ar
i et ril ei ni li us r er r r
ua ru ar Ap M Ju Ju st be ob be be
a n b M u m t m m
J F e A g te Ok ve se
S ep No De
Diagram Tingkat Kepuasan Pasien di RS Universitas Jember bulan Januari 2018 sampai
Desember 2018
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada bulan Januari 2018
sampai Desember 2018 rata – rata tingkat kepuasan pasien yaitu sebanyak 85,75%
artinya sebagian pasien merasa sangat pusa dengan pelayanan yang diberikan oleh
ruang Melati, sedangkan yaitu 14,25% merasa tidak puas dengan pelayanan yang
diberikan.
Tingkat Kepuasan Pasien Tahun 2019
ar
i
ar
i et ril ei ni Ju
li
tu
s
be
r
be
r
be
r
be
r
nu ru ar Ap M Ju us m to m m
J a e b M g e k e se
F A pt O v
Se No De
Diagram Tingkat Kepuasan Pasien di RS Universitas Jember bulan Januari 2019 sampai
Desember 209
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada bulan Januari 2019
sampai Desember 2019 rata – rata tingkat kepuasan pasien yaitu sebanyak 83,75%
artinya sebagian pasien merasa sangat pusa dengan pelayanan yang diberikan oleh
ruang Melati, sedangkan yaitu 16,25% merasa tidak puas dengan pelayanan yang
diberikan.
Sasaran 3 : Meningkatkan Keamanan Obat-Obat yang Harus Diwaspadai (High Alert Medications)
3 1) Ada regulasi tentang penyediaan, penyimpanan, Ada SPO tentang - Di ruang melati tersedia Berdasarkan wawancara yang
penataan, penyiapan, danpenggunaan obat yang perlu penyediaan, daftar obat-obatan yang dilakukan kepada kepala ruang
diwaspadai. (R) penyimpanan, perlu diwaspadai yang di ruang melati sudah
2) Rumah sakit mengimplementasikan regulasi yang telah penataan, diletakkan di sebelah loker mengimplementasikan regulasi
dibuat. (D,W) penyiapan, dan obat pasien ataupun di penggunaan obat-obatan high
3) Di rumah sakit tersedia daftar semua obat yang perlu penggunaan obat tempat penyimpanan obat alert.
diwaspadai yang disusunberdasar atas data spesifik yang perlu - Ruangan sudah
sesuai dengan regulasi. (D,O,W) diwaspadai mendokumentasikan
4) Tempat penyimpanan, pelabelan, dan penyimpanan obat penggunaan obat-obatan
yang perlu diwaspadaitermasuk obat NORUM diatur di high alert yaitu dengan
tempat aman. (D,O,W) mencatat pengeluaran dan
jumlah obat yang tersedia
pada lembar dokumentasi
obat high alert
3.1 1) Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan Ada SPO tentang - Ada dokumentasi dalam Berdasarkan wawancara
proses mencegahkekurang hati-hatian dalam mengelola pengelolaan bentuk lembar pengendalian kepada kepala ruang dan
elektrolit konsentrat (R) elektrolit obat dan serah terima obat petugas farmasi menyatakan
2) Elektrolit konsentrat hanya tersedia di unit konsentrat dari depo farmasi bahwa elektrolit konsentrat
kerja/instalasi farmasi atau depo farmasi (D,O,W) - Terdapat daftar obat-obatan hanya tersedia di instalasi
yang termasuk elektrolit farmasi
konsentrat
Sasaran 4 : Memastikan Lokasi Pembedahan yang Benar, Prosedur yang Benar, Pembedahan pada Pasien yang Benar
4. 1) Ada regulasi untuk melaksanakan penandaan lokasi Ada SPO tentang - Terdapat form penandaan Berdasarkan hasil wawancara
operasi atau tindakan invasive (site marking). (R) penandaan lokasi lokasi operasi dengan kepala ruang melati
2) Ada bukti rumah sakit menggunakan satu tanda di operasi atau - Terdapat kolom tanda semua perawat sudah
empat sayatan operasi pertamaatau tindakan invasif tindakan invasive tangan pasien atau keluarga memahami tentang prosedur
yang segera dapat dikenali dengan cepat sesuai setelah penandaan lokasi pra bedah yang harus
dengankebijakan dan prosedur yang ditetapkan rumah operasi dilakukan di ruangan dan
sakit. (D,O) semua perawat telah
3) Ada bukti bahwa penandaan lokasi operasi atau melakukan sesuai dengan
tindakan invasif (site marking)dilakukan oleh staf medis regulasi yang ada. Berdasarkan
yang melakukan operasi atau tindakan invasif hasil wawancara kepada
denganmelibatkan pasien. (D,O,W) perawat, perawat juga sudah
melakukan memastikan site
marking terisi dan melegkapi
lembar informed consent.
