Anda di halaman 1dari 12

Nama : Sri Winarni

NIM : CKR0170212
Tugas Manajemen Keperawatan
Buatlah perhitungan beban kerja perawat dengan metode :
1. Metode Douglas
2. Metode Rasio
3. Metode Gillies
4. PPNI
5. Depkes
6. Ilyas
7. WISN

1. Metode Douglas
Menurut Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) membagi
klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan klien dengan menggunakan standar
sebagai berikut :
a. Kategori I : self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2 jam/hari
1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2) Makanan dan minum dilakukan sendiri
3) Ambulasi dengan pengawasan
4) Observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
5) Pengobatan minimal dengan status psikologi stabil
6) Perawatan luka sederhana.
b. Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu 3-4 jam/hari
1) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
2) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3) Ambulasi dibantu
4) Pengobatan dengan injeksi
5) Klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat
6) Klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi.
c. Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari
1) Semua kebutuhan klien dibantu
2) Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
3) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
4) Makan dan minum melalui selang lambung
5) Pengobatan intravena “perdrip”
6) Dilakukan suction
7) Gelisah / disorientasi
8) Perawatan luka kompleks.
Douglas (1984, dalam swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang
dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing-
masing kategori mempunyai unit standar persiftnya, yaitu sebagai berikut :
Jml
Minimal Parsial Total
Klien
Pagi sore Malam pagi sore malam pagi Sore malam

1. 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2. 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3. 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60


dst

Contoh Soal 1 :
Di suatu ruang perawatan dengan 9 orang klien dimana 3 orang dengan ketergantungan
minimal, 4 orang dengan ketergantungan parsial dan 2 orang dengan ketergantungan
total. Maka, jumlah perawat yang dibutuhakan :

Pagi Minimal parsial total Jumlah


0,17 x 3 = 0,51 0,27 x 4 = 1,08 0,36 x 2 = 0,36 1,95 (2) orang
Sore
0,14 x 3 = 0,42 0,15 x 4 = 0,6 0,30 x 2 = 0,6 1,62 (2) orang
Malam
0,07 x 3 = 0,21 0,10 x 4 = 0,4 0,20 x 2 = 0,4 1,01 (1) orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 5 orang

Contoh Soal 2 :
Diruang rawat dengan 22 klien (3 klien dengan perawatan minimal, 14 klien dengan
perawatan parsial dan 5 klien dengan perawatan total) jumlah perawat yang dibutuhkan
untuk jaga pagi adalah:

minimal parsial total Jumlah


0,17 x 3 = 0,51 0,27 x 14 = 0,36 x 5 = 1,8 6,09
Pagi
3,78
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi 6 orang

2. Metode Rasio
SK MENKES NO.262/MENKES/PER/VII/79:
RASIO TEMPAT TIDUR DAN PERSONEL RUMAH SAKIT
Tipe RS TM/TT TNP/TT TNOP/TT
A dan B 1/(4-7) 1/3 1/1
C 1/9 1/5 3/4

D 1/15 1/6 2/3

Contoh Kasus :
1. Suatu RS tipe B dengan jumlah tempat tidur 300 buah, maka seorang pimpinan
Tenaga keperawatan akan memperhitungkan jumlah tenaga keperawatan adalah :
Jawab :
1/3 x 300 = 100, Maka jumlah tenaga perawat yang dubuthkan untuk
rumah sakit tersebut adalah anatara 100 Orang

2. Bila rumah sakit tipe C dengan jumlah tempat tidur 100 buah, maka jumlah
tenaga perawat yang dibutuhkan adalah :

Jawab :
3/4 x 100 = 75, maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah
75 orang

3. Metode Gillies
Keperawatan Tidak Langsung : 1 jam/pasien/24 jam
 Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik
 mempersiapkan pasien untuk tindakan keperawatan
 merapikan meja suntik, dll.
Pendidikan Kesehatan : 15 menit/pasien/24 jam
Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit
perawatan adalah sebagai berikut :

