Anda di halaman 1dari 91

LAPORAN HASIL DESIMINASI AWAL STASE MANAJEMEN

KEPERAWATAN DI RUANG GEDUNG B LANTAI 3 PERSADA


HOSPITAL MALANG

Oleh Kelompok 1 Tim Persada :

Yola Indrawat P. (AJ) 212102247


Sisilia Rahmawati L.(AJ) 212102250
Siti Istirokhah (AJ) 212102254
Arifka Novi P.(AJ) 212102246
Heny Damayanti (AJ) 212102251
Fransiska Alvin Y.(AJ) 212102249
Dea Adesti E.(Reguler) 202102108
Puspita Anggraini (Reguler) 202102107

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN MALANG
WIDYA CIPTA HUSADA
2023

1 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat- Nya, saya dapat menyelesaikan Tugas Laporan Stase
Menejemen. Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk memenuhi tugas Stase menejemen pada Program Studi
Profesi Ners Institut Teknologi Kesehatan Malang Widya Cipta Husada. Kami
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari awal
sampai pada penyusunan laporan ini, sangatlah sulit bagi kami menyelesaikan
tugas ini. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Eny Yuniyati, S.Sos, MAB selaku Rektor Institut Teknologi Kesehatan
Malang Widya Cipta Husada yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan.
2. Wyssie Ika Sari, S.Kep., Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners.
3. Wyssie Ika Sari, S.Kep., Ns. M.Kep selaku pembimbing CI Instusi yang
telah banyak memberikan bimbingan dan masukan untuk menyelesaikan
tugas laporan ini.
4. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tugas laporan stase menejemen ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini
membawa manfaat bagi penulis dan pembaca.

Malang , 20 Maret 2023

Penulis

2 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


DAFTAR ISI

COVER
……………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………..…………….....ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................iv.
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................4
1.3 Manfaat................................................................................................5
BAB II KAJIAN SITUASI ...............................................................................7
2.1 Pengkajian Data..................................................................................7
2.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit.........................................................7
2.1.2 Falsafah, Motto, Visi, Misi Dan Tujuan Rumah Sakit...................8
2.1.3 Jenis Jenis Pelayanan Rumah Sakit...............................................9
2.1.4 Profil Ruang Airlangga..................................................................9
2.1.5 Ketenagaan (M1 Man).................................................................10
2.1.6 Sarana Dan Prasarana (M2 Material)...........................................25
2.1.7 Metode (M3 Method)...................................................................31
2.1.8 Pembiayaan dan Billing (M4)......................................................44
2.1.9 Mutu (M5 Mutu)..........................................................................45
2.2 Analisa SWOT.....................................................................................61
2.3 Diagram Layang..................................................................................90
BAB III RUMUSAN MASALAH ..................................................................91

3 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat. Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan bahwa Rumah
sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang
sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.
Saat ini keberhasilan rumah sakit sangat ditentukan oleh pengetahuan,
keterampilan, kreativitas dan motivasi staf dan karyawannya. Kebutuhan
tenaga-tenaga terampil didalam berbagai bidang dalam sebuah rumah sakit
sudah merupakan sebuah tuntutan dunia global yang tidak bisa ditunda.
Kehadiran teknologi dan sumber daya lain hanyalah alat atau bahan
pendukung, karena pada akhirnya SDM-lah yang menentukan (Danim, 2014).
Rumah sakit merupakan industri jasa yang memiliki ciri bentuk
produknya tidak dapat disimpan dan diberikan dalam bentuk individual, serta
pemasaran yang menyatu dengan pemberi pelayanan, sehingga diperlukan
sikap dan perilaku khusus dalam menghadapi konsumen. Tenaga perawat
yang merupakan “the caring profession” mempunyai kedudukan yang penting
dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena
pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-
spiritual. Pelayanan keperawatan merupakan pelayana yang unik
dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan
tersendiri dibanding pelayanan lainnya.
Pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
merupakan bentuk pelayanan keperawatan profesional, yang bertujuan untuk
membantu pasien dalam pemulihan dan peningkatan kemampuan dirinya,

4 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


melalui tindakan pemenuhan kebutuhan pasien secara komprehensif dan
berkesinambungan sampai pasien mampu untuk melakukan kegiatan
rutinitasnya tanpa bantuan. Bentuk pelayanan ini seharusnya diberikan oleh
perawat yang memiliki kemampuan serta sikap dan kepriabadian yang sesuai
dengan tuntutan profesi keperawatan dan untuk itu tenaga keperawatan ini
harus dipersiapkan dan ditingkatkan secara teratur, terencana dan kontinyu
(Darmawan, 2008)
Pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit merupakan
sistem pengelolaan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien agar
menjadi berdaya guna dan berhasil guna. Sistem pengelolaan ini akan berhasil
apabila seorang perawat yang memiliki tanggung jawab mengelola
mempunyai pengetahaun tentang manajemen keperawatan dan kemampuan
memimpin orang lain disamping pengetahuan dan keterampilan klinis yang
harus dikuasainya pula (Nurachmah, 2004). Untuk mewujudkan pelayanan
keperawatan yang berkualitas sesuai visi dan misi Rumah Sakit tidak terlepas
dari proses manajemen. Istilah manajemen dan kepemimpinan sering
diartikan hanya berfungsi pada kegiatan supervisi, tetapi dalam keperawatan
fungsi tersebut sangatlah luas. Jika posisi anda sebagai seorang ketua tim,
kepala ruang atau perawat pelaksana dalam suatu bagian, anda memerlukan
suatu pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain
dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Sebagai
perawat profesional, Anda tidak hanya mengelola orang tetapi sebuah proses
secara keseleruhan yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan tugasnya
dalam memberikan asuhan keperawatan serta meningkatkan keadaan
kesehatan pasien menuju kearah kesembuhan (Nursalam, 2016).
Manajemen merupakan pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Seperti halnya keperawatan, ilmu
manajemen mengembangkan dasar teori dari berbagai ilmu, seperti bisnis,
psikologi, sosiologi, dan antropologi. Karena organisasi bersifat kompleks
dan bervariasi, maka pandangan teori manajemen adalah bagaimana
manajemen dapat berhasil dan apa yang harus diperbaiki/diubah dalam
mencapai suatu tujuan orginasi (Nursalam, 2016). Dalam manajemen tersebut

5 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen adalah kegiatan pengelolaan
dan pengambilan keputusan. Manajemen keperawatan adalah suatu tugas
khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber-
sumber yang ada baik SDM, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan
masyarakat (Nursalam, 2016).
Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat
umum, termasuk didalamnya keperawatan, merupakan salah satu faktor yang
harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat
mampu berkipra secara nyata dan diterima dalam memberikan sumbangsi
bagi kemanusiaan sesuai dengan ilmu dan kiat serta kewenangan yang
dimiliki. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat
dalam pelayanan keperawatan adalah pembenahan dalam manajemen
keperawatan dengan harapan adanya faktor kelola yang optimal sehingga
mampu menjadi wahana peningkatan keefektifan pembagian pelayanan
keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan. Perawat sebagai pemberi jasa keperawatan merupakan ujung
tombak pelayanan di rumah sakit, dimana tenaga keperawatan berada dalam
24 jam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien sehingga
diperlukan manajemen keperawatan untuk mengatur keefektifan dan
keefisienan pelayanan keperawatan (Nursalam, 2013).
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan
kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk
menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari bahwa
tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang
kuat, serta peran aktif dari seluruh pihak, maka pelayanan keperawatan
professional hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu, maka perlunya
perawat mengupayakan kegiatan penyelenggaraan model metode asuhan
keperawatan professional. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya dibidang keperawatan, maka tuntutan profesionalisme

6 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


semakin meningkat. Model praktek keperawatan professional merupakan
suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai professional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan keperawatan
(Nursalam, 2013).
Gedung B lantai 3 sebagai salah satu unit pelayanan rawat inap di
Persada Hospital Malang merupakan tempat yang memungkinkan bagi
perawat untuk menerapkan sebuah asuhan keperawatan professional. Namun
perlu disadari tanpa adanya pengelolaan manajemen yang baik dan sesuai
serta adanya kemauan dan kemampuan yang tinggi, peran aktif seluruh pihak
maka pelayanan keperawatan professional hanya akan menjadi teori semata.
Berdasarkan hal tersebut kami akan belajar mengidentifikasi dan menganalisa
proses dari 5M (Man, Money, Method, Materials dan Mutu) hingga
perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing) pengarahan
(Actuating), pengawasan (Controlling) usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya organisasi dalam mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan manajemen keperawatan di Gedung B lantai 3 Persada
Hospital.
1.2 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami prinsip
manajemen keperawatan dan mampu mengelola pelayanan profesional
tingkat dasar secara bertanggung jawab dan menunjukkan sikap
kepemimpinan yang profesional serta bisa memberi solusi masalah
manajemen keperawatan di Gedung B lantai 3 Persada Hospital.
1.1.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran klinik manajemen dan
kepemimpinan keperawatan, peserta didik mampu :
1. Mengetahui profil Persada Hospital Malang.
2. Menganalisa situasi di Gedung B lantai 3 sebagai dasar untuk menyusun
rencana strategis dan rencana operasional.

7 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


3. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah menejemen keperawatan
bersama pihak Persada Hospital Malang khususnya di Gedung B lantai 3
4. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan masalah di Gedung
B lantai 3
5. Mengusulkan alternatif pemenuhan masalah yang bersifat tekhnik
operasional bagi Persada Hospital khususnya di Gedung B lantai 3
6. Melaksanaan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah
yang disepakati bersama di Persada Hospital khususnya di Gedung B
lantai 3
7. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan proses
pada menejemen keperawatan di Gedung B lantai 3
8. Menyusun rencana tindak lanjut dari hasil yang di capai berupa upaya
mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan unit
di Persada Hospital khususnya di Gedung B lantai 3

1.3 Manfaat
1.1.3 Manfaat Bagi Rumah Sakit
1. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan di
Gedung B lantai 3
2. Tercapainya tingkat kepuasan kinerja yang optimal.
3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat,
perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga.
4. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
5. Pencapaian pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien.

1.1.4 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan


Mampu melahirkan perawat yang kompeten dan handal dibidang
manajemen keperawatan sekaligus meningkatkan mutu lulusan dan citra
institusi serta sebagai referensi institusi Pendidikan dalam pelaksanaan
manajemen asuhan keperawatan secara professional.

8 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


1.1.5 Manfaat Bagi Mahasiswa
1 Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
penerapan model MAKP di Gedung B lantai 3
2 Mahasiswa dapat mengetahui penerapan model MAKP yang
diaplikasikan di Gedung B lantai 3
3 Memberikan kesempatan untuk berpikir kritis dalam menganalisis
pelaksanaan MAKP di Gedung B lantai 3
4 Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi.
5 Mahasiswa dapat mempelajari penerapan model asuhan keperawatan
professional di Gedung B lantai 3
6 Tercapainya pengalaman dan kesempatan dalam pengelolaan suatu
ruang rawat inap

9 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN di GEDUNG B
LANTAI 3 PERSADA HOSPITAL

2.1 Pengkajian Data


2.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit
Persada Hospital adalah Rumah Sakit yang berada di kawasan
strategis di Kota Malang, berada di Kawasan kompleks perumahan elit
Kota Araya, terletak di Jalan Panji Suroso Araya Business Center
Kelurahan Purwodadi Kecamatan Blimbing Kota Malang. Persada
Hospital terletak 2,1 Km dari Stasiun Blimbing Malang, 1,2 Km dari
Terminal Arjosari. hanya 1,1 Km dari Jalan Lintas Provinsi, dan 9,5 Km
dari Bandara Abdurrachman Saleh dengan perkiraan jarak tempuh 15
menit dari Bandara Abd. Rahman Saleh, serta 5 menit dari Terminal
Arjosari Malang.
Faktor pelayanan sangat mempengaruhi keputusan masyarakat
dalam memilih Rumah Sakit dan pencapaian tingkat kepuasan pasien.
Beranjak dari hal tersebut, Persada Hospital menawarkan konsep sentuhan
pelayanan kesehatan yang prima dengan kenyamanan bercitra ekslusif,
keramahan staf baik medis maupun non medis (human touch) dalam
memberikan pelayanan optimal kepada pasien, serta dukungan ruangan
yang nyaman dan modern.
Persada Hospital adalah Rumah Sakit Umum Swasta Kelas B yang
berusaha memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Malang secara
holistik atau menyeluruh, dengan ditunjang peralatan yang memadai serta
sumber daya manusia yang potensial. Selain hal tersebut, Persada Hospital
juga berkomitmen meningkatkan mutu dan keselamatan pasien, serta akan
terus melakukan perbaikan berkesinambungan dengan mengedepankan
Sumber Daya Manusia yang Profesional, Intelligent dan Hospitality.
Tipe Kelas Rumah Sakit : Kelas B
Sertifikasi : a. Sertifikat ISO Sistem Manajemen
Mutu 9001:2015 pada tangggal 09

10 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Januari 2019 sampai dengan 08
Januari 2022.
b. Sertifikat Akreditasi RS secara
Paripurna pada tanggal 17 Desember
2021 sampai dengan 28 Mei 2022.
Persada Hospital bukanlah Rumah Sakit pertama di Kota Malang,
namun berusaha melengkapi kebutuhan di Kota Malang, dengan
menawarkan One Stop Medical Care yang dikemas dalam nilai
Intelligent,Hospitality, Professional.
2.1.2 Falsafah, Motto, Visi, Misi Dan Tujuan Rumah Sakit
1. Visi
Menuju Rumah Sakit Berstandart Internasional
2. Misi
a. Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat melalui pelayanan
kesehatan berstandart internasional
b. Meningkatkan daya saing rumah sakit melalui pelayanan unggulan
c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
d. Mewujudkan pengelolaan rumah sakit yang sehat pelayanan, sehat
manajemen dan sehat lingkungan
3. NILAI – NILAI
1. Intelligent
2. Hospitality
3. Professional
4. Motto
“We love, care and share”

