Anda di halaman 1dari 49

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pelavanan kesehatan mengalami perubahan mendasar dalam memasuki abad ke 21


ini, perubahan tersebut sebagai dampak darı perubahan sosial-politik, ekonomi, kependudukan
serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari ketiga perubahan tersebut membawa
implikasi terhadap perubahan sistem pelayanan kesehatan dan sebagai tantangan bagi tenaga
keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisasi. Keperawatan Indonesia saat ini masih
berada dalam proses mewujudkan keperawatan sebagai profesi, suatu proses berjangka panjang
yang ditujukan untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu akan terus menjadi suatu tradisi bagi
organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan keperawatan saat ini menggunakan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku dari para klien, keluarga dan masyarakat. Tingkat
pelayanan yang diperlukan untuk meningkatkan asuhan keperawatan pasien, memberikan
keuntungan kepada kader, meningkatkan kepuasan kerja, meningkatkan kepercayaan klien, dan
menjalankan kegiatan sesuai standar. Saat mendefinisikan kualitas keperawatan, perlu
diperhitungkan nilai-nilai dasar keyakinan para perawat serta cara mengorganisasikan asuhan
keperawatan tersebut.

Latar belakang dalam memberikan tugas dalam mutu asuhan yang berorientasi teknik,
mungkin akan didefinisikan cukup berbeda dengan keperawatan yang lebih holistik dan ada
kemungkinan bahwa metode keper hanya merupakan prosedur dan teknik bukan interpersonal
dan kontekstual yang berkaitan dengan mutu asuhan. Tanggung jawab keperawatan adalah
pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Pemenuhan kebutuhan ini dilakukan berdasarkan
penyelesaian masalah sehingga dapat mengidentifikasi berbagai tindakan keperawatan yang
termasuk tindakan terapi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan keschatan dan
tindakan kolaborasi.

Di samping itu, perawat juga melakukan tindakan yang didelegasikan oleh profesi
Kesehatan yang lain. Luasnya cakupan tanggung jawab ini untuk satu klien selama 24 jam
memerlukan pendekatan manajemen sehingga tugas dan tanggung jawab setiap tenaga petawat
sener kesinambungan asuhan keperawatan dapat dilakukan secara maksimal. Hal ini menjadi
tantangan bagi Rumah Sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan mampu
memenuhi kepuasan serta harapan klien dengan menggunakan pendekatan manajemen yang
profesional. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menialankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen kegiatan koordinasi dan supervisi
terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan.

Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf untuk


memberikan asuban keperawatan secara profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan
dengan keperawatan salah satu pelaksanaan pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional,
sehingga diharapkan saling menopang. Salah satu bentuk dari penerapan manajemen profesional
adalah manajemen asuhan keperawatan yang saat ini masih banyak diterapkan di Rumah Sakit.

Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) merupakan model yang


mendukung perawat profesional dalam pembantuan asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
yang dapat menopang mempersembahkan asuhan tersebut. Pengembangan MAKP upaya dalam
memberdayakan keperawatan dalam mempersembahkan pelayanan kesehatan, yang disesuaikan
dengan visi dan misi yang diemban oleh masing-masing Rumah Sakit.

Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam tekanan
pelayanan keperawatan adalah pembenahan dalam manajemen keperawatan dengan harapan
adanya faktor kelola yang optimal mampu menjadi wahana peningkatan keefektifan pembagian
pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan. Ruang Pattimura sebagai satu unit pelayanan kesehatan merupakan tempat yang
memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu
disadari, tanpa adanya tata kelola yang memadai serta peran aktif dari seluruh pihak, maka
pelayanan keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori semata.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan manajemen asuhan keperawatan di Ruang Pattimura
perlu dilakukan evaluasi bagi ruangan untuk kesinambungan pelaksanaan Manajemen Asuhan
Keperawatan Profesional secara keseluruhan serta kami juga menerapkan pemberian asuhan
keperawatan profesional di Ruang Pattimura RSUD Kanjuruhan Kepanjen.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat


mengerti dan memahami prinsip manajemen keperawatan dan model pemberian asuhan
keperawatan professional sesuai dengan prinsip MAKP yang di jalankan pada ruang Pattimura
RSUD kanjuruhan Kepanjen.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :

1. Menganalisis lingkungan suatu ruang perawatan dan menghitung kebutuhan tenaga


keperawatan di suatu ruangan perawatan.

2. Mengatur tugas dan kewenangan perawta dalam pemberian asuhan keperawatan..

3. Melakukan supervise keperawatan.

4. Melakukan system pendokumentasian.

5. Meningkatkan integritas perawat menuju profesionalisme.

6. Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lain.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :

1. Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisis pelaksanaan MAKP


di ruang rawat inap.

2. Tercapainya pengalaman dan kesempatan dalam pengelolaan suatu ruang rawat inap
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.

3. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP yang


dipalikasikan di ruang Pattimura RSUD Kanjuruhan Kepanjen.

4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan model


MAKP di ruang Pattimura RSUD Kanjuruhan Kepanjen.

5. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan Menyusun


rencana strategi.
1.3.2 Manfaat Bagi Rumah Sakit

1. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada pasisen.

2. Memberikan gambaran dalam MAKP metode modifikasi tim primer.

3. Memberikan contoh aplikasi pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai teori


manajemen keperawatan

1.3.3 Manfaat Bagi Ruangan

1. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-masalah


yang ada di ruang Pattimura RSUD Kanjuruhan Kepanjen yang berkaitan dengan
masalah MAKP.

2. Tercapaianya tingkat kepuasan kerja yang optimal.

3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan lain dan perawat dengan pasien dan kelurga.

4. Tumbuh dan terbiananya akuntabiitas dan disiplin diri perawat.

1.3.4 Manfaat Bagi Klien

1. Meningkatkan kepercayaan klien pada perawat

2. Klien mendapatkan asuhan keperawatan sesuai dengan teori manajemen keperawatan.

3. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.

4. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi


BAB II
HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN
2.1. Gambaran Umum Rsud Kanjuruhan Kepanjen
Rumah sakit adalah penyedia jasa yang bersifat sosial ekonomi, yaitu suatu usaha
walaupun bersifat sosial namun diusahakan agar dapat memperoleh surplus dengan cara
pengelolahan yang profesional. Rumah sakit yang sifatnya kompleks dan sifat organisasinya
majemuk, sehingga diperlukan pola manajemen yang luas dan modern untuk setiap unit kerja
atau bidang kerja. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan semua jenis penyakit yang bersifat dasar sampai pesialis dan mempunyai hubungan
pelayanan yang berbeda dengan industri jasa lainya (http://rsudkanjuruhan.malangkab.go.Id
/diakses tanggal 30 Juli 2021).

Pelayanan diberikan selama 24 jam terus menerus selama 365 hari dalam, pelayanan
bersifat individual, setiap saat bisa terjadi kedariratan medik, setiap saat bisa menghadapi
kejadian luar biasa, padat teknologi, modal dan tenaga. Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan
Kabupaten Malang adalah Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Kabupaten Malang,
dengan tipe B berstandar SMM ISO 9001 : 2015 serta lulus Akreditasi Tingkat Paripurna (17
Februari 2019 s/d 17 Februari 2022).

RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang berdiri diatas tanah seluas 32.140m2 dengan
bangunan yang didirikan dan digunakan untuk operasional pelayanan sampai saat ini seluas
17.550 m2, berada di Malang Selatan dengan kapasitas 266 tempat tidur dan tingkat hunian rata-
rata 79,31% per tahun (http://rsud-kanjuruhan.malangkab.go.Id /diakses tanggal 30 Juli 2021).