AxBx 365
Tenaga Perawat (TP)=
( 365−C ) x jam kerja /hari

Ket :
A = Jam Perawatan/24 Jam (Waktu yang dibutuhkan pasien)
B = Sensus Harian (BOR x Jumlah Tempat Tidur)
C = Jumlah Hari Libur
365 = Jumlah hari kerja selama setahun
Contoh soal 1 :
RS dengan S tempat tidur 100, BOR 70% , Waktu perawatan 6 jam/hari , Jam kerja 6
jam/hari , Libur per tahun = 76 hari
Hitung: Tenaga perawat menurut formula Gillies
Jawab:
AxBx 365
Tenaga Perawat (TP)=
( 365−C ) x jam kerja /hari
6 x ( 0,7 x 100 ) x 365
Tenaga Perawat (TP)=
( 365−76 ) x 6
6 x 70 x 365
Tenaga Perawat (TP)=
289 x 6
153300
Tenaga Perawat (TP)=
1734
Tenaga Perawat (TP)=88

Maka jumlah tenaga perawat adalah 88 orang

Contoh soal 2 :
RS dengan S tempat tidur 125, BOR 50% , Waktu perawatan 6 jam/hari , Jam kerja 7
jam/hari , Libur per tahun = 76 hari
Hitung: Tenaga perawat menurut formula Gillies
Jawab :
AxBx 365
Tenaga Perawat (TP)=
( 365−C ) x jam kerja /hari
6 x ( 0,5 x 125 ) x 365
Tenaga Perawat (TP)=
( 365−76 ) x 7

6 x 62,5 x 365
Tenaga Perawat (TP)=
289 x 7

136,875
Tenaga Perawat (TP)=
2023

Tenaga Perawat (TP)=68


Maka jumlah tenaga perawat adalah 68 orang
4. PPNI
Formula ini tidak berbeda dengan yang dikembangkan oleh Gillies, hanya saja satuan
hari diubah menjadi minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja efektif juga dihitung
dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja per hari selama 40 jam per
minggu. PPNI hanya berusaha menyesuaikan lama hari kerja dan libur yang berlaku
di Indonesia. Berikut rumusnya :

( A x 52 minggu ) x 7 (TT x BOR %)


Tenaga perawat = x 125 %
Hari kerja efektif X total jam kerja per minggu

Ket :
A = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan oleh pasien
Hari kerja efektif = 41 minggu
Total jam kerja perminggu = 40 jam
BOR = Bed Occupancy Rate (rata-rata presentase jumlah tempat tidur yang
digunakan selama periode tertentu)
52 minggu = 365 hari dalam seminggu : 7
Contoh Soal 1 :
Ruang Widya pada Rumah Sakit Ciremai memiliki tempat tidur sejumlah 27 buah,
BOR 70 %, Rata-rata jam perawatan perhari adalah 5 jam berapakah jumlah tenaga
perawat yang dibutuhkan?
Jawab :
TP=¿

TP=¿

Contoh Soal 2 :
Ruang Pratama memiliki tempat tidur sejumlah 30 buah, BOR 80 %, Rata-rata jam
perawatan perhari adalah 5 jam berapakah jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan?
Jawab :
TP=¿
TP=¿

5. Depkes
Formula yang ditetapkan Depkes didasarkan pada pengelompokan unit pelayanan
yang ada disebuah Rumah Sakit. Depkes dalam perhitungan tenaga perawat
didasarkan beberapa aspek seperti : tingkat ketergantungan pasien, jenis kasus, jumlah
rata-rata pasien perhari, jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien, dan jam kerja
efektif dari perawat yakni 7 jam /hari.

jumlah jam perawatan


TP=
jam kerjaefektif per shift

Contoh Soal 1 :
Pada salah satu Rumah sakit diketahui jumlah jam perawatan adalah 93 jam/hari dan
jam kerja efektif adalah 7 jam/hari. Hitunglah jumlah tenaga perawat menggunakan
formula Depkes!
Jawab :
jumlah jam perawatan
TP=
jam kerjaefektif pershift

93
TP= =13 perawat
7
Contoh Soal 2 :
Rumah sakit Ciremai memiliki jumlah jam perawatan 80 jam/hari dan jam kerja
efektif 7 jam/hari. Berapakah tenaga perawat yang dibutuhkan?
Jawab :
jumlah jam perawatan
TP=
jam kerjaefektif pershift

80
TP= =11 perawat
7

6. Ilyas
Pengembangan formula ini untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat
Rumah Sakit akibat adanya keluhan dari para manager Rumah Sakit bahwa formula
Gillies dirasa kurang tepat mengingat jumlah tenaga perawat yang terlalu kecil
sehingga beban kerja menjadi lebih tinggi, demikian pula halnya dengan formula
PPNI yang menghasilkan jumlah perawat yang lebih besar sehingga terdapat keluhan
dari manajemen karena terlalu banyak perawat.

