Anda di halaman 1dari 12

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053

Vol. 11, No. 2, Desember 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGKAJIAN M3 (METHOD)


DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN BERBASIS STANDAR
AKREDITASI JOINT COMISSION INTERNATIONAL

Diana Rachmania, Widyasih Sunaringtyas, Dhina Widayati


(Stikes Karya Husada Kediri, Jl. Soekarno Hatta No. 07, Pare-Kediri, Jawa
Timur)
Email: widiana1925@gmail.com

ABSTRAK

Tahap pengkajian metode (M3) dalam manajemen keperawatan memerlukan


inovasi untuk menyesuaikan dengan perkembangan antara kondisi ruangan
dengan keperluan standar akreditasi Rumah Sakit. Tujuan dari penelitian untuk
mengembangkan instrumen pengkajian M3 (Method) dalam manajemen
keperawatan berbasis standar akreditasi Joint Comission International. Desain
Penelitian adalah mix method memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini semua perawat (76) di RS Amelia. Sampel dalam
penelitian ini 20 perawat dengan teknik purposive sampling. Tahap 1 peneliti
menyusun instrumen melalui small group discussion dengan pihak bidang
keperawatan, kepala ruang, dan perawat. Tahap 2 melakukan analisis uji validitas
dan reliabitas. Hasil uji validitas menunjukkan instrumen pengkajian M3
(Method) manajemen keperawatan memiliki rata-rata r count > r table (0,652 >
0.423) dan hasil uji reliabilitas dengan rata-rata r hitung (0,7843) > 0,6. Hasil
evaluasi subjektif 20 responden, 80% menyatakan instrumen mudah dipahami,
70% sesuai kebutuhan Rumah Sakit, dan 80% mudah diaplikasikan.
Pengembangan instrumen pengkajian M3 (Method) manajemen keperawatan
dinyatakan valid dan reliabel. Instrumen pengkajian M3 (Method) manajemen
keperawatan memiliki beberapa kompenen meliputi model MAKP, timbang
terima, ronde keperawatan, supervisi, sentralisasi obat, discharge planning.
Pengisian instrumen pegkajian tersebut sebaiknya dilakukan secara bertahap oleh
perawat sehingga hasilnya dapat menggambarkan kondisi riil Rumah Sakit.

Kata Kunci: Instrumen pengkajian, Joint Comission International, Manajemen


keperawatan

ABSTRACT

The assessment methode (M3) in nursing management requires innovation to


adapt with room conditions and the requirements of the hospital accreditation
standard. The aim of the study was to develop the M3 (Method) assessment
instrument in nursing management based on the Joint Commission International
accreditation standards. Research Design was mix method combining qualitative
and quantitative approaches. The population in this study were all nurses (76) at
Amelia Hospital. The sample in this study was 20 nurses with purposive sampling
technique. Phase 1 the researcher arranged the instrument through a small group
discussion with the nursing field, the head of the room, and the nurse. Stage 2
analyzes the validity and reliability test. The validity test results showed that the

143
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No. 2, Desember 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

M3 (Method) nursing management assessment instrument had an average r


count> r table (0.652> 0.423) and the reliability test results with an average r
count (0.7843) > 0.6. Subjective evaluation results of 20 respondents, 80% stated
that the instrument was easy to understand, 70% according to hospital needs, and
80% was easily applied. The development of a nursing management M3 (Method)
assessment instrument was declared valid and reliable. The M3 (Method)
instrument for nursing management has several components including the MAKP
model, weighing, nursing rounds, supervision, drug centralization, discharge
planning. The filling in of the assessment instrument should be carried out in
stages by the nurse so the results can describe the real condition of the hospital.

Keywords: Assessment instruments, International Joint Commission, Nursing


management

PENDAHULUAN pengkajian sebelum pelaksanaan


manajemen keperawatan tetapi
Mahasiswa keperawatan pada belum terstandar sehingga
tahap profesi manajemen kedalaman pengkajian tiap tiap ruang
keperawatan memiliki peran yang masih sering terdapat perbedaan.
penting dalam mengkaji kondisi Referensi yang terbatas untuk
manajemen ruang keperawatan. (Tim manajeman keperawatan membuat
KBK AIPNI, 2010). Manajemen mahasiswa mengalami kesulitan.
keperawatan merupakan pelaksanaan Perubahan perkembangan yang
fungsi-fungsi pengelolaan dan berkaitan dengan system akreditasi
pelayanan dalam ruang lingkup rumah sakit juga memerlukan update
keperawatan, mencakup fungsi- terus menerus praktek manajemen
fungsi manajemen seperti agar terdapat keselarasan antara apa
perencanaan, organisasi, staffing, yang di siapkan mahasiswa dengan
pengarahan, dan pengontrolan aplikasi di klinik.
(Simamora, 2012). Perencanaan Akreditasi adalah pengakuan
disusun berdasarkan hasil pengkajian terhadap Rumah Sakit yang
data informasi tentang pasien, tenaga diberikan oleh lembaga independen
perawatan, administrasi, model penyelenggara Akreditasi yang
pemberian asuhan keperawatan dan ditetapkan oleh Menteri, setelah
sistem pendokumentasian. Sering dinilai bahwa Rumah Sakit itu
terjadinya misperception antara memenuhi Standar Pelayanan Rumah
mahasiswa dengan pengelola Sakit yang berlaku untuk
ruangan pada tahap pengkajian meningkatkan mutu pelayanan
dikarenakan instrument pengkajian Rumah Sakit secara
manajemen keperawatan sudah ada berkesinambungan (Permenkes RI,
berupa angket sederhana dan belum 2012). Akreditasi JCI (Joint
memiliki petunjuk cara pengisian Comission International) adalah
lengkap, sehingga pihak pengelola salah satu lembaga independen,
sering beranggapan bahwa instrumen organisasi non profit yang
tersebut kurang mewakili kondisi mengevaluasi dan mengakreditasi
yang terjadi di ruangan. organisasi pelayanan kesehatan
Pihak pendidikan pada (Ziegler, 2019). Tujuan diadakannya
dasarnya sudah menyediakan format akreditasi yaitu 1) meningkatkan

144
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No. 2, Desember 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

mutu pelayanan Rumah Sakit; 2) International dengan sub variabel


meningkatkan keselamatan pasien yaitu Model Metode Asuhan
Rumah Sakit; 3) meningkatkan Keperawatan Profesional, Timbang
perlindungan bagi pasien, Terima, Sentralisasi Obat,
masyarakat, sumber daya manusia Penerimaan Pasien Baru, Discharge
Rumah Sakit dan Rumah Sakit Planning, Supervisi, dan Ronde
sebagai institusi; 4) mendukung Keperawatan.
program Pemerintah di bidang Pelaksanaan penelitian ini
kesehatan. diawali dengan uji etik. Setelah
Diperlukan adanya instrumen dinyatakan laik etik, dilaksanakan
pengkajian yang valid dan reliabel penelitian tahap 1 yaitu menyusun
serta panduan baku dan terstandar instrumen sesuai standar akreditasi
dengan petunjuk yang jelas tentang Joint Comission International dengan
isian pada pengkajian manajemen melakukan SGD (Small Group
keperawatan agar dapat digunakan Discussion) tahap 1 dengan
oleh Rumah Sakit serta mahasiswa. partisipan yaitu pihak bidang
Selain itu perlu uji coba dan keperawatan, kepala ruang, dan
kesesuaian dengan kebutuhan di sebagian perawat dengan total
klinik yang sesuai dengan standar partisipan sebanyak 10 partisipan.
akreditasi Rumah Sakit (Joint Tahap 2 yaitu melakukan analisis uji
Commission International) agar hasil validitas dan reliabitas dari
pengkajian sebagai langkah awal instrumen pengkajian M3 (Method)
perencanaan manajemen bisa dalam manajemen keperawatan
bermanfaat untuk kebutuhan Rumah dengan populasi sebanyak 76
Sakit sebagai lahan praktek profesi perawat. Diperoleh responden
mahasiswa agar mahasiswa tidak sebanyak 20 perawat melalui tehnik
tertinggal dengan trend yang terjadi purposive sampling.
dilapangan (KARS, 2012). Alat ukur dalam penelitian ini
Berdasarkan hal tersebut maka berupa lembar instrumen pengkajian
peneliti perlu mengembangkan M3 (Method) yang dikembangkan
instrumen pengkajian manajemen untuk diuji validitas dan reliabilitas
keperawatan berbasis metode asuhan nya. Instrumen pengkajian M3
keperawatan profesional dan standar (Method) dalam manajemen
akreditasi rumah sakit (Joint keperawatan yang telah teruji
Commission International) selanjutnya dievaluasi melalui
kegiatan SGD (Small Group
METODE PENELITIAN Discussion) tahap 2 untuk
direkomendasikan kepada pihak RS.
Desain Penelitian yang Analisis Data terdiri dari 2
digunakan adalah desain mix method tahap yaitu analisis deskriptif dan
research yaitu memadukan analisis inferensial. Analisis
pendekatan penelitian kualtatif dan deskripstif berupa evaluasi subjektif
kuantitatif yang terdiri dari 2 tahap. dari partisipan tentang standar
Variabel dalam penelitian ini yaitu isntrument pengkajian M3 (Method)
pengembangan instrumen pengkajian dalam manajemen keperawatan pada
M3 (Method) manajemen saat pelaksanaan Small Group
keperawatan berbasis standar Discussion dan distribusi frekuensi
akreditasi Joint Commission evaluasi responden tentang

145
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No. 2, Desember 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

instrumen yang telah dikembangkan. Dasar pengambilan keputusan dari


Analisis inferensial berupa uji uji ini adalah jika nilai r hitung pada
validitas pengembangan Instrumen masing-masing item pertanyaan lebih
pengkajian M3 (Method) dalam besar dari r tabel maka instrumen
manajemen keperawatan berbasis tersebut dinyatakan valid. Analisis
Standar Akreditasi (Joint uji reliabilitas instrumen berdasarkan
Commission International) dengan konsistensi internal dari skala dengan
menggunakan Product Moment teknik cronbach alpha dengan α 0,05
Pearson Correlation dengan α 0,05. menggunakan program SPSS.

HASIL
Distribusi frekuensi data umum karakteristik partisipan Small Group
Discussion dan responden untuk uji validitas dan reliabilitas bisa dilihat pada
tabel 1

Tabel 1: Distribusi frekuensi data umum karakteristik partisipan Small Group


Discussion dan responden untuk uji validitas dan reliabilitas Pengembangan
Instrumen pengkajian M3 (Method) dalam Manajemen Keperawatan Berbasis
Standar Akreditasi Joint Commission International
No. Data Umum Partisipan SGD Responden
f % f %
1 Usia
20-25 tahun 0 0 2 10
26-30 tahun 0 0 4 20
31-35 tahun 2 20 6 30
36-40 tahun 1 10 1 5
>40 tahun 7 70 7 35
Total 10 100 20 100
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 1 10 1 5
Perempuan 9 90 19 95
Total 10 100 20
3 Lama Kerja
1-5 tahun 0 0 3 15
6-10 tahun 0 0 4 20
11-15 tahun 3 30 6 30
>15 tahun 7 70 7 35
Total 10 100 20 100
4 Pendidikan terakhir
D3 Keperawatan 6 60 16 80
S1 Keperawatan 4 40 4 20
Total 10 100 20 100
5 Status Pegawai
Pegawai Tetap 10 100 17 85
Pegawai Kontrak 0 0 3 15
Total 10 100 20 100

146
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No. 2, Desember 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

Berdasarkan tabel 1 di atas, keperawatan pasien pun perlu untuk


dapat diketahui data umum dari ikut disesuaikan dengan standar
partisipan Small Group Discussion akreditasi Rumah Sakit Joint
baik tahap 1 dan 2 serta data umum Commission International. Penting
responden untuk uji validitas dan juga selain instrumen dikembangkan,
reliabilitas instrumen tahap 2 diperlukan panduan/petunjuk
penelitian. Pada pelaksanaan pengisian yang jelas dalam pengisian
penelitian tahap 1, sebagian besar instrumen pengkajian tersebut
partisipan (70%) berusia > 40 tahun, sehingga tidak lagi terjadi
hampir seluruh partisipan (90%) mispersepsi antara pihak mahasiswa
berjenis kelamin perempuan, dengan pihak ruangan. Terdapat
sebagian besar partisipan (70%) beberapa item pertanyaan yang perlu
bekerja di RS Amelia dengan masa dirubah atau dilengkapi pada
kerja > 15 tahun, sebagian besar instrumen pengkajian M3 (Method)
partisipan (60%) dengan pendidikan dalam manajemen keperawatan
terakhir yaitu D3 Keperawatan, supaya lebih sesuai dengan istilah
seluruh partisipan (100%) yang digunakan saat ini. Misalnya,
merupakan pegawai tetap RS Amelia untuk persetujuan Sentralisasi Obat,
Pare Kediri. awalnya dilakukan saat pasien
Pada pelaksanaan penelitian dirawat di ruang rawat inap, namun
tahap 2, hampir setengah responden saat ini, permohonan persetujuan
(35%) berusia > 40 tahun, hampir pelaksanaan sentralisasi obat sudah
seluruh responden (95%) berjenis disampaikan bersamaan dengan
kelamin perempuan, hampir setengah General Consent saat pasien tiba di
responden (35%) bekerja di RS IGD (Instalasi Gawat Darurat)
Amelia dengan masa kerja > 15 beserta pendokumentasian dari
tahun, hampir seluruh responden General Consent. Istilah Ronde
(80%) dengan pendidikan terakhir Keperawatan untuk saat ini yang
yaitu D3 Keperawatan, dan hampir sesuai dengan Akreditasi Joint
seluruh responden (85%) merupakan Commission International adalah
pegawai tetap RS Amelia Pare diskusi multidisiplin, dimana secara
Kediri. prosedur tetap sama dengan
pelaksanaan ronde keperawatan.
Hasil Penelitian Tahap 1 Dischrage planning dilaksanakan
Hasil dari kegiatan Small oleh perawat terutama saat pasien
Group Discussion pada penelitian persiapan akan pulang. Penyampaian
tahap 1 yaitu, para seluruh partisipan aturan minum obat saat pasien akan
sependapat apabila dilakukan pulang idealnya disampaikan oleh
pengembangan instrumen pengkajian petugas farmasi, sehingga pada saat
M3 (Method) dalam Manajemen discharge planning perawat hanya
Keperawatan dikarenakan semakin perlu untuk memvalidasi pemahaman
berkembangnya hal-hal yang harus pasien tentang aturan minum obat
disesuaikan dengan keperluan saat di rumah.
standar akreditasi Rumah Sakit. Oleh
sebab itu instrumen pengkajian Hasil Penelitian Tahap 2
manajemen keperawatan terutama Hasil uji validitas dan
untuk M3 (Method) yang mengkaji reliabilitas Pengembangan Instrumen
kondisi metode dalam asuhan pengkajian M3 (Method) dalam

147
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No. 2, Desember 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

Manajemen Keperawatan bisa dilihat pada tabel 2:

Tabel 2: Uji Validitas Pengembangan Instrumen pengkajian M3 (Method) dalam


Manajemen Keperawatan berbasis Standar Akreditasi Joint Commission
International
No. Sub Variabel Rata-rata R Table Conclution
R hitung
1 Model MAKP 0,874 0,423 Valid
2 Timbang Terima 0,519 0,423 Valid
3 Sentralisasi Obat 0,440 0,423 Valid
4 Penerimaan Pasien Baru 0,513 0,423 Valid
5 Discharge Planning 0,832 0,423 Valid
6 Ronde Keperawatan 0,738 0,423 Valid
Rata-rata R hitung 0,652 Valid

Tabel 2 menunjukkan hasil responden. Pada tabel tersebut


validitas instrumen pengkajian M3 terlihat bahwa seluruh item sub
(Method) dalam Manajemen variabel memiliki rata-rata R count
Keperawatan berbasis Standar > R tabel (0,423) sehingga instrumen
Akreditasi Joint Commission pengkajian M3 (Method) dalam
International melalui uji Product Manajemen Keperawatan dinyatakan
Moment Pearson Correlation dengan valid
tingkat kemaknaan α 0,05 pada 20

Tabel 3: Uji Reliabilitas Pengembangan Instrumen pengkajian M3 (Method)


dalam Manajemen Keperawatan berbasis Standar Akreditasi Joint Commission
International
No. Sub Variabel R hitung R Table Conclution
1 Model MAKP 0, 831 0,423 Reliabel
2 Timbang Terima 0, 721 0,423 Reliabel
3 Sentralisasi Obat 0,715 0,423 Reliabel
4 Penerimaan Pasien Baru 0,825 0,423 Reliabel
5 Discharge Planning 0,864 0,423 Reliabel
6 Ronde Keperawatan 0,742 0,423 Reliabel
Rata-rata R hitung 0,783 Reliabel

Tabel 3 menunjukkan hasil cronbach alpha > 0,6 sehingga


reliabilitas instrumen pengkajian M3 instrumen pengkajian M3 (Method)
(Method) dalam Manajemen dalam Manajemen Keperawatan
Keperawatan berbasis Standar dinyatakan reliable. Hasil evaluasi
Akreditasi Joint Commission subjektif 20 responden dalam
International melalui uji cronbach penelitian, 80 % menyatakan
alpha dengan tingkat kemaknaan α instrumen mudah dipahami, 70%
0,05 pada 20 responden. Pada tabel sesuai dengan kebutuhan Rumah
tersebut terlihat bahwa seluruh item Sakit, dan 80 % mudah
sub variabel memiliki rata-rata R diaplikasikan.
hitung > R Tabel atau rata-rata nilai

148
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No. 2, Desember 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

PEMBAHASAN pasien tentang aturan minum obat


saat di rumah.
Small Group Discussion Akreditasi adalah pengakuan
(SGD) dilaksanakan sebelum uji terhadap Rumah Sakit yang
coba instrumen. Hal tersebut diberikan oleh lembaga independen
bertujuan supaya peneliti penyelenggara Akreditasi yang
mendapatkan masukan dari pihak ditetapkan oleh Menteri, setelah
rumah sakit tentang kesesuaian dinilai bahwa Rumah Sakit itu
antara isian dalam instrument memenuhi Standar Pelayanan Rumah
pengkajian M3 (Method) dalam Sakit yang berlaku untuk
Manajemen keperawatan dengan meningkatkan mutu pelayanan
kondisi dan kebutuhan yang ada di Rumah Sakit secara
Rumah Sakit saat ini. Hasil dari SGD berkesinambungan (Permenkes RI,
yaitu seluruh partisipan sependapat 2012). Akreditasi JCI (Joint
apabila dilakukan pengembangan Comission International) adalah
instrumen pengkajian M3 (Method) salah satu lembaga independen,
dalam Manajemen Keperawatan organisasi non profit yang
dikarenakan semakin mengevaluasi dan mengakreditasi
berkembangnya hal-hal yang harus organisasi pelayanan kesehatan
disesuaikan dengan keperluan (Ziegler, 2019). Tujuan diadakannya
standar akreditasi Rumah Sakit. akreditasi yaitu 1) meningkatkan
Sebagai contohnya yaitu perubahan mutu pelayanan Rumah Sakit; 2)
beberapa kata atau kalimat dalam meningkatkan keselamatan pasien
instrumen yaitu persetujuan Rumah Sakit; 3) meningkatkan
Sentralisasi Obat, awalnya dilakukan perlindungan bagi pasien,
saat pasien dirawat di ruang rawat masyarakat, sumber daya manusia
inap, namun saat ini, permohonan Rumah Sakit dan Rumah Sakit
persetujuan pelaksanaan sentralisasi sebagai institusi; 4) mendukung
obat sudah disampaikan bersamaan program Pemerintah di bidang
dengan General Consent saat pasien kesehatan.
tiba di IGD (Instalasi Gawat Darurat) Setiap Rumah sakit wajib
beserta pendokumentasian dari untuk melaksanakan akreditasi. Hal
General Consent. Istilah Ronde tersebut penting untuk dilakukan
Keperawatan untuk saat ini yang supaya pasien mendapat pelayanan
sesuai dengan Akreditasi Joint terbaik selama dirawat di Rumah
Commission International adalah Sakit. Sesuai dengan yang
diskusi multidisiplin, dimana secara dikemukakan oleh National Guard
prosedur tetap sama dengan Health Affairs (NGHA), JCI
pelaksanaan ronde keperawatan. Accreditation is the most sought after
Dischrage planning dilaksanakan accreditation due to the thoroughness
oleh perawat terutama saat pasien of its process that covers everything
persiapan akan pulang. Penyampaian from patient entry to discharge and
aturan minum obat saat pasien akan asses all aspects of management, to
pulang dalam discharge planning meet the standards of the best
idealnya disampaikan oleh petugas Hospital in the world (NGHA, 2014).
farmasi, sehingga pada saat Oleh sebab itu setiap rumah sakit
discharge planning, perawat hanya perlu untuk memanajemen rumah
perlu untuk memvalidasi pemahaman sakitnya supaya bisa memperoleh

149
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No. 2, Desember 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