1. Berdiri pada tahun 1952-1958 dengan nama Rumah sakit pertolongan atau BKIA

2. Tahun 1958-1966 menjadi balai kesehatan

3. Tahun 1966-1971 berubah lagi menjadi Puskesmas

4. Tahun 1971-1978 menjadi Puskesmas Pembina

5. Tahun 1978-1983 berubah menjadi Puskesmas dengan perawatan

6. Tahun 1983-1996 menjadi Rumah Sakit Tipe C

7. Tahun 1966-2000 menjadi Rumah Sakit Umum Swadana


8. Tahun 2000-2003 berubah lagi menjadi Badan Rumah Sakit Daerah Kabupaten
Malang

9. Tahun 2003-2004 menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Malang

10. Tahun 2004-2008 perubahan status Rumah Sakit menjadi Badan Layanan Umum
dengan tipe kelas Rumah Sakit menjadi tipe B Non Pendidikan

11. Tahun 2008-sekarang terjadi perubahan nama menjadi Rumah Sakit Umum

Daerah Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang dan ditetapkan sebagai SKPD yang
menerapkan PKK BLUD status penuh (http://rsud-kanjuruhan.malangkab.go.Id /diakses
tanggal 30 Juli 2021).

2.2. Visi Dan Misi Rsud Kanjuruhan Kepanjen


A. VISI
Menjadi rumah sakit terbaik dalam pelayanan kesehatan
B. MISI
1. menyelenggarakan pelayanan kesehatan profesional yang proaktif dan inovatif
melalui pendekatan patient centered care dengan mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien
2. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian yang besinergi dengan pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat
3. meningkatkan kapasitas sumber daya rumah sakit yang mendukung peningkatan
kualitas pendidikan dan pelayanan
4. melaksanakan tata kelola blud secara efektif dan efisien guna mewujudkan
kesejahteraan bersama
C. MOTTO
“Kepuasan Anda Adalah Tujuan Pelayanan Kami”
D. NILAI-NILAI
1. Cinta Kasih
2. Tulus Ikhlas
3. Kejujuran
4. Profesional
5. Kebersamaan
2.3. Profil Ruang Patimura

Ruangan Patimura adalah salah satu ruang perawatan di instalasi rawat inap untuk kasus
penyakit medical bedah non isolasi. Bangunan Ruang Patimura terletak disebelah selatan
didalam area RSUD Kepanjen Kab. Malang yang dibatasi oleh sebelah utara berbatasan dengan
ruang Gajah Mada, sebelah selatan berbatasan dengan pagar pembatasan dengan rumah sakit,
sebelah barat pembatasan dengan parkiran mobil, sebelah timur berbatasan dengan parkiran
motor. Ruang Patimura terdapat kapasitas 21 tempat tidur (TT).

Untuk tata ruang di setiap ruangan terdapat 1 kamar mandi dan 1 wastafel, ruang KARU,
ruang perawat, ruang obat, dapur, ruang spoel hoek, clean room, tempat linen bersih, tempat
linen kotor dan ruang tunggu keluarga pasien.
2.4 M1 (MAN) SUMBER DAYA MANUSIA
2.4.1 Ketengaan Struktur Organisasi
a. Ketenagakerjaan Struktur Organisasi
Berdasarkan buku pedoman pengorganisasian Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan Kabupaten Malang, tahun 2019.
Struktur organisasi sebagai berikut:

KEPALA INSTANSI
Dr. Luky Santi Ekawirawati,SpS

KEPALA RUANGAN
M. Firdaus vs, S,Kep.Ners

WAKIL KEPALA RUANGAN


Yusmanto,S.Kep.Ners

PELAKSANA ADMIN
Eva Aldon Kanigoro

PELAKSANA PERAWATAN

1. Yusmanto,S.Kep.Ners
2. Mailani Retno Dyah
3. Via Amanda
4. Ady Eko Mulyono
5. Enny Juwita Kurniati
6. Rina Wahyu Harianing
7. Moch. Masrukin
8. Eko Yuli Krisdianto, S.Kep.Ners
9. Robby Adri Pratama
10. Nur Fitriani
11. Yuli Dwi
12. Fenty Yuliasari
13. Denik sunarsih

Gambar 2.1 Struktur Organisasi


b. Ketenagakerjaan Struktur MAKP Pattimura
Sedangkan struktur MAKP di ruang Pattimura sebagai berikut:

M. Firdaus vs, S,Kep.Ners


Kepala Ruangan

Yusmanto,S.Kep.Ners
Wakil Ruangan

Eva Aldon Kanigoro


Administrasi

Yusmanto,S.Kep.Ners Eko Yuli Krisdianto, S.Kep.Ners


Tim 1 Tim 2

1. Mailani Retno Dyah 1. Robby Adri Pratama


2. Via Amanda 2. Nur Fitriani
3. Ady Eko Mulyono 3. Yuli Dwi
4. Enny Juwita Kurniati 4. Fenty Yuliasari
5. Rina Wahyu Harianing 5. Denik sunarsih
6. Moch. Masrukin

Gambar 2.2 Struktur MAKP Ruang Pattimura

1
2
2.4.2 Jumlah Tenaga Keperawatan
Jumlah seluruh kualifikasi tenaga keperawatan di Ruang Pattimura sebagai
berikut:
1) Tenaga Keperawatan
Berikut table tenaga keperawatan di Ruang Pattimura:
Table 1.1 Tenaga Keperawatan di Ruang Pattimura

No Kualifikasi Jenis Jumlah Jumlah Presentase


Total
1. S1 PNS (Pegawai 7 7 50%
Keperawata Negeri Sipil)
n HHL (Honorer 0 0%
Harian Lepas)
2. D4 PNS (Pegawai 1 1 7%
Keperawata Negeri Sipil)
n HHL (Honorer 0 0%
Harian Lepas)
3. D3 PNS (Pegawai 6 6 43%
Keperawata Negeri Sipil)
n HHL (Honorer 0 0%
Harian Lepas)
Berdasarkan table diatas dapat diartikan bahwa di Ruang Pattimura RSUD
Kanjuruhan Kabupaten Malang sebanyak 8 orang (50%) tenaga keperawatan
berpendidikan S1 Keperawatan PNS, 1 orang (7%) tenaga keperawatan berpendidikan
D4 Keperawatan PNS dan 7 orang (43%) tenaga keperawatan berpendidikan D3
Keperawatan PNS.
2) Tenaga Non Keperawatan
Tenaga keperawatan non keperawatan yang ada di Ruang Pattimura yaitu
Administrasi. Administrasi bertugas untuk melayani, mengarahkan dan mengatur
semua aktivitas organisasi sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan secara tertib
dan efektif.
Table 1.2 Tenaga Non Keperawatan di Ruang Pattimura

No Kualifikasi Jenis Jumlah Presentase

3
1. Administrasi HHL (Honorer Harian 1 100%
Lepas)

Berdasarkan tabel diatas dapat diartikan bahwa di Ruang Patimura RSUD


Kanjuruhan Kabupaten Malang sebanyak 1 orang (100%) pada bagian administrasi.
3) Tenaga Outsourcing
Tenaga outsourcing di Ruang Pattimura adalah Cleaning Service (CS).
Cleaning Service bertugas untuk memberikan pelayanan kebersihan, kerapian dan
hygienisasi dari sebuah gedung/bangunan baik indoor ataupun outdoor sehingga
tercipta suasana yang nyaman dalam menunjang aktivitas sehari-hari.
Table 1.3 Tenaga Outsourcing di Ruang Pattimura