4.1 1) Ada regulasi untuk prosedur bedah aman dengan Terdapat SPO - Terdapat form surgical Berdasarkan hasil wawancara
menggunakan “surgical check list” (Surgical Safety tentang Surgical check list dengan kepala ruang semua
Checklist dari WHO Patient Safety 2009). (R) Check List - Tersedia lembar informed perawat sudah memahami
2) Sebelum operasi atau tindakan invasif dilakukan, rumah consenttindakan operasi tentang prosedur pra bedah
sakit menyediakan “checklist” atau proses lain untuk - Tersedia form untuk yang harus dilakukan di
mencatat, apakah informed consent sudah benar mencatat pengecekan ruangan dan semua perawat
danlengkap, apakah Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan kesiapan pasien yaitu telah melakukan sesuai dengan
Tepat-Pasien sudahteridentifikasi, apakah semua lembar tilik regulasi yang ada.
dokumen dan peralatan yang dibutuhkan sudah - Tersedia form pra bedah
siaptersedia dengan lengkap dan berfungsi dengan baik. - Terdapat lembar verifikasi
(D,O) praoperatif
3) Rumah sakit menggunakan Komponen Time-Out terdiri
atas identifikasi Tepat-Pasien, Tepat-Prosedur, dan
Tepat-Lokasi, persetujuan atas operasi dankonfirmasi
bahwa proses verifikasi sudah lengkap dilakukan
sebelum melakukanirisan. (D,O,W,S).
4) Rumah sakit menggunakan ketentuan yang sama
tentang Tepat-Lokasi, TepatProsedur, dan Tepat-Pasien
jika operasi dilakukan di luar kamar operasi
termasukprosedur tindakan medis dan gigi. (D,O,W)
No Elemen Penilaian A TA D TD ∑
Res
p.
SKP 1
1. Identifikasi pasien dilakukan dengan 5 (41,6%) 7 12
menggunakan minimal 2 (dua) identitas (58,3%)
dan tidak boleh menggunakan nomor
kamar pasien atau lokasi pasien dirawat
sesuai dengan regulasi rumah sakit
2. Pasien diidentifikasi sebelum:
- Pemberian obat 10 2 (16,6%) 12
- produk darah (83,3,3%) - 12
- pengambilan spesimen 12 (100%) - 12
- pemberian diet 12 (100%) - 12
- menerima cairan intravena 12 (100%) 12 (100%) 12
-
SKP 3
3. Di rumah sakit tersedia daftar semua obat √
yang perlu diwaspadai yang disusun
berdasar atas data spesifik sesuai dengan
regulasi
4. Tempat penyimpanan, pelabelan, dan √
penyimpanan obat yang perlu diwaspadai
termasuk obat NORUM diatur di tempat
aman
5. Elektrolit konsentrat hanya tersedia di unit √
kerja/instalasi farmasi atau depo farmasi
SKP 4
6. Ada bukti rumah sakit menggunakan satu √
tanda di empat sayatan operasi pertama
atau tindakan invasif yang segera dapat
dikenali dengan cepat sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
rumah sakit
7. Ada bukti bahwa penandaan lokasi operasi √
atau tindakan invasif (site marking)
dilakukan oleh staf medis yang melakukan
operasi atau tindakan invasif dengan
melibatkan pasien
8. Sebelum operasi atau tindakan invasif 12 (100%) - 12
dilakukan, rumah sakit menyediakan
“check list” atau proses lain untuk
mencatat, apakah informed consent sudah
benar dan lengkap, apakah Tepat-Lokasi,
Tepat-Prosedur, dan Tepat-Pasien sudah
teridentifikasi, apakah semua dokumen dan
peralatan yang dibutuhkan sudah siap
tersedia dengan lengkap dan berfungsi
dengan baik.