hasil akreditasi yang baik dari 5M yaitu M1 (Man), M2 (Material),


lembaga akreditasi nasional maupun M3 (Method), M4 (Money), M5
internasional. Isntrumen pengkajian (Mutu). Pengkajian M3 (Method)
bermanfaat untuk sinkronisisasi berisi tentang pengkajian metode
antara pihak pengelelola rumah sakit suatu ruangan dalam memberikan
dan pihak pendidikan, agar hasil asuhan keperawatan kepada pasien
pengkajian mahasiswa selama mulai dari pasien masuk hingga
praktek manajemen keperawatan pasien pulang. Yang dibahas dalam
dapat digunakan sebagai bahan M3 yaitu mulai dari model MAKP
evaluasi dan masukan dalam (Metode Asuhan Keperawatan
menentukan kebijakan bagi pihak Profesional), Timbang Terima,
rumah sakit. Apabila instrumen Sentralisasi Obat, Penerimaan Pasien
pengkajian yang digunakan oleh Baru, Discharge Planning, Supervisi,
mahasisswa valid dan reliabel serta dan Ronde Keperawatan (Nursalam,
sesuai dengan kebutuhan rumah 2017).
sakit, maka keberadaan praktek Sistem MAKP adalah suatu
mahasiswa profesi akan sangat kerangka kerja yang mendefinisikan
membantu pihak rumah sakit dalam keempat unsur: standart, proses
memanagemen ruangannya. keperawatan, pendidikan
Hasil penelitian sesuai keperawatan dan sistem MAKP.
dengan tabel 2 menyatakan bahwa Definisi tersebut berdasarkan
nilai rata-rata r hitung yaitu model prinsip- prinsip nilai yang diyakini
MAKP 0,874, Timbang terima dan akan menentuakan kualitas
0,519, Sentralisasi Obat 0,440, produksi/ jasa layanan keperawatan
Penerimaan pasien baru 0,513, (Gillis, 2000). Keberhasilan suatu
Disharge planning 0,832, Ronde asuhan keperawatan kepada pasien
Keperawatan 0,738 dimana secara sangat ditentukan oleh pemilihan
keseluruhan > r tabel (0,423) yang metode pemberian asuhan
artinya instrumen pengkajian M3 keperawatan profesional. Dasar
(Method) dalam Manajemen pertimbangan pemilihan Model
Keperawatan dinyatakan valid. MAKP menurut Nursalam (2017)
Hasil uji reliabilitas untuk yaitu 1) Sesuai dengan visi misi
MAKP 0,831, Timbang terima Institusi; 2) Dapat diterapkan proses
0,721, Sentralisasi Obat 0,715, keperawatan dalam asuhan
Penerimaan pasien baru 0,865, keperawatan; 3) Efisien dan efektif
Disharge planning 0,864, Ronde dalam penggunaan biaya; 4)
Keperawatan 0,742 dimana secara Terpenuhinya kepuasan pasien
keseluruhan > r tabel (0,423) dan keluarga dan masyarakat; 5)
lebih besar dari 0,6 sehingga Kepuasan dan kinerja perawat; 6)
dinyatakan reliabel. Hasil evaluasi Terlaksananya komunikasi yang
subjektif 20 responden dalam adekuat antara perawat dan tim
penelitian, 80 % menyatakan kesehatan lainnya. Sesuai dengan
instrumen mudah dipahami, 70% dasar pertimbangan pemilihan model
sesuai dengan kebutuhan Rumah MAKP tersebut, instrumen
Sakit, dan 80 % mudah diaplikasikan pengkajian untuk model MAKP
Nursalam (2017) disusun. Hasil uji instrumen
mengemukakan bahwa pengkajian dinyatakan valid setelah
manajemen keperawatan terdiri dari menghilangkan 2 item soal yang

150
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No. 2, Desember 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

awalnya dinyatakan tidak valid merupakan tatanan pelayanan yang


dikarenakan 2 item soal dalam dirancang untuk menyelaraskan
pertanyaan yang diajukan kurang berbagai profesi yang terlibat (antara
bisa menggambarkan kondisi model lain dokter, perawat, farmasi, dan
MAKP yang dimaksud. gizi) dalam memberikan pelayanan
Timbang terima (Hand Over) kepada pasien yang menjalani
merupakan teknik atau cara untuk hospitalisasi. Model ini terdiri dari 4
menyampaikan dan menerima komponen yaitu alur klinis
sesuatu (laporan) yang berkaitan pengelolaan pasien (integrated care
dengan keadaan pasien. Hal-hal yang pathway), pengelolaan pasien secara
dijadikan dasar dalam pembuatan tim, dokumentasi asuhan terpadu dan
instrumen pengkajian timbang terima penyelesaian masalah bersama
yaitu mengacu pada hal-hal yang melalui diskusi kasus secara
perlu diperhatikan dalam timbang interprofesional (Susilaningsih dkk,
terima menurut Nursalam (2017) 2017). Penyusunan instrumen
yaitu 1) dilaksanakan tepat pada pengkajian ronde keperawatan yang
waktu pergantian sift; 2) dipimpin dibuat berdasarkan konsep tersebut
oleh kepala ruangan atau disesuaikan dengan acuan dari
penanggung jawab pasien; 3) diikuti standar akreditasi Rumah Sakit yang
oleh semua perawat; 4) informasi digunakan saat ini.
yang disampaikan akurat; 5) Sentralisasi obat merupakan
berorientasi pada permasalahan pengelolaan obat dimana seluruh
pasien; 6) timbang terima juga perlu obat yang akan diberikan kepada
dilakukan menuju ke kamar pasien pasien diserahkan sepenuhnya
untuk validasi keadaan pasien. kepada perawat, pengeluaran dan
Ronde keperawatan pembagian obat sepenuhnya oleh
merupakan kegiatan yang bertujuan perawat (Nursalam, 2017). Secara
untuk mengatasi masalah prosedur, sentralisasi obat
keperawatan pasien yang dikenalkan kepada pasien bersamaan
dilaksanakan oleh perawat pada saat penerimaan pasien baru.
melibatkan pasien dan seluruh tim Namun dalam perkembangannya saat
kesehatan untuk membahas dan ini, persetujuan dari pelaksanaan
melaksanakan asuhan keperawatan sentralisasi obat dilaksanakan pada
(Nursalam 2017). Istilah ronde saat pasien berada di ruang IGD,
keperawatan sekarang lebih dikenal bersamaan dengan “general consent”.
dengan istilah diskusi multidisiplin / Berbeda dengan sebelumnya,
kolaborasi interprofesional. Praktik persetujuan sentralisasi obat
interdisiplin atau kolaborasi dilakukan di ruang rawat inap.
interprofesional merupakan Dalam sentralisasi obat, tidak hanya
kerjasama kemitraan dalam tim melibatkan perawat saja, tetapi juga
kesehatan yang melibatkan profesi melibatkan petugas farmasi dalam
kesehatan dan pasien, melalui pengelolaan obat. Selain itu juga
koordinasi dan kolaborasi untuk perawat perlu untuk meminta tanda
pengambilan keputusan bersama tangan kepada pasien atau keluarga
seputar masalah-masalah kesehatan ( supaya dijadikan sebagai bukti
Susilaningsih dkk, 2017). Model bahwa obat telah diberikan dengan
Praktik Kolaborasi Interprofesional tepat kepada pasien oleh perawat.
Pelayanan kesehatan (MPKIPK) Instrumen pengkajian tentang

151
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No. 2, Desember 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

pelaksanaan Sentralisasi obat peneliti adalah mengganti bentuk


digunakan untuk menilai sejauh pertnyaannya atau menghilangkan
mana sentralisasi obat dilaksanakan pertanyaan tersebut.
sesuai dengan prosedur pelaksanaan Sesuai dengan hasil evaluasi
sentralisasi obat serta subjektif dari responden, dimana
menggambarkan kondisi ruangan hampir seluruh responden
dalam pengelolaan sentralisasi obat. menyatakan bahwa instrumen mudah
Discharge planning dipahami, mudah diaplikasikan dan
merupakan bagian dari asuhan sesuai dengan kebutuhan Rumah
keperawatan yang dilakukan sebagai Sakit. Hal tersebut lah yang juga ikut
upaya pemberian pelayanan yang mendukung terbentuknya instrumen
berkelanjutan yaitu pelayanan di yang valid dan reliabel dari
rumah sakit dimulai sejak pasien instrumen pengkajian M3 (Method)
masuk sampai pasien pulang dalam pengkajian manajemen
(Nursalam, 2017). Discharge keperawatan.
planning berisi tentang pemberian
edukasi kepada pasien tentang SIMPULAN
penyakit pasien sehingga dengan
adanya edukasi tersebut pasien Instrumen pengkajian M3
memahami tentang penyakitnya. (Method) dalam manajemen
Pelaksanaan discharge planning keperawatan berbasis Standar
sejalan dengan stnadar akreditasi Akreditasi Joint Commission
Rumah Sakit dimana Pendidikan International yang terdiri dari
Pasien dan Keluarga menjadi hal instrumen pengkajian Model Metode
yang penting dalam penilaian. Asuhan Keperawatan Profesional,
Dengan dilaksanakannya discharge Timbang Terima, Sentralisasi Obat,
planning atau pendidikan kesehatan Penerimaan Pasien Baru, Discharge
kepada pasien dan keluarga maka Planning, Supervisi, Ronde
dapat menigkatkan pengetahuan Keperawatan, dan Dokumentasi
pasien dan keluarga sehingga bisa Keperawatan dinyatakan valid dan
menunjang pastisipasi pasien dan reliabel.
keluarga dalam pengambilan
keputusan dan proses pelayanan SARAN
(Standar Akreditasi Rumah Sakit,
2011). Instrumen pengkajian Disarankan pada saat
pelaksanaan Dischrage planning pengisian instrumen pegkajian
diharapkan mampu menggambarkan tersebut sebaiknya dilakukan secara
konsistensi ruangan keperawatan bertahap dikarenakan isian
dalam pemberian pendidikan pengkajian yang cukup banyak agar
kesehatan pada pasien dan keluarga. instrumen diisi dengan jujur
Semua instrumen yang sehingga hasil jawaban yang diisi
disusun telah diuji validitas dan oleh perawat bisa menggambarkan
reliabilitas nya didasarkan pada kondisi sebenarnya yang dialami
kebutuhan akan pemenuhan standar oleh Rumah Sakit.
akreditasi Rumah Sakit Join
Comission International. Jika
terdapat soal didalam instrumen yang
belum valid, maka upaya dari

152
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No. 2, Desember 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

DAFTAR PUSTAKA on.aspx. Diakses tanggal 20


Agustus 2019
Azizah, Widayati, Rachmania,
(2016). Pengaruh Discharge Nursalam, (2013), Metodologi
Planning terhadap Kualitas Penelitian Ilmu Keperawatan,
Pelayanan Keperawatan di Salemba Medika, Jakarta
Rumah Sakit Amelia Pare Nursalam, (2017). Manajemen
Kediri. Journals of Nurse Keperawatan: Aplikasi
Community, Volume 8 Dalam Prakyik Keperawatan
Nomor 1. ISSN : 2541-2957 Profesional, Jakarta, Salemba
Gillis, DA.(2000). Manajemen Medika
Keperawatan: Sebagai Suatu Okaisu, E.M., Kalikwani, F.,
Pendekatan Sistem. Bandung: Wanyana, G. & Coetzee, M.,
IAIKP 2014, Improving the quality
Huber, Diane L. (2010). Leadership of nursing documentation: An
and Nursingcare action research project’,
Management, fourth edition, Curationis 38(1), Art. #1251,
Philadelphia: Sounders 11 pages. http://dx.doi.
Elseiver. org/10.4102/curationis.
v37i1.1251. Diakses Tanggal
Kementrian Kesehatan RI, 2011, 3 Agustus 2018
Standar Akreditasi Rumah
Sakit, Jakarta: Kementrian Peraturan Pemerintah Republik
Kesehatan RI Indonesia No.4 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan
Komisi Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan Tinggi dan
2012, Panduan Survei, Pengelolaan Perguruan
Komisis Akreditasi Rumah Tinggi
Sakit, Jakarta: Komisi
Akreditasi Rumah Sakit Polit, D.F. & Hungler, B.P, 1997,
Essential of Nursing
Kurniadi, Anwar (2013). Manajemen Reserach: Method, apraisal,
Keperawatan dan and utilization. Fourth
Prospektifnya, Jakarta, Badan edition. Philadelphia:
FKUI. Lippincot
Mahlinda, 2010, Instrumen Rachmania, Nursalam, Yunitasari.
penelitian. http://mahlinda- 2016. Pengembangan
setulushati.blogspot.co.id/201 Instrumen Diagnosis dan
0/06/instrumen- Intervensi Keperawatan
penelitian.html. Diakses 3 berbasis Standardized
Agustus 2018. Nursing Language (NANDA-
I, NOC, NIC). JURNAL
NGHA (National Guard Health NERS Vol.
Affairs), 2014. Define 11/No.2/Published: 2016-10.
Accreditation in Medical E-ISSN: 2502-5791
Cities.
www.ngha.med.sa/English/A
boutNGHA/Pages/Accreditati

153
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 11, No. 2, Desember 2019 ISSN (Online) : 2476-9614

Simamora, Roymond H. 2012. Buku Wang N. , Hailey D. & Yu P, 2011,


Ajar Manajemen Quality of nursing
Keperawatan. Jakarta. EGC documentation and
approaches to its evaluation:
Staub, M.M., Lunney, M., Lavin a mixed-method systematic
M.A., Needham, I., review. Journal of Advanced
Odenbreit,M., Achterberg, Nursing 00(0), 000–000. doi:
Tv, 2008, Testing the Q-DIO 10.1111/j.1365-
as an instrument to measure 2648.2011.05634.x. Diakses
the documented quality of Tanggal 6 Agustus 2018
nursing diagnosis,
intervention, and outcomes. Ziegler, Helen, 2019. What is JCI
International Journal of Acreditation.
Nursing Terminologies and www.hziegler.com. Diakses
Classifications; 19, 1 tanggal 20 Agustus 2019

154

Anda mungkin juga menyukai