No Kualifikasi Jumlah Prosentase


1. Cleaning Service (CS) 3 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diartikan bahwa di Ruang Patimura RSUD


Kanjuruhan Kabupaten Malang memiliki 1 orang cleaning service (CS) yang diambil
dari perusahaan jasa CS.
4) Kualifikasi Sumber Daya
Kualifikasi sumber daya yang merupakan tenaga keperawatan di Ruang
Pattimura sebagai berikut:
Table 1.4 Kualifikasi Tenaga Perawat di Ruang Pattimura

No Nama JK Pendidikan Status Masa Sertifikat


Kepegawaian Kerja
(Tahun)
1. M. Firdaus F. L S1 PNS 7 tahun -
Keperawatan
2. Yusmanto L S1 PNS 7 tahun -
Keperawatan
3. Eko Yuli K. L S1 PNS 5 tahun -
Keperawatan
4. Enny Juwita P S1 PNS -

4
Keperawatan
5. Yuli Dwi S. P D3 PNS 3 tahun -
Keperawatan
6. Rina Wahyu H. P D3 PNS 5 bulan -
Keperawatan
7. Fenty Yulia S. P D3 PNS 5 tahun -
Keperawatan
8. Masrukin L S1 PNS 7 tahun -
Keperawatan
9. Denik Sunarsih P D3 PNS 1 tahun -
Keperawatan
10. Maliani Retno P D3 PNS 9 bulan -
Keperawatan
11. Robby Adri P. L D4 PNS 2 tahun -
Keperawatan
12. Via Amanda P D3 PNS 7 bulan -
Keperawatan
13. Nurfitri P S1 PNS 1 tahun -
Keperawatan
14. Adi Eko M. L S1 PNS 2 tahun -
Keperawatan

2.4.3 Analisa kebutuhan tenaga keperawatan


Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien selama 3 hari (23 – 25 Januari
2023)
1) Analisa Kebutuhan Tenaga Keperawatan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
menurut (Nursalam, 2014) pada hari Senin, 23 Januari 2023
Table 1.5 Daftar Nama Dan Tingkat Ketergantungan Pasien Hari Senin, 23 Januari 2023

Pelaksanaan No. Nama No. Bed Diagnosa Tingkat


Hari Ke-1 Pasien Ketergantunga
n
Senin, 23 1. Ny. S 1.1 PO Trepanasi Total Care

5
Januari 2023 2. Ny. S 1.2 Tu. Cerebri Total Care
3. Ny. S 1.3 ICH Partial Care
4. Ny. M 2.1 CVA Infark Minimal Care
5. Ny.M 2.2 CVA Infark Partial Care
6. Tn.W 2.3 ICH Partial Care
7. Ny.J 3.1 CVA Infark + Total Care
RPDM
8. Tn.S 4.1 PO Trepanasi Total Care
9. Ny.M 4.2 CVA Infark + HF Partial Care
10. Tn S 4.3 CVA Infark Partial Care
11. Tn.D 5.1 CVA Infark Patial Care
12. Tn.R 5.2 CVA Infark Minimal Care
13. Ny.P 5.3 CVA Infark + DM Total Care
14 Ny.W 6.1 ALO + HF + HHD Partial Care
15. Ny.S 6.2 CVA + DM 1 Partial Care
16. Tn.S 6.3 CVA Infark Minimal Care

Table 1.6 Tingkat Ketergantungan Pasien Hari Senin, 23 Januari 2023

Minimal Care 3 Orang


Partial Care 8 Orang
Total Care 5 Orang
Total Pasien 16 Orang

Pelaksanaan No. Nama No. Diagnosa Tingkat Kategori


Hari Ke-1 Pasien Bed Ketergantungan
Senin, 23 1. Ny. S 1.1 PO Trepanasi Total Care ● Dibantu segala
Januari sesuatunya, posisi diatur
2023 ● Observasi tanda vital tiap
2 jam
● Pemakaian selang NG

● Terapi intravena

6
● Pemakaian suction

● Kondisi
gelisah/disorientasi/tidak
sadar
2. Ny. S 1.2 Tu. Cerebri Total Care ● Dibantu segala
sesuatunya, posisi diatur
● Observasi tanda vital tiap
2 jam
● Pemakaian selang NG

● Terapi intravena

● Pemakaian suction

● Kondisi
gelisah/disorientasi/tidak
sadar
3. Ny. S 1.3 ICH Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-


output dicatat
● Pengobatan perlu
prosedur

4. Ny. M 2.1 CVA Infark Minimal Care ● Dapat melakukan


kebersihan diri sendiri,
seperti mandi dan ganti
pakaian
● Makan dan minum

7
dilakukan sendiri
● Pengawasan dalam
ambulasi atau gerakan
● Observasi tanda vital
setiap shift
● Pengobatan minimal,
status psikologi stabil
● Persiapan prosedur
pengobatan
5. Ny. M 2.2 CVA Infark Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-


output dicatat
● Pengobatan perlu
prosedur
6. Tn.W 2.3 ICH Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-


output dicatat

8
● Pengobatan perlu
prosedur
7. Ny.J 3.1 CVA Infark + Total Care ● Dibantu segala
RPDM sesuatunya, posisi diatur
● Observasi tanda vital tiap
2 jam
● Pemakaian selang NG

● Terapi intravena

● Pemakaian suction

● Kondisi
gelisah/disorientasi/tidak
sadar
8. Tn.S 4.1 PO Trepanasi Total Care ● Dibantu segala
sesuatunya, posisi diatur
● Observasi tanda vital tiap
2 jam
● Pemakaian selang NG

● Terapi intravena

● Pemakaian suction

● Kondisi
gelisah/disorientasi/tidak
sada
9. Ny.M 4.2 CVA Infark + HF Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-

9
output dicatat
● Pengobatan perlu
prosedur
10. Tn.S 4.3 CVA Infark Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-


output dicatat
Pengobatan perlu
prosedur
11. Tn.D 5.1 CVA Infark Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-


output dicatat
Pengobatan perlu
prosedur
12. Tn.R 5.2 CVA Infark Minimal Care ● Dapat melakukan
kebersihan diri sendiri,
seperti mandi dan ganti
pakaian
● Makan dan minum

10
dilakukan sendiri
● Pengawasan dalam
ambulasi atau gerakan
● Observasi tanda vital
setiap shift
● Pengobatan minimal,
status psikologi stabil
Persiapan prosedur
pengobatan
13. Ny. P 5.3 CVA Infark + DM Total Care ● Dibantu segala
sesuatunya, posisi diatur
● Observasi tanda vital tiap
2 jam
● Pemakaian selang NG

● Terapi intravena

● Pemakaian suction
Kondisi
gelisah/disorientasi/tidak
sada
14. Ny.W 6.1 ALO + HF + HHD Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-


output dicatat
● Pengobatan perlu
prosedur

11
15. Ny.S 6.2 CVA + DM 1 Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-


output dicatat
Pengobatan perlu prosedur
16. Tn.S 6.3 CVA Infark Minimal Care ● Dapat melakukan
kebersihan diri sendiri,
seperti mandi dan ganti
pakaian
● Makan dan minum
dilakukan sendiri
● Pengawasan dalam
ambulasi atau gerakan
● Observasi tanda vital
setiap shift
● Pengobatan minimal,
status psikologi stabil
● Persiapan prosedur
pengobatan

Analisis: Diketahui bahwa jumlah pasien di Ruang Pattimura pada tanggal


Senin,23 Januari 2023 adalah ketergantungan pasien total 5 orang (31%), partial 8
orang (50%), dan minimal 3 orang (19%). Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem
klasifikasi yang dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat ketergantungan klien
menurut Douglas dalam buku Nursalam 2014:
a) Perawatan Total, yaitu klien memerlukan 5-6 jam perawatan langsung per 24 jam.

