i
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya yang dianugerahkan kepada kita semua terutama kepada kelompok
kami sehingga dapat menyusun makalah yang berjudul “Patients Care Delivery Models”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi kita dalam
proses belajar terutama pada mata kuliah Teori Keperawatan. Adapun penulisan dalam
makalah ini, disusun secara sistematis dan berdasarkan beberapa metode yang ada, agar
mudah dipelajari dan dipahami sehingga dapat menambah wawasan pemikiran para
pembaca. Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya adanya kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun. kami harapkan dari para pembaca
agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
1.1 LatarBelakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus..............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................29
3.2 Saran.................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan Kesehatan yang
mempunyai daya ungkit yang besar dalam mencapai layanan Kesehatan
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci, yang
dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60% pelayanan rumah sakit merupakan
pelayanan keperawatan (Michelle et al., 2014).
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat (Permenkes,
2019), Keberhasilan suatu asuhan keperawatan pada pasien sangat ditentukan oleh
pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan professional. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan
perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus
efektif dan efesien (Nursalam, 2015). Pengelolaan pelayanan keperawatan
membutuhkan system manajerial keperawatan yang tepat untuk mengarahkan
seluruh sumber daya keperawatan dalam menghasilkan pelayanan keperawatan
yang prima dan berkualitas (Marquis & Huston, 2010).
Patient Care Delivery Model adalah penyampaian asuhan keperawatan, juga
disebut sistem penyampaian asuhan atau model penyampaian asuhan
pasien, merinci cara penugasan tugas, tanggung jawab, dan wewenang disusun
untuk menyelesaikan asuhan pasien. Model pemberian asuhan keperawatan
menjelaskan pekerja perawatan kesehatan mana yang akan melakukan tugas apa,
siapa yang bertanggung jawab, dan siapa yang memiliki wewenang untuk
membuat keputusan. Premis dasar dari model pemberian asuhan keperawatan
adalah bahwa jumlah dan jenis pengasuh sangat sesuai dengan kebutuhan
perawatan pasien untuk memberikan asuhan yang aman dan berkualitas dengan
cara yang paling hemat biaya (Cherry & R. Jacob, 2014).
Perubahan bidang kesehatan di Indonesia saat ini terjadi begitu
pesat,persaingan bebas terjadi di semua tatanan kesehatan terutama rumah sakit.
1
2
perawatan pasien. Juga dikenal sebagai model keperawatan dan sistem pemberian
perawatan, ada beberapa model yang umum digunakan oleh penyedia layanan
kesehatan dan profesional. Panduan informatif ini akan memberikan perincian
tentang sistem pengiriman perawatan pasien yang terkenal, menawarkan wawasan
tentang cara kerjanya untuk memastikan hasil yang ideal bagi pasien.
Pengembangan suatu teori keperawatan bukan merupakan suatu kegiatan yang
tidak dapat diketahui, karena kegiatan tersebut dapat dilakukan berdasarkan kajian
ilmiah yang sistematis. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pengembangan
teori keperawatan yang shahih ( rigour) merupakan prioritas utama dari
pengembangan profesi dan Praktik Keperawatan (Alligood, 2017).
Empat model pemberian asuhan keperawatan klasik yang digunakan selama
lima dekade terakhir adalah: (1) perawatan pasien total, (2) keperawatan
fungsional, (3) keperawatan tim, dan (4) keperawatan primer. Upaya untuk terus
meningkatkan kualitas dan efektivitas biaya perawatan pasien telah menghasilkan
variasi pada keempat model klasik ini. Contoh variasi termasuk keperawatan
modular dan model kemitraan (atau keperawatan coprimary). Jenis model asuhan
keperawatan lainnya termasuk berpusat pada pasien perawatan, perawatan
telehealth, dan manajemen kasus. Karena sistem perawatan kesehatan terus
berkembang di abad kedua puluh satu dengan fokus pada pergantian pasien yang
cepat dalam pengaturan perawatan akut, penggunaan ekstensif dari pengaturan
rawat jalan dan berbasis komunitas, dan bukti peran berharga perawat dalam
keselamatan pasien dan hasil yang lebih baik, kebutuhan akan model baru
pemberian asuhan keperawatan mulai muncul. Jadi pertimbangan untuk model
pemberian perawatan di masa depan juga disajikan (Cherry & R. Jacob, 2014).