5. Tagline
“First choice of health care”

11 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


2.1.3 Jenis Jenis Pelayanan Rumah Sakit

Jenis Jenis Pelayanan rumah sakit

A.1 Unit Rawat Jalan


a.1.1. Klinik Bedah Orthopaedi dan Traumatologi
a.1.2. Klinik Bedah Plastik
a.1.3. Klinik Bedah Saraf
a.1.4. Klinik Bedah Toraks Kardiovaskular
a.1.5. Klinik Bedah Digestive
a.1.6. Klinik Bedah Umum
a.1.7. Klinik Bedah Anak
a.1.8. Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
a.1.9. Klinik THT
a.1.10. Klinik Urologi
a.1.11. Klinik Mata
a.1.12. Klinik Penyakit Dalam
a.1.13. Klinik Anak
a.1.14. Klinik Obstetri dan Ginekologi
a.1.15. Klinik Gigi Umum / Konservasi Gigi / Ortodonsia / Bedah
Mulut dan Maksilofasial / Kedokteran Gigi Anak /
Periodensia / Penyakit Mulut
a.1.16. Klinik Kulit dan Kelamin
a.1.17. Klinik Onkologi
a.1.18. Klinik Saraf
a.1.19. Klinik Paru
a.1.20. Klinik Rehabilitasi Medis
a.1.21. Klinik Nyeri
a.1.22. Klinik Urologi
a.1.23. Klinik Kedokteran Jiwa
a.1.24 Estetic Center

12 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


a.1.25 Gizi Klinik

A.2 Unit Rawat Inap


NAMA RUANGAN KELAS LOKASI
Alamanda VVIP Gedung A
Edelweis VVIP Gedung A
Jasmine VVIP Gedung A
Edelweis Perawatan Anak VVIP Gedung A
Jasmine Perawatan Anak VVIP Gedung A
Edelweis Perawatan
VVIP Gedung A
Kebidanan
Jasmine Perawatan
VVIP Gedung A
Kebidanan
VIP Perawatan Umum LT. 2
VIP Gedung B
Gd.B
VIP Perawatan Umum LT. 3
VIP Gedung B
Gd.B
Lavender R. Perawatan
KELAS I Gedung B
Umum
Lavender R. Perawatan
KELAS I Gedung B
Kebidanan
Kelas I R. Perawatan Umum
KELAS I Gedung B
Lt 3
Kelas I R. Perawatan
KELAS I Gedung B
Kebidanan Lt 2
Kelas II R. Perawatan Umum
KELAS II Gedung B
Lt 2
Kelas II R. Perawatan Umum
KELAS II Gedung B
Lt 3
Padma Ruang Perawatan
KELAS III Gedung A
Dewasa

13 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Padma Ruang Perawatan
KELAS III Gedung A
Anak
Bougenville R. Perawatan
KELAS III Gedung A
Dewasa
Kelas III R. Perawatan Umum
KELAS III Gedung B
Lt 2
Kelas III R. Perawatan Umum
KELAS III Gedung B
Lt 3
PERINA KELAS III Gedung A
Intermediate Lt. 1 KELAS III Gedung A
ICU R. INTENSIF Gedung A
NICU R. INTENSIF Gedung A
PICU R. INTENSIF Gedung A
HCU R. INTENSIF Gedung A
Isolasi Paviliun (Sakura) ISOLASI Gedung A
Isolasi Tekanan Negatif ISOLASI Gedung A
Intermediate COVID ISOLASI IGD

2.1.4 Profil Gedung B lantai 3


Ruang rawat inap Gedung B lantai 3 adalah salah satu ruang perawatan
rawat inap umum dan ruang kemoterapi. Ruangan ini terletak di gedung B lantai
3. Adapun jumlah tempat tidur untuk pasien umum sejumlah 18 TT dengan
rincian VIP 3 TT, kelas I 8 TT, kelas 2 7 tt dan untuk kemoterapi sejumlah 10
TT.
Untuk tata ruang gedung B lantia 3, terdapat 10 kamar dengan masing-
masing kamar untuk VIP 3 kamar mandi dan 1 kamar mandi, kelas 1 4 kamar
dengan masing-masing terdiri dari 2 TT dan 1 kamar mandi, kelas 2 terdiri dari
7 TT dengan 1 kamar mandi. Untuk ruang kemo ada 2 kamar dengan 1 kamar

14 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


berisi 4 TT dengan 1 kamar mandi dan 1 kamar berisi 6 TT dengan 1 kamar
mandi, 1 ruang perawat, 1 kamar mandi perawat, pantry, ruang dispensing obat.

15 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


2.1.5 Ketenagaan (M1 Man)
1. Struktur Ketenagaan

Manager
keperawatan

SPV rawat inap

Koordinator

Perawat pelaksana

2. Kualitas Sumber Daya Manusia


Jumlah pegawai di gedung B lantai 3 sebagai berikut :
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah %
1 Perempuan 10 66,67 %
2 Laki-laki 5 33,33 %
Total 15 100%

Sumber : Data Sekunder


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara serta data sekunder
dari ruangan gedung B lantai 3 didapatkan jumlah tenaga keperawatan
berdasarkan jenis kelamin perempuan sebanyak 10 orang dan 7 orang
berjenis kelamin laki-laki.
3. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

16 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Berikut ini adalah beberapa data tentang sumber daya manusia yang
ada di gedung B lantai 3 berdasarkan wawancara, observasi, dan data di
ruangan sebagai berikut :
a. Tenaga Keperawatan
Tabel 2.2 Kualifikasi Tenaga Kerja Gedung B lantai 3
Jumlah
No Kualifikasi Jenis Jumlah %
Total
Kontrak 4
1 S1 Keperawatan Peg. 6 40.0%
2
Tetap
2 D3 Keperawatan Kontrak 5
Peg. 9 60.0%
4
Tetap
Total 15 15 100%

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat di interpretasikan


bahwa di Gedung B lantai 3 memiliki 9 orang dengan Pendidikan
D3 Keperawatan diantaranya 5 pegawai kontrak 4 pegawai tetap, 6
orang berpendidikan S1 Ilmu Keperawatan dengan jumlah 4 oran
tenaga konrak dan 2 orang pegawai tetap

b. Tenaga Non Keperawatan


Tabel 2.3 Tenaga Non Keperawatan Ruang Airlangga RSUD
Kanjuruhan Kabupaten Malang
No Kualifikasi Jumlah Presentase
1 Nurse asisten 1 100%
Total 1 100%
Sumber : Data Sekunder dan Data Primer
Berdasarkan table diatas dapat di interprestasikan bahwa
tenaga non keperawatan yaitu nurse asisten 1 orang (100%).

c. Tenaga Dokter Spesialis

17 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Untuk dokter spesialis kami memiliki kurang lebih 150 dokter
spesialis dan supspesialis. Jadwal visit dokter setiap hari dimulai
pukul 08.00-15.00 WIB.

4. Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Berdasarkan hasil rekapitulasi yang di lakukan di dapatkan kualifikasi
tenaga perawat di gedung B lantai 3 sebagai berikut :
Tabel 2.4 Kualitas Tenaga Keperawatan di gedung B lantai 3 data
diambil pada tanggal 20 maret 2023
No NAMA JABATAN DOJ PELATIHAN

1. Pelatihan Resusitasi Neonatus (2016)


2. Certification Workshop & Symposium on Growth,
Development and Social Pediatrics "All should begin with on-
going early detection" (2018)
1 M. Asih Wijayanti, A.Md. Kep Koordinator Gedung B lantai 3 1 Februari 2014 3. Simposium Keperawatan Deteksi Perubahan Kondisi Pasien
Melalui Penerapan Early Warning System (EWS) Berdasarkan
SNARS ed 1 (2018)
4. CWCCA (2019)
5. Manajemen bangsal (2019)

1. Seminar Amal & Workshop Keperawatan, dan Peluang


Perawat Pelaksana Ruang Stroke Nursing di Luar Rumah Sakit (2019)
1 Hendika Kusuma Wardani, Amd. Kep 16 Januari 2014
Perawatan Umum 2. Pelatihan kepemimpinan dan manajemen keperawatan
ruang rawat inap (juni 2022 webinar)
Anna Maria Novi Puspitasari, A.Md., Perawat Pelaksana Ruang
2 01 Februari 2019 BTCLS
Kep Perawatan Umum
Perawat Pelaksana Ruang
3 Rina Andrianti, Amd. Kep 26 Maret 2019 BTCLS
Perawatan Umum
Perawat Pelaksana Ruang
4 Edi Tulus Tiono, S. Kep. Ners 15 Desember 2017 BTCLS
Perawatan Umum
Perawat Pelaksana Ruang
5 Muhammad Ridwan, S.Kep., Ners 03 September 2019 BTCLS
Perawatan Umum
6 Aini Nur Farihah, S.Kep, Ners Perawat Pelaksana 15 April 2022 BTCLS

7 Airul Amin. A.Md.Kep Perawat Pelaksana 1 Januari 2022 BTCLS

Perawat Pelaksana Ruang


8 Fika Agustina, S.Tr.Kep 15 Juni 2019 BTCLS
Perawatan Umum

9 Dewi Woro Srikandi, A.Md.Kep Perawat Pelaksana 15 Februari 2022 BTCLS

Perawat Pelaksana Ruang


10 Moh. Yusron, S.Kep, Ners 02 Januari 2020 Pelatihan Preseptorship ( 21-22 Juni 2022 RST)
Perawatan Umum

11 Serli Amilatus Ismi, S.Kep.Ners Perawat Pelaksana 15 Februari 2022 BTCLS

12 Nining Ismawati, A.Md.Kep Perawat Pelaksana 01 Maret 2022 BTCLS

Perawat Pelaksana Ruang


13 Fadiyatun Naja, S.Kep., Ners 04 Juli 2021 BTCLS
Perawatan Umum
14 Arnis Umbu Kalendi, S. Kep. Ners Perawat Pelaksana 14 November 2022 BTCLS

15 Fauzy kuku ganda wibowo,Amd. Kep Perawat Pelaksana 15 November 2022 BTCLS

Analisa :
Berdasarkan tabel diatas didapatkan mayoritas banyak pegawai
memiliki masa kerja 1 tahun dan beberapa memiliki masa kerja 4-5
tahun. Mayoritas seluruh pegawai memiliki sertifikat BTCLS, dan
mengikuti pelatihan maupun workshop untuk mengupdate ilmu.

18 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


5. Kebutuhan Tenaga Perawat Sesuai Tingkat Ketergantungan Pasien
a. Analisa Data untuk perhitungan jumlah perawat menurut Depkes
dan Gillies
Pelayanan serta tingkat ketergantungan pasien di ruang gedung
B lantai 3 pada 20 maret 2023. Setelah dilakukan observasi
didapatkan ada berikut
Tabel 2.5 Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan Metode gillies dan
Depkes tanggal 20 maret 2023

Jumlah kebutuhan tenaga perawat pershift menurut gillies dan


depkes :
Pagi : 4 Perawat
Sore : 4 Perawat
Malam : 3 Perawat
Jumlah tenaga perawat menurut gillies dan depkes adalah 16 perawat
Jumlah tenaga lepas dinas per hari adalah 5 perawat
80 x 16 / 285 = 4,82 (5)
Keterangan : angka 80 merupakan jumlah hari tidak kerja dalam 1
tahun, sedangkan 285 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun.
Jadi, Jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan rumus di atas
untuk per hari di ruang gedung B lantai 3 adalah 11 orang diluar
koordinator

19 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


b. Analisa
Tanggal 20 maret 2023 diruang gedung B lantai 3 tenaga perawat di
shif pagi antara lain 1 kepala ruang, 3 perawat pelaksana, shif sore 4
orang perawat, shif malam 3 orang perawat dan 5 orang perawat
libur, semua perawat berjumlah 15 orang. Berdasarkan rumus gillies
dan depkes kebutuhan tenaga perawat di ruang gedung B lantai 3
belum tercukupi.

6. Diagnosis Penyakit Terbanyak


Tabel 2,6 Penyakit terbanyak pada tanggal 20-21 maret 2023 di ruang
gedung B lantai 3
No Penyakit Presentase
1 Dibetus Melitus 10,00%
2 CKD 33,34%
3 HF 46,67%
4 OF 9,99%
Total 100%
Berdasarkan table diatas bahwa mayoritas penyakit di ruang gedung B
lantai 3 adalah HF sebesar 46,67% kemudian CKD 33,3%.

7. Tenaga Perawat Klinis Di Ruang Gedung B lantai 3


Depkes RI pada Tahun 2006 menyusun pedoman jenjang karir bagi
perawat, yang didalamnya dijelaskan penjenjangan karir perawat
profesional yang meliputi perawat klinik, perawat manajer, perawat
pendidik dan perawat peneliti. Selanjutnya, Depkes RI mengatur
jenjang karir profesional perawat klinik kedalam lima tingkatan,
sebagai berikut:
a. Perawat Klinik I (PK I)
Perawat klinik I (Novice) adalah perawat lulusan D-III telah
memiliki pengalaman kerja 2 tahun atau Ners (lulusan S-1
Keperawatan plus pendidikan profesi) dengan pengalaman kerja 0
tahun, dan mempunyai sertifikat PK-I.

20 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


b. Perawat Klinik II (PK II)
Perawat klinik I (Novice) adalah perawat lulusan D-III telah
memiliki pengalaman kerja 2 tahun atau Ners (lulusan S-1
Keperawatan plus pendidikan profesi) dengan pengalaman kerja 0
tahun, dan mempunyai sertifikat PK-I.
c. Perawat Klinik III (PK III)
Perawat klinik III (competent) adalah perawat lulusan D III
Keperawatan dengan pengalaman kerja 9 tahun atau Ners (lulusan S-
1 Keperawatan plus pendidikan profesi) dengan pengalaman klinik 6
tahun atau Ners Spesialis dengan pengalaman kerja 0 tahun, dan
memiliki sertifikat PK-III. Bagi lulusan D-III keperawatan yang
tidak melanjutkan ke jenjang S-1 keperawatan tidak dapat
melanjutkan ke jenjang PK-IV dan seterusnya.

Kualifikasi Jumlah Presentase


PK I 5 33%
PK II 7 47%
PK III 0 0%
Pra PK 3 20%
Total 15 100%

8. Perhitungan Beban Kerja Perawat


Data perhitungan beban kerja di Gedung B lantai 3 B pada bulan
Januari - Februari 2023 dengan metode gillies dan depkes
Ruang Perawatan Umum Non Pavilliun Lt.3
Tingkat ketergantungan pasien ∑ Tenaga Perawat yang Tugas Non
Loss Day
Bulan mandiri parsial total dibutuhkan Keperaw atan ∑
Jumlah Rata-rata Keperawatan tak
Jam Jam Jam ∑ Jam Perawatan / hari Kebutuha
Px jumlah px langsung
∑ Px Perawatan ∑ Px Perawatan ∑ Px Perawatan Koreksi 25% n Tenaga
/hari /hari /hari
jan 490 16 1 2 2 4 13 6 16 105 15 4 5 24
feb 339 12 1 2 2 4 9 6 12 75 11 3 3 17

Berdasarkan perhitungan beban kerja di ruang gedung B lantai 3


pada bulan januari-februari 2023 didapatkan hasil untuk bulan januari
jumlah tenaga yang di butuhkan adalah 24 perawat dan pada bulan

21 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


februari sejumlah 17 perawat. Hasil tersebut sangat jauh berbeda
dikarenakan ada penurunan jumlah pasien yang signifikan. Dan apabila
bedasarkan rumus di atas dengan jumlah yang ada sekarang tidak
mencukupi dimana saat ini jumlah perawat di gedung B lantai 3
sejumlah 15 perawat.
2.1.6 Sarana Dan Prasarana (M2 Material)
1. Lokasi Gedung Lantai 3
Ruang Gedung B lantai 3 terletak di belakang gedung A, ruang
perawatan gedung B lantai 3 terletak di lantai 3.
2. Denah Gedung B lantai 3

3. Fasilitas Dan Prasarana


a. Fasilitas pasien di Ruang Gedung B lantai 3
Tabel 2.8 Daftar Fasilitas Untuk Yang Ada Di Ruang Gedung B lantai 3
Kondisi
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1. Tempat tidur 18 Buah 18 Buah
2. Kasur 18 Buah 18 Buah -
3. Bantal 20 Buah 20 Buah -
4. Bed side cabinet 18 18 -
5. Kamar mandi pasien 9 Tempat 9 Tempat -
6. Wastafel 8 Buah 8 Buah -
7. Jam dinding 8 Buah 8 Buah -

22 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


8. Kursi Penunggu 18 Buah 18 Buah -
9. AC 8 Buah 8 Buah -
10. Urinarial 10 Buah 10 Buah -
11. pispot 15 Buah 15 Buah -
Tempat sampah kecil (kamar
12. 18 Buah 18 Buah -
mandi)
13. Tempat sampah besar 8 buah 8 buah
13. exhauser 8 Buah 8 Buah -
14. Tirai 20 buah 20 buah -
TOTAL 206 206 -
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa semua fasilitas
yang ada d gedung B lantai 3 dapat digunakan dengan baik dan tidak ada
kerusakan.
b. Investaris alat Tenun di Ruang Gedung B lantai 3
Tabel 2.9 Daftar Inventaris Alat Tenun Ruang Gedung B Lantai 3
Kondisi
No. Nama barang jumlah
Baik rusak
1. Sprai 27 27 -
2. Sarung Bantal 27 27 -
3. Sarung Guling 27 27 -
4. Baju pasien 20 20 -
5. Selimut 27 27 -
6. handuk 15 15 -
7. Stik laken 27 27 -
8. cell 27 27 -
9. Waslap 5 5 -
10. Tirai 20 20
TOTAL 222 222 -

Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian


besar alat tenun sebanyak 222 dalam keadaan baik, selain itu
berdasarkan hasil observasi di Ruang Gedung B lantai 3 terdapat

23 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


lemari khusus alat tenun.

c. Inventaris Alat Medis Di Ruang Gedung B lantai 3


Tabel 2.10 Daftar Inventaris Alat Medis Di Ruang Gedung B lantai 3
Kondisi
No Nama Barang Jumlah
Baik Buruk
1. EKG 1 1 -
2. Monitor 2 2 -
3. Nebulizer 1 1 -
5. Gunting lurus 3 3 -
6. Monometer oksigen 2 2 -
7. Stetoskop dewasa 4 4 -
8. Suction pump 1 1 -
9. Penlight 2 2 -
10. Thermometer digital 3 3
11. Ambubeg 1 1 -
12. Standar infus stanlis 20 20 -
13. Tensimeter beroda 1 1 -
14. Tourniquet 4 4 -
15. Tensimeter digital 1 1 -
16. Trolly 2 2 -
18. Gunting lancip stainles 1 1 -
19 Brankar 1 1 -
20. Syringe pump 2 2 -
21. Infus pump 2 2 -
22. Pulse oxymetri 2 2 -
Tempat sampah
23. 3 3 -
infeksius
24. handscrub 25 25 -
25. Kursi roda 3 3 -
26. Safety box 15 15 -
27. Timbangan BB 1 1 -

24 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


TOTAL 104 104 -

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar alat


medis sebanyak 104 dalam keadaan baik.
d. Investaris Perawat Di Ruang Gedung B lantai 3
Kondisi
No Nama Barang Jumlah
Baik Buruk
1. Meja kantor 3 3 -
2. Kursi 7 7 -
3. Rak Obat pasien 2 2 -
4. Kotak Obat Pasien 20 20 -
5. Lemari tenun 2 2 -
6. Rak RM 1 1 -
7. AC 1 1 -
8. Rak pispot 1 1 -
9. Kulkas 1 1 -
10. Wastafel 1 1 -
11. Kursi besi 2 2 -
12. Kamar mandi 1 1 -
13. Dispenser 1 1 -
TOTAL 43 43 -
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian
besar fasilitas perawat sebanyak 43 dengan keadaaan baik .

e. Invenstaris alat Rumah tangga di Gedung B lantai 3


Kondisi
No Nama barang Jumlah
Baik Buruk
1. Waskom stanless 15 15 -
2. Tempat linen kotor 2 2 -
3. Kabel rol 1 1 -
4. APAR 1 1 -

25 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


5. Rak Piring 1 1
TOTAL 20 20 -

Berdasarkan table di atas menunjukkan bahwa sebagian besar


peralatan rumah tangga di Ruang Gedung B lantai 3 sebanyak 20
dalam keadaan baik.

f. Alat Komunikasi Di Ruang Gedung B lantai 3


N Kondisi
Nama Barang Jumlah
o Baik Buruk
1. Computer 2 2 -
2. Laptop 1 1 -
3. telepone 2 2 -
4. HP 1 1 -
TOTAL 6 6 -
Berdasarkan data table di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
alat komunikasi sebanyak 6 dalam keadaan baik .

g. Buku Administrasi Di Ruang Gedung B lantai 3


1. Buku timbang terima
2. Buku pinjam meminjam
3. Buku cssd
4. Buku TTV
5. Ekspedisi Biling
6. Ekspedisi pengembaliaan dokumen RM

h. Fasilitas Penunjang
1. Ruang administrasi
Mempunyai fasilitas dan sarana seperti meja admin dan komputer set,
lemari RM, kursi, peralatan kantor lainnya, ruang adminitrasi menjadi
satu dengan nurse station
2. Nurse Stasion

26 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


3. Ruang dispensing obat
Ruang tempat menyimpan peralatan medis dan habis pakai yang di
perlukan ukuran 2 M x 3. Fasilitas yang ada antara lain rak obat, lemari
alat medis, trolly tindakan.
4. Ruang dapur
Ruang untuk menyiapkan air hangat untuk kebutuhan seka pasien.
Ukuran ruang 2 x 2 fasilitas lainnya ada wastafel, air bersih dan
perlengkapan dapur lainnya .
i. Hasil Observasi
Berdasarkan perhitungan ulang yang dilakukan di Ruang gedung
B lantai 3 dan hasil observasi menunjukkan sarana untuk pasien sudah
mencukupi. Pengiriman linen yang tepat waktu dan sesuai jadwal
sehingga tidak menghambat pelayanan kepada pasien. Rekam medis
pasien tertata rapi di rak pasien sesuai nama dan kamar pasien.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan nurse station di ruang
Gedung B lantai 3 ruang administrasi jadi satu dengan nurse station
dikarenakan tidak adanya ruang tersendiri. Kamar mandi/WC perawat
berada di dalam ruang bersih, tidak memiliki ruang khusus untuk
konsultasi dengan dokter, di ruang gedung B lantai 3 bergabung dengan
ruangan perawat di nurse station.
2.1.7 Metode (M3 Method)
1. Penerapan Model MAKP
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan
empat unsur yakni standar, proses keperwatan, pendidikan keperawatan
dan unsur MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai
yang diyakini dan akan menentukan kualitas produksi jasa layanan
keperawatan (Nursalam 2014). Jenis-jenis model MAKP adalah sebagai
berikut :
a. Fungsional (bukan model MAKP)
Metode fungsional dilaksanakan dengan perawat melaksanakan tugas
(tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada. Setiap
perawat hanya melakukan satu atau dua jenis intervensi keperawatan

27 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


saja (misalnya, merawat luka) kepada semua pasien di bangsal.
Kelebihan:
 Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas
yang jelas dan pengawasan yang baik
 Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
 Perawat senior dapat memfokuskan dengan tugas manajerial,
sedangkan perawatan pada pasien diserahkan pada perawat junior
Kekurangan:
 Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
 Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan
proses keperawatan
 Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja

b. Metode Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
saat berdinas. Pasien akan dirawat oleh perawat perawat yang
berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan jika pasien akan
dirawat oleh orang yang sa,a pada hari berikutnya. Metode kasus
biasa diterapkan satu perawat menangani satu pasien, dan umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat seperti pada kasus isolasi atau
perawatan intensif.
Kelebihan:
 Perawat lebih memahami kasus per kasus
 Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah
Kekurangan:
 Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab
 Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar
yang sama
c. Metode Tim
Metode ini menggunkan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan Keperawatan terhadap sekelompok

28 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim yang terdiri atas
tenaga profesional. Metode ini bisa digunakan pada pelayanan
Keperawatan di unit rawat inap, unit rawat jalan, dan unit gawat
darurat.
Kelebihan:
 Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
 Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
 Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah di
atasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim

Kekurangan:
komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dan sulit
dilakukan untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk

d. Metode alokasi
Metode alokasi pasien merupakan aplikasi metode MAKP tim,
dimana sekelompok perawat ataupun kualifikasinya dengan
ketrampilan bervariasi bertugas merawat sekelompok klien dengan
tingkat tingkat ketergantungan bervariasi pula. Kelebihan dan
kekurangan hamir sama dengan metode tim.

e. Metode primer
Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan Keperawatan pasien mulai
dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Metode ini ditandai
dengan adanya terkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Kelebihan:
 Bersifat kontiiinuitas dan komprehensif

29 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


 Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
hasil, dan memungkinkan untuk pengembangan diri
 Tercapainya asuhan kepada pasien yang komprehensif

Kekurangan: Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki


pengalaman dan pengetahuan yang memadai
Sedangkan Metode yang diterapkan di Ruang gedung B lantai 3
adalah model MAKP alokasi. dimana sekelompok perawat ataupun
kualifikasinya dengan ketrampilan bervariasi bertugas merawat
sekelompok klien dengan tingkat tingkat ketergantungan bervariasi
pula. Kelebihan dan kekurangan hamir sama dengan metode tim
Analisa :
Dari hasil observasi di ruangan penggunaan metode ini berjalan
dengan baik dimana masing-masing perawat memiliki tangung jawab
terhadap pasien yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
2. Penerapan Timbang Terima
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat jelas dan komplit tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sedang dilakukan atau
belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan
harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat
primer ke perawat penaggung jawab jawab dinas sore atau dinas malam
secara tertulis dan lisan (Nursalam 2014).
a. Sumber data (Wawancara)
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 20 maret 2023
dengan perawat jaga di ruang gedung B lantai 3 menjelaskan bahwa
setelah proses timbang terima antar perawat selesai, perawat akan
berkeliling ke pasien dan memperkenalkan diri ke pasien dan
rencana tindakan yang akan dilakukan. Pelaksanaan timbang terima

30 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


di ruang gedung B lantai 3 dilaksanakan setiap pergantian shift atau
operan. Dengan cara kedua kelompok shift dalam keadaan sudah
siap, mengoperkan dan mempersiapkan hal- hal yang disampaikan,
perawat primer atau PJ shift menyampaikan kepada penanggung
jawab shift yang selanjutnya dan observasi kondisi pasien.
Koordinator unit yang melakukan pembagian pasien setiap hari dan
di delegasikan ke PJ shift apabila ada pasien baru di sore atau malam
hari.
Penyampaian operan dilakukan secara jelas dan tidak terburu-
buru, kepala ruangan atau PJ shift memimpin doa untuk mengawali
dalam melaksanakan tugas, Adanya laporan jaga setiap shift. Adanya
buku khusus untuk pelaporan timbang terima dan sudah merupakan
kegiatan rutin yang telah dilaksanakan.
Analisa:
Perawat melakukan timbang terima dan selalu mengelilingi pasien.
Selain itu saat dilakukan timbang terima salah satu team mengecek
dokumentasi obat-obatan dan melakuakn kroscek apakah obat sudah
diberikan sesuai jadwal.

3. Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk
membahas masalah keperawatan dengan melibatkan pasien dan
seluruh tim keperawatan, konsultan keperawatan, serta devisi terkait
(medis, gizi, rehabilitasi medis dan sebgainya). Ronde keperawatan
juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan
dapat meningkatkan kemapuan kognitif, afektif dan psikomotor
(Nursalam 2014).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan koordinator gedung
B lantai 3 pada tanggal 20 maret 2023, ronde keperawatan tidak
dilakukan karena terdapat kendala kesulitan dalam megumpulkan
tenaga medis yang terlibat dalam satu waktu bersamaan. Namun
ruangan melakukan kegiatan semi ronde dengan tenaga kesehatan lain

31 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


seperti dengan dokter saat visite untuk memantau kondisi pasien dan
membahas rencana tindak lanjut yang dilakukan pasien, kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan diit pasien melalui via telepon, dan
kunjungan apoteker untuk memantau buku pemberian obat.

Analisa :
Dari hasil wawancara di ruang gedung B lantai 3 ronde
keperawatan jarang dilakukan dikarenakan kesulitan dalam
megumpulkan tenaga medis lainnya dalam satu waktu bersamaan
selain itu, kasus- kasus dengan diagnosa medis yang memerlukan
penyelesaian masalah dengan berbagai profesi Kesehatan yang sangat
langka jarang ditemukan.

4. Pengelolaan Logistik Dan Obat


Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya
oleh perawat (Nursalam, 2007).
Terdapat nama pasien dengan disertai nomer bed di masing-masing
loker.

Nama Pasien

Nama Obat

Nomor Bed

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di ruang gedung B


lantai 3 untuk pengelolaan obat dan logistik sentralisasi obat
diruangan gedung B lantai 3 dilakukan menggunakan sistem One
Daily Dose (ODD), di mana setiap harinya pasien mendapat perepan
obat untuk hari tersebut. Kemudian resep diserahkan kepada pihak
farmasi, dan pihak farmasi mengantarkan obat yang di resepkan ke

32 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


perawat ruangan. Obat pasien disimpan dalam kotak obat sesuai
dengan identitas pasien (nama, nomor RM, tanggal lahir dan nomer
bed). Penerimaan obat dilakukan oleh perawat ruangan yang
berdinas pada hari tersebut. kemudian perawat menyimpan obat di
kotak obat sesuai nama dan nomor kamar, di tempat penyimpanan
obat terlaksana adanya pemisahan antara obat oral dan obat injeksi,
untuk cairan elektrolit di ruangan sudah disediakan tempat tersendiri,
pengawasan obat dilakukan oleh farmasi dan perawat yang
bertanggung jawab terhadap sentralisasi obat diruangan. Ada lembar
pendokumentasian obat yang diterima disetiap status pasien.
Analisa :
Dari hasil observasi dan pengkajian menunjukan bahwa logistik
dan obat sudah dilakukan sentralisasi obat di setiap pasien, dan
double checking.

5. Penerapan Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima
kedatangan pasien baru (pasien dan keluarga) di ruang pelayanan
keperawatan, khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensip.
Dalam penerimaan pasien baru, maka sampaikan beberapa hal
mengenai orientasi ruangan pengenalan ketenagaan ners medis, dan
tata tertib serta penyakit (Nursalam, 2014).
Berdasarkan hasil observasi di Ruang gedung B lantai 3 kegiatan
Penerimaan Pasien Baru diakukan dengan baik dengan mencapai 94%
dari checklist SOP yang berlaku. Penerimaan pasien baru dilakukan
dengan pemesanan kamar pasien dari IGD/poli, lalu perawat ruangan
menyiapkan kamar perawatan, kemudian perawat IGD/poli
mengkonfirmasi kepada perawat ruangan mengenai kesiapan ruangan
dan petugas mengantar pasien ke ruangan. Saat tiba di ruangan, pasien
disambut oleh perawat dan diantar ke bed pasien, lalu memposisikan
pasien di bed ruangan dengan menyebutkan tata tertib ruangan dan
menyampaikan fasilitas ruangan. Serah terima antar perawat IGD/poli

33 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


dengan perawat ruangan dilakukan di nurse station. Perawat ruangan
memeriksa kelengkapan status pasien dan petugas yang mengantar
pasien menyampaikan masalah yang belum teratasi dan rencana
tindakan yang perlu dilakukan. Pendokumentasian serah terima
dilakukan dengan mencatat pada form transfer pasien antar unit
disertai dengan tandatangan perawat yang mengantar dan menerima
pasien baru.
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi di ruang gedung B lantai 3 didapatkan
bahwa penerimaan pasien baru sudah dilakukan dengan baik dan
sudah menyampaikan tata tertib ruangan dengan baik.

6. Penerapan Discharge Planning


Discharge planning adalah perencanaan yang dilakukan untuk
pasien dan keluarga sebelum pasien meninggalkan rumah sakit dengan
tujuan agar pasien dapat mencapai kesehatan yang optimal dan
mengurangi lama rawat inap serta biaya rumah sakit. Sebelum
pemulangan pasien dan keluarga harus memahami dan mengetahui
cara menajemen pemberian perawatan yang dapat dilakukan di rumah
seperti perawatan pasien yang berkelanjutan, sehingga dapat
mengurangi komplikasi dan meningkatkan kualitas akses pelayanan
kesehatan (Padila et al., 2018).
Komplikasi atau kegagalan dalam memberikan discharge
planning akan beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup
dan disfungsi fisik, selain dari pada itu pasien yang tidak mendapatkan
discharge planning sebelum pulang terutama pada pasien yang
memerlukan perawatan di rumah seperti konseling kesehatan atau
penyuluhan dan pelayanan komunitas, biasanya akan kembali ke
instalasi gawat darurat dalam 24-48 jam. Dalam kondisi ini tentunya
sangat merugikan pasien, keluarga dan rumah sakit. Oleh karena itu
pasien perlu dipersiapkan dalam menghadapi pemulangan (Proborini
et al., 2019).

34 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Penerapan discharge planning di ruang gedung B lantai 3 sudah
sesuai teori di atas. Perawat di ruang gedung B lantai 3 sudah
melakukan KIE kesehatan, penyakit, kebutuhan bantuan dan
Pendidikan kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan sesudah
sampai rumah. Discharge planning secara bertahap, biasanya
dilakukan sebelum dan saat menjelang pulang. Discharge planning
yang dilakukan sudah sesuai dengan SOP yang berlaku di Ruang
gedung B lantai 3. Teknik komunikasi menggunakan komunikasi
efektif dan terapeutik pada keluarga pasien dan pasien agar lebih
paham apa yang disampaikan.
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi di ruang gedung B lantai 3 didapatkan
bahwa perencanaan discharge planning yang dilakukan sudah sesuai
prosedur dan selalu memberikan motivasi agar keluarga bisa
melakukan keperawatan mandiri di rumah tetapi tidak memberikan
media informasi untuk dibawah pulang ke rumah.

7. Penerapan Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah di tetapkan secara efisien dan
afektif (Huber, 2000). Supervisi keperawatan adalah kegiatana
pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan
oleh supervisor mecakup masalah pelayanan keperawatan, masalah
ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang
bermutu setiap saat (Nursalam, 2014).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Ruangan gedung
B lantai 3 supervisi dilakukan oleh koordinator unit rutin setiap hari
dilakukan dengan mendatangi ke pasien untuk mengontrol dan
melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang sudah di lakukan, dan
untuk penilaian dilakukan 3 bulan sekali. Koordinator melakukan
pendokumentasian supervisi pada form penilaian 3 bulan. Dan akan

35 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


menjadi pertimbangan dalam penilaian KPI setiap 6 bulan.
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi di ruang gedung B lantai 3
didapatkan Penerapan Supervisi sudah terlaksana sesuai prosedur.

8. Penerapan Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan
manajemen asuhan keperawatan profesional. Ners profesional
diharapkan dapat menghadapi tuntunan tanggung jawab dan tanggung
gugat terhadap segala tindakan yang dilakukan. Kesadaran masyarakat
terhadap hukum semakin meningkat sehingga dokumentasi yang
lengkap dan jelas sangat dibutuhkan (Nursalam, 2014).
Berdasarkan hasil observasi di Ruang gedung B lantai 3
pendokumentasian sudah baik dengan presentase 100%. Dimana
pendokumentasian di Ruang gedung B lantai 3 dilakukan secara
manual dengan mengisi “catatan perkembangan pasien terintegrasi,
pengkajian pasien, catatan keperawatan dan kebidanan” dengan
metode SOAP dan tehnik pelaporan menggunakan SBAR TBAK.
Pendokumentasian kolaborasi yang dilakukan oleh perawat, dokter,
farmasi, fisioterapi dan profesi lain dilakukan pada lembat CPPT
(Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) dengan metode SOAP.
Selain itu perawat juga melakukan dokumentasi mengenai tindakan
dan rencana tindakan pada buku laporan pasien.
Analisa :
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan menjelaskan
pendokumentasian sudah terlaksana cukup optimal dan baik.
2.1.8 Pembiayaan dan Billing (M4)
1. System penggajian dan remunerasi SDM
System penggajian dan remunerasi SDM di Persada Hospital untuk
perawat dibedakan berdasarkan jenjang karier (PK) serta tunjangan bagi
unit khusus.
2. Sumber Pendapatan Ruangan

36 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sumber pendapatan
Ruang gedung B lantai 3 didapatkan dari pasien umum,asuransi dan
BPJS. Pengelolaaan di Persada Hospital di kelola oleh PT.

37 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Tabel 2.14 Daftar Rincian Gaji Petugas di Gedung B lantai 3
No Jabatan Tunjangan
1. Koordinator confidential
2. Perawat confidential

Tabel Daftar Tarif Kamar


No Kelas Harga Kamar
1 VIP Rp. 800.000
2 Kelas 1 Rp. 450.000
3 Kelas 2 Rp. 300.000
4 Kelas 3 Rp. 200.000

2.1.9 Mutu (M5 Mutu)


1. Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien lebih aman. Meliputi assesment risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
(PERMENKES RI No. 11 Tahun 2017).
Adanya patient safety di rumah sakit sangatlah penting. Hal itu
karena hampir setiap tindakan yang ada di rumah sakit memang
memiliki potensial resiko tersendiri. Penyusunan sasaran ini mengacu
pada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari World Health
Organization (WHO), yang juga digunakan oleh Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). Sasaran keselamatan pasien meliputi
tercapainya hal-hal sebagai berikut: 1) ketepatan identifikasi pasien; 2)
peningkatan komunikasi yang efektif; 3) peningkatan keamanan obat-
obatan yang harus diwaspadai; 4) kepastian lokasi pembedahan yang

38 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


benar, prosedur yang benar dan pembedahan pada pasien yang benar;
5) pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; 6)
pengurangan risiko cedera pasien akibat terjatuh. Maksud dari sasaran
keselamatan pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam
keselamatan pasien yang menyoroti bidang-bidang bermasalah dalam
perawatan kesehatan, memberikan bukti dan solusi hasil konsensus
yang berdasarkan nasihat para pakar (Neri, R. A., dkk., 2018).
a. Sasaran I
Ketepatan Identifikasi Pasien, berdasarkanhasil observasi
dan wawancara telah didapatkan bahwa pasien yang ada di Ruang
gedung B lantai 3 telah mengggunakan gelang pasien berwarna pink
untuk perempuan dan biru untuk laki-laki. Saat melakukan
identifikasi pasien, perawat menanyakan nama dan tanggal lahir
kemudian dengan mencocokkan gelang yang dipakai oleh pasien.
Identifikasi dilakukan dalam setiap keadaan terkait intervensi yang
dilakukan kepada pasien. Seperti sebelum melakukan radioterapi,
menerima cairan intravena, pengambilan darah atau pengambilan
specimen lain untuk pemeriksaan klinis. Identifikasi pasien
dilakukan dengan 2 cara yaitu menanyakan identitas berupa nama
dan tanggal lahir, cara kedua dengan mencocokkan nomor rekam
medis yang ada digelang pasien.
b. Sasaran II
Peningkatan Komunikasi yang efektif, berdasarkan hasil
pengkajian yang dilakukan di Gedung B lantai 3 didapatkan bahwa
perawat mampu melakukan komunikasi yang efektif pada pasien
dan perawat lainnya. Selain itu di Gedung B Lantai 3 menggunakan
Teknik SBAR dalam berkomunikasi secara efektif dengan tenaga
Kesehatan lain, teknik proses komunikasi efektif antara perawat
dengan dokter melalui telepon berisi salam, asal ruangan,
perkenalan, dan menyebutkan informasi atau pertanyaan yang ingin
disampaikan. Apabila perawat menerima perintah lisan secara
langsung maupu via telepon yang berisi informasi atau advice

39 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


pemberian terapi medis atau farmakologi, perawat menuliskan
informasi terssebut secara lengkap dan kemudian dibacakan kembali
oleh perawat kemudian di konfirmasi oleh dokter sebagai pemberi
perintah dan di stempel SBAR yang pada saat dokter visit akan
dimintakan verifikasi.
c. Sasaran III
Setiap obat jika salah penggunaannya dapat membahayakan
pasien bahkan bahayanya dapat menyebabkan kematian atau
kecacatan pada pasien. Terutama obat-obatan yang perlu di
waspadai. Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang
mengandung resiko yang meningkat bila kita salah menggunakan
dan dapat menimbulkan kerugian besar pada pasien peningkatan
keamanan obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medication)
1) Kebijakan atau prosedur dikembangkan untuk mengatur
identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat -
obatan yang perlu diwaspadai.
2) Kebijakan dan prosedur diimplementasikan
3) Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien
kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk
mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut, bila
diperkenankan kebijakan.
Standar pada gedung B lantai 3 untuk kewaspadaan dan
keamanan obat menggunakan metode penyimpanan dalam laci dan
kotak obat pasien. Selain itu, penyimpanan obat yang tidak dapat
disimpan di suhu ruangan disimpan di lemari pendingin dengan
diberi stiker identitas pasien. Trolly emergency selalu terkuci dan
dilakukan monitoring oleh petugas farmasi secara rutin setiap
minggu atau setelah trolly emergency di buka.
Pemberian obat injeksi di ruang gedung B lantai 3 dilakukan
dengan cara obat diambil di kotak penyimpanan obat sesuai dengan
identitas pasien. Setelah obat selesai disiapkan, petugas menyiapkan
spuit sesuai dengan obat yang telah disiapkan sebelumnya dengan

40 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


memberi tulisan nama obat menggunakan spidol dan menempeli
stiker identitas pasien.
d. Sasaran IV
Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien Operasi,
berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa di gedung B Lantai
3 telah memastikan sebelum melakukan tindakan apapun berupa
tepat prosedur dan tepat lokasi. Selain itu jika ada pasien yang harus
di rujuk ke ruang operasi, petugas telah menyiapkan data-data
penunjang seperti hasil foto rongten dll. Standar kepastian tepat
lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi:
1)Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam proses
penandaan atau pemberian tanda.
2)Rumah sakit menggunakan suatu ceklis atau proses lain untuk
melakukan verifikasi preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan
tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat atau benar
3)Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat atau
mendokumentasikan prosedur sign in (sebelum induksi): “sebelum
insisi atau time out” tepat sebelum dimulainya suatu
prosedur/tindakan pembedahan dan sign out sebelum
meninggalkan kamar operasi.
4)Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung
keseragaman proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan tindakan
pengobatan gigi/dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi
Pada ruang gedung B lantai 3, pada pasien yang akan
dilakukan operasi hanya dilakukan persiapan pasien berupa KIE
puasa 8 jam sebelum operasi dimulai tetapi, mengganti baju pasien
dengan baju OK, mengecek tetesan infus apakah ada sumbatan
yang menyebabkan infus tidak lancar, melakukan test alergi
antibiotik sebelum dilakukanya operasi, melakukan injeksi

41 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


profilaksis. Kemudian mengantar pasien ke instalasi kamar operasi,
segala prosedur penandaan operasi langsung di serahkan pada
petugas kamar operasi. Petugas juga meminta persetujuan pasien
dan keluarga terkait prosedur operasi yang akan dijalankan.
e. Sasaran V
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan sebuah
tantangan di lingkungan fasilitas kesehatan. Kenaikan angka infeksi
terkait pelayanan kesehatan menjadi keprihatinan bagi pasien dan
petugas kesehatan. Secara umum, infeksi terkait pelayanan
kesehatan menghilangkan masalah infeksi ini dan infeksi lainnya
adalah dengan menjaga kebersihan tanga melalui cuci tangan.
Pedoman kebersihan tangan (hand hygiene) tersedia dari World
Health Organization (WHO) Rumah sakit mengadopsi pedoman
kebersihan tangan (hand hygiene) dan WHO ini untuk
dipublikasikan di seluruh runah sakit Sebagai upaya pencegahan
infeksi, di Ruang Airlangga RSUD Kanjuruhan telah terbentuk tim
Pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI). Selain tim PPI terdapat
tim surveilance untuk mengetahui kejadian infeksi setiap hari
Pendataan infeksi setiap har dilakukan di masing-masing ruangan
oleh IPCIN kemudian dijadikan satu setiap bulannya oleh IPCN
(Dekes RI, 2012).
Pada observasi di ruang gedung B lantai 3 untuk pasien dan
petugas sudah menerapkan 6 langkah cuci tangan dan 5 momen cuci
tangan. Saat tindakan keperawatan dilakukan petugas menggunakan
APD yang sesuai dengan kasus yang ditangani. Setelah pasien
pulang petugas melakukan penggantian linen yang sebelumnya
dibersihkan terlebih dahulu dengan alkohol 0,05%, untuk pasien
dengan kasus infeksius pembersihan ruangan dibersihkan keseluruh
area kamar, saat penerimaan pasien baru setiap pasien diedukasi
terkiat 6 langkah cuci tangan. Tetapi masih banyak pasien yang
tidak melakukan cuci tangan 6 langkah dan menggunakan masker
selama berada di area rumah sakit.

42 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Tabel 2.15 Kejadian flebitis pada tanggal 20-21 maret 2023
No Kategori Jumlah Pasien
1. Tidak ada rasa sakit atau tanda-tanda
14
phlebitis. Skor = 0
2. Nyeri/kemerahan di sekitar
2
penusukan infus. Skor = 1
3. Nyeri, pembengkakan, kemerahan di
sekitar vena penusukan dan vena 1
teraba. Skor = 2
4. Nyeri, pembengkak, indurasi,
kemerahan sepanjang vena ≥3 cm
0
dari lokasi penusukan, ada pus. Skor
=3
5. Semua tanda-tanda di atas dan ada
0
kerusakan jaringan. Skor = 4
Total 17
Berdasarkan tabel diatas terdapat 3 kejadian flebitis dengan
kategori Nyeri/kemerahan di sekitar penusukan infus dan adanya
pembengkakan di sekitar penusukan dengan skor 1 sebanyak 2
pasien dan skor 2 sebanyak 1 pasien, sehingga didapatkan jumlah 3
pasien. Tindakan yang telah dilakukan yaitu AFF infus setelah itu
dilakukan alih posisi.
f. Sasaran VI : Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Pasien yang pada assesmen awal dinyatakan berisiko rendah
untuk jatuh dapat mendadak berubah menjadi berisiko tinggi. Hal
ini disebabkan oleh operasi dan atau anestesi, perubahan mendadak
kondisi pasien serta penyesuaian pengobatan Banyak pasien
memberikan asesmen selama dirawat inap di rumah sakit. Rumah
sakit harus menetapkan kriteria untuk identifikasi pasien yang
dianggap berisiko tinggi jatuh (SNARS, 2018). Pengurangan Risiko
Pasien Jatuh, berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa di
Gedung B lantai 3 cukup maksimal dalam meminimalisir risiko

43 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


pasien jatuh yaitu dengan menggantungkan atau memasang symbol
segitiga kuning pada area terdekat lingkungan pasien (bed pasien),
roda tempat tidur pada posisi yang terkunci, menaikkan pagar
pengaman (siderail bed).
Hasil observasi di Gedung B lantai 3 menerapkan
assesment risiko jatuh pada pasien dengan menggunakan morse
fallse scale untuk pasien >14 tahun – 60 tahun dan ontario fall
scale untuk usia >60 tahun. Pasien dengan hasil risiko rendah
maupun tinggi tetap dilakukan pencegahan jatuh pada pasien
seperti selalu memasang siderail bad, memposisikan bed rendah
dan menggunakan restrain pada pasien yang nampak gelisah.
Pengkajian risiko jatuh dilakukan setiap hari atau apabila terjadi
perubahan kondisi.
Tabel 2.16 Angka Kejadian Risiko Jatuh Dan Restrain Di Ruang
gedung B lantai 3 Tanggal 20-21 maret 2023.
No. Kategori Pasien Presentase
1. Risiko Rendah 15 83,3%
Jatuh
2. Risiko Sedang 2 11,1%
Jatuh
3. Risiko Tinggi 1 5,6%
Jatuh
Total 100%

Berikut rumus perhitungan cedera akibat restrain di ruang


airlangga tanggal 20-21 maret 2023:

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bawah pasien


cedera akibat restrain adalah 0%

44 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


2. Kepuasan
Terdapat lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh pelanggan
dalam mengevaluasi kualitas jasa layanan antara lain:
a. Keandalan
b. Jaminan
c. Kenytaan
d. Empati
e. Tangung Jawab (Nursalam, 2015)
Dalam penelitian tingkat kepuasan didapatkan hasil bahwa pasien
merasa sangat puas dengan jasa layanan yang diberikan oleh perawat
sebanyak 12 orang, dan merasa puas sebanyak 5 orang, sedangkan yang
merasa tidak puas sebanyak, 1 orang. Kuesioner kepuasan dibagikan
kepada pasien di gedung B lantai 3 pada tanggal 18 maret 2023.
Gambar 2.1 Diagram Presentase Kepuasan Pasien

Berdasarkan data pengkajian terhadap pasien di ruang gedung B


lantai 3 dengan menggunakan kuisioner didapatkan hasil:
a. Pada indicator tangibles (kenyataan), 4 pasien (50%) merasa puas,
dan 3 pasien (37%) merasa sangat puas dengan pelayanan. Aspek ini
mencakup pemberian informasi tentang administrasi selama dirawat
di rumah sakit, kebersihan dan kerapihan ruangan, kebersihan dan
kerapian alat kesehatan, kebersihan dan kelengkapan fasilitas kamar
mandi, dan kerapian serta penampilan perawat.
b. Aspek reliability (keandalan) meliputi penanganan masalah
perawatan secara professional, pemberian informasi fasilitas dan

45 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


cara penggunaannya, pemberitahuan hal yang harus dipatuhi,
pemberitahuan hal yang dilarang, dan ketepatan waktu perawat tiba
di ruangan saat membutuhkan. Pada aspek di atas, sebanyak 2 pasien
(50%) merasa puas dan 4 pasien (50%) lainnya mengatakan sangat
puas dengan pelayanan perawat.
c. Aspek responsiveness (tanggung jawab) meliputi kesediaan perawat
menawarkan bantuan, penanganan segera ketika sampai di ruangan
rawat inap, penyediaan waktu khusus untuk membantu kebutuhan
dasar manusia, kesediaan membantu memperoleh obat, dan
kesediaan perawat membantu pelaksanaan pelayanan foto dan
laboratorium di rumah sakit. Pada aspek ini, ditemukan sebanyak 1
pasien (13%) merasa tidak puas, 4 pasien (50%) merasa puas, dan 3
(37%) pasien sangat puas terhadap pelayanan.
d. Aspek Assurance (jaminan) diantaranya pemberian perhatian
keluhan pasien, mampu menjawab pertanyaan tindakan perawatan
yang diberikan, jujur dalam pemberian informasi, selalu memberi
salam dan senyum saat bertemu, teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan perawatan. Dari hasil di atas, ditemukan 4
pasien (50%) merasa puas, dan 2 pasien (25%) sangat puas dengan
pelayanan perawat.
e. Sebanyak 4 pasien (40%) merasa puas dan 5 pasien lainnya (60%)
merasa sangat puas dengan kepuasan pelayanan aspek empathy
(empati). Pada aspek ini meliputi pemberian informasi tentang segala
tindakan perawatan yang akan dilaksanakan, mudah ditemui dan
dihubungi bila dibutuhkan, pengukuran TTV dan pemeriksaan fisik,
pelayanan diberikan tidak berdasarkan pangkat / status, dan
pemberian perhatian dan dukungan moril terhadap keadaan anda.
3. Analisa ALOS ( Average Lenght Of Stay)
ALOS (Average Length of Stay) merupakan rata-rata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu

46 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


pengamatan lebih lanjut. Secara umum ideal standar: 6-10 hari
perawatan

Tanggal 18-20 Maret 2023


18 maret 19 maret 20 maret Total
2023 2023 2023
Pasien Lama Rawat px KRS
Px A 2 2 4
Px B 3 4 2
Px C 3 2 4
Px D 5 3 3
Px E 2
Jumlah 4 pasien 4 pasien 5 pasien 13
pasien KRS pasien
Jumlah hari 13 hari 11 hari 15 hari 29
perawatan hari
px keluar

Diketahui:
- Jumlah hari perawatan: 39 Hari
- Jumlah pasien keluar (hidup + meninggal): 13 Pasien
ALOS = 39/13 = 3
Jadi rata-rata nilai ALOS di ruang gedung B Lantai 3 yaitu 3
hari, semakin cepat hari perawatan maka semakin baik, artinya
perawatan yang diberikan sesuai sehingga pasien lekas membaik.
4. Analisa BOR (Bed Occupacy Rate)
Bed Occupancy Ratio (BOR) merupakan angka yang menunjukkan
presentase penggunaan tempat tidur (TT) di unit rawat inap (bangsal).
Nilai normal rujukan BOR: 70-86%. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari tempat tidur
rumah sakit. Rumus:

47 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Tabel Analisis BOR Pasien Kelolaan Ruang gedung B Lantai 3
tanggal 18-20 maret 2023.
18 maret 19 maret 20 maret Rata-rata
2023 2023 2023 BOR
VIP 3 3 3
KELAS 1 4 6 6
KELAS 3 6 5 7
Jumlah 17 14 16
pasien
BOR (TT 94,4% 77,8% 88,9% 87,03%
18)

Nilai BOR pada ruang Gedung B lantai 3 yaitu 87,03 % , yaitu


dalam batas normal dari nilai rujukan. Semakin tinggi nilai BOR
berarti semakin tinggi pula penggunaan tempat tidur yang ada untuk
perawatan pasien. Namun diperhatikan bahwa semakin banyak pasien
yang dilayani berarti semakin berat pula beban kerja petugas di unit
tersebut.
5. TOI
TOI merupakan rata-rata hari tempat tidur yang tidak ditempati, dari
waktu terisi ke masa terisi berikutnya. Indikator ini juga memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya, tempat
tidur kosong atau tidak terisi selama 1-3 hari. Nilai rujukan TOI yaitu 1-
3 hari (Rustiyanto, 2021)

Pada tanggal 20 maret 2022


Diketahui:
Jumlah tempat tidur pasien= 18 Bed

48 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Periode hari = 1 Hari
Hari perawatan = 13 Hari
Jumlah pasien KRS = 4 Pasien
Jadi, TOI = (18x1)-13 = 1,25 = 1 Hari
4
6. NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depes RI adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat
untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan
gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.

Tanggal Jumlah Pasien NDR Nilai


pasien keluar Rujukan
meninggal Normal
18-20 maret 1 pasien 13 <1,3%
2023 pasien
Tabel Analisis NDR Pasien Ruang gedung B lantai 3 per tanggal 18-20
maret 2023.
Berdasarkan analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai NDR
pasien dalam batas normal yaitu 0,07% yang berarti berada pada nilai
rujukan normal yaitu <2,5%.
7. GDR
GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar
(Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011). Nilai GDR tidak
lebih dari 45 per 1000 penderita keluar (Kementerian Kesehatan 2011).

Tanggal Σ Pasien Σ Pasien GDR Nilai


Meningg Rujukan

49 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


al Keluar Normal

18-20 1 pasien 13 pasien <45%


maret
2023

8. Tingkat Kejadian Medication Error, Decubitus, Kepuasan,


Kenyamanan, Kecemasa, Tingkat Pengetahuan Dan Perawatan Diri
a. Medication Error

Tanggal 18 maret 2023

Tanggal 19 maret 2023

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa dalam waktu 3 hari


observasi, angka KTD dalam pemberian obat sebesar 0% yang
artinya tidak ada kejadian tidak diharapkan dalam pemberian obat
terjadi di ruang gedung B lantai 3.
b. Decubitus
No Tanggal Kejadian Jumlah pasien berisiko
dekubitus
1. 18-20 maret 2023 0 0
Rata-rata 0

50 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Tabel Angka Kejadian Decubitus per tanggal 18-20 maret 2023
Kejadian dekubitus dari data yang didapatkan selama observasi
dari tanggal 18-20 maret 2023 didapatkan data kejadian risiko dekubitus
sebesar 0 kasus dengan persentase 0% yang berarti tidak terdapat kejadian
dekubitus di ruang gedung B Lantai 3 selama periode observasi ruangan.

c. Kenyamanan
No Skala Nyeri Frekuensi
1 Nyeri Ringan 1
2 Nyeri Sedang 3
3 Nyeri Berat 0
Total 4
Tabel keluhan nyeri pasien di Ruang gedung B lantai 3 tanggal
20 maret 2023. Presentase pasien nyeri yang terdokumentasi dalam
askep :

Maka,

Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa sebanyak 1


pasien mengalami nyeri ringan (skala 1-3) dan 3 lainnya mengalami
nyeri sedang dengan rentang skala 4-6.
d. Kecemasan
Tanggal Cemas Tidak cemas
18 maret 2023 2 15
19 maret 2023 1 13
20 maret 2023 4 12
Jumlah 7 40

Tidak Cemas : 40 pasien


Cemas : 7 pasien

51 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Pengkajian pada Tanggal 18-20 maret 2023 didapatkan angka
kejadian pasien yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 85,1%.
e. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang. Proses perilaku seseorang juga di pengaruhi oleh
pengetahuan yang bersifat positif. Sebaliknya jika perilaku tidak
disadari oleh pengetahuan maka perilaku tidak akan berlangsung
lama. Dari hasil pengkajian pada tanggal 18-20 maret 2023
didapatkan bahwa dalam pemberian media leaflet masih kurang di
ruangan gedung B lantai 3 dan tema leaflet belum lengkap.
2.2 Analisa SWOT
1. Penyusunan dan Analisis SWOT sebagai berikut :
a. Analisis SWOT M1 (Man)
Tabel 2.2.1 Analisis SWOT M1
Internal Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Adanya perawat yang 1. Masih ada perawat Pra PK
sudah Ners (6 orang dari sebanyak 3 orang
15 perawat) 2. Tidak konsisten dalam
MAN 2. Kepala Ruangan sudah S1 pengisian dokumentasi
dan Ners terkait tingkat
3. Perawat selalu ketergantungan pasien
mengupgrade ilmu dan 3. Mayoritas tenaga kerja
target pelatihan 20 memiliki Pendidikan D3
Eksternal jam/tahun Keperawatan
4. Adanya kedisiplinan 4. Masih ada complain
pegawai terkait jam terkait komunikasi
datang dan pulang shift perawat
5. 40% perawat sudah di PK
2
6. Adanya kelas

52 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


keperawatan untuk
perawat atau bidan baru
Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. Adanya kesempatan 1. Perawat memiliki 1. Dengan adanya target 20
bagi tenaga kesempatan untuk jam selama 1 tahun
keperawatan untuk menaikkan tingkat perawat termotivasi
melanjutkan pengetahuan dengan dalam mengikuti
pendidikan lebih melanjutkan jenjang pelatihan internal yan
tinggi Pendidikan sarjana. diadakan oleh diklat
2. Adanya system rotasi 2. Dengan adanya perawat 2. Perawat yang sudah
kerja tenaga ners yang ditunjang mengikuti pelatihan
keperawatan di dengan pelatihan akan dapat memberikan
Persada Hospital menambah pengetahuan materi kepada team
dan keahlian dalam
ruang gedung B lantai 3.

Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T


1. Adanya tuntutan untuk 1. Dengan menggunakan 1. Meminimalkan
pelayanan yang lebih metode asuhan kelemahan dengan
professional keperawatan professional meningkatkan pelatihan
2. Tingkat kesadaran (MAKP) yang sesuai akan dan meningkatkan
pasien dan keluarga meningkatkan kinerja dan jenjang pendidikan ke S1
akan tanggung jawab pelayanan yang lebih dan Ners
dan tanggung gugat professional.
3. Tuntutan pasien dan 2. Dengan mengacu pada
keluarga untuk keperawatan (Biologi,
mendapatkan psikolog, sosial dan
pelayanan yang spiritual) yang
memuaskan professional.

b. Analisis M2

53 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Tabel 2.2.2 Analisis SWOT M2 (Material)
Internal Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
a. Dokumen ruangan 1. Tidak adanya
lengkap ruang konsultasi dokter
b. Memiliki nurse
station
c. Terdapat lemari
MATERIAL khusus obat pasien
d. Terdapat lemari
khusus alat tenun
e. Tersedianya troli
emergency
f. Terdapat administrasi
yang penunjang yang
lengkap.
Eksternal

Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O


1. Adanya kesempatan 1. Melengkapi ruangan 1. Mengajukan
ruangan untuk dan perlengkapan penambahan sarana
mengajukan perbaikan penunjang dalam dan prasarana ruangan.
kualitas ruangan memberikan asuhan 2. Menata ulang sarana
sesuai dengan keperawatan sehingga dan prasarana yang
kebijakan yang ada di dapat meningkatkan tersedia secara efektif.
rumah sakit pelayanan
keperawatan dalam
berbagai hal.
Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T
Alat medis yang semakin 1. Memanfaatkan 1. Mengajukan
modern sarana dan prasarana penambahan sarana
se efisien mungkin dan prasarana yng
dan sesuai dengan

54 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


menggunakannya standarnya agar ,
sesuai dengan SOP tercapai akreditasi
yang telah rumah sakit yang
disepakati. lebih baik.

c. Analisis M3 Method
Tabel 2.2.3 Analisis M3 (Methode)
MAKP
Internal Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Perawat penanggung 1. Masih ada perawat pra
MAKP jawab pasien PK 3 orang
Eksternal melakukan proses
keperawatan yang
menyeluruh
2. Terlaksananya proses
komunikasi yang efektif
antara tenaga Kesehatan
Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. Terjalinnya 1. Metode keperawatan 1. Pemberian atau
kerjasama yang baik yang digunakan sesuai pencatatan tingkat
antar perawat sehingga asuhan ketergantungan pasien
keperawatan menjadi 2. Kepala ruangan dan
lebih efektif katim memotivasi
perawat untuk terus
meningkatkan
komunikasi secara
efektif
Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T
Asuhan Keperawatan 1. Meningkatkan 1. Membagi pasien sesuai
yang diberikan tidak pengetahuan perawat tingkat ketergantungan
maksimal dalam asuhan untuk memudahkan
keperawatan model dalam memberikan

55 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


MAKP asuhan keperawatan
TIMBANG TERIMA
Internal Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Timbang terima 1. Tidak dilakukannya
dilakukan dengan pre dan post
TIMBANG TERIMA tepat waktu conference sesuai
2. Timbang terima SOP
dilakukan setiap
Eksternal pergantian shift
3. Adanya buku laporan
yang berisi data-data
untuk pelaporan
proses keperawatan
setiap shif
Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. Timbang terima 1. Sarana dan prasarana 1. Kepala ruangan
dilakukan sesuai penunjang cukup memantau,
dengan SOP tersedia sehingga memotivasi dan
memudahkan perawat memberi masukan
untuk melakukan kepada perawat untuk
timbang terima melakukan timbang
terima sesuai SOP
Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T
1. Meningkatkan 1. Meningkatkan 1. Mengevaluasi
tanggungjawab profesionalisme penyelenggaraan
perawat sebagai perawat dalam timbang terima
pemberi asuhan timbang terima 2. Memberikan sanksi
keperawatan kepada perawat yang
terlambat tanpa izin
saat timbang terima
RONDE KEPERAWATAN
Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)

56 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


1. Terdapat SOP ronde 1. Ronde keperawatan
keperawatan di Ruang tidak pernah dilakukan
RONDE gedung B lantai 3 karena kesulitan
KEPERAWATAN 2. Perawat menggunakan mengumpulkan tenaga
bahasa yang dapat dari profesi lain
dipahami.
Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. Adanya kesempatan 1. Mengajukan untuk 1. Membuat jadwal rutin
dari kepala ruangan dilakukan pelatihan untuk melaksanakan
untuk megadakan ronde keperawatan ronde keperawatan
ronde keperawatan
pada perawat yang
ada di ruangan
Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T
1. Perawatan yang 1. Mengoptimalkan 1. Mengevaluasi untuk
diberikan pada kegiatan ronde penyelenggaraan ronde
pasien dengan kasus keperawatan untuk keperawatan
tertentu kurang meningkatkan kinerja
maksimal. perawat

SENTRALISASI OBAT

57 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Terdapat loker khusus 1. Distribusi obat dari
penyimpanan obat farmasi kadang
untuk masing-masing terlambat
pasien sesuai dengan
identitas pasien.
SENTRALISASI 2. Penggunaan obat
OBAT menggunakan sistem
one daily dose.
3. Pemberian obat
dilaksanakan oleh
perawat
Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. Perawat dapat 1. Perawat melakukan 1. Memberikan etiket obat
melakukan pengecekan pada spuite obat dan
klarifikasi nama persediaan obat double checking
pasien sebagai
identitas untuk
menghindari resiko
salah pemberian
obat.

Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T


1. Makin tinggi 1. Mengoptimalkan 1. Ketepatan dan
kesalahan pelaksanaan kelengkapan
pemberian obat pemberian obat identifikasi obat pada
2. Prosedur dengan prinsip 5 benar obat yang akan
pemberian obat agar tepat saat diberikan pada pasien.
terhadap pasien pemberian obat
tidak sesuai kepada pasien
prosedur
SUPERVISI

58 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Ruangan memiliki 1. Pendokumentasian
SOP untuk supervisi supervisi tidak
2. Kepala ruangan dilakukan setiap hari.
mendukung dan
melaksanakan
supervisi secara rutin
3. Kepala ruangan
melakukan
pendokumentasian
SUPERVISI supervisi pada buku
khusus laporan
supervisi
Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. Perawat dapat 1. Meningkatkan 1. Kepala ruangan
meningkatkan standart mutu mendokumentasikan
kompetensi setelah pelayanan di ruangan. setiap hasil dari
mendapat masukan 2. Meningkatkan kegiatan supervisi
dari supervisi perfesionalisme yang dilakukan setiap
perawat dengan hari.
menerima saran
perbaikan dalam
meningkatkan asuhan
keperawatan kepada
pasien.
Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T
1. Adanya pengaduan 1. Pengoptimal dalam 1. Supervise dilakukan
ketidaknyamanan kegiatan supervisi sesuai dengan
pasien terhadap untuk meningkatkan procedure yang sudah
mutu pelayanan kinerja perawat ditetapkan
dan complain sehingga mampu
terkait komunikasi meningkatkan mutu

59 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


perawat pelayanannya.
PENERIMAAN PASIEN BARU
Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Penerimaan pasien 1. Terkadang penerimaan
baru dilakukan dengan pasien baru di ruangan
PENERIMAAN baik tidak sesuai dengan
PASIEN BARU 2. Ruang gedung B SOP
lantai 3 memiliki SOP
untuk penerimaan
pasien baru
Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. Perawat pra PK 1. Meningkatkan 1. Melakukan
dapat membantu pengetahuan perawat penerimaan pasien
dalam menerima tentang pelaksanaan baru sesuai dengan
pasien baru (dalam penerimaan pasien SOP yang berlaku.
pendampingan) baru sesuai dengan
sop yang sudah
ditentukan.
Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T
1. Tuntutan 1. Pengoptimalan 1. Memanfaatkan
masyarakat untuk kegiatan penerimaan perawat pra PK
memperoleh pasien baru untuk untuk ikut langsung
pelayanan meningkatkan kinerja membantu
Kesehatan yang perawat. penerimaan pasien
professional baru.
DISCHARGE PLANNING
Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Ruang gedung B 1. Pemberian KIE
lantai 3 memiliki SOP diberikan secara lisan
untuk discharge kepada setiap pasien /
planning keluarga dan tidak
2. Perawat melibatkan diberikan media

60 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


DISCHARGE keluarga untuk informasi seperti leaflet
PLANNING perencanaan pasien / brosur untuk dibawa
pulang pulang
3. Tersedia buku laporan 2. Pendidikan kesehata
discharge planning dilakukan secara lisan
dan format discharge
planning untuk pasien
pulang.
4. Perawat menjelaskan
dan memberikan kartu
kontrol saat pasien
pulang
Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. Pembagian edukasi 1. Perawat dapat Mengajukan diadakannya
melalui leaflet / meningkatkan mutu diskusi semua perawat
brosur oleh perawat pelayanan yang lebih ruang gedung B Lantai 3
saat pasien akan efektif dan baik. untuk memahami tentang
pulang kegiatan supervises.
Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T
1. Makin tingginya 1. Meningkatkan mutu Mengevalusi
resiko kekambuhan pelayanan sesuai penyelenggaraan kegiatan
karena informasi dengan SOP yang supervisi yang sesuai
yang diberikan berlaku dengan prosedur
kurang maksimal
DOKUMENTASI
Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Tedapat format baku 1. Masalah keperawatan
untuk penulisan yang tedokumentasi
dokumentasi hanya ditujukan pada 1
2. Format dokumentasi diagnosa utama saja.
yang digunakan tidak
DOKUMENTASI membebani kerja

61 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


perawat
3. Dokumentasi
keperawatan dilakukan
pada dua jenis,
dokumentasi secara
tertulis dan
dokumentasi secara
online
4. Seluruh perawat sudah
mengerti mengenai cara
penulisan dokumentasi
5. Adanya kesadaran
perawat mengenai
tanggung jawab an
tanggung gugat
Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O
Terdapat format 1. Mengoptimalkan 1. Melakukan pengadaan
dokumentasi yang baku pemahaman perawat kegiatan refreshing
sehingga proses tentang pentingnya tentang proses
dokumentasi menjadi dokumentasi pendokumentasian yang
lebih efektif. keperawatan yang telah ada untuk menjadi
dilakukan. proses dokumentasi
yang lebih standart.
Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T
1. Adanya tuntutan Pengoptimalan dalam 1. Meningkatkan,kedisipli
yang lebih tinggi kegiatan dokumentasi nan dalam melakukan
dari masyarakat sesuai standar operasi pendokumentasi yang
untuk mendapatkan yang digunakan di komprehensif.
pelayanan. ruangan untuk
2. Persaingan antara meningkatkan asuhan
ruang semakin keperawatan yang ada.
tinggi dalam

62 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


pemberian kualitas
pelayanan.

d. Analisis SWOT M4 (Money)


Tabel 2.2.4 Analisis SWOT Money
Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Pengelolaan seluruh 1. ALOS rawat inap
keuangan diatur yang menyebabkan
bagian keuangan kerugian rumah
2. Pendapatan ruang sakit
MONEY gedung B lantai 3
berasal dari jasa
pelayanan umum,
asuransi dan BPJS
Opportunity Strategi S-O Strategi S-O
1. Pendapatan ruang 1. Kewajiban semua 1. Kepatuhan terhadap
gedung B lantai 3 penduduk Indonesia CP
berasal dari BPJS yang harus memakai 2. Perawatan harus
dan asuransi yang BPJS memberikan efektif, efisien dan
bekerja sama tambahan pada tepat sasaran.
dengan persada rumah sakit
hospital sekaligus juga pasien
umum
Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T
1. Banyaknya pasien 1. Meningkatkan 1. Kepatuhan terhadap
yang menggunakan kepatuhan terhadap pelayanan pasien
BPJS, dimana pasien layanan pasien
memiliki batas klaim
dalam setiap penyakit
yang berbeda.

e. Analisis SWOT Pada M5 (Mutu)

63 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Tabel 2.2.5 Analisis SWOT pada M5 (Mutu)
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Kepuasan pasien 1. Rendahnya
terhadap pelayanan pengetahuan pasien dan
kesehatan di rumah keluarga tentang
sakit terutama di penyakit yang diderita
Ruang gedung b 2. Kurangnya penerapan
lantai 3 dalam batas keluarga mengenai cuci
puas. tangan 6 langkah dan
2. Angka kejadian memakai masker di
decubitus 0% area rumah sakit
3. Angka kejadian 3. Ketidakpatuhan
MUTU medication error 0 keluarga dalam
% mengikuti aturan jam
4. Kejadian pasien kunjung dan aturan
cidera 0% penunggu pasien
5. Nilai BOR dalam didalam ruangan.
batas normal
Peluang Strategi S-O Strategi W-O
(Opportunity) 1. Mengoptimalkan 1. Melakukan pemberian
1. Kerjasama yang pendokumentasian identifikasi
baik antara perawatan di pemasangan infus
perawat ruangan 2. Melakukan
2. Banyaknya 2. Mempertahankan penyuluhan pada
jumlah tenaga atau meningkatkan keluarga pasien
keperawatan standart mutu tentang peraturan
yang berjaga pelayanan du berkunjung dan cara
dalam satu dinas. ruangan. mencuci tangan dan
ketepatan dalam
menggunakan masker
yang benar.
3. Memberikan

64 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


identifikasi berupa
label nama pasien,
nama obat di spuit
injeksi obat.
Ancaman (threat) Strategi S-T Strategi W-T
1. Adanya 1. Selalu menerapkan 1. Melakukan supervise
peningkatan SOP sebagaimana dari kepala ruang ke
standar mestinya, supaya perawat pelaksana
masyarakat yang mutu pelayanan maupun katim untuk
harus dipenuhi tetap berjalan ketepatan pemakaian
2. persaingan dengan maksimal. SOP.
banyak RS lain
baik swasta
maupun klinik
yang
menggunakan
pelayanann BPJS

65 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Analisis Skoring SWOT

Analisis SWOT Man (Sumbe Daya Manusia)


NO ANALISA SWOT BOBOT RATING
1 SUMBER DAYA MANUSIA
Internal Factor (IFAS)
STRENGHT
a. Adanya perawat yang
0,2 3 0,6
sudah Ners (3 orang)
b. Kepala Ruangan sudah S1
0,2 2 0,4
dan Ners
c. Perawat dalam setiap tahun
mengikuti beberapa
0,3 4 1,2
pelatihan yang diadakan di
rumah sakit
d. Adanya kedisiplinan
pegawai terkait jam datang 0,3 3 0,9
dan pulang shif S-W =
Jumlah 1 3,1 3,1-3,4 =
WEAKNESS -0,3
a. Masih ada perawat Pra PK
0,3 3 0,9
sebanyak 3 orang
b. Pencatatan tentang
ketergantungan pasien
0,4 4 1,6
jarang didokumentasikan
oleh perawat pelaksana
c. Mayoritas tenaga kerja
memiliki Pendidikan D3 0,3 3 0,9
Keperawatan
Jumlah 1 3,4

Eksternal Factor (EFAS)

66 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


OPPURTUNITY
a. Adanya kesempatan bagi
tenaga keperawatan untuk
0,6 3 0,9
melanjutkan pendidikan O – T =
lebih tinggi 2,3-3,4=
b. Adanya system rotasi kerja -1,1
tenaga keperawatan 0,4 2 0,8
persada hospital malang

Jumlah 1 2,3
TREATENNED
a. Adanya tuntutan untuk
pelayanan yang lebih 0,3 3 0,9
professional
b. Tingkat kesadaran pasien
dan keluarga akan
0,4 4 1,6
tanggung jawab dan
tanggung gugat
c. Tuntutan pasien dan
keluarga untuk
0,3 3 0,9
mendapatkan pelayanan
yang memuaskan
Jumlah 1 3,4

Analisis SWOT Pada Material


NO ANALISA SWOT BOBOT RATING Bobot x Rating
2 MATERIAL
Internal Factor (IFAS)
STRENGHT
a. Dokumen ruangan lengkap 0,2 3 0,6 S-W = 3,0
b. Memiliki nurse station 0,2 3 0,6 – 3,5 = -
c. Terdapat lemari khusus 0,2 4 0,8

67 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


obat pasien
d. Terdapat lemari khusus
0,1 2 0,2
alat tenun
e. Tersedianya troli
0,2 3 0,6
emergency
f. Terdapat administrasi
0,1 2 0,2
penunjang yang lengkap. 0,5
Jumlah 1 3,0
WEAKNESS
a. Tidak adanya ruang
konsultasi dokter 1 3 3,5

Jumlah 3,5
Eksternal Factor (EFAS)
OPPURTUNITY
a. Adanya kesempatan
ruangan untuk mengajukan O-T =
perbaikan kualitas ruangan 1 3 2 2,0- 3 = -
sesuai dengan kebijakan 1
yang ada di rumah sakit

Jumlah 1 2,0
TREATENNED
Alat medis yang semakin
1 3 3
modern
Jumlah 1 3

Analsis SWOT Pada Methode


NO Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x rating
MAKP

68 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Internal Faktor (IFAS)
Strenght
1. Perawat penanggung
jawab pasien melakukan
0,5 4 2,0
proses keperawatan yang
menyeluruh
2. Terlaksananya proses
komunikasi yang efektif 0,5 3 1,5 S-W= 3,5-3 =
antara tenaga Kesehatan 0,5
Jumlah 1 3,5
Kelemahan (Weakness)
1. Pembagian pasien tiap tim
tidak memandang tingkat 1 3 3
ketergantungan pasien
Jumlah 1 3
Ekternal Factor
Opportunity
1. Terjalinnya kerjasama
1 0,2 2
yang baik antar perawat
Jumlah 1 2
Threat
O-T = 2-3= -1
1. Asuhan Keperawatan yang
1 0,3 3
diberikan tidak maksimal
Jumlah 1 3
TIMBANG TERIMA
Internal factor (IFAS)
Strength
1. Timbang terima dilakukan S-W = 2,0 –
0,3 2 0,6
dengan tepat waktu 3,5 = -0,5
2. Timbang terima dilakukan 0,3 2 0,6
3. Adanya buku laporan 0,4 2 0,8
yang berisi data-data

69 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


untuk pelaporan proses
keperawatan setiap shif
Jumlah 2,0
Weaknes
1. Timbang terima tidak
dilakukan di ruang pasien 0,5 3 1,5
atau di bed.
2. Tidak dilakukannya pre
dan post conference sesuai 0,5 4 2,0
SOP
Jumlah 3,5
Eksternal Faktor
Opportunity
1. Timbang terima dilakukan
1 2 2
sesuai dengan SOP
Jumlah 1 2
Treated
O-T = 2-2 = 0
1. Meningkatkan
tanggungjawab perawat
1 2 2
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
Jumlah 1 2
RONDE KEPERAWATAN
Internal factor (IFAS)
Strength
1. Terdapat SOP ronde S – W = 3,0 –
keperawatan di Ruang 0,5 3 1,5 4,0 = -1,0
Airlangga
2. Perawat menggunakan
bahasa yang dapat 0,5 3 1,5
dipahami.
Jumlah 1 3,0

70 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Weaknes
1. Ronde keperawatan tidak
pernah dilakukan karena
1 4 4
kesulitan mengumpulkan
tenaga dari profesi lain
Jumlah 1 4
Eksternal Faktor
Opportunity
1. Adanya kesempatan dari
kepala ruangan untuk
megadakan ronde
keperawatan pada 1 3 3
mahasiswa praktik dan
juga perawat yang ada di O – T = 3-2 =
ruangan 1
Jumlah 1 3
Treated
1. Perawatan yang
diberikan pada pasien
1 2 2
dengan kasus tertentu
kurang maksimal.
Jumlah 1 2
SENTRALISASI OBAT
Internal factor (IFAS)
Strength
1. Terdapat loker khusus
penyimpanan obat untuk
0,3 2 0,6
masing-masing pasien
sesuai dengan nomor bed.
2. Penggunaan obat 0,4 3 1,2
menggunakan sistem one
daily dose.

71 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


3. Pemberian obat
0,3 2 0,6
dilaksanakan oleh perawat
Jumlah 1 2,4
Weaknes
1. Klarifikasi pasien sebelum
pemberian obat hanya
berdasarkan nomor bed, 1 3 3
S – W = 2,4 –
tanpa ada klarifikasi nama
3 = -0,6
pasien
Jumlah 1 3
Eksternal Faktor
Opportunity
1. Perawat dapat melakukan
klarifikasi nama pasien
sebagai identitas untuk 1 3 3
menghindari resiko salah
pemberian obat.
O – T = 3-3 =
Jumlah 1 3
0
Treated
1. Makin tinggi kesalahan
0,5 3 1,5
pemberian obat.
2. Prosedur pemberian obat
terhadap pasien tidak 0,5 3 1,5
sesuai prosedur
Jumlah 1 3
SUPERVISI
Internal factor (IFAS)
Strength
1. Ruangan memiliki SOP S-W = 2,0 –
0,4 2 0,8
untuk supervisi 2,0 = 0
2. Kepala ruangan 0,3 2 0,6
mendukung dan

72 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


melaksanakan supervisi
secara rutin
3. Kepala ruangan
melakukan
pendokumentasian 0,3 2 0,6
supervisi pada buku
khusus laporan supervisi
Jumlah 1 2,0
Weaknes
1. Pendokumentasian
supervisi tidak dilakukan 1 2 2
setiap hari
Jumlah 1 2
Eksternal Faktor
Opportunity
1. Perawat dapat
meningkatkan kompetensi
1 3 3
setelah mendapat masukan
dari supervisi
O – T = 3-2 =
Jumlah 1 3
1
Treated
1. Adanya pengaduan
ketidaknyamanan pasien 1 2 2
terhadap mutu pelayanan
Jumlah 1 2
PENERIMAAN PASIEN BARU
Internal factor (IFAS)
Strength
1. Penerimaan pasien baru S- W = 2,5-2 =
0,5 3 1,5
dilakukan dengan baik 0,5
2. Ruang gedung B lantai 3 0,5 2 1,0
memiliki SOP untuk

73 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


penerimaan pasien baru
Jumlah 1,0 2,5
Weaknes
1. Terkadang penerimaan
pasien baru di ruangan tidak 1 2 2
sesuai dengan SOP
Jumlah 1 2
Eksternal Faktor
Opportunity
1. Adanya perawat pra PK
yang dapat membantu
1 2 2
proses pelaksanaan
penerimaan pasien baru
Jumlah 1 2
O- T = 2-2 = 0
Treated
1. Tuntutan masyarakat
untuk memperoleh
1 2 2
pelayanan Kesehatan yang
professional
Jumlah 1 2
DISCHARGE PLANNING
Internal factor (IFAS)
Strength
1. Ruang Gedung B lantai 3
memiliki SOP untuk 0,3 2 0,6
discharge planning
2. Perawat melibatkan
keluarga untuk 0,2 2 0,4
perencanaan pasien pulang
3. Tersedia buku laporan 0,2 2 0,4
discharge planning dan
format discharge planning

74 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


untuk pasien pulang.
4. Perawat menjelaskan dan
memberikan kartu kontrol 0,3 2 0,6
saat pasien pulang
Jumlah 1 2
Weaknes
1. Pemberian KIE diberikan
secara lisan kepada setiap S – W = 2-3,5
pasien / keluarga dan tidak = -1,5
0,5 3 1,5
diberikan media informasi
seperti leaflet / brosur
untuk dibawa pulang
2. Pendidikan kesehata
0,5 2 1,0
dilakukan secara lisan
Jumlah 1 3,5
Eksternal Faktor
Opportunity
1. Pembagian edukasi
melalui leaflet / brosur
1 3 3
oleh perawat saat pasien
akan pulang
O – T = 3-2 =
Jumlah 1 3
1
Treated
1. Makin tingginya resiko
kekambuhan karena
1 2 2
informasi yang diberikan
kurang maksimal
Jumlah 2 2
DOKUMENTASI
Internal factor (IFAS)
Strength
1. Tedapat format baku 0,2 2 0,4 S – W = 2-1 =

75 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


untuk penulisan
dokumentasi
2. Format dokumentasi yang
digunakan tidak 0,2 2 0,4
membebani kerja perawat
3. Dokumentasi keperawatan
dilakukan pada dua jenis,
dokumentasi secara 0,2 2 0,4
tertulis dan dokumentasi
secara online
4. Seluruh perawat sudah
1
mengerti mengenai cara 0,2 2 0,4
penulisan dokumentasi
5. Adanya kesadaran perawat
mengenai tanggung jawab 0,2 2 0,4
an tanggung gugat
Jumlah 1 2
Weaknes
1. Masalah keperawatan
yang tedokumentasi hanya
1 1 1
ditujukan pada 1 diagnosa
utama saja
Jumlah 1 1
Eksternal Faktor
Opportunity
1. Terdapat format O – T = 3-2 =
dokumentasi yang baku 1
sehingga proses 1 3 3
dokumentasi menjadi
lebih efektif
Jumlah 1 3
Treated

76 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


1. Adanya tuntutan yang
lebih tinggi dari
0,5 2 1
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan.
2. Persaingan antara ruang
semakin tinggi dalam
0,5 2 1
pemberian kualitas
pelayanan
Jumlah 1 2

Analisis SWOT Money


NO Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
Internal factor (IFAS)
Strength
1. Pengelolaan seluruh keuangan
0,5 2 1,0
diatur bagian keuangan
2. Pendapatan ruang gedung b
lantai 3 berasal dari jasa
0,5 2 1,0
pelayanann umum, asuransi dan S – W =
BPJS 2,0-2,0 =
Jumlah 1 2,0 0
Weaknness
1. ALOS rawat inap yang
menyebabkan kerugian rumah 1 2 2
sakit
Jumlah 1 2
Eksternal Faktor
Opportunity
1. Pendapatan ruang gedung b 1 3 3
lantai 3 berasal dari BPJS dan
pasien umum dan asuransi yang
bekerjasama dengan persada