12
b) Perawatan Parsial, yaitu klien memerlukan 3-4 jam perawatan langsung per 24 jam.
c) Perawatan Minimal, yaitu klien memerlukan 1-2 jam perawatan langsung per 24 jam.
Table 1.7 Kebutuhan Tenaga Keperawatan Hari Senin, 23 Januari 2023

Tingkat Jumlah Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga


Ketergantungan
Pagi Sore Malam
Minimal Care 3 orang 0,17 x 3 = 0,51 0,14 x 3 = 0,07 x 3 = 0,21
0,42
Partial Care 8 orang 0,27 x 8 = 0,15 x 8 = 1,2 0,10 x 8=0,5
2,16
Total Care 5 orang 0,36 x 5 = 1,8 0,36 x 5 = 0,20 x 5 = 1
0,1,8
Jumlah 16 orang 4,47 3,42 2,1
4 3 2

Total tenaga perawat: total tenaga keperawatan di Ruang Pattimura:


Pagi : 4 orang Pagi : 3 orang
Sore : 3 orang Sore : 2 orang
Malam : 2 orang Malam : 2 orang
Jumlah : 9 orang Jumlah : 7 orang

Perhitungan rumus jumlah tenaga lepas per-hari:


Jumlah hari tak kerja dalam 1tahun x jumlah perawat
jumlah hari kerja efektif
86 x 9
=2,7(3 orang)
279
Jadi, jumlah perawat yang seharusnya dibutuhkan untuk bertugas hari Senin,
23 Januari 2023 di ruang Pattimura adalah 12 orang yaitu 9 orang tenaga perawat, 3
orang tenaga lepas, 1 orang kepala ruangan dan 1 orang wakil kepala ruangan.

Analisis: Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan tenaga perawat
pada hari Senin, 23 Januari 2023 sebanyak 9 perawat. Hal tersebut didapatkan
dengan menggunakan rumus Dougles dalam buku Nursalam, 2014. Pada ruang
Pattimura secara keseluruhan jumlah tenaga keperawatan sebanyak 12 orang dengan

13
tenaga keperawatan perharinya 9 orang sehingga, SDM di ruang Pattimura lebih dari
yang dibutuhkan berdasarkan jumlah pasien pada hari tersebut.

2) Analisa Kebutuhan Tenaga Keperawatan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien


menurut (Nursalam, 2014) pada hari Selasa, 24 Januari 2023
Table 1.8 Daftar Nama Dan Tingkat Ketergantungan Pasien Hari Selasa, 24 Januari 2023

Pelaksanaan No. Nama No. Bed Diagnosa Tingkat


Hari Ke-2 Pasien Ketergantunga
n
Selasa, 24 1. Ny. S 1.1 PO Trepanasi Total Care
Januari 2023 2. Ny. S 1.2 Tu. Cerebri Total Care
3. Ny. S 1.3 ICH Partial Care
4. Ny. M 2.1 CVA Infark Minimal Care
5. Ny.M 2.2 CVA Infark Partial Care
6. Tn.W 2.3 ICH Partial Care
7. Ny.J 3.1 CVA Infark + Total Care
RPDM
8. Tn.S 4.1 PO Trepanasi Total Care
9. Ny.M 4.2 CVA Infark + HF Partial Care
10. Tn S 4.3 CVA Infark Partial Care
11. Tn.D 5.1 CVA Infark Patial Care
12 Tn.R 5.2 CVA Infark Minimal Care
13. Ny.P 5.3 CVA Infark + DM Total Care
14. Ny.W 6.1 ALO + HF + HHD Partial Care
15. Ny.S 6.2 CVA + DM 1 Partial Care
16. Tn.S 6.3 CVA Infark Minimal Care

Table 1.9 Tingkat Ketergantungan Pasien Hari Selasa, 24 Januari 2023

Minimal Care 3 Orang


Partial Care 8 Orang

14
Total Care 5 Orang
Total Pasien 16 Orang

Pelaksanaan No. Nama No. Diagnosa Tingkat Kategori


Hari Ke-2 Pasien Bed Ketergantungan
Selasa, 24 1. Ny. S 1.1 PO Trepanasi Total Care ● Dibantu segala
Januari sesuatunya, posisi diatur
2023 ● Observasi tanda vital tiap
2 jam
● Pemakaian selang NG

● Terapi intravena

● Pemakaian suction

● Kondisi
gelisah/disorientasi/tidak
sadar
2. Ny. S 1.2 Tu. Cerebri Total Care ● Dibantu segala
sesuatunya, posisi diatur
● Observasi tanda vital tiap
2 jam
● Pemakaian selang NG

● Terapi intravena

● Pemakaian suction

● Kondisi
gelisah/disorientasi/tidak
sadar
3. Ny. S 1.3 ICH Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi

15
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-


output dicatat
● Pengobatan perlu
prosedur

4. Ny. M 2.1 CVA Infark Minimal Care ● Dapat melakukan


kebersihan diri sendiri,
seperti mandi dan ganti
pakaian
● Makan dan minum
dilakukan sendiri
● Pengawasan dalam
ambulasi atau gerakan
● Observasi tanda vital
setiap shift
● Pengobatan minimal,
status psikologi stabil
● Persiapan prosedur
pengobatan
5. Ny. M 2.2 CVA Infark Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

16
● Pasang infus intake-
output dicatat
● Pengobatan perlu
prosedur
6. Tn.W 2.3 ICH Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-


output dicatat
● Pengobatan perlu
prosedur
7. Ny.J 3.1 CVA Infark + Total Care ● Dibantu segala
RPDM sesuatunya, posisi diatur
● Observasi tanda vital tiap
2 jam
● Pemakaian selang NG

● Terapi intravena

● Pemakaian suction

● Kondisi
gelisah/disorientasi/tidak
sadar
8. Tn.S 4.1 PO Trepanasi Total Care ● Dibantu segala
sesuatunya, posisi diatur
● Observasi tanda vital tiap
2 jam
● Pemakaian selang NG

17
● Terapi intravena

● Pemakaian suction

● Kondisi
gelisah/disorientasi/tidak
sada
9. Ny.M 4.2 CVA Infark + HF Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-


output dicatat
● Pengobatan perlu
prosedur
10. Tn.S 4.3 CVA Infark Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-


output dicatat
Pengobatan perlu
prosedur
11. Tn.D 5.1 CVA Infark Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan

18
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-


output dicatat
Pengobatan perlu
prosedur
12. Tn.R 5.2 CVA Infark Minimal Care ● Dapat melakukan
kebersihan diri sendiri,
seperti mandi dan ganti
pakaian
● Makan dan minum
dilakukan sendiri
● Pengawasan dalam
ambulasi atau gerakan
● Observasi tanda vital
setiap shift
● Pengobatan minimal,
status psikologi stabil
Persiapan prosedur
pengobatan
13. Ny. P 5.3 CVA Infark + DM Total Care ● Dibantu segala
sesuatunya, posisi diatur
● Observasi tanda vital tiap
2 jam
● Pemakaian selang NG

