Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ROLE PLAY PENGELOLAAN RUANG RAWAT MENGENAI “PENDELEGASIAN”

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan

Disusun oleh :
Kelompok 8

Gabriella Liviony 220110170127 Silvi Oktavia 220110170212


Vira Ramalia 220110170128 Syifa lutfiah 220110170226
Hera Prafitri Rusmana 220110170126 Liza Rizki Amalia 220110170134
Ismi Asmaul Chair 220110170209 Annisa Nur Syafitri 220110170133
Shofi Maudi Nurhasanah 220110170207 Muntiq Jannatunna’im 220110170129
Irny Fredlia 220110170137 Devia Fiska Mashanriza 220110170206
Lusi Agustin 220110170251 Rizkiana R 220110170214
Kenny Chairunnisa 220110170211 Sahrul K 220110170229
Salsa Syifa 220110170136 Hilwah Nurul Arafah 220110170135
Sausan Zakiyah 220110170208 Cindy Puspita Sari 220110170210
Silvi Riana Putri 220110170250 Yoki M 220110170223
Fathi Dieni Hanifah 220110170130 Gerald Betharayoga G 220110170138
Puspa Mawar R 220110170213 Salma Hanifah Megantari 220110170125
Firmansyah 220110170132
Danukusumah

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Topik : Pendelegasian
Subtopik : Pendelegasian oleh Kepala Ruangan kepada Wakil Karu dan Katim
Sasaran : Mahasiswa Keperawatan
Hari, Tanggal : Kamis, 18 November 2020
Waktu : 09.00 - 09.25
Tempat : Zoom
Narasumber : Mahasiswa

1. Karakteristik Audiens
Mahasiswa Keperawatan yang sedang mempelajari materi mengenai
pendelegasian.

2. Tujuan Pembelajaran
Mengetahui contoh aplikasi kegiatan pendelegasian yang dilakukan kepala
ruangan (karu) kepada wakil kepala ruangan (wakaru) dan kepala tim (katim) di ruang
perawatan anak

3. Capaian Pembelajaran
Dapat memahami konsep pendelegasian dengan melihat contoh aplikasi kegiatan
pendelegasian melalui video

4. Pokok Bahasan
Pendelegasian dalam keperawatan

5. Sub Pokok Bahasan


Aplikasi dari kegiatan pendelegasian oleh Karu kepada Wakaru dan Katim

6. Materi Pengajaran
(Lampiran 1)

7. Strategi Pembelajaran
Metode :
a. Roleplay
Media :
a. Video Pembelajaran

8. Kegiatan Belajar-Mengajar (Storyboard)

No. Scene Isi Visual Audio

1. Opening video Animasi text - Logo unpad Musik


“Pendelegasian” - Animasi text
“Pendelegasian”
- Animasi text
“Fakultas
Keperawatan
Universitas
Padjadjaran”

2. Greeting Pembukaan oleh narator Narator Suara narator

3. Narasi Narator Suara narator


Rumah sakit X terdiri dari beberapa
ruang perawatan pasien salah satunya
yaitu ruangan perawatan anak yang
dipimpin oleh seorang kepala ruangan.
Beberapa hari ke depan akan ada acara
webinar dalam pelatihan perawatan
pada anak di masa pandemic covid-19
yang diadakan oleh Universitas A.
Kepala ruangan memanggil wakil
kepala ruangan dan dua ketua tim yang
ada di ruangan anak untuk menjadi
delegasi dalam mengikuti webinar dan
rapat.

4. Scene 1 Kepala ruangan memanggil wakaru, Karu, katim1, dan Rekaman


katim 1, dan katim 2 untuk meminta katim 2 yang suara
mereka mewakili karu menghadiri rapat sedang berdiskusi.
dan seminar di Rumah Sakit karena
dirinya ada keperluan di luar kota.
Setelah itu, karu menjelaskan tugasnya
secara detail kepada delegasi.