9. Rumah sakit menggunakan Komponen 12 (100%) - 12
Time-Out terdiri atas identifikasi
TepatPasien, Tepat-Prosedur, dan Tepat-
Lokasi, persetujuan atas operasi dan
konfirmasi bahwa proses verifikasi sudah
lengkap dilakukan sebelum
melakukanirisan
10. Rumah sakit menggunakan ketentuan yang 12 (100%) - 12
sama tentang Tepat-Lokasi,
TepatProsedur, dan Tepat-Pasien jika
operasi dilakukan di luar kamar operasi
termasuk prosedur tindakan medis dan gigi
SKP 5
11. Staf rumah sakit dapat melakukan cuci 12 (100%) - 12
tangan sesuai dengan prosedur
12. Prosedur disinfeksi di rumah sakit √ -
dilakukan sesuai dengan regulasi
SKP 6
13. Rumah sakit melaksanakan proses:
- asesmen awal 12 (100%) - 12
- asesmen lanjutan 12 (100%) - 12
- asesmen ulang 12 (100%) - 12
dari pasien pasien rawat inap yang berdasar
atas catatan teridentifikasi risiko jatuh
14. Langkah-langkah diadakan untuk
mengurangi risiko jatuh bagi pasien dari
situasi dan lokasi yang menyebabkan
pasien jatuh:
Risiko Tinggi
- Pastikan sudah terpasang tanda risiko 10(83,3%) 2 (16,6%) 12
jatuh di gelang pasien
- Pastikan tempat tidur dalam posisi 10(83,3%) 2 (16,6%) 12
rendah
- Pastikan roda terkunci 12 (100%) - 12
- Memasang side rail 12 (100%) - 12
- Letakkan lambang risiko jatuh merah di 8 (62,5%) - 12
tempat tidur
- Libatkan keluarga dalam pendampingan 12 (100%) -- 12
pasien
- Orientasikan pasien atau penunggu 12 (100%) - 12
tentang lingkungan atau ruangan
- Lakukan fiksasi fisik bila perlu dengan 12 (100%) 12
persetujuan keluarga
Risiko Sedang
- Pastikan sudah terpasang tanda risiko 10(83,3%) 2 (16,6%) 12
jatuh di gelang pasien
- Pastikan tempat tidur dalam posisi 8 962,5%) 4 (37,5%) 12
rendah
- Memasang side rail 8 (62,5%) 4 (37,5%) 12
- Letakkan lambang risiko jatuh kuning 8 (62,5%) 4 (37,5%) 12
di tempat tidur
- Libatkan keluarga dalam pendampingan 12 (100%) - 12
pasien
- Orientasikan pasien atau penunggu 10 2 (16,6%) 12
tentang lingkungan atau ruangan (83,3%)
Keterangan:
A : Ada
TA : Tidak ada
D : Dilakukan
TD : Tidak dilakukan
20/04
Komponen Observasi N=1
D T
1. Perawat mengisi form observasi risiko
100% 0
jatuh lanjutan setiap hari
2. Perawat menjelaskan pentingnya
memperhatikan daerah rawan jatuh seperti 75% 25%
kamar mandi kepada pasien
3. Perawat memperhatikan lingkungan
100% 0
perawatan dalam keadaan rapi
4. Perawat memastikan siderail terpasang 100% 0
5. Perawat menjelaskan tujuan pemasangan
75% 25%
siderail
6. Perawat memastikan roda tempat tidur
100% 0
dalam keadaan terkunci
7. Perawat menginformasikan tujuan
0 100%
mengunci roda tempat tidur
8. Perawat membantu meletakkan benda yang
sering digunakan pasien pada posisi yang 75% 25%
mudah dijangkau
9. Perawat menjelaskan tujuan meletakkan
benda yang sering digunakan pada posisi 100% 0
yang mudah dijangkau
10. Perawat menganjurkan pasien untuk
menggunakan alas kaki yang nyaman dan 25% 75%
tidak licin
11. Perawat menginformasikan pentingnya
menggunakan alas kaki yang nyaman dan 100% 0
tidak licin
12. Perawat menjelaskan pentingnya
100% 0
pendampingan keluarga
13. Perawat memasang stiker resiko jatuh di
25% 75%
gelang pasien
14. Perawat menjelaskan tujuan pemasangan
25% 75%
stiker resiko jatuh digelang pasien
15. Perawat memasang stiker resiko jatuh di
25% 75%
tempat tidur
16. Perawat menjelaskan tujuan memasang
0 100%
stiker resiko jatuh di tempat tidur
Keterangan:
a. Nama lengkap
b. Tanggal lahir/nomor rekam medis 10 2 83,3% 16,7%
8 4 66,7% 33,3%
a. Nama perawat
b. Tujuan pelayanan 3 9 25% 75%
12 - 100% -
a. Nama pasien
b. Nomor rekam medis/tanggal lahir
8 4 66,7% 33,3%
2 10 16,7% 83,3%
12 - 100% -
Jumlah Skor: - - - -
Keterangan: