Disusun Oleh :
Kelompok I
Meiti Mayang Sari P2104038 Handoyo P2104026
Eva Maulinda P2104020 Ellen Oktayufita P2104017
Agatha Olivianti P2104003 Fatmawati P2104021
Ika Yuliana P2104030 Heni Puspita Sari P2104028
Eliza Veronica P2104018 Hilmam Hidayat P2104029
Febriyanti P2104022 Dayang Rahma Wardani P2104011
Lintang Nurcahya P2104034 Jariska P2104033
Dinda Widya Putri P2104013 Andy Nur Hidayat P2104005
Eef Saifullah P2104015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS INSTITUSI
TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan
dengan judul “Laporan Pendahuluan dan Analisa Situasi Stase Manajemen”.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan ini, sangatlah sulit bagi
kami untuk menyelesaikan semua proses tepat pada waktunya. Oleh karena itu,
perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan
hati yang tulus kepada :
1. H. Mujito Hadi, S.Pd., M.Kep, selaku Ketua Yayasan Institut
Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda.
2. Dr. Eka Ananta Sidharta, SE, MM., AK., CA., CSRS., CSRA.,
CFrA, selaku Rektor Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata
Husada Samarinda.
3. Ns. Kiki Hardiansyah Safitri, S.Kep., M.,Kep., Sp.Kep.Mb,
selaku Ketua Program Studi Ners Ilmu Keperawatan ITKES Wiyata
Husada Samarinda.
4. Kepada Rumah Sakit Abdoel Wahab Sjahranie. Terima Kasih telah
mengijinkan kami melakukan praktik dinas Stase Manajemen Di RS.
5. Ns. Rusdi, S.Kep., M.Kep, selaku Koordinator Stase Manajemen
Keperawatan. Terima Kasih atas bimbingan, saran dan motivasi serta
ilmu yang diberikan untuk mengarahkan kami dalam menyusun
laporan ini.
6. Ns. Wahyu Dewi Sulistyo.M.S,CWCCA.C.NPS, selaku Dosen
Pembimbing Akademik Stase Manajemen Keperawatan. Terima Kasih
atas bimbingan, saran dan motivasi serta ilmu yang diberikan untuk
mengarahkan kami dalam menyusun laporan ini.
7. Ns. Yusnita Sirait,S.Kep.,M.Kep selaku Perseptor Klinik Stase
Manajemen Keperawatan. Terima Kasih atas bimbingan dan saran
serta ilmu yang telah diberikan kepada kami.
i
8. Ns. Zainuddin,S.Kep.,M.Kep selaku Perseptor Klinik Stase
Manajemen Keperawatan. Terima Kasih atas bimbingan dan saran
serta ilmu yang telah diberikan kepada kami.
9. Teman-teman seperjuangan Ners angkatan 2022 Institut Teknologi
Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda, khususnya kelompok
I.
10. Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini,
semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenen membalas kebaikan kita
semua dan laporan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Kelompok I
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
B. Latar Belakang...............................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORITIS...........................................................4
A. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan....................................4
B. Perencanaan Dalam Manajemen Keperawatan..........................22
C. Pengorganisasian Dalam Manajemen Keperawatan..................26
D. Pengarahan Dalam Manajemen Keperawatan...........................30
E. Pengendalian Dalam Manajemen Keperawatan.........................35
F. Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP).......41
G. Teori OPPE.....................................................................................
BAB III ANALISA SITUASI............................................................................52
C. Analisa SWOT................................................................................105
D. Perumusan Masalah......................................................................112
E. Prioritas Masalah...........................................................................112
F. Plan Of Action................................................................................115
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative bagi seluruh lapisan
masyarakat. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan,
maka salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian adalah kualitas
pelayanan keperawatan (Depkes RI, 2017).
Kebutuhan pelayanan kesehatan yang meningkat dan tuntutan
masyarakat yang tinggi terhadap pelayanan kesehatan saat ini memerlukan
timbal balik positif dari perawat sebagai bagian penyedia layanan kesehatan
di rumah sakit. Dunia keperawatan diharapkan mampu mengimbangi
tuntutan tersebut dengan perubahan positif kearah perbaikan. Perubahan
nyata yang dapat dilakuakan oleh perawat salah satunya adalah membenahi
sistem asuhan keperawatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat (Purnomo, 2017).
Manajemen dalam arti luas mempunyai pengertian sebagai perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Pengertian
iv
manajemen secara umum adalah ilmu dan seni dalam mengatur, mengelola,
dan mengkoordinasi yang bertujuan untuk melakukan suatu tindakan guna
mencapai tujuan. Manajemen biasanya diidentikkan dengan cara untuk
mengatur beberapa hal secara baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan
dilakukan agar hal-hal yang diatur berjalan seimbang, lancar, dan mencapai
tujuan yang diharapkan (Erita, 2019).
Manajemen merupakan suatu tindakan pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen
mencakup kegiatan koordinasi dan supervise terhadap staf, sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan merupakan
proses bekerja melalui anggota staf untuk memberikan asuhan keperawatan
secara profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan
keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan seccara profesional, sehingga diharapkan keduanya saling
menopang.
Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh
masyarakat umum termasuk di dalamnya keperawatan, merupakan salah
satu faktor yang harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat,
sehingga perawat harus mampu berkiprah secara nyata dan diterima dalam
memberikan pelayanannya. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran
dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah melakukan
manajemen keperawatan efektif dan efisien. Asuhan keperawatan
professional yang dapat dikembangkan saat ini salah satunya adalah Model
Asuhan Keperawatan Profesional.
E. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi masalah manajemen keperawatan yang terdapat dalam
Rumah Sakit Samarinda Medika Citra Ruang Perawatan Umum Lantai
III dan menganalisis masalah tersebut untuk diberikan sebuah
perencanaan perbaikan dalam manajemen keperawatan.
v
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi Konsep Dasar Manajemen Keperawatan.
b. Mengidentifikasi Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan.
c. Mengidentifikasi Perorganisasian dalam Manajemen Keperawatan.
d. Mengidentifikasi Pengarahan dalam Manajemen Keperawatan.
e. Mengidentifikasi Pengendalian dalam Manajemen Keperawatan.
f. Mengidentifikasi Model Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP)
g. Mengidentifikasi masalah yang terdapat di Ruang Aster.
C. Manfaat
vi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
7
mari kita pelajari tentang manajemen keperawatan berikut ini. Bacalah
dengan baik dan pahamilah isinya. Diskusikan dengan teman Anda jika
anda mengalami kesulitan untuk memahami materi yang disajikan.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan
bantuan terhadap para pasien (Gillies, 2018). Pekerjaan keperawatan
harus diatur sedemikian rupa sehingga tujuan pelayanan dan asuhan
keperawatan dapat tercapai. Siapa yang diatur? Untuk apa? Apa tujuan
pengaturan? Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien,
perawat menerapkan manajemen keperawatan dalam bentuk manajemen
asuhan keperawatan. Sebelum Anda mempelajari perbedaan manajemen
pelayanan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan, Anda perlu
memahami lebih dulu prinsip-prinsip yang mendasari manajemen
keperawatan.
2. Tujuan Manajemen
a) Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang akan dipilih secara
efektif dan efisien agar mencapai pada suatu tujuan.
b) Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji situasi kemudian
melakukan penyesuaian dan koreksi jika ada sesuatu penyimpangan
pada suatu pelaksanaan strategi.
c) Dapat memperbaharui strategi yang dirumuskan untuk sesuai pada
perkembangan lingkungan eksternal.
d) Dapat meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman pada peluang yang ada.
e) Dapat melakukan inovasi atas kegiatan sehingga dapat lebih teratur.
8
3. Unsur Dasar Manajemen
Ada 6 unsur-unsur manajemen yang sangat dikenal sekali yaitu
(6M) adalah man, money, materials, machines, methods dan market.
Berikut unsur-unsur manajemen:
a) Manusia (Man)
Manusia atau man adalah Unsur manajemen yang pertama,
manusia atau setiap individu memegang peran penting pada suatu
manajemen di setiap bidangnya, baik itu industri maupun ekonomi.
Segala sesuatu yang terkait pada perencaan dan pelaksanaan
produksi sangat bergantung sekali pada manusia atau setiap
individunya. Dalam Man itu sendiri terdapat :
1) Tenaga Keperawatan.
2) Tenaga Non Keperawatan.
3) Tenaga Medis.
4) Persentase Kasus Terbanyak.
5) Tingkat Ketergantungan Pasien.
6) Kebutuhan Tenaga Perawat, Kepuasan Pasien Dan Keamanan
Pasien.
b) Uang (Money)
Pada proses didalam manajemen, uang atau money sangat
dibutuhkan sekali. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, maka
diperlukan biaya usaha dalam bentuk uang sebagai modal utama
perusahaan. Pengelolaan uang yang baik akan berpengaruh sekali
pada sukses atau tidaknya manajemen. Dalam pengelolaan uang
terdapat :
1) Pembiayaan Ruangan.
2) Pembiayaan RS.
3) Biaya perawatan ruangan per hari.
9
c) Bahan (Materials)
Bahan atau materials menjadi sebuah unsur manajemen yang
selanjutnya. Pengontrolan bahan atau materials yang ada sangat
dibutuhkan pada proses manajemen. Individu usaha harus dapat
memanfaatkan bahan-bahan material yang ada untuk sebaik mungkin
memakainya. Dalam materials itu sendiri terdapat :
1) Lokasi.
2) Denah Ruangan.
3) Lingkungan Kerja (Kapasitas Tempat Tidur).
4) Peralatan Dan Fasilitas.
d) Mesin (Machines)
Teknologi sebagai bagian penting pada proses manajemen
perusahaan, seperti dapat dilihat yaitu alat dan mesin. Mesin
diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas yang lebih
dibandingkan menggunakan tenaga manusia saja. Berikut Unsur-
unsur dalam machines :
1) SPO
2) SAK
e) Metode (Methods)
Pada saat melakukan proses manajemen, diperlukan langkah-
langkah tertentu yang disebut sebagai metode atau methods. Metode
yang baik dan tepat pasti menjadi sebuah unsur manajemen yang
sangat penting agar pada setiap langkahnya berjalan efektif dan
efisien. Berikut unsur-unsur dalam metode dalam penerapan MAKP
(primer, kasus, tim, tim – primer modular :
1) Timbang Terima
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikn dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
klien. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga
10
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan
yang telah atau belum dilaksanakan.
Tujuan Timbang Terima :
a). Perawat mampu mengkomunikasikan pelaksaan asuhan
keperawatan klien secra kontinyu, sehingga
kesinambungan informasi mengenai keadaan klien dapat
dipertahankan.
b). Perawat dapat memberikan pelayanan kesinambungan,
kebutuhan klien dapat terpenuhi, menginformasikan
tenaga keperawatan yang bertugas, memvalidasi data
dengan kondisi klien yang sebenarnya, dan memvalidasi
data tentang inventaris yang ada.
2) Ronde Keperawatan.
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh
perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperwatan. Ronde keperawatan perlu
melibatkan tenaga professional lain: Dokter, ahli gizi,
fisioterapi, dll.
a) Karakterisitik dalam ronde keperawatan yaitu:
Pasien dilibatkan secara langsung.
Pasien merupakan focus kegiatan.
PA, PP dan konselor melakukan diskusi.
Konselor memfasilitasi kreativitas.
Konselor membantu mengembangkan kemampuan
PA, PP dalam mengingatkan kemampuan mengatasi
masalah.
Tujuan Ronde Keperawatan :
a) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis.
b) Meningkatkan kemampuan validasi data klien.
c) Menumbuhkan kemampuan diagnose keperawatan.
11
d) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang beriorientasi pada masalah klien.
e) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawtwan.
f) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
g) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
3) Supervisi Keperawatan.
Supervisi sebagai kegiatan yang merencanakan,
mengarahkan membimbing, mengajar mengobservasi,
mendorong, memperbaiki, mempercayai, dan mengevaluasi
secara berkesinambungan anggota secara menyeleruh sesuai
dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki anggota.
Tujuan Supervisi Keperawatan :
c). Sepervisior mampu menyusun, melaksanakan atau
menetapkan tujuan supervise.
d). Supervisi mampu menilai kinerja perawat dalam
melaksanakan prinsip tindakan yang sesuai SOP.
e). Supervisior mampu membimbing dan memberikan
masukan terhadap staf.
f). Supervisior mampu bersikap fair dan memberikan feed
back, follow up terhadap para staf.
g). Supervisior mampu melakukan dokumetasi kegiatan
supervisi.
12
4) Discharge Planning.
Discharge planning merupakan proses terintegrasi yang
terdiri dari fase-fase yang ditunjukkan untuk memberikan
asuhan keperawtan yang berkesinambungan dari saat klien
dirawat hingga akan pulang kerumah.
Tujuan Discharge Planning :
a) Menyiapakan klien secara fisik, psikologis dan social.
b) Menyiapkan kemandirian klien.
c) Membantu rujukan klien pada sistem pelayanan yang lain.
d) Membantu klien dan keluarga agar memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam mempertahankan status
kesehatan klien.
13
6) Sentralisasi Obat.
Sentralisasi obat adalah pengelolahan obat dimana
seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan
pengelolahan sepenuhnya oleh perawat.
Tujuan Sentralisasi Obat :
a) Mengelolah obat pasien: pemberian obat secara tepat dan
benar sesuai dengan Prinsip 6 T + 1 W dan
mendokumentasikan hasil pengelolahan.
b) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat
primer dan perawat associate dalam penerapan Prinsip 6 T
+ 1 W.
c) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan.
d) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap
perwat dalam pengelolahan sentralisasi obat.
e) Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pro gram terapi.
7) Dokumentasi.
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam
penerapan manajemen asuhan keperawatan professional. Ners
professional diharapkan dapat menghadapi tuntutan tanggung
jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan yang
dilaksanakan. Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin
meningkat sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas
sangat dibutuhkan.
Komponen penting dalam pendokumentasian adalah
komunikasi, proses keperawatan, dan standar asuhan
keperawatan yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan. Salah
satu bentuk kegiatan keperawatan adalah dokumentasi
keperawatan professional yang akan tercapai dengan baik
apabila sistem pendokumentasian dapat dilakukan dengan
benar. Kegiatan pendokumentasian meliputi keterampilan
14
berkomunikasi dan keterampilan mendokumentasian proses
keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
Konsep solusi terhadap masalah diatas, perlu disusun
standar dokumentasi keperawatan agar dapat digunakan
sebagai pedoman bagi ners dengan harapan asuhan
keperawatan yang dihasilkan mempunyai efektivitas dan
efisiensi.
Tujuan Dokumentasi :
a) Mendokumentasikan pengkajian keperawatan.
b) Mendokumentasikan diagnosis keperawatan.
c) Mendokumentasikan perencanaan keperawatan.
d) Mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan.
e) Mendokumentasikan evaluasi keperawatan.
f) Mendokumentasikan pengelolaan logistic dan obat,
mendokumentasikan HE (health education) melalui
kegiatan perencanaan pulang.
g) Mendokumentasikan timbang terima (pergantian sif/jaga)
h) Mendokumentasikan kegiatan supervise.
i) Mendokumentasikan kegiatan penyelesaian kasus melalui
ronde keperawatan
f) Mutu
Pasar atau market tidak bisa dilupakan dan memiliki keterkaitan
pada manajemen perusahaan dan industri. Tujuan pada perusahaan
jelas harus mengikuti perkembangan pasar yang sudah ada pada
masyarakat, sehingga pasar atau market dapat dikategorikan sebagai
unsur manajemen.
1) BOR.
2) ALOS.
3) BTO.
4) Alur Pasien Masuk.
15
4. Komponen Manajemen
a) Manajemen Keuangan
Sesuai namanya, manajemen ini berfungsi untuk mengatur
keuangan bisnis demi arus kas berjalan stabil sehingga pengeluaran
tidak lebih besar daripada pendapatan. Dengan adanya pengelolaan
keuangan, seluruh komponen keuangan juga akan terdata secara rapi,
memudahkan dalam melakukan analisis dan meningkatkan peluang
untuk pengambilan keputusan yang lebih akurat dan strategis.
b) Manajemen SDM
Manusia merupukan sumber daya yang penting bagi bisnis dan
menjadi pemegang kendali terhadap unsur-unsur lainnya, seperti
uang, material, atau mesin. Perannya yang sangat krusial, diperlukan
penanganan khusus yang disebut manajemen SDM. Dengan adanya
pengelolaan yang tepat, SDM diharapkan bisa saling bekerja sama
secara baik, efektif, dan efisien sehingga tujuan usaha atau bisnis
dapat tercapai.
c) Manajemen Operasional
Manajemen operasional dapat membantu kamu untuk
memastikan bahwa kegiatan operasional bisa berjalan sesuai rencana
dan kebijakan yang berlaku. Kegiatan ini mencakup hal yang
berhubungan dengan proses produksi, mulai dari bahan baku, mesin,
teknologi hingga metode yang diterapkan dalam mengubah bahan
baku menjadi produk yang siap dijual dan digunakan. Dengan
adanya pengelolaan operasional, kamu bisa memastikan kualitas
terbaik untuk bahan baku, mengetahui jumlah bahan baku, waktu
yang dibutuhkan dalam proses produksi, bagaimana cara melakukan
efisiensi waktu serta tenaga, dan lainnya.
16
d) Manajemen Pemasaran
Untuk mempermudah pelanggan mengetahui produk kamu,
perusahaan berarti butuh pemasaran. Ini sangat diperlukan apalagi
jika produk kamu tergolong baru, maka kamu harus menjadi pihak
yang lebih aktif melakukan promosi untuk membuat target market
mengetahui kehadiran produk. Proses pemasaran bisa membantu
kamu membuat strategi pemasaran dengan memanfaatkan peluang
yang bisa memberikan kesuksesan bisnis
c) Disiplin (Dicipline)
Disiplin juga menjadi salah satu prinsip manajemen. Sikap
disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang
sudah menjadi tanggungjawabnya. Sikap disiplin ini sangat penting
17
untuk ditanamkan bagi tiap karyawan agar manajemen perusahaan
bisa berjalan dengan baik dan benar.
g) Penggajian (Remuneration)
Selanjutnya juga ada prinsip penggajian pegawai atau
remuneration. Pada prinsip ini menjelaskan bahwa tiap karyawan
berhak mendapat gaji atau upah sesuai dengan pekerjaannya. Sistem
penggajian harus diperhitungkan agar menimbulkan kedisiplinan dan
18
antusiasme kerja dari para karyawan untuk membuat prestasi yang
lebih besar.
h) Pemusatan (Centralization)
Prinsip manajemen berikutnya adalah centralization atau
pemusatan. Adanya pemusatan wewenang akan menimbulkan
pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Pemusatan juga
bertujuan untuk menghindari wewenang yang berlawanan satu sama
lain, sehingga wewenang dan tanggung jawab menjadi terpusat.
j) Ketertiban (Order)
Prinsip ketertiban atau order bertujuan agar tiap karyawan
menjalankan pekerjaannya dengan tertib dan sistematis. Hal ini juga
berkaitan dengan prinsip disiplin. Dua sikap ini harus dimliki oleh
tiap karyawan agar terwujud ekosistem pekerjaan yang tepat, lancar,
dan tenang demi kemajuan perusahaan.
19
l) Stabilitas Kondisi Karyawan (Stability of Tenure of Personnel)
Stabilitas kondisi karyawan berkaitan dengan kondisi fisik dan
mental dari tiap sumber daya manusia yang terlibat. Manusia
merupakan makhluk yang rentan dan rapuh, serta bisa mendapat
guncangan saat bekerja, baik fisik maupun mental. Untuk kondisi
karyawan harus diperhatikan apakah dalam kondisi baik atau tidak.
m) Prakarsa (Initiative)
Berikutnya ada prinsip prakarsa atau initiative. Dalam prinsip
ini, karyawan didorong untuk mengembangkan ide-ide baru yang
kreatif dan inovatif sesuai dengan inisiatif masing-masing. Prakarsa
menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi
penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya.
20
digunakan atau dijalani, oleh sebab itu hal ini harus melibatkan
perencanaan.
b) Pengorganisasian (Organizing)
Setelah kita melakukan sebuah perencanaan dengan matang,
maka hal berikutnya yang akan kita lakukan adalah
Pengorganisasian. Sebab pengorganisasian ini sangat penting untuk
dilakukan agar mempermudah manajer melakukan sebuah
pengewasan yang lebih efektif.
c) Pengarahan (Actuacting)
Fungsi dari manajemen yang ketiga adalah Pengarahan,
pengarahan ini sangat penting dilakukan agar segala sesuatu yang
sudah direncanakan dapat berjalan dengan lancar sesuai denga
perencanaan yang dibuat. Seorang manajer akan melakukan
pengarahan kepada setiap karyawannya, apabila didalam perusahaan
tersebut sedang mengalami suatu permasalahan atau apa yang sedang
dikerjakan tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.
d) Pengawasan (Controlling)
Fungsi yang terakhir dari Manajemen adalah melakukan
pengawasan. Dari serangkaian rencana atau pekerjaan yang sudah
dilaksanakan, maka hal ini sangat memerlukan yang namanya
pengawasan. Manajer akan secara aktif melakukan pengawasan
terhadap sumber daya yang telah diorganisasikan sebelumnya dan
memastikan apa yang dikerjakan itu sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan atau tidak. Namun, manajer juga harus memperhatikan
beberapa hal yang harus dipenuhi untuk melakukan sebuah
pengawasan terhadap suatu pekerjaan, yaitu diantaranya adalah :
1) Jalur (routing): Seorang manajer harus terlebih dahulu
menentukan sebuah jalur yang bertujuan untuk memperkecil
sebuah resiko kesalahan apabila suatu saat terjadi.
21
2) Penetapan waktu (scheduling): Seorang manajer juga harus
mempunyai waktu yang rutin untuk melakukan sebuah
pengawasan, misalnya selama satu bulan manajer harus
memiliki waktu untuk melakukan seuah pengawasan sebanyak
satu atau dua kali.
3) Perintah pelaksanaan (dispatching): Seorang manajer harus
memiliki sikap untuk mendorong dan juga memerintah
karyawannya agar dapat menyelesaikan semua pekerjaannya
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Tindak lanjut (follow up): Seorang manajer harus melakukan
evaluasi dan juga memberikan solusi terhadap semua
permasalahan yang sedang terjadi selama proses dalam
mencapai tujuannya untuk mengurangi terjadinya kesalahan
yang sama.
2) Pengorganisasian
Pengorganisasian biasanya mengikuti perencanaan dan
mencerminkan organisasi yang mencoba untuk menyelesaikan
rencana itu. Pengorganisasian melibatkan penetapan dan
pengelompokan tugas ke departemen, dan alokasi berbagai sumber
daya ke berbagai departemen. Melalui pengorganisasian diharapkan
organisasi bersifat lebih sistematik dan tim lebih mempunyai
tanggung jawab. Hal itu berguna untuk manajemen pribadi
menempati posisi yang seharusnya.
3) Kepemimpinan
Dalam organisasi memberikan kepemimpinan menjadi fungsi
manajemen yang semakin penting. Kepemimpinan (leading) adalah
penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan agar mencapai
sasaran organisasi. Memimpin berarti menciptakan budaya dan nilai
bersama, mengkomunikasikan sasaran kepada karyawan, dan
memberikan inspirasi agar karyawan berprestasi. Memimpin
termasuk memotivasi seluruh departemen, divisi, dan juga orang
yang bekerja langsung dengan manajer. Kompetisi internasional, dan
keragaman yang meningkat dalam tenaga kerja, kemampuan untuk
membentuk budaya, mengkomunikasikan sasaran, dan memotivasi
karyawan merupakan hal penting bagi kesuksesan bisnis. Selain itu,
anjuran untuk setiap karyawan memiliki tanggung jawab
kepimpinan, memecahkan masalah, dan membantu memotivasi
orang lain akan membuat para karyawan merasa dihargai.
Kepemimpinan yang buruk akan menyebabkan pengaruh negatif
terhadap sebuah organisasi.
23
4) Pengendalian
Pengendalian adalah fungsi keempat dalam proses manajemen
dan yang terakhir dalam proses manajemen. Pengendalian
(controlling) artinya memantau aktivitas karyawan, menjaga
organisasi agar tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran, dan
membuat koreksi bila diperlukan. Para manajer juga harus
memastikan bahwa organisasi yang mereka atur bergerak menuju
tujuannya. Pelimpahan wewenang dan kepercayaan terhadap
karyawan telah membuat banyak perusahaan lebih menekankan pada
pelatihan karyawan untuk memantau dan mengoreksi diri sendiri.
Terutama para karyawan pada lini depan dilatih dengan
menanamkan nilai inti dan standar kinerja yang diharapkan. Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk memberikan kebebasan yang besar
tanpa harus membahayakan standar perusahaan yang tinggi. Namun,
para manajer harus menyadari bahwa keberhasilan dalam sebuah
perusahaan atau situasi mungkin tidak sama terhadap yang lainnya.
8. Level Manajemen
Manajer dapat diartikan sebagai salah satu profesi dari suatu
perusahaan yang bertugas menjalankan fungsi dari manajemen dengan
cara mengawasi dan mengkoordinasikan pekerjaan yang dilakukan oleh
karyawannya, sehingga dapat mewujudkan tujuan yang diharapkan.
Berikut ini beberapa tingkatan atau jenjang dari seorang Manajer, yaitu
diantarnya adalah :
a. First-line, ini merupakan tingkatan yang paling rendah dari kategori
manajemen. Didalam tingkatan ini, seorang manajer diberikan tugas
untuk mengelola suatu pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja
lainnya diluar tingkatan manajerial.
b. Middle-line, ini merupakan tingkatan yang berada ditengah-tengah
dan bertugas untuk mengelola pekerjaan dari first-line manajer dan
akan mempertanggung jawabkannya kepada seorang top manajer.
24
c. TOP Manajer, ini merupakan tingkatan yang paling tinggi didalam
suatu organisasi yang memiliki tanggung jawab didalam
pengambilan keputusan terhadap organisasi yang ia jalankan serta
bertugas untuk menyusun rencana dan tujuan yang akan dicapai oleh
suatu perusahaan.
b) Perumusan Misi
Misi adalah uraian yang berisi pernyataan operasional guna
mencapai visi yang telah ditetapkan. Contoh misi ruang perawatan
bedah yang mengacu pada visi tersebut di atas:
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien bedah secara
holistik bio-psiko-sosiokultural dan spiritual.
2) Melakukan tindakan perawatan luka dengan menggunakan
manajemen perawatan luka modern.
3) Menyediakan sarana prasarana untuk menunjang manajemen
perawatan luka modern.
25
4) Melakukan penelitian tindakan bedah berdasarkan
perkembangan dan trend perawatan bedah.
c) Perumusan Filosofi
Filosofi adalah nilai-nilai dan keyakinan yang menyangkut
keyakinan dan praktik keperawatan dalam suatu organisasi
(Swanburg, 1999) dalam sitorus 2019, Contoh :
1) Pasien adalah manusia yang merupakan makhluk holistik (bio-
psiko-sosial-spiritual)
2) Pasien adalah individu yang unik dan bermartabat
d) Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai sebagai arah
kebijakan bagi organisasi untuk menentukan apa yang harus
dilakukan dan bagaimana cara mencapainya. Tujuan mutlak harus
ada dalam organisasi pelayanan keperawatan. Untuk merumuskan
tujuan yang baik harus memenuhi syarat antara lain (Gillies, 1994) d
alam sitorus 2019
1) Tujuan harus dapat menjelaskan arah.
2) Tujuan harus memungkinkan untuk dicapai.
3) Terukur artinya tujuan berisi ketentuan kwantitatif.
4) Teradapatbatasanwaktuuntuk pencapaian target.
5) Pencapaian akhir setiap tujuan dapat diterima semua anggota
organisasi.
6) Kriteria dibuat untuk melihat seberapa besar tujuan tercapai.
7) Setiap tujuan mendukung sasaran organisasi
Contoh Rumusan tujuan: Meningkatkan kualifikasi tenaga
perawatan yang handal dan kompeten dalam keperawatan bedah
melalui pendidikan dan pelatihan.
26
2. Rencana Kerja Dalam Manajemen Keperawatan
Perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan jangka
waktunya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu perencanaan jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang. Perencanaan jangka pendek atau
yang disebut sebagai perencanaan operasional adalah perencanaan yang
dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu satu jam sampai dengan satu
tahun. Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang dibuat
untuk kegiatan dengan kurun waktu antara satu tahun sampai lima tahun
(Marquis & Huston, 1998 dalam sitorus 2019), sedangkan perencanaan
jangka panjang atau sering disebut perencanaan strategis adalah
perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tiga sampai 20 tahun
(Swanburg, 1999 dalam sitorus 2019).
Dalam perencanaan di ruang perawatan biasanya yang digunakan
adalah perencanaan jangka pendek yaitu rencana harian, bulanan dan
rencana tahunan. Marilah kita perhatikan satu per satu jenis perencanaan
tersebut seperti dalam uraian berikut ini: Rencana Harian adalah rencana
yang berisikegiatanmasing-masingperawat yang dibuat setiap hari sesuai
perannya. Rencana dibuat oleh kepala ruang, ketua tim/perawat primer
dan perawat pelaksana. Rencana Bulanan adalah rencana yang berisi
kegiatan dalam satu bulan. Rencana ini harus disinkronkan dengan
rencana harian. Rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang dan ketua
tim/perawat primer. Rencana Tahunan adalah rencana yang dibuat setiap
tahun sekali, yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun
sebelumnya, rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang. Bisakah
Anda mengaplikasikan tugas sehari hari Anda dengan penulisan rencana
kegiatan sesuai peran? Silakan mencoba! Identifikasi dan tuliskan
rencana kerja harian Anda selama 24 jam.
Menurut waktu pembuatan perencanaan dapat diklasifikasikan
dalam:
a. Perencanaan Reaktif
Perencanaan yang disusun ketika adanya masalah aktual yang
dihadapi saat ini.
27
b. Perencanaan Proaktif
Perencanaan yang disusun sebelum masalah timbul, antisipasi
terhadap perubahan kebutuhan dan meningkatkan kemampuan
organisasi, sedangkan menurut proses penyusunan perencanaan
diklasifikasikan menjadi: Pendekatan Perkembangan yang
menguntungkan (Profitabel Growth Approach) dan pendekatan
analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Treat)
1) Pendekatan Perkembangan (Profitabel Growth Approach)
Perencanaan yang dilakukan dengan menganalisa sarana
produksi yang dimiliki dan dihubungkan dengan kebutuhan
yang muncul dari lingkungan. Mengusahakan terjadinya
keseimbangan antara sarana yang dimiliki dengan kebutuhan
lingkungan. SALING BANGUN: SA (Sarana Produksi) LING
(Lingkungan masyarakat), BANGUN (Perkembangan yang
menguntungkan).
28
J. Pengorganisasian Dalam Manajemen Keperawatan
1. Pengertian
Pengorganisasian adalah pengelompokan/ pengaturan kegiatan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi, melalui supervisi,
komunikasi dan koordinasi dengan unit kerja lain secara vertikal/atasan
dan horizontal/ bawahan (Depkes RI,2020). Menurut Hersey
danBlanchard (1997) dalam La Monica (1998) dalam sitorus 2019
pengorganisasian adalah kegiatan mendesain tujuan dan wewenang tiap
pekerjaan individu, menetapkan mana pekerjaan yang masuk dalam
kelompok manajer mencari metode dan proses agar pekerjaan dapat
terintegrasi dengan baik. Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah
proses pengelompokan kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung
jawab dan koordinasi kegiatan baik vertikal maupun horizontal yang
dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus
dilakukan, siapa yang harus melakukan, seperti apa tugas-tugas
dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa, dan di mana serta
kapan keputusan harus diambil oleh seorang perawat.
2. Tipe-Tipe Organisasi
a. Organisasi Lini
Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia,
organisasi lini mencirikan bahwa pembagian tugas dan wewenang
terdapat perbedaan yang nyata antara satuan organisasi pimpinan
dan satuan organisasi pelaksana. Peran pimpinan sangat dominan,
segala kendali ada di tangan pimpinan, dan dalam melaksanakan
kegiatan yang diutamakan adalah wewenang dan perintah.
Organisasi lini lebih cocok digunakan untuk organisasi dengan
jumlah karyawan sedikit, sarana dan prasarana terbatas, serta tujuan
dan kegiatan organisasi yang sederhana. Bentuk organisasi lini
mempunyai keuntungan pengambilan keputusan dapat
dilaksanakan dengan
29
cepat, kesatuan arah dan perintah lebih terjamin, serta koordinasi
dan pengawasan lebih mudah. Kelemahannya adalah keputusan
sering kurang sempurna, dibutuhkan pemimpin yang benar benar
dapat memegang kendali dan berwibawa, dan unsur manusiawi
sering terabaikan.
b. Organisasi Staf
Organisasi Staf merupakan pengembangan dari organisasi lini.
Organisasi staf dicirikan bahwa dalam organisasi dikembangkan
satuan organisasi sataf yang berperan sebagai pembantu pimpinan.
Orang yang duduk dalam organisasi staf adalah individu ahli sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Pimpinan membutuhkan orang yang
mampu membantu memecahkan masalah organisasi. Pengambilan
keputusan berada ditangan pimpinan. Keuntungannya adalah
pengambilan keputusan akan lebih baik, kerugiannya pengambilan
keputusan membutuhkan waktu yang lebih lama.
30
d. Kegiatan Pengorganisasian
Beberapa kegiatan pengorganisasian dalam manajemen
keperawatan yang biasa dilakukan oleh manajer keperawatan adalah
seperti berikut ini :
1) Mengelompokkan dan membangi kegiatan yang harus
dilakukan oleh staf dibagi habis sesuai kompetensi dan
tanggung jawabnya.
2) Menentukan jalinan hubungan kerja antar tenaga kesehatan,
agar komunikasi baik dan mendukung kegiatan sehari hari.
3) Menentukan penugasan yang kondusif, semua tugas dikerjakan
secara sukarela dan optimal tanpa ada rasa curiga antar
perawat.
3. Tujuan Pengorganisasian
Berikut ini akan diuraikan tentang tujuan pengorganisasian dalam
manajemen keperawatan sebagai berikut :
a. Pencapaian tujuan organisasi.
b. Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien.
c. Melakukan pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang efektif
antara perorangan dan kelompok.
d. Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melaui
penyusunan struktur organisasi yang baik.
e. Melakukan pengambilan keputusan secara tepat.
f. Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif
melalui supervise.
g. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin
terjadi dengan melalui penyesuaian-penyesuaian yang penting.
(Swansburg & Swansburg,1999 dalam sitorus 2019).
31
4. Prinsip-Prinsip Pengorganisasian
Pembagian kerja dimaksudkan bahwa semua pekerjaan dibagi
habis kepada semua staf. Setiap staf memiliki tugas yang jelas untuk
mengerjakan pekerjaan tertentu. Untuk menghindari kesalahan maka
manajer perawat hendaknya mengerti karakteristik tugas, tanggung
jawab dan wewenang stafnya. Job description, pengembangan prosedur
dan deskripsi hasil kerja diperlukan sebagai rambu-rambu pembagian
kerja.
Pendelegasian, menurut ANA (2019) adalah penyerahan tanggung
jawab kinerja atas suatu tugas dari satu individu kepada individu lain
sedangkan pertanggung jawaban tetap tergantung hasilnya.
Pendelegasian tugas merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab kepada staf untuk melakukan tindakan dengan batas kewenangan
tertentu, Dalam pendelegasian mengandung unsur mentoring dan
regenerasi yang baik atau alami serta memiliki nilai bagaimana
mengelola sumber daya yang efektif dan efisien dengan kemampuan
terbatas, Menurut Rose K.N (2008) dalam Kurniadi, 2020 pendelegasian
yang baik harus melihat The five right of delegation meliputi :
tugas/pekerjaan, lingkungan sekitarnya, orang yang ditunjuk, adanya
pengarahan/ komunikasi yang baik dan dilakukan supervisi atau
evaluasi.
Koordinasi, adalah suatu kegiatan melakukan komunikasi dan
hubungan dengan pihak yang terlibat dalam melancarkan kegiatan agar
terjadi nada atau irama yang sama sehingga terjadi keselarasan tindakan,
usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada di tempat kerja.
Koordinasi efektif bisa dilakukan dengan cara :
a. Membangun komunikasi dua arah baik dengan atasan maupun
bawahan.
b. Membiasakan melakukan rapat formal (rapat resmi, pre dan post
conferent).
c. Melakukan pelaporan dan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan.
d. Membuat pembakuan formulir–formulir yang dipakai dalam semua
kegiatan sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat.
32
Manajemen waktu biasanya digunakan oleh setiap orang untuk
melakukan aktivitas apa saja. Kemampuan mengelola waktu merupakan
capaian keberhasilan seseorang. Agar dapat berhasil dalam mengelola
waktu maka diperlukan pemanfaatan waktu yang efektif dengan cara :
Analisa waktu yang dipakai dengan membuat jadwal dan kategori
kegiatan; Memeriksa kembali tiap porsi kategori sesuai waktu yang ada;
Menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, mendesak, dan
tidak mendesak/ rutin; Mendelegasikan kepada bawahan, sesuai dengan
sifat pekerjaan.
2. Makna Pengarahan
Apakah makna pengarahan dalam manajemen keperawatan?
Pengarahan yang baik akan terlihat dalam bentuk (5 W dan I H), yaitu:
a. (What) Apa yang harus dilakukan oleh staf perawat/perawat
pelaksana.
b. (Who) Siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan.
33
c. (When) Jam berapa seharusnya dilakukan (mulai jam masuk sampai
jam pulang).
d. (How) Bagaimana caranya mengerjakan dan berapa frequensi
seharusnya dikerjakan.
e. (Why) Kenapa pekerjaan itu harus dilakukan.
f. (Where) dimana? Tentunya di ruang atau tempat masing masing.
Pengarahan yang dilakukan pimpinan keperawatan dapat dikatakan
efektif bila bawahan atau staf atau perawat pelaksana dapat
melaksanakan semua pekerjaan yang ditunjukkan atau diberikan
kepadanya secara konsistensi dengan kebijakan unit dan dapat
melaksanakan kegiatan dengan aman dan nyaman.
34
c. Menumbuhkan Rasa Memiliki Dan Menyukai Pekerjaan
Pengarahan yang dilakukan kepala ruang ketika perawat
melakukan kesalahan, memberi motivasi saat motivasi menurun,
memberi apresiasi saat kinerja baik akan dapat meningkatkan rasa
memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Unsur-unsur Pengarahan
Pengarahan atau disebut juga penggerakan merupakan upaya
mempengaruhi staf agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, agar dapat mengarahkan dan menggerakan bawahan
maka ada beberapa unsur yang perlu dipahami dan diperhatikan oleh
manajer keperawatan. Unsur-unsur tersebut adalah:
a. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang
mengerjakan apa yang tidak ingin mereka lakukan dan
menyukainya (Truman dalam Gillies, 1996 dalam sitorus 2019).
Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan
mempengaruhi orang lain untuk
35
melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuannya (Sullivan & Decleur, 2019). Kepemimpinan adalah
serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi anggota kelompok
bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan (Baily,
Lancoster & Lancoster, 1989 dalam sitorus 2019). Kepemimpinan
adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki kemampuan
yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang
didasarkan pada perbedaan kekuasaan antara pihak-pihak tersebut
(Gillies, 1996 dalam sitorus 2019 ). Sedangkan menurut Ngalim
Purwanto (2021: 26). "Kepemimpinan sebagai suatu bentuk
persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orang- orang tertentu,
biasanya melalui 'human relations' dan motivasi yang tepat,
sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau bekerja sama dan
membanting tulang memahami dan mencapai segala apa yang
menjadi tujuan-tujuan organisasi".
b. Motivasi
Motivasi menjadi unsur penting fungsi pengarahan dalam
keperawatan, karena kita tahu bahwa pelayanan keperawatan
memiliki kontribusi yang besar terhadap mutu layanan kesehatan.
Rendahnya kinerja perawatan akan mempengaruhi mutu pelayanan
keperawatan, sebaliknya bila kinerja perawat baik maka akan dapat
meningkatkan mutu layanan. Kinerja perawat baik, bukan hanya
karena perawat bersedia melakukan dan menyelesaikan tindakan
keperawatan secara rutin saja, tetapi yang terpenting adalah perawat
melakukan tindakan didasari dorongan atau motivasi diri. Motivasi
internal yang kuat akan memberikan dampak yang langgeng bagi
seorang perawat dalam melaksanakan kegiatan secara efektif dan
efisien. Hal ini didukung oleh Hasibuan (2019) yang menyatakan
bahwa motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias
untuk mencapai hasil yang optimal. Lebih lanjut Wlodkowski (201
8) menyatakan bahwa motivasi merupakan kondisi yang
menyebabkan
36
atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah serta
ketahanan (persistence) pada tingkah laku tertentu. Seorang manajer
perawat harus mengenali motivasi dan kebutuhan staf supaya dapat
memicu kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
yang efisien dan efektif.
c. Komunikasi
Komunikasi merupakan unsur penting dalam menggerakkan
atau mengarahkan bawahan. Penerapan komunikasi yang baik
antara manajer dan pelaksana keperawatan dapat menghindari
persepsi salah (missperception). Komunikasi bisa dilakukan secara
vertikal (atas–bawah) maupun horisontal (samping). Komunikasi
yang baik adalah komunikasi yang dilakukan secara terbuka antar
dua orang atau lebih untuk menyampaikan dan meneruskan pesan
yang berharga dari dan keluar organisasi. Komunikasi bisa
dilakukan secara verbal maupun non verbal. Seorang manajer
perawat diharapkan dapat mengikuti perkembangan teknologi
informasi dengan menggunakan berbagai media modern sebagai
sarana mendapatkan informasi dan melakukan komunikasi secara
efektif, walaupun pada saat pimpinan tidak berada di tempat.
Implementasi komunikasi di dalam ruang rawat inap dilakukan
melalui kegiatan operan/timbang terima, conference (pre, middle,
post), diskusi kasus, ronde keperawatan, rapat-rapat dan aktivitas
lainnya.
5. Kegiatan Pengarahan
Apa sajakah rambu-rambu yang penting dilakukan dalam kegiatan
pengarahan? Berikut di bawah ini akan diuraikan 10 rambu-rambu
kegiatan pengarahan yang penting Anda ketahui menurut Douglas, yaitu:
a. Tentukan tujuan pengarahan yang realistis
b. Berikan prioritas pertama kepada yang penting dan urgen
c. Lakukan koordinasi dan efisien dengan unit kerja lain.
37
d. Identifikasi tanggung jawab semua pekerjaan agar semua staf
bekerja dengan benar dan adil.
e. Ciptakan budaya kerja yang aman dan suasana pendidikan
berkelanjutan agar selalu bekerja dengan keilmuan yang kokoh dan
mutakhir.
f. Timbulkan rasa percaya diri anggota yang tinggi, dengan
memberikan reward and punishment yang jelas dan tegas.
g. Terjemahkan standar operasional prosedur yang mudah dibaca dan
dimengerti agar memudahkan pekerjaan yang akan dilakukan staf.
h. Jelaskan prosedur keadaan gawat/force major baik terhadap pasien
maupun situasi gawat lainnya.
i. Berikan pengarahan yang sifatnya jelas, singkat dan tepat.
j. Gunakan manajemen kontrol yang baik untuk mengkaji kualitas
layanan secara teratur dan rutin
3. Manfaat Pengawasan
Manfaat pengawasan dalam manajemen
a. Dapat mengetahui kegiatan program yang sudah dilaksanakan oleh
staf dalam kurun waktu tertentu
b. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf
yang melaksanakan tugas
c. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya organisasi sudah
digunakan dengan tepat dan efisien
d. Dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya penyimpangan?
e. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan (reward)
39
4. Karakteristik Pengendalian
Proses pengendalian yang dilakukan seorang manajer dikatakan
berhasil bila mengandung beberapa karakteristik seperti di bawah ini:
a. Menggambarkan kegiatan sebenarnya.
b. Melaporkan kesalahan dengan tepat.
c. Berpandangan ke depan.
d. Menunjukkan kesalahan pada hal-hal yang kritis dan penting.
e. Bersifat obyektif.
f. Bersifat fleksibel.
g. Menggambarkan pola kegiatan organisasi.
h. Bersifat ekonomis.
i. Bersifat mudah dimengerti.
j. Menunjukkan kegiatan perbaikan.
5. Langkah-Langkah Pengelolahan
Supaya kegiatan pengendalian/pengontrolan dapat berjalan secara
efektif, seorang manajer harus memperhatikan langkah-langkah
pengendalian. Tahukah anda, bagaimanakah langkah-langkah
pengendalian dalam manajemen keperawatan?
Berikut ini adalah langkah-langkah pengendaalian/pengontrolan:
a. Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi
kerja
b. Melakukan pengukuran prestasi kerja
c. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
d. Mengambil tindakan korektif.
6. Audit
Audit merupakan penilaian/evaluasi dari pekerjaan yang telah
dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah ditetapkan.
Peralatan atau instrumen yang dipilih digunakan untuk mengumpulkan
bukti dan untuk mengevaluasi apakah standar yang telah ditetapkan telah
dilaksanakan dengan baik atau belum. Terdapat tiga kategori audit
40
keperawatan yaitu: 1) Audit struktur, 2) Audit proses dan 3) Audit hasil.
Berikut ini uraian dari ketiga kategori tersebut:
a. Audit Struktur
Audit yang berfokus pada sumber daya manusia; lingkungan
perawatan (termasuk fasilitas fisik, peralatan, organisasi, kebijakan,
prosedur, standar, SOP dan rekam medic); serta pelanggan (internal
maupun eksternal). Standar dan indikator diukur dengan
menggunakan cek list.
b. Audit Proses
Merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan keperawatan
untuk menentukan apakah standar keperawatan telah tercapai.
Pemeriksaan dapat bersifat restropektif, concurrent, atau peer
review. Restropektif adalah audit dengan menelaah dokumen
pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi
asuhan keperawatan. Concurrent adalah mengobservasi saat
kegiatan keperawatan sedang berlangsung. Peerreview adalah
umpan balik sesama anggota tim terhadap pelaksanaan kegiatan.
c. Audit Hasil
Audit produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien, kondisi
SDM, atau indikator mutu. Kondisi pasien dapat berupa
keberhasilan pasien dan kepuasan. Kondisi SDM dapat berupa
efektivitas dan efisiensi serta kepuasan. Untuk indikator mutu
umum dapat berupa BOR, ALOS, TOI, angka infeksi nosokomial
(NI) dan angka dekubitus.
Pada ruang perawatan yang menerapkan Model Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP), pengendalian dapat diukur
dalam bentuk kegiatan pengukuran yang menggunakan indikator
umum, indikator mutu pelayanan, indikator pasien dan SDM seperti
berikut ini :
1) Indikator Mutu Umum :
41
a) Penghitungan lama hari rawat (BOR).
b) Penghitungan rata-rata lama di rawat (ALOS).
c) Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi (TOI).
2) Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan:
a) Keselamatan pasien (patien safety)
b) Keterbatasan perawatan diri.
c) Kepuasan pasien.
d) Kecemasan.
e) Kenyamanan.
f) Pengetahuan.
3) Kondisi Pasien:
a) Audit dokumentasi asuhan keperawatan.
b) Survey masalah baru.
c) Kepuasan pasien dan keluarga.
d) Penilaian kemampuan pasien dan keluarga.
4) Kondisi SDM
a) Kepuasan tenaga kesehatan: perawat, dokter.
b) Penilaian kinerja perawat.
42
Keterengan: Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien
dirawat dalam satu hari kali jumlah hari dalam satu satuan waktu.
Jumlah hari persatuan waktu. Kalau diukur persatu bulan, maka
jumlahnya 28 – 31 hari, tergantung jumlah hari dalam satu bulan
tersebut.
43
Keterangan: Jumlah TT: jumlah total kapasitas tempat tidur yang
dimiliki. Hari perawatan: jumlah total hari perawatan pasien yang
keluar hidup dan mati. Jumlah pasien keluar: jumlah pasien yang
dimutasikan keluar baik pulang, mutasi lari, atau meninggal.
c. Kepuasan Pasien
Salah satu indikator penting lainnya dari pelayanan
keperawatan yang bermutu adalah kepuasan pasien. Tingginya
tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan
tercapai bila terpenuhinya kebutuhan pasien/keluarga terhadap
pelayanan keperawatan yang diharapkan.
d. Kecemasan
Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau perasaan
tidak nyaman yang terjadi karena adanya sesuatu yang
dirasakan sebagai ancaman. Kecemasan yang masih ada
setelah intervensi keperawatan, dapat menjadi indikator klinik.
44
e. Kenyamanan
Rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau
nyeri terkontrol. Pelayanan keperawatan dinilai bermutu jika
pasien merasa nyaman dan bebas dari rasa nyeri dan
menyakitkan.
f. Pengetahuan
Indikator mutu lain adalah pengetahuan dimana salah
satunya diimplementasikan dalam program discharge planning.
Discharge planing adalah suatu proses yang dipakai sebagai
pengambilan keputusan dalam hal memenuhi kebutuhan pasien
dari suatu tempat perawatan ke tempat lainnya. Dalam
perencanaan kepulangan, pasien dapat dipindahkan
kerumahnya sendiri atau keluarga, fasilitas rehabilitasi, nursing
home atau tempat tempat lain diluar rumah sakit.
45
c. Survey Kepuasan
Menurut Philip Kotler, survey kepuasan pelanggan adalah
tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan
hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk
yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang.
Survey kepuasan yang akan dilakukan di ruang MPKP adalah
kepuasan pasien, keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lain.
Di ruang MPKP survey kepuasan pasien dilakukan setiap
pasien pulang, diberikan saat selesai menyelesaikan
administrasi atau saat mempersiapkan pulang dengan cara
pasien dan keluarga mengisi angket yang disediakan.
46
1) Meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien/konsumen.
2) Menghasilkan keuntungan (pendapatan) institusi.
3) Mempertahankan eksistensi institusi.
4) Meningkatkan kepuasan kerja.
5) Meningkatkan kepercayaan konsumen/pelanggan;
6) Menjalankan kegiatan sesuai aturan/standar.
7) Pada pembahasan praktik keperawatan akan dijabarkan tentang
model praktik, metode praktik, dan standar.
48
d. Jenis Model Metode Asuhan Keperawatan (MAKP)
Berikut ini merupakan penjabaran secara rinci tentang metode
pemberian asuhan keperawatan profesional. Ada lima metode
pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan
akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren
pelayanan keperawatan.
1) Metode Penugasan
a) Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam
pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama
pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih
terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap
perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya,
merawat luka) keperawatan kepada semua pasien di
bangsal.
Kelebihan Kelemahan
1. Manajemen klasik yang 1. Tidak memberikan
menekankan efisiensi, kepuasan pada pasien
pembagian tugas yang jelas maupun perawat.
dan pengawaan yang baik. 2. Pelayanan
2. Sangat baik untuk rumah keperawatan terpisah-
sakit yang kekurangan pisah, tidak dapat
tenaga. menerapkan proses
3. Perawat senior keperawatan.
menyibukkan diri dengan 3. Persepsi perawat
tugas manajerial, cenderung kepada
sedangkan perawat pasien tindakan yang
di serahkan kepada perawat berkaitan dengan
junior dan atau belum keterampilan saja.
berpengalaman.
49
2) Metode Keperawatan Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi
2-3 tim/grup yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan
pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.
Kelebihan Kelemahan
1. Memungkinkan pelayanan 1. Komunikasi antar
keperawatan yang anggota tim terbentuk
menyeluruh terutama dalam bentuk
2. Mendukung pelaksanaan konferensi tim, yang
proses keperawatan biasanya
3. Memungkinkan membutuhkan waktu
komunikasi antar tim dimana sulit untuk
sehingga konflik mudah melaksanakan pada
diatasi dan memberi waktu-waktu sibuk.
kepuasan kepada
anggota
tim.
3) Keperawatan Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung
jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
50
pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara
si pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan
kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi
Asuhan Keperawatan selama pasien dirawat.
Kelebihan Kelemahan
1. Bersifat kontinuitas dan 1. Hanya dapat dilakukan
komprehensif. oleh perawat yang
2. Perawat primer memiliki pengalaman
mendapatkan akontabilitas dan pengetahuan yang
yang tinggi terhadap hasil memadai dengan
dan memungkinkan kriteria asertif, self
pengembangan diri direction, kemampuan
3. Keuntungan antara lain mengambil keputusan
terhadap pasien, pearawt, yang tepat, menguasai
dokter, dan rumah sakit keperawatan klinik,
(Gillies, 1989 ) akontable serta mampu
4. Keuntungan yang berkolaborasi dengan
dirasakan adalah pasien berbagai disiplin.
merasa dimanusiawikan
karena terpenuhinya
kebutuhan secara individu.
Selain itu asuhan yang
diberikan bermutu tinggi
dan tercapai pelayanan
yang efektif terhadap
pengobatan, dukungan,
proteksi, informasi dan
advokasi. Dokter juga
merasakan
kepuasan dengan model
51
primer karena senantiasa
mendapatkan informasi
tentang kondisi pasien yang
selalu diperbaruhi dan
komprehensif.
4) Manajemen Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh
kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh
perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan
bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu
pasien satu perawat, dan hal ini umumnyadilaksanakan untuk
perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti : isolasi,
intensive care.
Kelebihan Kelemahan
1. Perawat lebih memahami 1. Belum dapatnya
kasus per kasus diidentifikasi perawat
2. Sistem evaluasi dari penanggung jawab
manajerial menjadi lebih Perlu tenaga yang
mudah. cukup banyak dan
mempunyai
kemampuan dasar
yang sama.
52
5) Modifikasi : TIM PRIMER
Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari
kedua sistem. Menurut Sitorus (2019) penetapan sistem model
MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan :
a. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena
sebagai perawat primer harus mempunyai latar belakang
pendidikan S1 Keperawatan atau setara.
b. Keperawatan Tim tidak digunakan secara murni, karena
tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi
pada bagian TIM.
c. Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan
komunitas asuhan keperawatan dan akontabilitas asuhan
keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu karena
saat ini jenis pendidikan perawat yang ada di RS, sebagian
besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat
bimbingan dari perawat primer /Ketua Tim tentang asuhan
keperawatan. Contoh (dikutip dari Sitorus, 2019)
Untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26
perawat. Dengan menggunakan model modifikasi
keperawatan primer ini diperlukan 4 (empat) orang
perawat primer (PP) dengan kualifikasi S1
Keperawatan/DIV Keperawatan, di samping seorang
kepala ruang rawat juga S1/DIV Kep. Perawat Asosciet
(PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan perawat asosiet
terdiri dari lulusan D3 Kep dan SPK (3 orang).
Pengelompokan Tim pada setiap shift/jaga terlihat pada
gambar di bawah ini.
53
6) Uraian Kerja
Uraian kerja Kepala Ruagan Perawat Primer, dan Perawat
Assosiet. Peran masing-masiing komponen kepala ruangan:
perawat primer, dan perawat assosciate.
Kepala ruangan Perawat Perawat Assosciate
(KARU) Primer (PP) (PA)
1. Menerima pasien 1. Membuat 1. Memeberikan
baru perencanaan ASKEP
2. Memimpin rapat ASKEP 2. Mengikuti timbang
3. Mengevaluasi 2. Mengadakan terima
kinerja perawat tindakan 3. Melaksanakan tugas
4. Membuat daftar kalaborasi yang didelegasikan
dinas 3. Memimpin 4. Mendokumentasikan
5. Perencanaan, timbang terima tindakan keperawatan
Pengawasan, 4. Mendelegasikan
Pengarahan tugas
5. Memimpin ronde
keperawatan
Menegevaluasi
pemberian
ASKEP
6. Bertangunggung
jawab terhadap
pasien
7. Memberi petunjuk
jika
54
N. Teori OPPE
Monitoring dan evaluasi anggota staf medis dilakukan terus menerus terhadap
kualitas dan keamanan asuhan klinis yang diberikan oleh setiap staf medis.
Evaluasi yang dimaksudkan adalah evaluasi praktik professional berkelanjutan (on
going professional praclice evaluation/OPPE) yakni upaya penilaian terhadap
kinerja profesonal yang dilakukan oleh staf medis secara terus menerus. Evaluasi
Praktik Professional Berkelanjutan (On going Professional Practice
Evaluation/OPPE) adalah upaya penilaian terhadap kinerja profesional yang
dilakukan oleh staf medis secara terus menerus. Evaluasi Praklik Professional
Terfokus (Focused Professional Practice Evaluation/FPPE) adalah upaya penilaian
terhada kinerja profesional yang dilakukan oleh staf medis terfokus. Digambarkan
seperti sebuah piramida, alasan evaluasi perlu dilakukan adalah besar/mengembang
di dasar piramida dan mengerucut/kecil pada puncak piramida. Alasan tersebut
adalah sebagai berikut (dasar ke puncak) :
1. Evaluasi kinerja professional berkesinambungan perlu dilakukan agar
direktur utama rumah sakit dapat memberikan surat penugasan klinis
terhadap praktisi kesehatan dalam hal ini staf medis yang bekerja dengan
baik dan professional.
2. Evaluasi kinerja professional berkesinambungan perlu dilakukan untuk
mengatur dan mengkomunikasikan harapan-harapan yang perlu dicapai oleh
staf medis tersebut.
3. Evaluasi kinerja professional berkesinambungan perlu dilakukan untuk
mengukur kinerja professional staf medis dengan harapan.
4. Evaluasi kinerja professional berkesinambungan perlu dilakukan untuk
menyediakan umpan balik secara periodik terhadap kinerja professional
yang telah dilakukan.
5. Evaluasi kinerja professional berkesinambungan perlu dilakukan untuk
mengatur kinerja professional yang kurang baik (tidak sesuai harapan).
6. Evaluasi kinerja professional berkesinambungan perlu dilakukan sebagai
aksi utnuk mengkoreksi kesalahan atau hal yang tidak sesuai .
55
Penilaian aktifitas staf medis dilakukan oleh otoritas internal atau ekstemal yang
layak, dalam hal ini adalah Ketua Kelompok Staf Medis dan diketahui serta
disetujui oleh Direktur Medis. Proses evaluasi yang terus menerus terhadap praktisi
profesional dilakukan secara objektif dan berbasis bukti. Hasil proses review tidak
menyebabkan adanya perubahan dalam tanggung jawab para staf medis, namun
dapat terjadi perluasan atau pembatasan tanggung jawab, masa konseling dan
pengawasan, atau kegiatan yang semestinya. Evaluasi dilakukan setiap waktu
sepanjang tahun, bila muncul fakta atas kinerja yang diragukan atau yang buruk,
dilakukan review serta mengambil tindakan yang tepat. Hasil review, tindakan
yang diambil dan setiap dampak atas kewenangan perlu didokumentasikan.
56
BAB III
ANALISA SITUASI
Direktur
dr. David Hariadi M, Sp.OT., M.K.M
(MARS)
K. ADM. Umum
K. Perencanaan & K. Perningkatan Mutu
Logisitik & Sarana Kepala Ruangan
Evaluasi Pelayanan Instalasi
Prasarana
Ns.Arome Silalahi, S.Kep Ns. Siti Riyani, S.Kep
Ns. Subhan,S.Kep
Ketua Tim
Perawat Palaksana
57
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT INAP RUANG
ASTER
58
2) Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Tabel 1.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Nama Kualifikasi Masa Kerja
No
Jabatan Formal Sertifikat (Tahun)
BTCLS, Pelatihan
PPI, Manajemen
1. Ns. Widarti
S1 Ners Bangsal dan 6 Bulan
M, S.Kep
pelatihan
preseptor
Ns. Maria Assesor,
2.
Sri Hartati, S1 Ners Preseptorship, 8 Tahun
S.Kep BLS
Ike
3. D3 ESQ, BLS,
Wahyuni, 11 Tahun
Perawat Service Excellent
Amd. Kep
4. Siti Nur Aini D3
Pelatihan PPI 7 Tahun
Z, Amd. Kep Perawat
Astuty
5. D3
Rianur, BLS 28 Tahun
Perawat
Amd. Kep
6. Faisal, Amd. D3 ESQ, BLS, Code
8 Tahun
Kep Perawat Blue
Pelayanan
Yeni Sterilisasi, BTLS,
7. D3
Yulianti, BCLS, 12 Tahun
Perawat
Amd. Kep Komunikasi
Efektif
BLS, BTCLS,
Ahmad
8. D4 Emergency
Nursaid, 10 Tahun
Perawat Nursing, EKG,
SST
Perawatan Luka
Nurul Pencampuran
9. D3
Mujahidin, Obat dgn Teknik 3 Tahun
Perawat
Amd. Kep Aseptik
Elly
10. D3
Purnama S, Pelatihan PPI 7 Tahun
Perawat
Amd. Kep
Nur
11. D3 BLS, Service
Halimah, 5 Tahun
Perawat Excellent
Amd. Kep
12. Novri Satya D3
BLS 4 Tahun
P, Amd. Kep Perawat
Septiani
13. D3
Astuti, Amd. BTCLS 4 Tahun
Perawat
Kep
Rika
14. D3 BTCLS, Pelatihan
Ariyani, 4 Tahun
Perawat Plebotomi
Amd. Kep
15. Bedina, D3
BLS 28 Tahun
Amd. Kep Perawat
16. Fachrial, D3
BLS, BTCLS 7 Tahun
Amd. Kep Perawat
17. Nisfi D3 BTCLS
Mahalayani, Perawat 4 Tahun
Amd. Kep
59
Ns. Sembri Perawatan Luka
18.
Basuki, S1 Ners (CBWM), Cara 2 Tahun
S.Kep Pemakaian SDKI
Arnita Kallo
19. D3
Langi, Amd. BTCLS 3 Tahun
Perawat
Kep
Hj.
20. D3
Hernawati, BTCLS 21 Tahun
Perawat
Amd. Kep
21. Fitriani, D3
BTCLS 2 Tahun
Amd. Kep Perawat
22. Januar, D3
BTCLS 2 Tahun
Amd. Kep Perawat
23. Ns. Mulyati,
S1 Ners BTCLS 7 Tahun
S.Kep
24. Ernawati, D3
BTCLS Tahun
Amd..Kep Perawat
25. Nuraini, D3
BTCLS 4 Tahun
Amd..Kep Perawat
26. Hasmiani, D3
BTCLS Tahun
Amd..Kep Perawat
Ns. Yayuk
27.
Handayani, S1 Ners BTCLS 12 Tahun
S.Kep
28. Kasmiati, D3
BTCLS 10 Tahun
Amd..Kep Perawat
Ns.
29.
Muhniah, S1 Ners BTCLS Tahun
S.Kep
30. Rino Ponco, D3
BTCLS 4 Tahun
Amd..Kep Perawat
31. Sofyan, D3
BTCLS 4 Tahun
Amd..Kep Perawat
Heri
32. D3
Setiawan, BTCLS 2 Tahun
Perawat
Amd..Kep
Wina
33. D3
Mardiah P, BTCLS Tahun
N Perawat
Amd..Kep
60
pelatihan Code Blue, 1 orang yang mengikuti pelayanan
sterilisasi, 1 yang mengikuti komunikasi efektif, 1 orang
yang mengikuti Emergency Nursing, 1 orang mengikuti
pelatihan EKG, 2 yang mengikuti perawatan luka, 1 orang
yang mengikuti pelatihan plebotomi, 1 orang yang
mengikuti pelatihan cara pemakaian SDKI, 1 orang yang
megikuti pelatihan pencampuran obat dengan teknik
aseptik.
3) Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 1.2 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Jumlah Presentase %
Kelamin
Laki-laki 9 27%
Perempuan 24 73%
Jumlah 33 100%
Dari data diatas diketahui distribusi ketenagaan
berdasarkan jenis kelamin total 33 orang diketahui laki-
laki berjumlah 9 orang (27%) dan perempuan 24 orang
(73%).
4) Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 1.3 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Pendidikan Jumlah Presentase %
Ners 6 18%
S1 Kep 1 3%
D IV Kep 1 3%
D III Kep 25 76%
Jumlah 33 100%
Dari data diatas diketahui distribusi ketenagaan
berdasarkan tingkat pendidikan total 33 orang diketahui
Pendidikan Ners 6 orang (18%), S1 Kep 1 orang (3%), D
IV 1 orang (3%), D III 25 orang (76%) pendidikan
terbanyak 25 orang (76%) D III.
61
5) Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Level Kompetensi
Tabel 1.4 Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Level
Kompetensi
Level
Jumlah Persentase %
Kompetensi
PK 12 36
PK 0 3 9
PK 1 4 12
PK 2 3 9
PK 3 11 33
Jumlah 33 100
PK adalah perawat klinik yaitu perawat yang memberikan
asuhan keperawatan langsung kepada pasien sebagai
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
PK PRE adalah memberikan asuhan keperawatan pada
sekelompok pasien di ruang rawat yang menjadi tanggung
jawabnya dari pasien datang sampai pulang, dengan aman
sesuai standar keselamatan pasien di rumah sakit.
PK 1 adalah perawat klinis 1 jenjang karir dengan
kemampuan melakukan asuhan keperawatan dasar dengan
penekanan pada keterampilan teknis keperawatan dibawah
bimbingan.
PK 2 adalah perawat klinis 2 jenjang karir dengan
kemampuan melakukan asuhan keperawatan holistic pada
klien secara mandiri dan mengelola klien/sekelompok
klien secara tim serta memperoleh bimbingan untuk
penanganan masalah lanjut/kompleks.
PK 3 adalah perawat klinis 3 jenjang karir dengan
kemampuan melakukan asuhan keperawatan komprehensif
pada area spesifik dan mengembangkan pelayanan
keperawatan berdasarkan bukti ilmiah dan melaksanakan
pembelajaran klinis.
Dari data diatas diketahui distribusi ketenagaan
berdasarkan level kompetensi total 33 orang (100%)
62
diketahui yang terbanyak level kompetensi PK 12 perawat
(36%).
6) Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Pasien
Tabel 1.5 Kebutuhan Tenaga Perawat Sesuai Tingkat
Ketergantungan Pasien
Minimal Parsial Total Jumlah Klien
2 12 20 34
Pagi = 0,34 3,24 7,2 34
Siang = 0,28 1,8 0,6 34
Malam 3,6 4 34
Total 2,02 8,64 13,8 34
63
jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun =
365 – 78 = 287 hari
ii. Jumlah minggu = 287 : 7 = 41 minggu
iii. Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun = 41
minggu x 40 jam = 1.640 jam
b. Tenaga Non Keperawatan
Tabel 1.6 Tenaga Non Keperawatan
Tenaga Non Jumlah Presentase %
Keperawatan
Administrasi 2 25%
Cleaning Service 4 50%
POS 2 25%
Jumlah 8 100%
Dari data diatas diketahui tenaga Non Keperawatan berjumlah 8
orang terbagi menjadi administrasi 2 orang (25%), cleaning
service 4 orang (50%), POS 2 orang (25%).
c. Tenaga Medis
Tabel 1.7 Tenaga Medis
Tenaga Medis Jumlah Presentase %
Dokter Bedah Umum 3 12
Dokter Bedah Onkologi 2 8
Dokter Bedah Saraf 5 19
Dokter Bedah Thorax 2 8
Dokter Bedah Orthopedi 3 12
Dokter Penyakit Dalam 8 31
Dokter Spresialis Gizi 2 8
Ahli Gizi 1 4
Total 26 100
Dari data diatas diketahui tenaga medis berjumlah 26 orang
(100%) dengan yang terbanyak ialah dokter penyakit dalam
berjumlah 8 orang (31%).
d. Persentase Kasus Terbanyak
Tabel 1.8 Kasus Terbanyak Bulan Juni-Juli 2022
Penyakit Jumlah Presentase %
CKD 31 22
Fraktur 23 16
Chronic Wound 19 13
Cedera Kepala 12 8
CKR 4 3
Multiple Impaksi 7 5
KNF 8 6
Ca.Mamae 5 3
Ca. Colon 4 3
64
CAD 4 3
DM 9 6
Ca. Paru 3 2
Batu Renal 6 4
Abses Mandibula 4 3
Efusi Pleura 4 3
Jumlah 143 100
Berdasarkan data pada bulan juni dan juli tahun 2022 berjumlah
15 penyakit (100%) dengan yang terbanyak ialah CKD dengan
berjumlah 31 pasien (22%).
Inteprtasi Hasil : untuk kasus CKD memiliki PAK , fraktur
memiliki PAK, Cronic Wound belum memiliki PAK, DM
memiliki PAK, KNF memiliki PAK, CKR memiliki PAK, Efusi
fleura tidak memiliki PAK, Ca paru memiliki PAK, Batu renal
memiliki PAK, Abses mandibula tidak memiliki PAK.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 3 agustus 2022, di 10
besar penyakit di ruang aster pada tahun 2022 ternyata ada
beberapa yang PAK nya idak ada, antara lain; Chronic Wound,
Multiple Impaksi, Ca. Colon, Abses Mandibula, dan Efusi
Pleura.
e. Kepuasan Pasien
Tabel 1.10 Kepuasan Pasien
Kepuasan Pasien Jumlah Persentase %
Puas 15 71
Tidak Puas 6 29
Total 21 100
Intrepretasi hasil :
Berdasarkan hasil pengkajian ke beberapa pasien dari total 34 di
dapatkan 21 pasien yang bersedia menjawab dan mengisi
kuisioner, 13 pasien lainnya tidak bersedia dengan alasan;
menolak untuk di berikan kuisioner, tidak adanya keluarga
mendampingi pasien, pasien sedang beristirahat.