5. Scene 2 Pendelegasian wakaru kepada katim 1 Wakaru, katim 1, Rekaman


dan katim 2 dan katim 2 suara

5. Narasi Narator Suara narator


Masing-masing kepala tim memanggil
seluruh perawat pada setiap operan jam
kerjanya, katim 1&2 mendatangi
anggotanya dan menjelaskan tugas
untuk mendelegasikan perwakilan dari
anggotanya untuk mengikuti webinar
dan anggota yang lainnya diberikan
tugas untuk menyusun laporan harian
dan bulanan seperti biasanya.

6. Narasi Narator Suara narator


Katim 1 memanggil seluruh anggotanya
untuk berkumpul mendiskusikan
tentang tugas dan pendelegasian yang
akan dilakukan oleh tim.

6. Scene 3 Katim 1, perawat 1, Rekaman


Katim 1 mendelegasikan tugas kepada
perawat 2, perawat suara
anggota timnya dan menjelaskan
3, perawat 4, dan
mengenai tugasnya.
perawat 5 sedang
berdiskusi.

7. Narator Narator Suara narator


Katim 2 mengumpulkan perawat untuk
diadakan rapat.

Katim 2 mendatangi ruangan pada saat


operan jaga tim 2dengan
mempersiapkan hal-hal yang akan
disampaikan kepada anggotanya terkait
dengan tugas yang telah disampaikan
oleh karu.

7. Scene 4 Katim 2, perawat 1, Rekaman


Katim 2 mendelegasikan tugas kepada
perawat 2, perawat suara
anggota timnya dan menjelaskan
3, perawat 4, dan
tugasnya
perawat 5 sedang
berdiskusi.

8. Closing Narator Suara narator


Narator membacakan kesimpulan
9. Evaluasi
a. Evaluasi proses
 Audiens memperhatikan ketika menonton roleplay

b. Evaluasi hasil
 Audiens mengetahui komponen pendelegasian dalam keperawatan
 Audiens mengetahui dan memahami proses pendelegasian
 Audiens mengetahui contoh aplikasi pendelegasian dalam keperawatan

10. Kesimpulan
Kesimpulan dari roleplay pengelolaan tata ruang mengenai pendelegasian ini
adalah bagaimana atasan atau pimpinan bisa menyelesaikan tugas melalui orang atau
melakukan tugas melalui kerja bawahan seperti pada video roleplay ini yaitu arahan atau
tugas Karu kepada Wakaru, Wakaru kepada Katim serta Katim kepada Perawat
pelaksana.
Daftar Pustaka
Barrow JM, Sharma S. Five Rights of Nursing Delegation. [Updated 2020 Jul 27]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519519/
Hansten, R. I., & Jackson, M. (2004). Clinical Delegation Skills : A Handbook for
Professional Practice (Third Edit). Canada: Jones and Bartlett Publishers.
Hermawan, E. (2019). Pengaruh Kompetensi, Pendelegasian Wewenang dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(2), 148–159.
Hidayat, A. T., Hariyati, R. T. S., & Muhaeriwati, T. (2019). Analisis Fungsi Manajemen
Kepala Ruangan dalam Pendelegasian kepada Ketua Tim di Unit Rawat Jalan Rumah
Sakit Militer Jakarta: Fishbone Diagram. Jurnal Penelitian Kesehatan" SUARA
FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes Voice"), 10(2), 99-104.
Mawaddah, A., Fungsi, A., & Hasil, R. (n.d.). Pendelegasikan Tugas Kepada Katim Dan
Perawat.
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
Edisi 4. Jakarta: Salemba Media
Selpi, S., Narmi, N., & Narmawan, N. (2020). Hubungan Pendelegasian dan Supervisi dengan
Semangat Kerja Perawat. Jurnal Keperawatan, 3(03), 17-22.
Swansburg, R. C. (1996). Management and Leadership for Nurse Managers (Second Edi).
Canada: Jones and Bartlett Publishers.
Wahyuningsih, A., & Yusiana, M. A. (2016). Persepsi perawat tentang pendelegasian tugas
kepala ruang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja perawat. Jurnal STIKES, 9(2), 72–
81.
Yanti, Warsito. (2006). Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana tentang Fungsi Manajerial
Kepala Ruang terhadap Pelaksanaan Manajemen Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat
Inap RSUD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/16687/1/Bambang_EdiWarsito.pdf.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Materi Pembelajaran