77 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


hospital
Jumlah 1 3
Weakness
1. Banyaknya pasien yang
menggunakan BPJS, dimana O-W = 3-
pasien memilikibatas klaim 1 2 2 2=1
dalam setiap penyakit yang
berbeda.
Jumlah 1 2

Analisis SWOT pada mutu pelayanan

No Analisis SWOT Bobot Rating Bobo X Rating


Internal factor (IFAS)
Strength
1. Kepuasan pasien terhadap
pelayanan kesehatan di rumah
0,3 4 0,6
sakit terutama di Ruang gedung
b lantai 3 dalam batas puas.
2. Angka kejadian decubitus 0% 0,1 2 0,2
S-W =
3. Angka kejadian medication
0,2 2 0,4 2-3 = -1
error 0 %
4. Kejadian pasien cidera 0% 0,2 2 0,4
5. Nilai BOR dalam batas normal 0,2 2 0,4
Jumlah 1 2,0
Weakness
1. Rendahnya pengetahuan pasien
dan keluarg tentang penyakit 0,4 4 0,8
yang diderita
2. Kurangnya penerapan keluarga 0,4 7 1,5
mengenai cuci tangan 6 langkah
dan memakai masker di area

78 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


rumah sakit
3. Ketidakpatuhan keluarga dalam
mengikuti aturan jam kunjung
0,2 7 0,7
dan aturan penunggu pasien
didalam ruangan.
Jumlah 1 3
Eksternal Faktor
Opportunity

1. Kerjasama yang baik antara


0,5 4 1
perawat
2. Banyaknya jumlah tenaga
keperawatan yang berjaga 0,4 3 1,2
dalam satu dinas O-T =
Jumlah 1 2,2 2,2-2 =
Threat 0,2
1. Adanya peningkatan standar
0,5 2 1
masyarakat yang harus dipenuhi
2. persaingan banyak RS lain baik
swasta maupun klinik yang 0,5 2 1
menggunakan pelayanan BPJS
Jumlah 1 2

79 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


2.3 Diagram Layang

Note :
Komponen Titik O-T S-W
Man M1 1.1 0.3
Money M2 -1 -0.5
Metode M3
a. MAKP MAKP -1 0.5
b. Timbang Terima TT 0 -0.5
c. Ronde Keperawatan RK 1 -1
d. Sentralisasi Obat SO 0 -0.6
e. Supervisi S 1 0
f. Penerimaan Pasien Baru PPB 0 0.5
g. Discharge Planing DP 1 -1.5
h. Dokumentasi Do 1 1
Money M4 1 0
Mutu M5 0.2 -1

80 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


BAB III
RUMUSAN MASALAH DAN RENCANA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Analisa Data


Tabel 3.1.1 Analisa Data
No Data Masalah
1. DS : Tidak terlaksananya pre
Dari hasil wawancara dan observasi pada saat and post conference saat
melakukan timbang terima hanya dilakukan oleh proses timbang terima.
perawat jaga untuk pembacaan laporan pasien
dan tindakan keperawatan yang dilakukan ke
pasien.

DO :
Berdasarkan hasil observasi kooordinator dan
Katim tidak mengucapkan salam pembuka dan
salam penutup pada saat timbang terima. Selain
itu saat timbang terima terkadang diganosa
pasien tidak dibacakan dan tidak adanya kegiatan
timbang terima di kamar pasien.
2. DS : Perawat tidak melakukan
Berdasarkan hasil wawancara perawat pencatatan tentang
mengatakan tidak adanya pencatatan ketergantungan pasien
penggolongan ketergantuan pasien.

DO :
Tampak tidak adanya penggolongan kebutuhan
pasien yang dilakukan oleh perawat
Tidak adanya penyampaian mengenai tingkat
ketergantungan pasien
3. DS : Discharge planning tidak

81 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


terlaksana secara
Dari hasil observasi Disharge Planning perawat maksimal, dikarenakan
hanya melakukan KIE tentang kesehatan dan tidak memberikan media
cara aturan minum obat dirumah. informasi tertulis
mengenai diit yang harus
DO : dilaksanakan dirumah
Tampak perawat tidak memberikan media
informasi mengenai diit yang harus dilaksanakan
dirumah,
4. DS : Penerapan model MAKP
Dari hasil observasi di ruangan penggunaan belum terlaksana dengan
metode ini berjalan dengan baik dimana masing- optimal
masing perawat memiliki tangung jawab
terhadap pasien yang sudah menjadi tanggung
jawabnya.

DO :
Berdasarkan dari hasil observasi perawat
bertanggung jawab atas pasiennya yang sudah
menjadi tanggung jawab

5. DS : Pengelolaan logistik dan


Dari hasil observasi dan pengkajian menunjukan obat belum terlaksana
bahwa logistik dan obat sudah dilakukan
sentralisasi obat di setiap pasien, dan double
checking.

DO :

Berdasarkan dari hasil pengkajian perawat sudah


melaksanakan sentralisasi obat di setiap pasien

6. DS : Penerapan penerimaan
Berdasarkan hasil observasi di ruang gedung B pasien baru belum
lantai 3 didapatkan bahwa penerimaan pasien terlaksana
baru sudah dilakukan dengan baik dan sudah

82 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


menyampaikan tata tertib ruangan dengan baik.

DO :
Berdasarkan dari hasil observasi perawat
menerima pasien dengan baik
7 DS : Penerapan supervise
Berdasarkan hasil observasi di ruang gedung B belum terlaksana tetapi
lantai 3 didapatkan Penerapan Supervisi sudah belum maksimal
terlaksana sesuai prosedur.
DO :
Hasil pengkajian observasi diruangan sudah
terlaksana

8 DS : Penerapan dokumentasi
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan belum terlaksana dengan
menjelaskan pendokumentasian sudah terlaksana optimal
cukup optimal dan baik.
DO :
Berdasarkan hasil observasi pendokumentasi
dilaksanakan cukup optimal dan baik

3.2 Rumusan Penyebab Masalah Manajemen Keperawatan (Diagram Fish


Bone)

83 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


3.3 Rumusan Prioritas Masalah
Tabel 3.1.2 Rumusan Menentukan Prioritas Masalah

Nursing Concern
Manageability

Affordability
Magnitude
ANALISA DATA

Severity
NO Sko r

1 Ronde Keperawatan Tidak pernah


4 4 3 4 3 567
dilakukan
2 Pelaksanaan Discharge Planning
4 3 3 3 2 216
di ruangan tidak optimal
3 Timbang terima belum dilakukan
secara maksimal karena tidak
4 3 3 3 3 324
dilakukannya pre and post
conferences
4 Penerapan model MAKP belum
2 3 3 3 3 162
terlaksana dengan optimal
5 Pengelolaan logistik dan obat
4 2 3 2 3 144
belum terlaksana
6 Penerapan penerimaan pasien baru
3 2 3 3 3 162
belum terlaksana
7 Penerapan supervise belum
4 3 2 2 3 144
terlaksana tetapi belum maksimal
8 Penerapan dokumentasi belum
3 3 3 2 2 108
terlaksana dengan optimal

Keterangan :
Magnitude (Mg) : Kecenderungan dan seringnya masalah terjadi
Saverity (Sv) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan
Managebility (Mn) : Kemampuan untuk menyelesaikan masalah
Nursing Concern (Nc) : Melibatkan pertimbangan dan perhatian tenaga
keperawatan

84 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Affodability (Af) : Ketersediaan sumber daya
Dari Data table diatas maka dibutuhkan prioritas masalah sebagai
berikut :
1. Ronde Keperawatan tidak pernah dilakukan
2. Timbang terima belum dilakukan secara maksimal dikarenakan tidak
adanya pre and post conferences
3. Pelaksanaan Discharge planning tidak diberikan media informasi tertulis
mengenai diit yang harus di laksanakan di rumah.

2.3 Alternatif Penyelesaian Masalah


Dari masalah-masalah yang berhasil diidentifikasi, dengan
mempertimbangkan sumberdaya, waktu, kewenangan dan kemampuan untuk
mengatasi masalah yang ada, maka masalah yang akan di atasi sebanyak 3
masalah. Berdasarkan prioritas masalah diatas maka skor tertinggi akan
dilakukan tindak lanjut (tindak lanjut yang akan diambil mempertimbangkan
keterbatasan waktu, sumber daya, dana keuangan, dan kemampuan).
Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah.
Seleksi alternatif penyelesaian masalah menggunakan pembobotan CARL,
yaitu:
C = Capability, artinya kemampuan melaksanakan alternatif
A = Accesability, artinya kemudahan dalam melaksanakan alternatif
R = Readiness, artinya kesiapan dalam melaksanakan alternatif
L = Leverage, artinya daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan
Masalah
Rentang nilai 1 sampai 5 dengan kriteria sebagai berikut :
Nilai 1 : sangat kurang sesuai
Nilai 2 : kurang sesuai
Nilai 3 : cukup sesuai
Nilai 4 : sesuai
Nilai 5 : sangat sesuai

85 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Tabel 3.1.3 Alternatif Penyelesaian Masalah (Ronde Keperawatam Tidak
Dilakukan di ruangan)

NO Alternatif Penyelesaian Masalah C A R L Total


1 Mengusulkan kepada kepala 4 4 4 3 192
ruangan untuk melakukan kontrak
waktu dengan beberapa lintas
sector tentang rencana kegiatan
ronde keperawatan diruang gedung
b lantai 3

2 Membuat jadwal ronde keperawatan 3 3 4 4 144

3 Mensosialisasikan jadwal ronde 3 4 3 3 108


keperawatan dan pentingnya
kegiatan ronde keperawatan

Dari tabel diatas maka alternatif masalah yang dapat dicapai adalah :
1. Mengusulkan kepada kepala ruangan untuk melakukan kontrak
waktu dengan beberapa lintas sector tentang rencana kegiatan ronde
keperawatan diruang gedung b lantai 3
2. Membuat jadwal ronde keperawatan
3. Mensosialisasikan jadwal ronde keperawatan dan pentingnya kegiatan
ronde keperawatan

86 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


Tabel 3.1.5 Alternatif Penyelesaian Masalah (Timbang terima belum
terlaksana dengan benar)
NO Alternatif Penyelesaian Masalah C A R L Total
1 Mensosialisasikan pre conference 5 4 3 2 120
dan post conference setelah
timbang terima

2 Mengusulkan kepada kepala ruangan4 3 3 3 108


untuk mensosialisasikan pre
conference dan post conference
timbang terima kepada semua tenaga
perawat

Dari tabel diatas maka dibuat prioritas penyelesaian masalah berdasarkan


skor tertinggi yaitu
1. Membuat sosialisasi tentang pentingnya pre conference dan post
conference setelah timbang terima
2. Mengusulkan kepada kepala ruangan untuk mensosialisasikan pre
conference dan post conference timbang terima kepada semua tenaga
perawat.

87 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


2.4 Plan Of Action (POA)

Uraian Pihak Waktu Penanggung


No Masalah Pokok Kegiatan Sasaran Target
Kegiatan Terkait Pelaksanaan Jawab
1 Belum Pengajuan kepada 1. Mengusulkan Terlaksananya Ronde 1. Kepala Sesuai Trisna
terlaksananya kepala ruangan Pengadaan Ronde Keperawatan ruangan dengan Yola
Ronde terkait sosialisasi dan SOP Ronde Keperawatan terjadwal 2. Teman kontrak Fransiska
Keperawatan kontrak waktu untuk Keperawatan Sesuai Teori sesuai sejawal waktu yang yanthi
ronde keperawatan 2. Mendiskusika dengan dari disetujui
dengan lintas sentor n dengan kesepakatan profesi
lainnya. kepala lainnya
ruangan untuk
jadwal
pelaksanaan
ronde
Keperawatan
3. Mencoba
kegiatan ronde
keperawatan

1 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


dengan semua
ahli Kesehatan
yang sudah di
setujui dengan
kepala rangan.
2 Timbang Mensosialisasikan pre 1. Resosialisasi Terlaksananya Conferences 1. Karu Sebelum dan Trisna
terima belum and post conferences prosedur pre and post dapat 2. Ka tim sesudah Yola
dilakukan setelah timbang timbang conferences terlaksana 3. PP pemberian yanthi
sesuai dengan terima SOP (Pre and terima secara rutin asuhan
SOP yang Post Conferences) kepada keperwatan
ada, serta perawat
tidak tentang
terlaksananya pentingnya
pre and post timbang
conferences terima
2. Sosialisasi
procedure
pre and post
conferences

2 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


kepada
perawat
3. Melakukan
role play pre
and post
conferences
3.

3 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023


DAFTAR PUSTAKA

Alvarado, K. et al. (2006) ‘Transfer Of acontability : Transforming Shif Handover


to Enhancepatient Safety’, (9).
Ana Fadilah, W. Y. (2016) ‘Perbedaan Pelaksanaan Timbang Terima Pasien
Sebelum dan Sesudah Menggunakan Komunikasi Sbar Terhdap Penerapan
Patient Saftey Oleh Perawat Pelaksabaab Di Rs. Siti Khodijah Sepanjang
Sidoarjo Jawa Timur’, Keperawatan dan Kesehatan, 1.
Depkes RI (2015) Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. 3rd edn.
Jakarta.
Fabre, J. (2010) Smart Nursing. Pengembangan dan Peningkatan Kinerja
Keperawatan. Yogyakarta: Pall Mall.
Kamil, H. (2017) ‘Handover Dalam Pelayanan Keperawatan’, Idea Nursing.
Nursalam (2016) Manajamen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. 5th edn. Jakarta: Salemba Medika.
Smith Af and D, P. C. G. (2008) Interprofessional Handover and Patirnt Sfety in
Anasthesia : Observational Study at Handovers in The Recovery Room.
Syah, P. C. (2014) Menejemen Keperawatan : Teori dan Aplikasi Praktek
Dilengkapi dengan Kuesioner Pengkajian Praktek Manajemen
Keperawatan. Jakarta: Medika.

1 | Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners ITKM WCH 2023

Anda mungkin juga menyukai