Pemberian asuhan keperawatan yang optimal dengan mengunakan metode
Praktik keperawatan professional dapat memenuhi harapan konsumen untuk
memperoleh pelayanan terbaik selama dirawat dirumah sakit. Manajemen Asuhan
Keperawatan merupakan suatu pengelolaan Sumber daya manusia keperawatan
dalam menjalankan kegiatan keperawatan menggunakan metoda proses
keperawatan untuk menyelesaikan masalah pasien. Dengan demikian dalam
pengelolaan asuhan keperawatan ini terdapat hubungan antara perawat dan pasien
baik langsung ataupun tidak langsung.
4
1.3 Tujuan
5
6
7
Gambar 2.1 Patient Care Delivery Model – conceptual framework (O’Brien-Pallas et al.,
2004 dalam O’Brien‐Pallas et al., 2011.).
jam beban kerja dan jam kerja ditingkat unit dan mencerminkan
2009). Kapasitas efektif, aktual beban yang dapat dibawa oleh unit
12
hasil pasien, perawat dan sistem dalam PCDM. Ukuran khas untuk
1. Metode Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam
pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat
perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah
dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan satu
sampai dua jenis intervensi, misalnya merawat luka kepada semua
pasien di bangsal.
13
3. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai
keluar sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasa pembuat
perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang ditugaskan
selama pasien dirawat.
4. Metode Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang
melayani seluruh kebutuhannya pada saat ia dinas. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada
15
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien
satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau
untuk perawatan khusus seperti : isolasi, intensive care.
3. Team Model
a. Kelebihan
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3) Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim
b. Kelemahan
1) Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konfrensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu karena sulit
untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk
4. Primary Nursing
a. Kelebihan
1) Bersifat kontinu dan komprehensif
17
b. Kelemahan
1) Hanya dapat dilakukan oleh yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai, memiliki kemampuan untuk
mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik,
akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
5. Metode Modul
Yaitu metode gabungan antara metode tim dan metode
perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat
merawat pasien dari dating sampai pulang.
Penetapan model ini didasarkan pada beberapa alasan sebagai
berikut:
a. Metode keperawatan primer tidak digunakan secara murni,karena
perawat primer memerlukan latar belakang pendidikan S1 keperawatan
atau yang setara
b. Metode keperawatan ini tidak digunakan secara murni, karena tanggung
jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
Melalui kombinasi kedua model tersebut, diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada perawat primer.
Disamping itu, karena saat ini sebagian besar perawat yang ada di RS adalah
lulusan SPK, maka mereka akan mendapat bimbingan dari perawat primer atau
18
c) Evaluasi.
d) Mengevaluasi upaya pelaksana dan membandingkan dengan
rencana keperawtan yang telah disusun bersama ketua tim.
e) Audit keperawatan.
dilakukan dan tindakan yang telah dilakukan dan serta obat yang
telah diberikan
5) Perawat yang mengantar dan perawat ruangan menandatangani
lembar serah terima pasien.
6) Perawat ruangan memperkenalkan diri kepada pasien dan
keluarganya.
7) Perawat ruangan mengorientasi pasien dan keluarga tentang fasilitas
ruangan pasien dan cara penggunaannya.
8) Perawat menunjukkan ruangan nurse station dan ruangan lainnya
yang memungkinkan digunakan pasien.
9) Perawat ruangan menjelaskan peraturan di ruangan misalnya jam
kunjung keluarga, jadwal visite dokter, barang bawaan yang boleh
dibawa dan jadwal pemberian diit dan lain-lain.
10) Perawat ruangan melakukaan pengkajian ulang sesuai format yang
ada
c. Tahap Terminasi
1) Ketua tim menanyakan kembali kepada pasien dan keluarga tentang
hal-hal yang belum dimengerti dari penjelasan yang telah diberikan.
2) Ketua tim dan perawat pelaksana kembali ke ruangan.
3) Ketua tim dibantu perawat pelaksana mendokumentasikan hasil
pengkajian.
4) Ketua tim merencanakan tindakan keperawatan.
bertanggung jawab.
5) Melakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik.
6) Membuat perencanaan perawatan.
7) Mendokumentasikan hasil penerimaan pasien baru.
c. Perawat Pelaksana (Anggota Tim)
a) Membantu ketua tim melakukan pengkajian pada pasien baru.
b) Melakukan pemeriksaan fisik bersama ketua tim.
2. Timbang Terima
Timbang terima merupakan suatu kegiatan untuk
menyampaikan dan menerima laporan yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima dilakukan saat pergantian shift yaitu
dari shift pagi ke shift sore dan shift sore ke shift malam. Timbang
terima dilakukan oleh ketua tim kepada penanggung jawab shift
anggota tim pengganti shift.
Kegiatan pada timbang terima terdapat tiga hal yang terpenting
adanya koordinasi, isi dari timbang terima dan pembagian peran. Isi
timbang terima menjelaskan tindakan yang dilakukan ataupun yang
belum dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien baik tindakan mandiri perawat maupun tindakan kolaborasi.
Selain itu timbang terima juga menjelaskan rencana asuhan pasien
selanjutnya. Timbang terima dilakukan di nurse station dan di
samping bed pasien. Langkah – langkah timbang terima :
a. Persiapan
1) Shift yang akan menyerahkan, mempersiapkan hal-hal yang akan
disampaikan.
2) Kedua kelompok shift duduk bersama di nurse station dan dalam
keadaan siap.
3. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat merupakan pengelolaan obat dimana seluruh
obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan
27
2) Pelaksanaan ronde
3) Pasca Ronde
a) Melakukan diskusi dan masukan dari tim
b) Menyimpulkan untuk menentukan tindakan keperawatan pada
masalah yang menjadi prioritas.
c) Merekomendasi intervensi
d) Penutup.
5. Dischange Planning
29
31
32
3.2 Saran
Saran yang bisa diberikan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Kami mengharapkan kritik dan masukannya yang positif, untuk
penyempurnaan pembuatan makalah ini pada selanjutnya. Sehingga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya
mahasiswa keperawatan.
2. Diharapkan adanya proses inovasi dan modifikasi proses penerapan
teori patient care delivery models yaitu model perawatan team dalam
manajemen keperawatan agar lebih sederhana dan efektif sehingga
dalam melakukan konfrensi tim tidak membutuhkan waktu lama
33
DAFTAR PUSTAKA
Cherry, B., & R. Jacob, S. (2014). Contemporary Nursing Issues, Trends &
Management. In Ecosystems and Human Well-being: A Framework for
Assessment (Vol. 6).
Douglas, L. M. (1992). ) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,.
Mosby - year book, Inc.
Lin, Y. J., Chang, H. T., Lin, M. H., Chen, R. Y., Chen, P. J., Lin, W. Y., Hsieh, J.
G., Wang, Y. W., Hu, C. C., Liou, Y. S., Chiu, T. Y., Tu, C. Y., Wang, Y. J.,
Cheng, B. R., Chen, T. J., Chen, F. P., & Hwang, S. J. (2020). Professionals’
experiences and attitudes toward use of Traditional Chinese Medicine in
hospice palliative inpatient care units: A multicenter survey in Taiwan.
Integrative Medicine Research, 10(2), 100642.
https://doi.org/10.1016/j.imr.2020.100642
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (1998). Management Decision Making for Nurses
(3rd ed) Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher.
Nageswaran, S., Easterling, D., Ingram, C. W., Skaar, J. E., Miller-Fitzwater, A.,
& Ip, E. H. (2020). Randomized controlled trial evaluating a collaborative
34
O’Brien‐Pallas, L., Meyer, R. M., J.Hayes, L., & Wang, S. (2011). The Patient
Care Delivery Model–an open system framework: conceptualisation,
literature review and analytical strategy. Journal of Clinical Nursing, 20(11‐
12), 1640-1650.
Shimoda, K., Leshabari, S., & Horiuchi, S. (2020). Self-reported disrespect and
abuse by nurses and midwives during childbirth in Tanzania: A cross-
sectional study. BMC Pregnancy and Childbirth, 20(1), 1–10.
https://doi.org/10.1186/s12884-020-03256-5
35