1. Pengertian dan faktor keberhasilan pendelegasian dalam keperawatan


Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada
orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Pendelegasian adalah pelimpahan
kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain. Pekerjaan-pekerjaan yang
sifatnya rutinitas sebaiknya didelegasikan ke orang lain agar seorang manajer dapat
menggunakan waktunya itu untuk melakukan tugasnya sebagai seorang manajer
(Hermawan 2019). Pendelegasian adalah kegiatan seseorang untuk menugaskan
stafnya/bawahannya untuk melaksanakan bagian dari tugas manajer yang bersangkutan
dan pada waktu bersamaan memberikan kekuasaan kepada staf/bawahan tersebut,
sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas-tugas itu sebaik baiknya serta dapat
mempertanggung jawabkan hal hal yang didelegasikan (Hermawan, 2019).
Pendelegasian tugas adalah memindahkan pada autoritas individu yang kompeten
untuk melakukan tugas keperawatan khusus dalam situasi khusus ( Hansten dan
Washburn, 2001). Dengan adanya pendelegasian tugas, maka seseorang mempunyai
otonomi untuk bertindak (Yusiana dan Wahyuningsih, 2016). Undang-Undang No. 38
tahun 2014 tentang keperawatan menyebutkan bahwa pelimpahan wewenang yang
dilakukan oleh tenaga medis maupun perawat kepada perawat pelaksana dapat dilakukan
melalui dua cara yaitu pendelegasian dan pemberian mandat. Adapun pendelegasian yang
dimaksud adalah pelimpahan wewenang yang hanya diberikan kepada perawat profesi
yang terlatih (Hidayat, 2019).
Menurut (Nawawi, 2006), pendelegasian wewenang merupakan kemampuan
untuk menerima tanggung jawab, merupakan tes pertama bagi seorang manajer tetapi
keberanian merupakan ciri pimpinan eksekutif yang mencapai sukses. Mendelegasikan
tanggung jawab merupakan jalan satu-satunya untuk mengetahui efektivitas latihan,
untuk inisiatif, pengetahuan mengenai pekerjaan dan kemampuan sebenarnya dari pihak
bawahan.
Untuk meningkatkan kepuasan kerja dari perawat salah satu caranya dengan
menciptakan lingkungan kerja yang berkualitas. Canadian Nursing Association (CNA)
membuat suatu lingkungan model praktek profesional yang berkualitas yaitu kontrol
beban kerja, kepemimpinan dalam keperawatan, kontrol kualitas pelayanan, dukungan
dan penghargaan, pengembangan profesi, inovasi, kreativitas dan pendelegasian (CNA,
2003).
Dengan adanya pendelegasian, maka seseorang mempunyai otonomi untuk
bertindak, terdapat variasi, memberi sumbangan penting dalam keberhasilan organisasi
dan memperoleh umpan balik, hal itu umumnya berakibat pada tingkat kepuasan kerja
yang tinggi (Siagian, 2004). Seorang perawat diharapkan dapat mendayagunakan
keterampilan dan kemampuan yang dimiliki secara optimal dalam melaksanakan tugas
keperawatan kepada pasien. Minimnya suatu proses pendelegasian akan menimbulkan
dampak negatif pada yang diberi delegasi khususnya perawat yaitu: kurangnya
pengalaman, kurangnya kompetensi, selalu menghindari tanggung jawab, sangat
tergantung pada atasan, kelebihan beban kerja dan terlalu memperhatikan hal-hal yang
kurang bermanfaat (Alex, 2008). Hal tersebut beresiko terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan oleh perawat, dimana perawat dituntut untuk bertanggung jawab memberikan
praktek keperawatan yang aman dan efektif serta bekerja dalam lingkungan yang
memiliki standar klinik yang tinggi (Mahlmeister, 1999).
Pendelegasian yang efektif memiliki tiga hal penting yaitu kebebasan
bertanggung jawab, komunikasi terbuka, analisis faktor-faktor seperti sasaran organisasi,
persyaratan tugas dan kemampuan karyawan (Amirullah, 2004). Keefektifan
pendelegasian tugas dari seorang kepala ruang merupakan hal yang sangat diharapkan
bagi semua perawat. Hal itu mempengaruhi motivasi perawat dalam bekerja terutama
dalam menyelesaikan pekerjaannya yang kompleks dan rutin. Kepuasan perawat perlu
ditingkatkan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kepada pasien.

2. Proses pendelegasian dalam keperawatan

Keseimbangan pada tanggung jawab, kemampuan dan wewenang menjadi hal


penting dalam tercapainya pendelegasian yang baik (Nursalam, 2014). Proses
pendelegasian memerlukan informasi yang jelas dimana harus mengandung informasi
terkait dengan tujuan spesifik, target waktu dan pelaksanaan tindakan keperawatan.
Terdapat lima konsep yang mendasari pendelegasian dapat berlangsung dengan efektif
yaitu:

a. Pendelegasian bukan suatu sistem untuk mengurangi tanggung jawab tetapi suatu
cara untuk membuat tanggung jawab menjadi bermakna.
b. Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang
c. Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung jawabnya,
mengembangkan wewenang yang dilimpahkan, dan mengembangkan kemampuan
dalam mencapai tujuan organisasi.
d. Dukungan dengan menciptakan suasana asertif perlu diberikan kepada semua
anggota.
e. Seorang delegasi harus terlibat aktif.

Pendelegasian melibatkan berbagai komponen dalam pelayanan kesehatan dimana


proses pendelegasian terjadi antara:

a. Perintah perundang – undangan terhadap perawat


b. Profesi kesehatan lain dan perawat
c. Kepala institusi tempat perawat bekerja
d. Pimpinan unit kerja keperawatan
e. Perawat dan perawat lain yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi

Pendelegasian dapat dilaksanakan dalam kondisi sebagai berikut:


a. Tugas rutin
Pendelegasian tugas yang bisa dilakukan para staf karena hal tersebut
merupakan kegiatan yang selalu berlangsung pada periode waktu tertentu seperti
wawancara lamaran pekerjaan, tanggung jawab terhadap masalah-masalah yang
kecil, dan menyeleksi surat merupakan tugas biasa dan dapat didelegasikan
kepada staf.
b. Tugas yang tidak mencukupi waktunya.
Pendelegasian dilakukan karena manager tidak memiliki waktu yang
cukup untuk mengerjakannya.
c. Penyelesaian masalah.
Pendelegasian ini dilakukan untuk memberikan pengalaman atau
tantangan baru kepada staf agar dapat menyelesaikannya dan pendelegasian ini
memerlukan bimbingan khusus untuk membantu staf menyelesaikan tugas yang
dilimpahkan kepadanya.
d. Peningkatan kemampuan.
Pendelegasian ini dilakukan sebagai bentuk latihan untuk meningkatkan
kemampuan staf dan tim.
e. Pendelegasian yang tidak diperlukan
Terdapat beberapa pendelegasian yang tidak perlu dilakukan diantaranya:
1) Tugas yang terlalu teknis dan perlu keterampilan khusus untuk dilaksanakan
staf;
2) Tugas yang berhubungan dengan kepercayaan dan kerahasiaan

Staf yang mendapatkan limpahan tugas harus mampu melaksanakan tugasnya


sesuai dengan harapan, namun pendelegasian yang salah dapat berakibat pada
pelaksanaan tugas tersebut. Untuk menghindari kesalahan tersebut, maka manajer
mempunyai tangung jawab sebagai berikut.
a. Disiplin dalam pemberian wewenang
b. Bertanggung jawab terhadap pembinaan moral staf
c. Perlunya suatu kontrol
d. Hindari kesalahan dalam penyampaian pendelegasian.

3. Faktor penyebab dan faktor kesalahan pendelegasian dalam keperawatan


Menurut Marquis dan Houston (dalam Hidayat, Haryati, & Muhaeriwati 2019)
mendeskripsikan beberapa kesalahan pendelegasian yang sering dilakukan oleh perawat
manajer, diantaranya adalah:
a. Kurangnya pendelegasian, kurangnya pendelegasian sering kali terjadi karena
manajer memiliki asumsi yang salah, yaitu bahwa pendelegasian merupakan
kurangnya kemampuan manajer dalam melakukan tugasnya dengan benar atau
lengkap. Penyebab lain kurangnya pendelegasian adalah manajer ingin
menyelesaikan seluruh tugasnya sendiri / kurang kepercayaan manajer kepada
pegawai / karena manajer yakin bahwa pegawai butuh pengalaman dalam
menyelesaikan tugas itu atau karena dapat melakukannya lebih baik dan
lebih cepat daripada orang lain. Penyebab selanjutnya adalah ketakutan bahwa
pegawai akan tidak suka dengan tugas yang didelegasikan kepadanya.
b. Terlalu banyak mendelegasikan, beberapa manajer terlalu membebani pegawai
dengan banyaknya delegasi yang diberikan. Penyebab dari masalah ini antara
lain karena manajer terlalu fokus kepada pekerjaannya dalam pengorganisasian,
selain itu manajer sering kali merasa tidak yakin dengan kemampuan mereka
dalam melakukan tugas tersebut. Bahaya dari masalah iniadalah munculnya
keletihan dan berkurangnya produktivitas dari pegawai.
c. Pendelegasian yang tidak tepat, pendelegasian yang tidak tepat antara lain
mendelegasikan pada saat yang salah, kepada orang yang salah, atau untuk alasan
yang salah

Menurut Narmi (2020) semangat kerja perawat banyak mengalami penurunan


salah satu penyebabnya yaitu kurang efektif nya pendelegasian dan supervisi yang
diterapkan di setiap ruangan perawatan sehingga menjadi permasalahan dalam
menjalankan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit. Pendelegasian dilakukan agar
memungkinkan manajer keperawatan mencapai hasil yang lebih baikm organisasi
berjalan secara efisien, manajer keperawatan memusatkan pada tugas-tugas prioritas yang
lebih penting, serta memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang.

4. Langkah-Langkah Pendelegasian Efektif dalam Keperawatan


Pendelegasian tugas yang efektif dalam keperawatan memperhatikan faktor atau
cara di bawah ini, yakni:
i. Menetapkan tujuan dengan baik agar perawat pelaksana memahami maksud dan
seberapa penting tugas yang didelegasikan.
ii. Menegaskan tanggung jawab dan wewenang perawat pelaksana dengan
memberikan informasi yang bersangkutan sejelas-jelasnya.
iii. Memberikan motivasi kepada perawat pelaksana agar lebih percaya diri dalam
mengerjakan tugas yang didelegasikan.
iv. Menentukan waktu penyelesaian tugas yang didelegasikan kepada perwat
pelaksana dengan jelas.
v. Memberikan latihan kepada perawat pelaksana untuk mengembangkan tugas yang
akan didelegasikan agar lebih baik.
vi. Melakukan pengawasan terhadap tugas yang didelegasikan kepada perawat
pelaksana, baik pengawasan langsung maupun pengawasan tidak langsung
(melalui laporan).
vii. Menegaskan perlunya pembuatan laporan sehabis mengerjakan tugas yang
didelegasikan, misalnya dengan menetapkan hal-hal yang perlu dituliskan dalam
laporan (singkat dan padat) dan waktu pengumpulan laporan.