Berdasarkan tabel kepuasan pasien didapatkan hasil hampir
semua pasien puas dengan pelayanan perawat di ruang aster
sebanyak 15 pasien (71%) dan sisanya masih tidak puas dengan
pelayanan perawat di ruang aster sebanyak 6 pasien (29%), di
buktikan dengan pengisian kuisioner beberapa pasien masih
65
belum puas jika mereka memanggil perawat tidak segera datang,
ketika pasien menanyakan terkait penyakitnya perawat belum
menyampaikannya dengan jelas dan belum sepenuhnya
dipahami oleh pasien, perawat jarang membuat pasien
bersemangat saat menghadapi penyakitnya, perawat jarang
mendatangi pasien saa sore/malam untuk menanyakan keluhan
mereka karena mereka lebih sering memberikan obat dll saat
waktu sore/malam.
f. Sasaran Keselamatan Pasien
1) Ketepatan Identifikasi Pasien
Ketepatan identifikasi pasien adalah suatu kesesuaian
pemberian tanda pasien yang mencakup nomor rekam
medis dan identitas pasien sesuai dengan SOP yang
berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab
Sjahranie Ketepatan identifikasi merupakan hak pasien.
Kebijakan atau prosedur sedikitnya memerlukan dua cara
mengidentifikasi seorang pasien seperti nama pasien,
nomor rekam medis, tanggal lahir yang terdapat pada
gelang identitas yang terpasang pada pasien.
Gelang identitas dibedakan dengan kriteria sebagai
berikut: gelang berwarna merah muda digunakan pada
pasien wanita, gelang warna biru digunakan pada pasien
laki-laki, gelang warna merah sebagai tanda alergi
terhadap suatu obat atau bahan makanan tertentu, gelang
warna kuning untuk penanda pada pasien yang memiliki
risiko jatuh, gelang warna ungu untuk pasien ‘do not
resuscitate’(DNR). Identifikasi pasien dilakukan sebelum
memberikan obat dan pemberian transfusi darah,
mengambil pemeriksaan laboratorium, sebelum
memberikan perawatan dan prosedur. Selama observasi
ditemukan perawat di Ruang Aster telah melakukan
ketepatan identifikasi pasien dengan benar.
66
2) Peningkatan Komunikasi Efektif
Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang tepat sasaran
dan mencapai tujuan. Komunikasi dikatakan efektif jika,
informasi, ide atau pesan yang disampaikan dapat
diterima dan dipahami dengan baik sehingga terbentuk
kesamaan persepsi, perubahan perilaku atau saling
mendapatkan informasi atau menjadi paham. Komunikasi
Efektif yang diterapkan di Rumah Sakit Umum Daerah
Abdoel Wahab Sjahranie adalah dengan menggunakan
Strategi SBAR yang terdiri dari :
a) Situation
Yakni penjelasan situasi terkini yang terjadi pada
pasien
b) Background
Yakni informasi penting apa yang berhubungan
dengan kondisi dan latar belakang pasien terkini.
c) Assessment
Yakni hasil pengkajian kondisi pasien terkini/
terakhir
d) Recommendation
Yaitu rekomendasi apa yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah terhadap pasien.
Pada hasil observasi didapatkan Perawat di Ruang
Aster telah menggunakan SBAR dengan benar dan
didukung oleh adanya stempel SBAR.
Intepretasi Hasil : Hasil observasi operan yang kami
lakukan ditemukan bahwa saat operan tidak di sampaikan
kondisi pasien saat ini dan hasil pemeriksaan seperti
Tekanan darah, keluhan saat ini, dan tingkat kesadaran
67
pasien, hanya beberapa yang di sampaikan jika kondisi
pasien buruk atau GCS rendah/kesadaran pasien menurun.
3) Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert
medications) adalah obat yang sering menyebabkan
terjadi kesalahan / kesalahan serius (sentinel event), obat
yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome). Demikian pula obat-obat
yang tampak mirip/ucapan mirip (Nama Obat, Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look- Alike Sound-Alike/
LASA). Pada ruang Aster untuk penyediaan elektrolit
konsentrat dikelola oleh Farmasi. Obat- obatan high alert
yang disimpan di ruang Aster telah di beri label yang jelas
dan disimpan pada troli yang dikunci.
4) Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, dan Tepat Pasien
Operasi
Rumah Sakit Abdoel Wahab Sjahranie sudah
menjalankan kebijakan dan/atau prosedur terkait pasien
operasi. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang
jelas (site marking) dan dapat dimengerti untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam
proses penandaan/pemberi tanda.
a) Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau
proses lain untuk memverifikasi saat preoperasi
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
dan semua dokumen serta peralatan yang
diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional
b) Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat
prosedur sign in, sebelum insisi/time-out tepat
sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan
pembedahan dan sign out.
68
c) Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk
mendukung keseragaman proses untuk memastikan
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan
gigi/dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.
5) Pengurangan Resiko Terkait Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan Infeksi nosokomial atau infeksi yang
diperoleh dari rumah sakit adalah infeksi yang tidak
diderita pasien saat masuk ke rumah sakit melainkan
setelah ± 72 jam berada di tempat tersebut. Infeksi
umumnya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan
kesehatan termasuk infeksi saluran kemih-terkait kateter,
infeksi aliran darah (blood stream infections) dan
pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasi
mekanis).
Pokok dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain
adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat. Rumah
Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie telah
mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene
terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum
WHO Patient Safety), Rumah Sakit Daerah Abdoel
Wahab Sjahranie menerapkan program hand hygiene yang
efektif, kebijakan atau prosedur PPI dikembangkan untuk
mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan risiko
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. Pelaksanaan
Hand Hygine dengan melakukan 5 momen cuci tangan
yaitu:
a) Sebelum bersentuhan (kontak) dengan pasien.
b) Sebelum melakukan tindakan medis (asepsis)
c) Sesudah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien.
d) Sesudah bersentuhan dengan pasien.
69
e) Sesudah bersentuhan dengan lingkungan sekitar
pasien
Interpretasi Hasil :
Perawat Aster telah melakukan Hand Hygine sesuai
kebijakan dari PPI dengan angka penerapan Hand Hygine
100%.
6) Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang
umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan dan/ atau
faktor fisiologis dapat berakibat cidera. Insiden jatuh tentu
akan merugikan pasien atau klien terutama secara fisik,
disi lain hal ini juga menyakut kualitas pelayan dari
sebuah rumah sakit. Sehingga tenaga kesehatan, staff
medis harus sangat memperhatikan kondisi pasien dengan
melaksanakan assesmen resiko jatuh dengan
menggunakan instrument yang tepat.
a) Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab
Sjahranie telah menetapkan standar pencegahan
dan penanganan risiko jatuh secara komprehensif
b) Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab
Sjahranie telah memiliki instrument untuk
identifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh
dengan menggunakan “Asesmen Risiko Jatuh”.
Dan telah dipasang gelang resiko jatuh pada pasien
yang beresiko tinggi jatuh yang dilakukan oleh
perawat Ruang Aster
70
2. Material (M2)
a. Lokasi dan Denah Ruangan
Ruang
Ruang Alat
Obat
Nurse
Kamar 9 Kamar 7 Kamar 5 Kamar 3 Kamar 1
station
wanita wanita wanita wanita wanita
Tim 1
Selasar
Nurse Utama
Kamar Kamar 8 Kamar Kamar 4 Kamar 2 RS
pria station
10 pria pria isolasi 6 pria
Tim 2
G
U Toilet R.CCM Ruang
D
pegawai hendorer
A
N R. Karu
G
71
c. Peralatan dan Fasilitas
Tabel 1.11 Alat Medis
1) Alat Medis
72
18 Korentang/ - - - Semua instrumen
tempatnya disipakan oleh
CSSD
19 Nebulizer 1 - 1 Baik
20 Oxymetri 1 - 1 Baik
21 Pinset 6 - 6 Semua instrumen
anatomis disipakan oleh
kecil CSSD
22 Pinset 6 - 6 Semua instrumen
serugis disipakan oleh
CSSD
23 Pispot 18 - 18 Semua instrumen
stainless disipakan oleh
CSSD
24 Pot Tempat - - - Tidak ada
muntah
tutup
25 Regulator 51 51 Baik
dinding
26 Regulator - - - BHP
tabung
27 Suction 1 - 1 Baik
fortabel
28 Selang O2 - - - BHP
29 Syring pump 4 - 4 Biak
30 Standar 17/26 - 17/26 Baik
infus
roda/Bed
31 Stetoscop 4 - 4 Baik
dewasa
32 Stomper + 1 - 1 Baik
martil
33 Tabung - - - IPRSS
O2besar
34 Tabung O2 2 - 2 Baik
kecil
35 Tensimeter 1 3 Rusak satu
dewasa
36 Thermomete 4 4 Baik
r
37 Timbangan 1 - 1 Baik
dewasa
38 Timbangan 1 - 1 Baik
tinggi badan
39 Tong spatel 1 - 1 Baik
40 Tromol - - - Semua instrumen
besar disipakan oleh
CSSD
41 Tromol kecil - - - Tidak ada
42 Urinal - - - Tidak ada
plastic
43 Urinal 19 - 19 Baik
stenles
44 Vene sectie - - - Tidak ada
set
45 Klem - - - Semua instrumen
73
disipakan oleh
CSSD
46 Standar 30 - 30 Baik
infuse bed
47 Lampu baca 1 - 1 Baik
foto rongent
74
Kondisi Alat Keteranga
No Nama Barang Jumlah
Rusak Baik n
1 AC ( Air 17 1 16 Satu AC
Conditioning) dalam
kondisi
rusak
2 APAR 2 - 2 Baik
3 Bunga 0 - 0 Tidak ada
4 Bantal 53 18 35 18 bantal
merupakan
bantal
kapuk
5 Box Darah 1 - 1 Baik
6 Box rendam 2 - 2
Baik
instrument
7 Box alat tenun 1 1 1
kotor
Baik
(merah)dan
bersih (biru)
8 Box alat tenun 1 - 1
Baik
(merah)
9 Vacutainer 1 - 1 Vacutainer
edta/vacutiner edta dalam
bentuk box
dalam
kondisi
baik
10 Box 1 - 1
pengantaran
Baik
sampel
laboratorium
11 Cermin 1 - 1 Baik
12 Cermis (alat - - -
Tidak ada
cukur)
13 Ember besar 21 - 21
Baik
plastic
14 Dispenser 1 - 1 Baik
15 Ember besar 6 - 6
Baik
sampah
16 Ember sedang - - - Tidak ada
17 Ember kecil t4 5 - 5
Baik
membuang ut
18 Gayung mandi 21 - 21 Baik
19 Jam dinding 2 - 2
Baik
76
a) Ruangan kepala Ruangan terpisah dengan nurse
station letaknya berada di depan sebelah kiri
samping Ruangan tindakan.
b) Kamar mandi dan WC terdapat bersampingan
dengan Ruangan istirahat perawat.
c) Ruangan konsultasi dokter tergabung dengan nurse
station.
d) Ruangan pertemuan terletak di belakang gedung.
e) Tierdapat mushola dekat nurse station
f) Terdapat nurse station di bagian tengah Ruangan.
g) Gudang terletak di belakang
h) Ruangan Spoel Hock terletak dekat nurse station
terima pasien baru
i) Ruangan obat di belakang nurse station terima
pasien
Intrepretasi Hasil :
Hasil dari observasi yang ada bahwa letak Ruangan kepala
Ruangan sudah strategis karena dekat dengan nurse
station.
5) Fasilitas Untuk Pasien
a) Ruangan rawat inap yang terdiri dari Ruangan kelas
III.
b) Ruangan di lengkapi dengan 34 tempat tidur. 34 O2
sentral, 34 lemari, 10 Kamar mandi dan WC terdapat
di dalam Ruangan masing-masing Ruangan yang
dilengkapi pispot dan urinial.
c) Kamar dilengkapi dengan satu buah AC dan jumlah
lampu sesuai dengan jumlah tempat tidur .
d) Kamar dilengkapi dengan 1 botol hand rub.
Berdasarkan hasil observasi, ruang perawatan aster
ialah ruang perawatan kelas 3 dengan total 10
kamar, 34 bed, 34 Oksigen. Kamar mandi tergabung
77
WC masing–masing 1 tiap Ruangan. Masing-masing
kamar tersedia pendingin Ruangan (AC), masing -
masing bed tersedia 1 kursi untuk tempat duduk
dengan penerangan yang baik.
Interpretasi Hasil :
Dari hasil observasi kamar tidur yang digunakan pasien
layak, tertutup tirai per kamar tidurnya, kamar mandi
layak di gunakan, penerangan cukup, lantai dan dinding
tidak retak.
3. Metode (M3)
a. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan
1) Uraian Tugas
a) Kepala Ruangan
Uraian Tugas :
i. Melaksanakan fungsi perencanaan (P1)
meliputi :
- Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan
- Berperan serta menyusun falsafah dan
tujuan pelayanan keperawatan di ruang
rawat yang bersangkutan
- Menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk di ruang rawat,
koordinasi dengan Kepala Instalasi
Keperawatan
ii. Melaksanakan fungsi penggerakan dan
pelaksanaan (P2) meliputi :
- Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan pelayanan di ruang rawat,
78
melalui kerja sama dengan petugas lain
yang bertugas di ruang rawatnya
- Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga
keperawatan dan tenaga lain sesuai
kebutuhan pelayanan dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit
- Melaksanakan orientasi kepada tenaga
keperawatan baru/tenaga lain yang kerja
di ruang rawat inap
- Memberi orientasi kepada
pasien/keluarganya meliputi: penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara
penggunaanya serta kegiatan rutin sehari-
hari
- Membimbing tenaga keperawatan untuk
melaksanakan pelayanan/asuhan
keperawatan sesuai standar
- Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-
waktu dengan staf keperawatan dan
petugas lain yang bertugas di ruang
rawatnya
- Memberi kesempatan/ijin kepada staf
keperawatan untuk mengikuti kegiatan
ilmiah/penataran dengan koordinasi
Kepala Instalasi/Kepala Bidang
Keperawatan
- Mengupayakan pengadaan peralatan dan
obat-obatan sesuai kebutuhan berdasarkan
ketentuan/kebijakan rumah sakit
79
- Mengatur dan mengkoordianasikan
pemeliharaan alat agar selalu dalam
keadaan siap pakai
- Mengelompokkan pasien dan mengatur
penempatan di ruang rawat menurut
tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi,
untuk kelancaran pemberian asuhan
keperawatan
- Mengendalikan kualitas sistem pencatatan
dan pelaporan asuhan keperawatan dan
kegiatan lain secara tepat dan benar. Hal
ini penting untuk tindakan keperawatan
- Memberi motivasi kepada petugas dalam
memelihara kebersihan lingkungan ruang
rawat
- Meneliti pengisian formulir sensus harian
pasien di ruang rawat
- Meneliti/memeriksa pengisian daftar
permintaan makanan pasien berdasarkan
macam dan jenis makan pasien
- Meneliti/memeriksa ulang pada saat
penyajian makanan pasien sesuai dengan
program dietnya
- Menyimpan berkas catatan medis pasien
dalam masa perawatan diruang rawatnya
dan selanjutnya mengembalikan berkas
tersebut ke bagian medical Record bila
pasien keluar/pulang dari ruang rawat
tersebut
- Membuat laporan harian mengenai
pelaksanaan asuhan keperawatan serta
80
kegiatan lainnya di ruang rawat,
disampaikan kepada atasannya
- Memberi penyuluhan kesehatan kepada
pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar
dalam batas wewenangnya
- Melakukan serah terima pasien dan lain-
lain pada saat pergantian dinas
Interpretasi Hasil : Dari hasil wawancara didapatkan
pada sub fungsi perencanaan karu melaksanakan tugas dan
rencana kerja sesuai dengan visi misi keperawatan rumah
sakit. Dalam pengajuan perencanaan anggaran karu
mengatakan mengajukan Bhp (Bahan Habis Pakai) setiap
bulannya yang dikirmkan ke instalasi rawat inap yang
kemudian dikelola ke bagian manajemen. Sedangkan
dalam perencanaan fasilitas dan sarana untuk menunjang
pelayanan keperawatan dilakukan setiap bulan ke instalasi
rawat inap. Dalam peningkatan kualitas asuhan
keperawatan di ruangan karu membuat rencana
peningkatan dengan supervisi, monitoring, dan evaluasi.
Pada sub fungsi pengorganisasian, dalam metode
pemberian asuhan keperawatan yang digunakan diruangan
adalah metode TIM karena lebih efektif dan efisien. Karu
juga mengatakan mempunyai uraian tugas yang menjadi
acuan dalam menjalankan tugas dan karu membagi tugas
sesuai dengan kompetensi dan pendidikannya dalam
melaksanakan tindakan dan asuhan keperawatan.
Pada sub fungsi ketenagaan karu mengatakan tenaga
diruangan sudah mencukupi baik dari segi kompetensi
diruangan dan pengaturan jadwal dinas yang dibuat oleh
kepala ruangan. Karu juga memberikan orientasi pada
tenaga perawat baru diruangan.
81
Pada sub fungsi pengarahan karu selalu mengadakan
pertemuan rutin 3 bulan sekali untuk membahas keadaan
ruangan dan melakukan evaluasi. Selain itu karu
melakukan supervisi ke CCM dan katim setiap sebulan
sekali yang terjadwal dalam time table kegiatan. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan diruangan karu
memberikan reward kepada staf yang penilaian kinerja
baik dan memberikan teguran kepada staf yang penilaian
kinerjanya kurang baik.
Pada sub fungsi pengendalian didapatkan hasil program
pengendalian mutu diruangan aster dilaporkan setiap bulan
ke tim mutu dan selama ini tidak ada hambatan karena
selalu dievaluasi oleh rumah sakit, pada dokumentasi
asuhan keperawatan dilakukan supervisi setiap harinya
saat hand over sedangkan terkait SPO dan SAK evaluasi
dilakukan dengan mensupervisi perawat ruangan. Apabila
ada kesalahan pada pendokumentasian akan langsung
ditindaklanjuti melalui buku catatan dan dilakukan brefing
kembali.
b) CCM
Uraian Tugas :
i. Melaksanakan fungsi perencanaan ( P1) meliputi :
- Menyusun rencana kerja Clinical Care
Manager
- Membantu menyusun rancangan kebutuhan
tenga keperawatan dan peralatan keperawatan
- Membantu menyusun rancangan protap /SPO,
asuhan keperawatan yang efektif dan efisien
- Membantu menyusun rancangan jadwal dinas
tenaga keperawatan
ii. Melaksnakan fungsi penyerahan dan pelaksanaan
( P2) meliputi :
82
- Melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan
- Mengkoordinasikan tenaga keperawatan sesuai
kebutuhan pelayanan keperawatan pada
ruangan tersebut
- Memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
mahasiswa keperawatan
- Membuat rancangan jadwal dinas tenaga
keperawatan
- Membuat rancangan kebutuhan tenaga
keperawatan dan peralatan keperawatan
iii. Melaksnakan fungsi pengawasan, pengendalian dan
penilaian (P3), meliputi :
- Mengendalikan dan menilai pelaksanaan
asuhan keperawatan yang telah ditentukan
- Mengawasi dan menilai perilaku,etika dan
kinerja mahasiswa keperawatan dalam praktik
memperoleh pengalaman yang sesuai dengan
tujuan praktik
- Mengendalikan dan mengawasi penggunaan
peralatan keperawatan dan obat – obatan yang
ada diruangan tersebut
- Mengawasi dan menilai mutu asuhan
iv. Turut serta dalam peningkatan mutu dan patient
safety
Interpretasi Hasil :
(2 Agustus 2022) (13.15) Terkait M1 atau man, ada beberap
a hal yang telah di tanyakan kepada karu, katim, dan ccm se
rta perawat pelaksana, di antaranya adalah dalam penerapan
struktur organisasi yang di gunakan saat ini, struktur organis
asinya ada, dan struktur yang ada saat ini telah sesuai denga
n sistem yang sedang berjalan, dalaam penerapan tuposi ker
ja juga telah sesuai per bidangnya, dan di lapangan atau rua
83
ng aster salah satu bentuk penerapannya ccm akan membagi
kan PP sesuai jumlah pasien di pagi hari, terkait kualifikasi
sdm, terdapat beberapa kualifikasi yang telah di tetapkan ol
eh manajemen tetapi untuk ccm untuk saat ini belum ada ku
alifikasi khusus dan di tunjuk langsng oleh karu. Secara kes
eluruhan perawat di ruangan memilii sertifikat kompetensi d
an sertifikat pendukung lainnya, dalam implemetasinya pera
wat telah melaksanakan peran fungsinya sebagai tenaga Kes
ehatan dengan baik, di konfirmasi oleh pihak ccm kasus ter
banyak dalam tiga bulan terkahir adalah pasien dengan diag
nose CKD, (data supervise/jadwal bisa di tanyakan ke karu)
(2 Agustus 2022) M2 (Material) secara keseluruhan kondisi
ruangan Aster baik dan sudah sesuai dengan ketentuan, dala
m upaya meningkatkan pelayanan dan menambah kapasitas
rawat atau jumlah bed dalam ruang perawatan telah di renca
nakan untuk pemindahan ruangan aster. Peralatan medis kes
eluruhan sudah lengkap hanya ada beberapa alat yang perlu
pembaharuan, telah di ajukan tetapi belum adanya ketersedi
aan dana menjadi hambatan dalam hal tersebut, terkait ruan
gan keseluruhan telah memadai namun masih belum tersedi
a ruang khusus diskusi mahasiswa, papan jadwal operasi da
n jadwal visit dokter tidak tersedia di papan, karena jadwal
operasi merupakan privasi pasien dan hanya terdapat di rua
ng OK, untuk konvirmasi jadwal di ruangan menggnakan m
edia wa untuk koordinasi, laporan visit dokter tidak di buatk
an papan khusus hanya di susun dalam bentuk dokumen ata
u file dalam ruangan ccm, format yang di perlukan dalam pe
layanan juga telah tersedia, ruang konsul dokter tidak tersed
ia, biasanya di ruangan akan menggunakan nurse station ata
u langsung ke ruang perawatan, jumlah bed dalam ruang per
awatan ada 34, lemari 34, oksigen sentral 34 dalam keadaan
84
berfungsi dengan baik, dan kamar kecil 18 dengan kondisi b
ersih dan berfungsi dengan baik.
(2 Agustus 2022) Secara keseluruhan metode atau M3 terka
it sistem pemberian asuhan keperawawtan, kepala ruangan,
katim dan perawat pelaksana, timbang terima, dan pre post
konfrens di ruang aster akan di laksanakan pada pagi siang
dan malam hari di mana ccm akan membagikan pp sesuai ju
mlah pasien yang ada, keseluruhan kegiatan metode akan di
lakukan observasi langsung langsung oleh mahasiswa.
M5 bed ruang rawat, lama pasien di rawat, dan tempat tidur
yang tidak di tempat bernilai ideal, rotasi pasien di ruang ast
er cukup cepat, bahkan saat pasien di rencanakan pulang, pi
ndah ruangan, atau ada kasus kematian, bed yang ada sudah
di booking oleh pasien lain sehingg minim sekali bed koson
g di ruang aster, untuk pasien pulang biasanya tergantung k
asus penyakit, persetujuan pasien, dan dpjp pasien. Proses p
engkajian telah di laksanakan dengan baik dan sesuai forma
t pengkajian rawat inap.
Terkait poin m6 atau machine, ketersedian spo di ruangan
merupakan instrument tahun 2019, keseluruhan sudah lengk
ap sesuai jumlah Tindakan keperawatan namun untuk saat i
ni masih kurang terkait beberapa spo Tindakan yang terbaru
seperti spo melepas kateter, melepas ngt dan lain sebagainy
a. Dalam 3 bulan terakhi ada 1 kejadian tidak di inginkan ya
itu perawat tertusuk jarum dan sudah di laporkan ke ppi, sel
uruh perawat ruangan sudah memahami terkait alur pelapor
an bila ada kejadian yang tidak di inginkan seperti tertusuk j
arum.
c) Ketua Tim
Uraian Tugas:
i. Pengkajian
85
Mengidentifikasi masalah yang terkait fungsi-fungsi
manajemen
ii. Perencanaan
- Bersama karu melaksanakan serah terima
tugas
- Bersama karu melakukan pembagian tugas
- Menyusun rencana asuhan keperawatan
sekelompok klien
- Mengidentifikasi kesiapan keperluan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan
- Melakukan ronde keperawatan bersama kepala
ruangan
- Mengorientasikan klien baru pada lingkungan
- Melakukan pelaporan dan
pendokumentasianrencana keperawatan dan
lembar kerja
iii. Implementasi
Interpretasi Hasil :
(3 Agustus 2022) (08.35) struktur yang ada saat ini sudah
berjalan dengan baik, dari segi katim sendiri memiliki
beberapa tupoksi diantaranya mengikuti hand over,
melakukan pembagian pasien ke perawat pelaksana,
menyampaikan rekomendasi dari dokter ke perawat
pelaksana, dan melaporkan pasien yang diobservasi ke
dokter.
(3 Agustus 2022), waktu penyampaian timbang terima
sudah sesuai dan menggunakan komunioasi efektif dan
SBAR, beberapa kesalahan yang mungkin terjadi adalah
pendokumentasian seperti pengisian RM yang kurang
tepat, Katim juga mengatakan ada supervisi dari kepala
ruangan dan beberapa kali mendapat masukan.
86
Katim mengatakan bahwa setiap 1 Tim bertanggung jawab
5 kamar atau setidaknya 16 pasien dengan perawat
pelaksana setidaknya 8 saat pagi hari, untuk pelaksanaan
pasien safety katim mengatakan sudah berjalan cukup
maksimal karena tidak ada insiden keselamatan pasien
yang terjadi di ruangan.
Terkait poin m6 atau machine, katim mengatakan untuk
SPO yang digunakan saat ini memang masih
menggunakan rujukan tahun 2019 dan belum ada update
dari rumah sakit dan beberapa SPO memang belum ada.
Untuk kejadian yang terjadi di ruangan dalam 3 bulan ini
tidak ada baik KTD dll.
d) Perawat Klinik/PA
Uraian Tugas :
i. Memelihara kebersihan ruang rawat dan
lingkungannya
ii. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan
yang berlaku
iii. Membahas kasus dan upaya meningkatkan mutu
asuhan keperawatan
iv. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur
secara bergilir sesuai jadwal dinas
v. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh
Kepala Ruang Rawat Inap atau Unit terkait
vi. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di
bidang keperawatan, antara lain melalui pertemuan
ilimiah dan penataran atas izin/persetujuan atasan
vii. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan yang tepat dan benar sesuai
Standar Asuhan Keperawatan
87
viii. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas
pengganti secara lisan maupun tertulis, pada saat
pergantian dinas
ix. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien
dan keluarganya sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan pasien mengenai :
- Program diet
- Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara
penggunaanya
- Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit,
Puskesmas atau institusi kesehatan ini
- Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat,
makanan yang bergizi atau bahan pengganti
sesuai dengan keadaan sosial ekonomi
b. Timbang Terima
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama 3 hari yaitu
dari tanggal 01 Agustus– 03 Agustus 2022, didapatkan kegiatan
timbang terima dilakukan setiap pergantian shift, yaitu pagi jam
07.30, sore 14.30, dan malam 21.30. Timbang terima dilakukan
oleh perawat yang selesai jam kerja dan perawat yang masuk
shift kerja di ruang hndover untuk membahas kondisi klien.