● Terapi intravena

● Pemakaian suction

19
Kondisi
gelisah/disorientasi/tidak
sada
14. Ny.W 6.1 ALO + HF + HHD Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-


output dicatat
● Pengobatan perlu
prosedur
15. Ny.S 6.2 CVA + DM 1 Partial Care ● Dibantu dalam
kebersihan diri, makan
dan minum, ambulasi
● Observasi tanda vital taip
4 jam
● Pengobatan lebih dari
satu kali
● Pakai kateter foley

● Pasang infus intake-


output dicatat
Pengobatan perlu prosedur
16. Tn.S 6.3 CVA Infark Minimal Care ● Dapat melakukan
kebersihan diri sendiri,
seperti mandi dan ganti
pakaian
● Makan dan minum

20
dilakukan sendiri
● Pengawasan dalam
ambulasi atau gerakan
● Observasi tanda vital
setiap shift
● Pengobatan minimal,
status psikologi stabil
● Persiapan prosedur
pengobatan

Analisis: Diketahui bahwa jumlah pasien di Ruang Pattimura pada tanggal


Selasa, 24 Januari 2023 adalah ketergantungan pasien total 5 orang (31%), partial 8
orang (50%), dan minimal 3 orang (19%). Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem
klasifikasi yang dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat ketergantungan klien
menurut Douglas dalam buku Nursalam 2014:
a) Perawatan Total, yaitu klien memerlukan 5-6 jam perawatan langsung per 24 jam.
b) Perawatan Parsial, yaitu klien memerlukan 3-4 jam perawatan langsung per 24 jam.
c) Perawatan Minimal, yaitu klien memerlukan 1-2 jam perawatan langsung per 24 jam.
Table 1.10 Kebutuhan Tenaga Keperawatan Hari Selasa, 24 Januari 2023

Tingkat Jumlah Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga


Ketergantngan
Pagi Sore Malam
Minimal Care 3 orang 0,17 x 3 = 0,51 0,14 x 3 = 0,07 x 3 = 0,21
0,42
Partial Care 8 orang 0,27 x 8 = 0,15 x 8 = 1,2 0,10 x 8=0,5
2,16
Total Care 5 orang 0,36 x 5 = 1,8 0,36 x 5 = 0,20 x 5 = 1
0,1,8
Jumlah 16 orang 4,47 3,42 2,1
4 3 2

Total tenaga perawat: Total tenaga perawat di Ruang Pattimura:

21
Pagi : 4 orang Pagi : 4 orang
Sore : 3 orang Sore : 2 orang
Malam : 2 orang Malam : 2 orang
Jumlah : 9 orang Jumlah : 8 orang

Perhitungan rumus jumlah tenaga lepas per-hari:


Jumlah hari tak kerja dalam 1tahun x jumlah perawat
jumlah hari kerja efektif
86 x 9
=2,7(3 orang)
279
Jadi, jumlah perawat yang seharusnya dibutuhkan untuk bertugas hari Selasa,
24 Januari 2023 di ruang Pattimura adalah 12 orang yaitu 9 orang tenaga perawat, 3
orang tenaga lepas, 1 orang kepala ruangan dan 1 orang wakil kepala ruangan.

Analisis: Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan tenaga perawat
pada hari Selasa, 24 Januari 2023 sebanyak 9 perawat. Hal tersebut didapatkan
dengan menggunakan rumus Dougles dalam buku Nursalam, 2014. Pada ruang
Pattimura secara keseluruhan jumlah tenaga keperawatan sebanyak 12 orang dengan
tenaga keperawatan perharinya 9 orang sehingga, SDM di ruang Pattimura lebih dari
yang dibutuhkan berdasarkan jumlah pasien pada hari tersebut.

22
2.1. M2 (Material - Sarana dan Prasarana)

2.5.1 Penataan Gedung Dan Denah


A. Lokasi ruang Pattimura

Lokasi penerapan praktik profesi ners manajemen Keperawatan UMM ini

dilakukan di ruang rawat inap Pattimura RSUD Kanjuruhan, dengan uraian denah

sebagai berikut. Batas-batas ruangan sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Ruang Gajah Mada

2. Dihimpit dengan lantai 5 ruang Airlangga dan lantai 3 Emputantular

Ruang Pattimura ini terdiri dari Ruang Nurse stasion yang dapat menunjang

fasilitas

perawatan pasien yang optimal, dan terdapat 1 jenis ruangan dengan kapasitas tempat

tidur.

2.5.2 Denah ruang Pattimura

23
2. Peralatan dan Fasilitas di Ruang Pattimura
2.5. Table Inventaris Alat Medis di Ruang Rawat Inap Pattimura
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Baik Rusak
1. Stetoscope 4 4 -
2. Tensimeter Elektrik 1 1 -
3. Tensimeter 4 4 -
4. Anatomische Pinset 1 1 -
5. Chirugical Pinset 1 1 -
6. Finger Oximeter H10 1 1 -
7 Gunting Lancip Stainles Aesculap BC344R 1 1 -
8 Manometer 02 Sharp 4 4 1
9 Gunting Lurus Lancip SS 18 cm 2 2 -
10 Brancar Emergency Troly 1 1 -
11 Pulse Oximeter Rossmax Innotek 3 3 -
12 Ambubag Leardal Dewasa 2 2 -
13 Gunting Bengkok SS 14 cm 2 2 -
14 Nebulezer 2 2 -
15 Syring pump 4 4 -
16 Infus Pump 4 4 -
17 Bed side monitor 2 2 -
18 EKG 2 2 -
19 Pispot 14 14 -
20 Torniquet 4 4 -
21 Senter 1 - 1
22 Mortir + Stamples 5 5 -
23 Penlight 4 4 1
24 Troley Emergency 1 1 -
TOTAL 70 98%

Pada timbangan berat badan, syringe pump dan infus pump terdapat petunjuk cara penggunaan,
namun pada EKG dan suction belum ada. Hal ini bisa menyebabkan perbedaan cara pemakaian yang
bisa menurunkan fungsi alat dan keawetan alat.

24
2.6. Tabel Inventaris Penunjang Perawatan

Kon
N Nama Barang Inventaris
disi
o. Baik Rusa
k
1. Almari Es 1 1 -
2. Almari Emergency 1 1 -
3. Meja Pasien 1 1 -
4. Timbangan Berat Badan 1 1 -
5. Kereta oksigen 1 1 -
6. Tempat Sampah Medis 3 3 -
7. Tempat Sampah Non-Medis 2 2 -
8. Kursi Bulat Beroda 2 2 -
9. Jam Dinding 3 3 -
10. Meja Kantor 2 2 -
11. Komputer 1 1 -
12. Kotak obat emergensi 3 3 -
13. Kursi roda 5 5 -
14. Rak status 1 1 -
15. Loker 15 15 -
16. Lampu emergensi 1 1 -
17. Telepon 2 2 -
18. Tempat sampah 15 15 -
19. Troli EKG 2 2 -
20. Troli Injeksi 2 2 -
21. Kipas Angin 9 9 -
22. Printer 1 1 -
Total 69 69

25
2.7. Fasilitas Penunjang Kenyamanan Pasien
Stok Barang Standart
N Nama Jumlah
o Barang B L (Depkes, 2018)
a a
r m
u a
1 Sprei 60 20 18 1:3
2 Sarung Bantal 60 50 10 1:2
3 Sarung Guling 5 5 - 1:2
4 Selimut 60 50 10 1:3
5 Kain Sketsel 21 21 - 1:1
6 Handuk 5 - 5 1:1
7 Celemek 4 - 4 -
8 Serbet 5 5 - 1/ruangan
9 Washlap 20 10 10 -
10 Perlak 60 40 20 1:1
11 Baju OP 35 20 15 1:1
112 Sarung OP 35 20 15 1:1
TOTAL 265 21 176

2.8. Buku Administrasi Penunjang di Ruang Rawat Inap Pattimura


- Buku Registrasi Pasien
- Buku timbang terima
- Buku pinjam meminjam
- Buku pulang paksa atau rujukan
- Buku diet
- Buku TTV
- Buku tindakan

2.9. Alat Komunikasi di Ruang Rawat Inap Pattimura

No. Nama Barang Jumla


h
1. Computer 1
2. Telepon 2
3. sound system 1

Masalah M2 (material)
Berdasarkan hasil observasi di ruang Pattimura, dihasilkan data:
1. Tidak adanya panduan penggunaan EKG, suctoin

26
2.2. M3 (METODE)
2.6.1. Model MAKP Ruang Patimura
Berdasarkan hasil wawancara dan observarsi pada tanggal 23-24 Januari 2023 di Ruang
Patimura, MAKP yang diterapkan di ruang Patimura adalah metode tim dimana dibagi
menjadi 2 tim dengan masing-masing tim bertanggung jawab terhadap pasien disatu
ruangan tanpa memandang jumlah dan tingkat ketergantungan pasien.
2.6.2. Timbang Terima 
Tabel. Checklist SPO Timbang Terima di Ruang Pattimura
Pengkajian

No. ASPEK YANG DINILAI Tida


Dilakukan 
k

Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam timbang terima :

1 Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian



sif/ operan.
2 Prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk √
dan pasien yang dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang memiliki permasalahan
yang belum/dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih lanjut.
3 PP/PA menyampaikan timbang terima kepada PJ √
yang menerima pendelagasian dengan
menyiapkan beberapa aspek:
0. Jumlah pasien;
a. Identitas pasien dan diagnosis medis;
b. Data (keluhan/subjektif dan objektif);
c. Masalah Keperawatan Yang Masih Muncul;
d. Intervensi keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara umum);
e. Intervensi kolaboratif dan dependen;
f. Rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang, dan program lainnya).

27
Hal-hal yang dilaksanakan dalam timbang terima :

Nurse Station

1 Perawat menyiapkan status pasien yang menjadi √


tanggung jawabnya
2 Kepala ruang menyapa/memberi salam kepada √
teman yang bertugas di shift selanjutnya
3 KARU membuka operan jaga dengan berdoa √
4 Perawat shift sebelumnya melaporkan pasien yang
menjadi tanggung jawabnya kepada perawat pada
shift selanjutnya meliputi:
a. Identitas klien dan diagnose
b. Masalah keperawatan yang kemungkinan masih
muncul
c. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan

d. Intervensi kolaborasi dan dependen
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan dalam kegiatan selanjutnya, misalnya
operasi, pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk
konsultasi atau
f. Prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara
rutin
5 Perawat shift selanjutnya mengklarifikasi dan √
validasi informasi yang telah disampaikan oleh
perawat shift jaga sebelumnya
Bed Pasien

1 Kepala ruang atau perawat shift sebelumnya


menyapa, memperkenalkan diri dan memberi √
salam kepada pasien dan keluarga
2 Perawat jaga sebelumnya menyampaikan kondisi √
pasien dan kemudian perawat jaga selanjutnya

28
mengkaji masalah keperawatan, keluhan sesuai
dengan kondisi pasien
3 Perawat sebelumnya memberikan kesempatan

kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
4 Hal-hal khusus dan memerlukan perincian dicatat
secara khusus unutk kemudian diserahterimakan √

kepada perawat jaga selanjutnya


Hal-hal yang dilakukan post timbang terima :

1 Melakukan pendokumentasian pada format



timbang terima/buku operan

2 Ditutup oleh KARU √

3 Perawat mengakhiri dengan doa dan memberikan


salam √

JUMLAH 11 4

PRESENTASE 26,7
73,3%
%

Dari observasi yang dilakukan di ruang Pattimura pada tanggal 23 Januari 2023
timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift, dilakukan tepat waktu dan dihadiri
oleh semua petugas yang berkepentingan. Beberapa yang disiapkan untuk melakukan
timbang terima yaitu buku laporan tim yang dibagi menjadi dua buku untuk tim 1 dan
tim 2. Beberapa hal yang disampaikan pada saat timbang terima diantaranya: nama
pasien, diagnosa medis pasien, keluhan pasien, keadaan pasien, dan tindakan/terapi
yang sudah maupun rencana yang akan dilakukan. Timbang terima Di ruang Pattimura
pada bagian validasi ke kamar pasien seperti kepala ruang atau perawat shift
sebelumnya menyapa, memperkenalkan diri dan memberi salam kepada pasien dan
keluarga, perawat jaga sebelumnya menyampaikan kondisi pasien dan kemudian
perawat jaga selanjutnya mengkaji masalah keperawatan, keluhan sesuai dengan
kondisi pasien, dan perawat sebelumnya memberikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya tidak dilakukan.

29
2.6.3. Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan di ruangan Pattimura, ronde
keperawatan tidak dilakukan karena terkendala sulitnya mengumpulkan semua tenaga
kesehatan dalam waktu yang bersamaan, ruangan hanya melaksanakan semi ronde
dengan tenaga kesehatan seperti dokter saat melakukan visite untuk membahas masalah
yang dialami pasien, dan tindak lanjut yang harus dilakukan.
Tabel. Checklist SPO Ronde keperawatan di Ruang Pattimura
Pengkajian
Tahap Kegiatan Dilakuk Tid
an ak
Praronde
1. Menentukan kasus dan topik.
2. Menentukan Tim ronde.
Praronde 3. Menentukan literatur. √
4. Membuat proposal.
5. Mempersiapkan pasien dengan pemberian informed
consent.
Pembukaan
Ronde 1. Salam pembuka.
(Nurse 2. Memperkenalkan tim ronde. √
Station) 3. Menjelaskan tujuan ronde.
4. Mengenalkan masalah pasien secara spintas.
Penyajian masalah (30) √
Dilakukan oleh Perawat Pelaksana (PP) di Nurse
Station
1. Memberi salam dan memperkenalkan pasien dan
keluarga kepada tim ronde.
2. Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan
pasien.
3. Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan
yang telah dilaksanakan dan serta menetapkan
prioritas yang perlu didiskusikan. √

30
Validasi data (bed pasien):
1. Mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang
telah disampaikan dengan wawancara, observasi dan
pemeriksaan keadaan pasien secara langsung, dan
melihat dokumentasi.
2. Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang masalah
keperawatan tersebut di bed pasien.
3. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau
konselor atau kepala ruang tentang masalah pasien.
Pascaronde (10 menit) dilakukan di Nurse Station
Saat pelaksanaan pascaronde dilaksanakan oleh Karu,
Supervisor, Perawat Konselor, dan Tim medis

lainnya.
1. Melanjutkan diskusi dan masukan dari tim.
2. Menyimpulkan.
3. Merekomendasikan intervensi keperawatan
4. Penutup.
JUMLAH 0 5
PRESENTASE 0% 100
%

Ronde keperawatan setelah di lakukan

Tabel. Checklist SPO Ronde keperawatan di Ruang Pattimura


Pengkajian
Tahap Kegiatan Dilakuk Tid
an ak
Praronde Praronde √
6. Menentukan kasus dan topik.
7. Menentukan Tim ronde.
8. Menentukan literatur.
9. Membuat proposal.

31
10. Mempersiapkan pasien dengan pemberian informed
consent.
Pembukaan
Ronde 5. Salam pembuka.
(Nurse 6. Memperkenalkan tim ronde. √
Station) 7. Menjelaskan tujuan ronde.
8. Mengenalkan masalah pasien secara spintas.
Penyajian masalah (30) √
Dilakukan oleh Perawat Pelaksana (PP) di Nurse
Station
4. Memberi salam dan memperkenalkan pasien dan
keluarga kepada tim ronde.
5. Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan
pasien.
6. Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan
yang telah dilaksanakan dan serta menetapkan
prioritas yang perlu didiskusikan. √

Validasi data (bed pasien):


4. Mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang
telah disampaikan dengan wawancara, observasi dan
pemeriksaan keadaan pasien secara langsung, dan
melihat dokumentasi.
5. Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang masalah
keperawatan tersebut di bed pasien.
6. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau √
konselor atau kepala ruang tentang masalah pasien.
Pascaronde (10 menit) dilakukan di Nurse Station
Saat pelaksanaan pascaronde dilaksanakan oleh Karu,
Supervisor, Perawat Konselor, dan Tim medis
lainnya.
5. Melanjutkan diskusi dan masukan dari tim.
6. Menyimpulkan.

32
7. Merekomendasikan intervensi keperawatan
8. Penutup.
JUMLAH 0 5
PRESENTASE 0% 100
%

2.6.4. Pengelolaan Obat


Tabel. Checklist SPO Pengelolaan Obat (Nursalam, 2014)
PENGKAJIAN
NO ASPEK YANG DINILAI Dilakukan  Tida
k
Penerimaan resep/obat
1 Penanggung jawab pengelolaan obat adalah
kepala ruang yang dapat didelegasikan kepada √
staf yang ditunjuk (ketua Tim).
2 Memberikan penjelasan dan permintaan
persetujaun tentang sentralisasi obat pada pasien √
atau keluarga
3 Format sentralisasi obat berisi: nama, no.register,

umur,ruangan.

Pemberian obat

4 Pemberian obat dengan memperhatikan 8 benar √


(pasien, obat, dosis, cara, waktu, informasi,
respons, dokumentasi) dan 1W

33
(Waspada/monitoring)
Penyimpanan 
5 Obat yang diterima dicatat dalam buku besar

persediaan atau dalam kartu persediaan.
6 Periksa persediaan obat, pemisahan antara obat

untuk penggunaan oral dan obat luar
JUMLAH 4 2
66.7% 33.3
PRESENTASE
%

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di ruang Pattimura pengelolaan obat


menggunakan sistem One Daily Dose (ODD), di mana setiap harinya pendistribusian
obat pada pasien BPJS resepnya diberikan kepada keluarga pasien untuk diambil di
apotek, dan pada pasien umum resep diberikan pada keluarga pasien untuk membeli
obat ke apotek RS dan kemudian semua obat tersebut diserahkan kembali pada perawat
ruangan dan akan disimpan pada loker sesuai dengan nama dan nomor bed pasien.
Penerimaan obat dilakukan oleh perawat ruang yang berdinas di hari tersebut, tidak
terdapat penanggung jawab, semua perawat dapat menerima obat. Masuk dan keluarnya
obat dituliskan di buku ekspedisi stelling obat. Buku tersebut juga terisi sisa obat, jam
pemberian obat, dosis, tanda tangan perawat dan tanda tangan pasien/keluarga.
Persiapan dan pengoplosan obat dilakukan oleh perawat, saat pemberian obat kepada
pasien injeksi maupun oral perawat memperhatikan 8 benar (pasien, obat, dosis, cara,
waktu, informasi, respons, dokumentasi) dan 1W (Waspada/monitoring)namunsaat
menyiapkan obat injeksi pada spuit obat hanya dituliskan bed pasien saja tanpa
identitas pasien dan nama obat . Apabila pasien pulang dan terdapat  kelebihan obat,
baik pasien BPJS maupun umum obat akan dikembalikan ke farmasi, apabila terapi
masih dilanjutkan maka obat diberikan ke pasien untuk dibawa pulang. Persetujuan
terkait sentralisasi obat tidak tersedia form tersendiri, namun digabungkan dengan form
persetujuan terintegritas.

2.6.5. Discharge Planning


Tabel. Checklist SPO Discharge Planning di Ruang Pattimura
NO ASPEK YANG DINILAI PENGKAJIAN

34
Dilakukan  Tidak 
Persiapan (10 menit)
1 0. PP 1 sudah siap dengan status pasien dan
format discharge planning.
a. Perawat Pelaksana menyebutkan masalah
pasien. √
b. Perawat Pelaksana menyebutkan hal-hal yang
perlu diajarkan pada pasien dan keluarga.
c. KARU memeriksa kelengkapan administrasi
Pelaksanaan (30 menit)
Dilakukan di bed pasien oleh Perawat Pelaksana PP
2 0. PP 1 menyampaikan pendidikan kesehatan,
melakukan demonstrasi dan redemonstrasi:
● Diet,
● Aktivitas dan istirahat,
● Minum obat teratur

● Keperawatan diri.
a. PP1 menanyakan kembali pada pasien tentang
materi yang telah disampaikan
b. PP1 mengucapkan terima kasih.
c. Pendokumentasian
JUMLAH 2 0
PRESENTASE 100% 0%

Berdasarkan hasil wawancara kegiatan discharge planning di ruang Patimura,


dilakukan pada semua pasien saat pertama masuk bersamaan dengan pengkajian awal
dan saat pasien pulang. Pelaksanaan discharge planning dilakukan pada keluarga pasien
dan pasien di nurse station. Edukasi yang diberikan yaitu meliputi pengetahuan pasien
dan keluarga tentang penyakit, tindakan apa saja yang perlu dilakukan saat pasien
pulang dan obat apa saja yang perlu di minum dan kapan waktu untuk kontrol di poli
atau klinik, namun perawat tidak memberikan leaflet untik dibawa pulang oleh pasien.
2.6.6. Supervisi 
Tabel. Checklist SPO Supervisi di Ruang Pattimura

35
PENGKAJIAN
NO ASPEK YANG DINILAI Dilakuka Tida
n k
Prasupervisi (5 menit)
Pembukaan
Salam pembukaan dan menjelaskan kegiatan
1 √
supervisi

2 Menjelaskan tujuan supervisi √

Menjelaskan format penilaian yang akan


3 √
digunakan
Supervisi (20 menit)
Pelaksanaan

1 Melakukan pengawasan dan koordinasi √

2 Menilai berdasarkan format Supervisi √

Mnecatat jika ditemukan ada hal-hal yang perlu


3 √
didiskusikan bersama PP
Memberikan masukan berupa saran dan
4 √
pembetulan dari Tindakan yang dilakukan
Pascasupervisi (5 menit)

1 Menginformasikan hasil dari penilaian √

2 Melakukan evaluasi hasil bimbingan √

3 Memberikan solusi dan feed back √

4 Memebrikan reinforcement dan reward √

5 Melakukan dokumentasi hasil supervisi √

JUMLAH 11 1
PRESENTASE 91,7% 8,3%

36
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di Ruang Pattimura, didapatkan
bahwa supervisi dilakukan hampir setiap hari oleh Kepala Ruang dengan langsung
mendatangi pasien untuk mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan
oleh perawat. Hasil evaluasi langsung didelegasi kepada ketua tim atau perawat
pelaksana. Hasil dari supervisi akan ditindak lanjuti saat itu juga apabila dirasa krusial.