5. Komponen Pendelegasian dalam Keperawatan


Menurut Chrismilasari dan Andi (2017), tuntutan kepala ruangan dalam
melakukan manajemen di ruangan membuat kepala ruangan kesulitan untuk menuntaskan
tugas manajemen yang diwajibkan sehingga membutuhkan peran dari pegawai untuk
menuntaskannya (mencapai tujuan bersama). Hal ini dibenarkan oleh pernyataan Gillies
(1994) dalam Yanti dan Warsito (2006), bahwa salah satu fungsi kepala ruangan dalam
melaksanakan manajemen keperawatan adalah melakukan pendelegasian. Oleh karena itu,
komponen yang terdapat dalam pendelegasian keperawatan adalah delegator (pemberi),
delegate (penerima), dan tugas (tanggung jawab, kemampuan, dan wewenang). Proses
yang dilakukan bermula dari kepala ruangan selaku delegator yang memilih kepala tim
maupun perawat pelaksana selaku delegate untuk menjalankan tugas tertentu.
Pendelegasian tugas kepada kepala tim dan perawat pelaksana dilakukan pada saat
terdapat tugas yang berhubungan langsung dengan pasien. Kepala ruangan dapat
mendelegasikan tugas, seperti mendata pasien, mendata pengadaan barang habis pakai
(khususnya kepada kepala tim) sampai dengan menghadiri rapat tertentu, jika kepala
ruangan sedang berhalangan hadir akibat tugas lain yang tidak dapat ditunda.
6. Faktor penyebab penolakan pendelegasian dalam keperawatan dan cara
mengatasinya
Di dalam Hansten & Jackson (2004) terdapat alasan timbulnya respons penolakan
pendelegasian, yaitu :
a. Ketidakmampuan atau kekurangan pengetahuan
b. Terdapat tugas lain yang tidak dapat ditinggalkan
Alasan ini rasional dan berdasarkan sasaran yang ada namun bertentangan.
Sebagai contoh, nurses` aide tidak bisa tinggal tinggal di sisi pasien yang sering
jatuh, sementara secara bersamaan membantu membagikan makanan.
c. Kekuasaan pribadi, prestise, atau balas dendam
Alasan ini tidak rasional berdasarkan tujuan tersembunyi dan tidak
disebutkan alasan dibalik penolakan. Kekuasaan pribadi, prestise, atau balas
dendam bisa memotivasi tanggapan penolakan pendelegasian. Sebagai contoh,
perawat yang mendelegasikan, dalam perjalanannya untuk memberikan obat
penghilang rasa sakit kepada pasien, berhenti, dan meminta anggota staf lain
untuk membantu salah satu perawat pasien di tempat tidur. Perawat yang
didelegasikan meletakan tangan di pinggul dan menatap ke arah perawat dan
menyatakan dengan suara keras `Saya bukan budakmu!` dan melangkah pergi.
Penolakan tugas yang diberikan didasarkan pada keinginan untuk menyamakan
ketidakseimbangan kekuatan dalam hubungan antara perawat yang
mendelegasikan dan delegasi.

Selain itu, dalam swansburg (1996) disebutkan terdapat hambatan pada yang
diberi delegasi yang dapat menyebabkan penolakan pendelegasian :
a. Kurangnya pengalaman
b. Kurangnya kompetensi
c. Menghindari tanggung jawab
d. Sangat tergantung dengan boss
e. Kekacauan (disorganization)
f. Kelebihan beban kerja
g. Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang bermanfaat
Untuk meminimalisir penolakan saat pendelegasian, perlu dilakukan proses
pengambilan keputusan pendelegasian dengan The Five Right of Delegation.
a. The Right Task
Menentukan tugas mana yang tepat untuk didelegasikan. Pertimbangkan
tugas mana yang secara hukum dapat untuk didelegasikan dan tugas mana yang
berdasarkan kebijakan dan prosedur instansi dapat didelegasikan.
b. The Right Circumstances
Mempertimbangkan keadaan pendelegasian yang tepat. Sebagai contoh,
pasien yang sedang tidak stabil dan kasus dengan hasil yang tidak terduga
bukanlah kandidat yang baik untuk didelegasikan.
c. The Right Person
Menentukan calon delegasi memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan dengan aman. Perawat
terdaftar harus mengetahui deskripsi pekerjaan delegasi.
d. The Right supervision
Pengawasan atau supervisi harus dilakukan di semua situasi pendelegasian.
Perawat yang didelegasikan harus memberikan feedback setelah tugas selesai.
e. The Right Direction and Communication
Delegator harus memberikan arahan dan komunikasi yang benar kepada
delegasi. Delegator mengkomunikasikan ekspektasi kinerja secara langsung.
Delegator jangan berasumsi bahwa perawat delegasi apa yang harus dilakukan
dan bagaimana melakukannya, bahkan untuk tugas rutin. Delegator perlu
mempertimbangkan apakah delegasi memahami tugas yang diberikan, arahan,
batasan pasien, dan hasil yang diharapkan sebelum delegasi memikul tanggung
jawab tersebut.

Anda mungkin juga menyukai