z
PEMBAHASAN
6. Perubahan-perubahan
2. Proses menua
yang terjadi pada lanjut usia
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Effendi (2009), batasan – batasan umur
yang mencakup batasan Usia Lanjut sebagai berikut :
1. Menurut UU No.13 Tahun 1998 dalam Bab 1 pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “lanjut
usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas”
2. Menurut World Health Organization (WHO)
Usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria berikut :
Usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun
Lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun
Lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun
Usia sangat tua (very old) ialah diatas 90 tahun
z LANJUTAN…..
3. Menurut Dra. Jos Mardani (Psikolog UI)
Terdapat empat fase yaitu :
Fase invertus ialah 25-40 tahun
Fase virilities ialah 40-55 tahun
Fase presenium ialah 55-65 tahun
Fase senium ialah 65 hingga tutup usia
4. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric age) :> 65 tahun atau 70 tahun
Masa lanjut usia (geriatric age) itu sendiri dibagi menjadi tiga batasan usia, yaitu :
Young old (70-75 tahun)
Old (75-80 tahun)
Very old (>80 tahun)
z
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES PENUAAN
Hereditas (keturunan/genetik)
Nutrisi/makanan
Status kesehatan
Pengalaman hidup
Lingkungan
Stress
z
MITOS-MITOS LANJUT USIA DAN
KEBENARANNYA
Menurut kedamaian dan ketenangan
Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya
dimasa muda dan dewasanya, badai dan berbagai goncangan
kehidupan seakan-akan sudah berhasil dilewati.
Kenyataan :
1. Depresi
2. Kekhawatiran
3. Paranoid
4. Masalah psikotik
z
LANJUTAN……
Mitos berpenyakitan
Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologi yang
disertai oleh berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang
menyertai proses menua.
Kenyataan ;
Memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan
tubuh dan metabolism sehingga rawan terhadap penyakit. Tetapi
banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.
z
LANJUTAN…..
Mitos senilitas
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh
kerusakan bagian otak (banyak yang tetap sehat dan segar). Banyak
cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.
Mitos tidak jatuh cinta
Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak
ada.
Kenyataan :
Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa. Perasaan
cinta tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut usia.
z
LANJUTAN…..
Perubahan-perubahan fisik
Perubahan mental
Perubahan psikologis
z
DAMPAK KEMUNDURAN DAN REAKSI –REAKSI
YANG TERJADI
Kondisi Usia dewasa Usia lanjut
Emosi Tidak terlalu stress Emosi lebih sensitive.
Stress/kecemasan
z
Teori-Teori Proses Menua
1) Teori Biologi
a. Teori seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah
tertentu dan kebanyakan sel–sel tubuh “diprogram” untuk
membelah 50 kali.
b. Sintesis Protein (Kolagen dan Elastis)
Jaringan sepertizkulit dan kartilago kehilangan
elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan elastiaitas ini
dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen
protein dalam jaringan tertentu. Pada lansia beberapa protein
(kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh
tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari protein
yang lebih muda.
c. Keracunan Oksigen
Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan
sel di dalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen
yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa
mekanisme pertahan diri tertentu.
d. Sistem Imun
Kemunduran kemampuan
sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah
putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang
berulang atau perubahan protein pasca
tranlasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem
imun tubuh mengenali dirinya sendiri.
e. Teori Menua Akibat Metabolisme
Menurut MC Kay et all., (1935) yang dikutip Darmojo
dan Martono (2004), pengurangan “intake” kalori pada rodentia
muda akan zmenghambat pertumbuhan dan memperpanjang
umur. Perpanjangan umur karena jumlah kalori tersebut antara
lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa
proses metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran hormon
yang merangsang pruferasi sel misalnya insulin dan hormon
pertumbuhan.
2) Teori Psikologis
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik.
Teori-teori biologik sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan
dan mendukung berbagai definisi mengenai proses menua.
Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk
perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian.
Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan
seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi
z dan melawan penyakit.
secara adekuat
Teori psikososialogis memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan
perilaku yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi
biologi pada kerusakan anatomis. Untuk tujuan pembahasan ini, perubahan
sosiologis atau nonfisik dikombinasikan dengan perubahan psikologis.
PERUBAHAN
BIO,PSIKO,SOSIAL,SPIRITUAL,KULTUR
AL YANG LAZIM TERJADI PADA
PROSES MENUA
z
z
Gerontologi
Proses Menua
Proses menua merupakan proses yang terus menerus atau
berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya
dialami pada semua makhluk hidup. Memasuki usia tua
banyak mengalami kemunduran misalnya yang ditandai
dengan kulit menjadi keruput karena kurangnya bantalan
lemak, rambut memutih, pendengaran berkurang,
penglihatan memburuk, gigi mulai ompong, aktivitas
menjadi lamban, nafsu makan berkurang dan kondisi tubuh
yang lain juga mengalami kemunduran.
Perubahan-perubahan
z
yang
terjadi akibat proses penuaan
Perubahan Fisik
Perubahan fisik umum dialami lansia, misalnya perubahan sistem imun
yang cenderung menurun, perubahan sistem integumen yang
menyebabkan kulit mudah rusak, perubahan elastisitas arteri pada sistem
kardiovaskular yang dapat memperberat kerja jantung, penurunan
kemampuan metabolisme oleh hati dan ginjal, serta penurunan
kemampuan penglihatan dan pendengaran.
Perubahan
z
fisik yang terjadi pasca proses penuaan antara
lain:
1. Sel
2. Sistem Persarafan
3. Sistem Pendengaran
4. Sistem Penglihatan
5. Sistem Gastrointestinal
6. Sistem Kulit / Integumen
7. Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.
Perubahan Mental
z
Perubahan dalam bidang mental atau psikis pada
lanjut usia dapat berupa sikap yang semakin
egosentrik, mudah curiga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
a. Perubahan fisik, khususnya organ perasa.
b. Kesehatan umum.
c. Tingkat pendidikan.
d. Keturunan (Hereditas).
e. Lingkungan.
Kenangan (Memory)
z
1. Kenangan jangka panjang : berjam-jam sampai
berhari-hari yang lalu
2. Kenangan jangka pendek atau seketika : 0-10 menit,
kenangan buruk.
IQ (Inteligentia Quantion)
1. Tidak berubah dengan informasi matematika dan
perkataan verbal.
2. Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan
psikomotor, terjadi perubahan pada daya
membayangkan karena tekanan-tekanan dari faktor
waktu.
Perubahan psikosisal
Perubahanz psikososial yaitu nilai pada seseorang yang sering diukur
melalui produktivitas dan identitasnya dengan peranan orang tersebut
dalam pekerjaan.
1. Pensiun : bila seseorang pensiun (purna tugas), ia akan mengalami
kehilangan-kehilangan, antara lain :
a. Kehilangan finansial (income berkurang).
b. Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang
cukup tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya).
c. Kehilangan teman / kenalan atau relasi.
d. Kehilangan pekerjaan / kegiatan.
2. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality)
3. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergerak lebih sempit.
4. Ekonomi
z akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation).
5. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit,bertambahnya
biaya pengobatan.
6. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
7. Gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian.
8. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
9. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan
teman-teman dan family.
10. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik : perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan konsep diri.
Perubahan
z
Spiritual
Perubahan spiritual pada lansia ditandai dengan matangnya
kehidupan keagamaan lansia. Kebutuhan spiritual pada lansia
adalah kebutuhan yang memenuhi kenyamanan,
mempertahankan fungsi tubuh dan membantu untuk
menghadapi kematian dengan tenang dan damai. Lingkup
asuhannya berupa preventif dan caring. Preventif merupakan
upaya yang dilakukan dengan mengadakan penyegaran dan
pengajian. Caring merupakan suatu upaya yang dilakukan
dalam kegiatan spiritual lansia untuk saling belajar menerima
keadaan, dan memberikan dukungan, spirit untuk bisa
menerima ketika mengahdapi kematian.
z
Kesimpulan