Rumus dasar dari formula ini sebagai berikut :

A x B x 365
TP=
255 x jam kerja/hari

A x B x 365
TP=
273 x jam kerja/hari

Keterangan:
A = Jam perawatan / 24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien)
B = Sensus harian (BOR x Jumlah tempat tidur)
Jam kerja / hari = 6 jam sehari
365 = Jumlah hari setahun
255 atau 273 = hari kerja efektif perawat / tahun
Pada formulasi ini yang berbeda adalah jumlah hari kerja efektif perawat di
Rumah Sakit yaitu 255 hari per tahun yang berasal dari jumlah hari pertahun
dikurangi jumlah hari libur dan cuti dikali ¾ (metode shift tiga hari kerja dan libur
pada hari keempat) pada Rumah Sakit pemerintah. Sedangkan 278 hari pertahun yang
berasal dari jumlah hari pertahun dikurangi jumlah hari libur dan cuti dikali 4/5
(metode shift empat hari kerja dan libur pada hari kelima). Jika telah diketahui
komponen pada formula di atas, maka dengan mudah dapat dihitung kebutuhan
tenaga perawat. Formula ini menghasilkan jumlah kebutuhan tenaga yang lebih besar
dai Gillies dan lebih kecil dibandingkan PPNI (Ilyas, 2011)

Contoh Soal 1 :
RS Cahaya Bunda dengan jumlah tempat tidur 300, BOR 60. Waktu perawatan 4
jam/hari, jam kerja 4 jam. Hitung tenaga perawat menurut formula Ilyas
Jawab:
A x B x 365
TP=
255 x jam kerja/hari

4 x(0,6 x 300)x 365


TP=
255 x 4
262,800
¿ =258 orang
1020

Contoh Soal 2 :
Suatu ruangan di Rumah Sakit terdapat jumlah tempat tidur sebanyak 255, BOR 70.
Waktu perawatan 5 jam/hari, jam kerja 6 jam. Hitung tenaga perawat menggunakan
formula Ilyas?
Jawab :
A x B x 365
TP=
255 x jam kerja/hari
5 x (0,7 x 255)x 365
TP=
255 x 6
325,762
TP= =213 orang
1530

7. WISN
Pada tahun 2004 Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 81/MENKES/SK/2004 telah mengeluarkan
Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM dengan menggunakan metode WISN.
Dengan menggunakan metode WISN dapat diketahui unit kerja dan kategori SDM
nya, waktu kerja, standar beban kerja, kelonggaran, kuantitas kegiatan pokok, dan
akhirnya dapat mengetahui kebutuhan SDM pada unit kerja tersebut (Julia et al.
2014). Kelebihan metode ini adalah mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara
teknis mudah diterapkan, komprehensif, dan realistis.Metode ini membantu
menghitung seberapa besar kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan beban kerja
saat ini sehingga menunjukkan dengan jelas suatu instalasi pelayanan kesehatan
mengalami kelebihan atau kekurangan tenaga perawat (Khoiri et al. 2011).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
81/Menkes/SK/2004 tentang pedoman penyusunan perencanaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan terdapat 5 langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan
metode WISN, yiatu:
a) Menetapkan waktu kerja tersedia
Langkah ini bertujuan untuk memperoleh waktu kerja tersedia masing-masing
kategori SDM yang bekerja di Rumah Sakit selama kurun waktu satu tahun.
Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia adalah sebagai berikut:
1. Hari kerja, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit atau peraturan
daerah setempat, pada umumnya dalam 1 minggu 5 hari kerja. Dalam 1 tahun 250 hari
kerja (50 hari x 50 minggu). (A)
2. Cuti tahunan, sesuai dengan ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja
setiap tahun. (B)
3. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di RS untuk
mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme setiap kategori SDm memiliki
hak mengikuti pelatihan dalam 6 hari kerja. (C)
4. Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Terkait tentang Hari
Libur Nasional dan Cuti Bersama, tahun 2002-2003 ditetapkan 15 hari kerja dan 4
hari kerja untuk cuti bersama. (D)
5. Ketidakhadiran kerja, sesuia data rata-rata ketidakhadiran kerja (selama kurun waktu
1 tahun) karena alas an sakit, tidak masuk dengan atau tanpa pemberitahuan/ijin. (E)
6. Waktu kerja , sesuai ketentuan yang berlaku di RS dan Peraturan Daerah, pada
umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah 8 jam (5 hari kerja/minggu). (F)