2.6.7. Penerimaan Pasien Baru 


Tabel. Checklist SPO Penerimaan Pasien Baru di Ruang Pattimura
Pengkajian
N
ASPEK YANG DILNILAI Dilakuk Tid
o
an ak
Tahap Persiapan
Dilakukan oleh KARU dan PP di Nurse Station (5 menit)
1 KARU memberitahu PP bahwa akan ada pasien baru dan √
menyuruh PP untuk mempersiapkan hal-hal yang berkaitan
dengan penerimaan pasien baru.
2 PP memberitahu dan meminta bantuan PA untuk mempersiapkan √
tempat tidur pasien baru.

3 PP menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penerimaan pasien √


baru, diantaranya lembar pasien masuk RS, lembar serah terima
psien dari ruangan sebelumnya, lembar informed consent, nursing
kit, dan lembar tata-tertib pasien.
4 Karu menanyakan kembali pada PP tentang kelengkapan untuk √
penerimaan pasien baru dan memeriksa kelengkapan dokumen
yang telah disiapkan.
5 PP menyebutkan hal-hal yang telah dipersiapkan. √
Pelaksanaan (20 menit)
Dilakukan di kamar pasien oleh KARU, PP/PA serta melibatkan pasien dan keluarga
1 Karu, PP, dan PA menyambut pasien dan keluarga dnegan √
memberi salam.
2 PP menunjukkan pada pasien tempat tidur yang akan ditempati. √
3 PP menyuruh PA untuk mengantarkan pasien ke ruangannya dan √

37
melakukan TTV.
4 PP melakukan serah terima pasien baru dengan petugas lain yang √
mengantar pasien.
5 PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa √
dan catatan khusus kemudian mendokumentasikan pada lembar
serah terima pasien dari ruangan lain.
6 KARU, PP, dan PA ke ruangan pasien, KARU memperkenalkan
diri dan memperkenalkan PP serta PA kepada pasien dan keluarga √
7 PP mengajak salah satu keluarga pasien ke ners station, PP √
mengisi lembar pasien masuk serta menjelaskan mengenai
beberapa hal yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien
baru.
8 PP dan PA kembali ke ruangan perawatan pasien untuk √
memberitahu fasilitas yang ada dan melakukan pengkajian
9 Ditanyakan kembali pada pasien dan keluarga mengenai hal-hal √
yang belum dimengerti.
Penutup (5 menit)
Dilaksanakan di Nurse Station oleh KARU, PP, dan PA.
1 Karu memeriksa kembali kelengkapan pengisian dokumen √
penerimaan pasien baru
2 Karu memberikan penghargaan pada PP dan PA. √
3 PP merencanakan intervensi kenersan. √
JUMLAH 12 5
PERSENTASE 29,5
70,5%
%

Berdasarkan hasil observasi di Ruang Patimura kegiatan penerimaan Pasien


Baru. Penerimaan pasien baru Patimura dilakukan saat pasien akan diantarkan ke
ruangan oleh petugas. Petugas pengantar pasien mencatat di buku serah terima pasien
dan ditanda tangani oleh masing masing petugas pengantar dan penerima. Perawat
akan menjelaskan tata tertib yang terdapat di ruangan. Saat pandemi seperti ini
perawat menjelaskan bahwa hanya ada satu keluarga pasien yang boleh menjaga
pasien di dalam ruangan, dan tidak ada jam besuk untuk RSUD Kanjuruhan.

38
2.6.8. Dokumentasi 
Pengkajian
No Item Pertanyaan Yang Dinilai
Ya Tidak
1 Apakah sudah ada format pendokumentasian yang √
baku di Ruangan ini?
2 Apakah anda sudah mengerti cara pengisian format √
dokumentasi tersebut dengan benar dan tepat?
3 Apakah menurut anda format yang digunakan ini bisa √
membantu (memudahkan) perawat dalam melakukan
pengkajian pada pasien?
4 Apakah anda sudah melaksanakan pendokumentasian √
dengan tepat waktu (segera setelah
melakukan tindakan)?
5 Apakah menurut anda model dokumentasi yang √
digunakan ini tidak menambah beban kerja peawat?
6 Apakah menurut anda model dokumentasi yang √
digunakan ini menyita banyak waktu perawat?
JUMLAH 5 1
PRESENTASE 83,3% 16,7%

Berdasarkan hasil observasi di ruang Patimura dokumentasi yang digunakan yaitu


dokumentasi sitem manual. Hasil observasi catatan asuhan keperawatan didapatkan hasil
7 rekam medis terdokumentasi dengan maksimal, namun ada beberapa tulisan yang sulit
dibaca dan perumusan diagnose yang belum lengkap yaitu tidak adanya etiologi dari
masalah keperawatan yang diangkat. Lembar dokumentasi yang digunakan terdiri dari
lembar integrasi dan lembar catatan perkembangan. Lembar integrasi merupakan
kumpulan catatan evaluasi dari setiap tenaga kesehatan yang terlibat dalam perawatan
pasien selama pasien dirawat di rumah sakit. Lembar catatan perkembangan merupakan
catatan asuhan keperawatan yang diisi oleh perawat setiap masing-masing shift yang
terdiri dari keluhan pasien, keadaan umum secara objektif, rencana keperawatan,
implementasi keperawatan, dan evaluasi. Dalam pelaporan di ruang Patimura digunakan
sistem pelaporan secara manual. Seluruh diagnosa keperawatan yang ditemukan tidak

39
terdokumentasikan, hanya dituliskan satu diagnose prioritas saja. Di ruangan Patimura
menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam pengelolaan ASKEP.
Masalah M3 
1. Ronde keperawatan 
Di ruang Patimura tidak dilakukan ronde keperawatan dikarenakan terkendala sulitnya
mengumpulkan semua tenaga kesehatan dalam waktu yang bersamaan serta
keterbatasan jumlah waktu dokter. Pendiskusian masalah pasien hanya dilakukan
dengan dokter saat visite dan untuk terapi obat dan diit disesuaikan dengan advice
dokter.
2. Pemberian obat
Saat mempersiapkan obat injeksi terkadang tidak tertulis lengkap identitas pasien
pada setiap spuit obat hanya di tuliskan no bed pasien.
3. Dokumentasi 
Penulisan diagnosa keperawatan belum lengkap tidak ada penyebab dari masalah
keperawatan yang diambil.
4. Disharge planning
Perawat tidak memberikan leaflet kepada pasien untuk dibawa pulang sehingga pasien
tidak bisa mengingatkan apa yang dijelaskan kembali, diharapkan dengan adanya
leaflet pasien dan keluarga lebih memahami bagaimana cara perawatan pasien stroke
secara mandiri saat di rumah dan makanan apa saja yang tidak dianjurkan untuk
dikonsumsi untuk pasien stroke.

40
41

Anda mungkin juga menyukai