Waktu Kerja Tersedia = {A-(B+C+D+E)} x F

Contoh Soal 1 :
Diketahui Rumah sakit arjawinangun memiliki jadwal hari kerja sebagai berikut:
A = 8 (hari kerja) x 50 (Minggu)= 400 Hari
B = 14 hari
C = 6 Hari
D = 20 hari
E = 7 Hari
F = 7 jam kerja/hari
Jawab :
Waktu Kerja Tersedia = {A-(B+C+D+E)} x F

Waktu Kerja Tersedia = {400 - (14+6+20+7) x 7 }


= 71 Hari kerja/tahun

Contoh Soal 2 :
Suatu rumah sakit memiliki jadwal hari kerja sebagai berikut :
A = 10 (hari kerja) x 50 (Minggu)= 500 Hari
B = 12 hari
C = 6 Hari
D = 20 hari
E = 6 Hari
F = 8 jam kerja/hari

Jawab :
Waktu Kerja Tersedia = {A-(B+C+D+E)} x F

Waktu Kerja Tersedia = {500 - (12+6+20+6) x 8 }


= 148 Hari kerja/tahun

b) Menetapkan unit kerja dan kategori SDM


Unit kerja dalam perhitungan beban kerja disini adalah tenaga keperawatan
diruang inap
c) Menyusun Stadar Beban Kerja
Standar beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat
dilaksanakan oleh seorang tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun kerja sesuai
dengan standar profesional dan telah memperhatikan waktu libur, sakit dll. Disusun
berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya (rata-rata waktu) dan
waktu yang tersedia pertahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.

Waktu Kerja Tersedia


Standar Beban Kerja=
Rata−rata waktu produksi per satuankegiatan pokok
d) Penyusunan Standar Kelonggaran
Standar kelonggaran merupakan standar kegiatan untuk kegiatan-kegiatan
dimana tidak dilakukan pencatatan statistik tahunan secara teratur. Strandar
kelonggaran dibagi menjadi dua yaitu standar kelonggaran kategori dan standar
kelonggaran individu. Berikut perhitungan standar kelonggaran tenaga keperawatan

Rata−rata per faktor kelonggaran


Standar Kelonggaran=
Waktu kerja tersedia

e) Perhitungan Kebutuhan SDM per Unit Kerja

Kuantitas Kegiatan Pokok


Kebutuhan SDM = + Standar Kelonggaran
Standar Beban Kerja

Daftar Pustaka

(Rubbiana, 2015)À, Å. Ë., & Uä, S. (1983). ÈÕ Àú À § Žú Scanned by CamScanner Scanned


by CamScanner. Sifonoforos, 1(August 2015), 12–14.
Prihadini, F. A. (2012). Analisis perhitungan tenaga perawat di ruang rawat inap Cattleya B
rumah sakit Bhatkti Yudha Tahun 2012.
Rakhmawati,S.Kp, M.Kep., windy. (2008). Perhitungan Jumlah Tenaga Perawat.
dosen.stikesdhb.ac.id
Rubbiana, N. I. (2015). Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Tenaga Perawat Pelaksana
dengan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN) di Instalansi Rawat Inap RSUD
Kota Bekasi Tahun 2015. In Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
http://www.repository.uinjkt.ac.id.pdf

Anda mungkin juga menyukai