Timbang terima mencakup nama pasien, kondisi pasien, rencana
tindakan, dan observasi pada pasien. Selanjutnya perawat yang
akan dinas melakukan validasi data dengan membawa buku
laporan perawat dan diikuti perawat dinas shift sebelumnya.
Saran dan Usulan :
Diharapkan timbang terima dilakukan oleh semua anggota
perawat yang akan berganti dinas dan perawat shift selanjutnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam timbang terima (Nursalam,
2013)
1) Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift
2) Dipimpin oleh kepala Ruangan atau ketua tim
88
3) Dilaksanakan oleh semua perawat yang telah dan yang
akan dinas
4) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat,
sistematis dan menggam’mbarkan kondisi pasien saat ini
serta menjaga kerahasiaan pasien.
5) Operan harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6) Pada saat operan di kamar pasien, menggunakan volume
suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak
mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang
dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara
langsung didekat pasien.
7) Sesuatu yaang mungkin membuat klien terkejut dan syok
sebaiknya di bicarakan di nurse station.
8) Alur operan
Pasien
Tindakan
Perkembangan/
keadaan pasien
Masalah :
1. Teratasi
2. Belum teratasi
3. Teratasi sebagian
4. Muncul masalah baru
c. Ronde Keperawatan
89
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan serta
CCM di Ruang Aster diperoleh informasi bahwa sebagian dari
mereka mengerti tentang ronde keperawatan tapi tidak pernah
dilakukan. Berdasarkan hasil observasi kemungkinan yang
menjadi kendala dalam kegiatan ronde keperawatan karena
jumlah tenaga perawat yang tidak sebanding dengan jumlah
pasien, kesibukan dokter dan kurangnya pemahaman tentang
pentingnya kegiatan ronde keperawatan.
d. Supervise Keperawatan
Dari hasil observasi dan wawancara dan pengisi kuesioner
dengan kepala Ruangan dari tanggal 01-03Agustus 2022,
didapatkan bahwa data supervisi di Ruangan dilakukan oleh
kepala Ruangan belum optimal karena supervisi Askep, kondisi
pasien dan kinerja staff belum ada format yang baku dan piket
keperawatan hanya melakukan supervisi absen kehadiran
perawat dinas Ruangan. Belum ada format supervisi yang baku
yang digunakan oleh Kepala Ruangan.
Saran :
1) Supervisi keperawatan sebaiknya tidak hanya dilakukan
oleh kepala Ruangan, tapi ketua tim dapat melakukan
supervisi terhadap anggota lain.
2) Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan pada saat sebelum
pertukaran shift, pada waktu mulai shift, sepanjang hari
dinas, sekali dalam sehari dan sebelum pulang.
3) Disediakannya format kegiatan supervisi yang meliputi :
a) Instrumen Supervisi Asuhan Keperawatan Pasien
Secara Langsung.
b) Instrumen Supervisi Pada Kepala Ruangan.
c) Instrumen Supervisi Pada Perawatan Primer / Ketua
Tim
e. Discharge Planning
90
Discharge Planning di RuanganAster dilakukan pada pasien
yang sudah diperbolehkan pulang. Discharge planning dilakukan
oleh perawat. Berdasarkan hasil wawancara, proses dari
discharge planning yang dilakukan dengan cara perawat yang
bertugas pada shift tersebut yang bertugas mengisi dan yang
merencanakan discharge planning kemudian dilaporkan kepada
ketua tim, dilakukan pada saat menerima pasien baru.
f. Penerimaan Pasien Baru
1) Tidak dilakukan bedsite teaching pasin baru.
2) Tidak dilakukan greeting penrimaan pasien baru.
3) Pemeriksaan fisik tidak dilakukan secara komprehensif.
4) Rekonsiliasi tidak dilakukan secara konsisten.
g. Sentralisasi Obat
1) Pelaksanaan sentralisasi obat belum maksimal.
2) Persiapan obat/pencampuran obat masih
dilakukan/disiapkan di ruangan bukan didepan pasien.
h. Dokumentasi
1) Pengkajian awal pasien masuk belum lengkap diisi
(riwayat penyakit keluarga, identitas pasien, status
mental).
2) Diagnose keperawatan yang diangkat belum sesuai
standar 3S (diagnose actual tidak disertai data mayor dan
minor, masalah keperawatan tidak menggunakan
membaik/ meningkat/ menurun, intervensi keperawatan
belum lengkap)
3) Diagnose keperawatan yang diangkat tidak sesuai dengan
keluhan utama pasien.
4) Belum semua tindakan keperawatan didokumentasikan.
5) Beberapa pendokumentasian tidak segera dilakukan
setelah melakukan tetapi kadang-kadang dilengkapi Saat
keadaan ruangan memungkinkan
6) CPPT tidak berkesinambungan dan kurang lengkap.
91
i. Kepuasan Kinerja Perawat
Tabel 1.14 Kepuasan Kinerja Perawat
20%
0%
P1 P2 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14
92
Dari hasil data kuesioner yang telah dikumpulkan pada
tanggal 01 Agustus – 03 Agustus 2022 didapatkan bahwa
dari P1 tentang visi dan misi RS dari 100% masih ada
20% perawat yang tidak mengetahui dan memahami visi
dan misi rs. Dari hasil P2 di dapatkan bahwa 100%
perawat mempunyai uraian tugas yang jelas. Pada hasil P7
didapatkan bahwa 100% di Unit kerja tempat perawat
bekerja sudah ada SAK dan SPO. Pada hasil P8 dari 100%
masih ada 30% perawat tidak menggunakan metode
tingkat ketergantungan pasien dalam pemberian asuhan
keperawatan. Pada hasil P9 dari 100%, masih ada 30%
perawat yang tidak mampu menggunakan penilaian
tingkat ketergantungan pasien dalam pemberian asuhan
keperawatan. Pada P10 didapatkan dari 100%, masih ada
10% perawat yang menjawab fasilitas peralatan yang ada
masih tidak memadai untuk pemberian asuhan
keperawatan. Pada P11 dari 100% perawat mengatakan
ada pendidikan berkelanjutan bagi perawat. Pada P12 dari
100%, masih ada 15% perawat yang mengatakan tidak ada
jenjang karir fungsional yang di tetapkan RS bagi
perawat. Pada P13 dari 100% masih ada 10% perawat
mengatakan tidak ada sistem penilaian kerja, Pada P14
dari 100% masih ada 35% perawat menjawab penilaian
kinerja tersebut tidak mempengaruhi peningkatan karir
perawat
2) Pengorganisasian
Diagram 1.2 Perorganisasian
93
120%
100% 100%
100%
80%
60% YA
TIDAK
40%
20%
0%
P1 P5
3) Pengarahan
Diagram 1.3 Pengarahan
120%
100% 100% 100% 100%
100%
80%
60% YA
TIDAK
40%
20%
0%
P2 P3 P4 P5
94
berdasarkan SAK. Pada P3 didapatkan hasil 100% perawat
melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan SPO. Pada
P4 didapatkan hasil 100% perawat mendokumentasikan
asuhan keperawatan segera setelah tindakan keperawatan.
Pada P5 didapatkan hasil 100% dalam melakukan asuhan
keperawatan perawat memanggil pasien dengan baik dan
benar.
4) Pengendalian
Diagram 1.4 Pengendalian
120%
100% 100%
100% 93%
80% 70%
66% 66%
60%
60% YA
40% TIDAK
40% 35%
20%
0%
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
95
yang bertugas menangani mutu. Pada P7 100% perawat
mengatakan alat kesehatan yang digunakan sebagai alat
ukur/diagnostik dilihat secara berkala. Pada P8 dari 100%
masih ada 30% perawat menjawab tidak ada laporan
tentang kejadian infeksi nosocomial. Pada P9 dari 100%
ada 40% perawat mengatakan tidak puas bekerja di RS
dikarena gaji yang diterima tidak sesuai dengan pekerjaan
dan harapan.
4. Money (M4)
Ruangan dan
Visite Dokter Tindakan
Biaya Perhari Di Makan
Ruang Aster RS. Harga
AWS Rp. 190.000,- Rp. 75.000,- menyesuaikan
tergantung BHP
Ruang aster merupakan ruang perawatan kelas III diketahui hampir
90% pasien merupakan peserta BPJS kelas III, sedangkan untuk biaya
perawatan ruangan perhari kelas III adalah sebesar Rp. 190.000,-
namun biaya tersebut belum termasuk kedalam biaya jasa pelayanan
dan tindakan medis. Dari hasil pengkajian diketahui untuk biaya visite
ataupun konsul kepada dokter spesialis sebesar Rp. 75.000,- untuk
sekali pertemuan.
5. Mutu (M5)
a. BOR (Penghitungan Tempat Tidur Terpakai)
BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat
tidur)BOR menurut Huffman (1994) adalah “ the ratio of patient
service days to inpatient bed count days in a period under
consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR
adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya
tingkat pemanfaatan.
96
Pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR
yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI,2005)
Rumus :
yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-
9 hari (Depkes,2005)
Rumus ALOS :
97
c. TOI (Tempat Tidur Tidak Terisi)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana
tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak
terisi pada kisaran 1 – 3 hari.
Rumus TOI :
( jumlah tempat tidur x periode )−hari perawatan
( jumlahpasien keluar ( hidup+ mati ) )
(54 x 31) - 1313 = 2,4 = 2 (dibulatkan)
150
Dari hasil perhitungandata bulan Januari 2018 didapatkan nilai
TOI adalah 1 hari sehingga nilai rata-rata hari tempat tidur tidak
ditempati sesuai standar ideal.
d. Audit Pendokumentasian
Rekam medis merupakan dokumen permanen dan legal yang
harus mengandung isian yang cukup lengkap tentang identitas
pasien, kepastian diagnosa dan terapi serta merekam semua
hasil yang terjadi. Berkas Rekam Medis yang telah ditata
dengan rapi dan lengkap merupakan berkas yang layak untuk
dimanfaatkan bagi yang membutuhkan pada masa selanjutnya
Standar audit menyatakan bahwa dokumentasi audit adalah
catatan utama tentang prosedur audit yang diterapkan, bukti
yang diperoleh, dan kesimpulan yang tercapai auditor dalam
melaksanakan penugasan. Dokumentasi audit harus mencakup
semua informasi yang perlu dipertimbangkan oleh auditor
untuk melakukan audit secara mencukupi untuk mendukung
laporan mengaudit. Dokumentasi audit juga dapat dianggap
sebagai kertas kerja, meskipun semakin banyak dokumentasi
audit yang diselenggarakan dalam mengajukan komputerisasi.
98
Tujuan dokumentasi audit adalah untuk membantu auditor
dalam memberikan kepastian yang mencukupi bahwa audit
telah sesuai dengan standar audit yang berlaku sesuai standar
mengaudit. Secara lebih khusus, dokumentasi audit yang hal
baik dengan audit tahun berjalan.
Pada saat melakukan observasi pada tanggal 1 agustus 2022,
jam 11.00 didapatkan hasil rekam medic terdapat beberapa
kekurangan diantaranya barcode identitas tahun lahir pasien
berbeda dengan yang dilampirkan didalam rekam medis,
skrinning gizi tidak dilampirkan secara lengkap dalam
pengisian TB,BB,dan lila pasien. Dalam pengkajian medis
terdapat data umum tidak isi secara terinci, untuk intervensi
tidak mencantumkan SIKI yang digunakan, dan di SOAP tidak
ada di cantumkan kriteria hasil yang ingin di capai.
Pasien
Poliklinik/IGD
Admission RW
100
(mis, obat nebulizer, dll). Perawat juga menyampaikan
kekeluarga pasien mengenai dokter penanggung jawab
pasiennya tersebut.
1) Identifikasi Pasien
Diagram 1.5 Identifikasi pasien
Identifikasi Pasien
120%
100% 100% 100% 100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
p1 p2 p3 p4
YA TIDAK
2) Komunikasi Efektif
Diagram 1.6 Komunikasi Efektif
101
Komunikasi Efekti f
YA TIDAK
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
95%
95%
95%
95%
95%
95%
95%
95%
95%
90%
85%
85%
15%
15%
10%
5%
5%
5%
5%
5%
5%
5%
5%
5%
R p 1 p 2 p 3 p 4 d p 1 p 2 p 3 t p 1 p 2 p 3 p 4 si p 1 p 2 p 3 al p 1 p 2 p 3 p 4 p 5 p 6
A
SB u
n en d
a
rb
g ro s sm en ve
b
a a m si
e ko i ka
r n
u
m
k o
102
perawat menjelaskan dan mengidentifikasi pengetahuan
pasien terhadap diagnose/ penyakit yang dialami pasien.
5% perawat tidak menjelaskan dan mengidentifikasi
pengetahuan pasien terhadap diagnose/ penyakit yang
dialami pasien.
103
Meningkatkan Keselamatan Obat
Yang Perlu Diwaspadai
120% 100% 100% 100%
100% 80%
80%
60%
40%
20%
0%
p1 p2 p3 p4
YA TIDAK
104
Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur Dan
Tepat Pasien Operasi
120%
100% 100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
p1 p2
YA TIDAK
80%
60%
40%
20%
0%
p1 p2 p3 p4 p5
YA TIDAK
105
sesudah terkena cairan tubuh pasien, perawat mencuci
tangan sesuda kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Hasil Interpretasi :
Pada tanggal 1 Agustus 2022 pada pukul 09.00 didapat
hasil observasi yang berupa tindakan keperawatan yang
tidak sesuai prosedur SOAP, seperti tidak adanya five
moment, prinsip bersih atau steril yang tidak sesuai yaitu
dimana seorang perawat pelaksana melalukan tindakan
perawatan luka sebagaian temuan yag didapatkan ada
yang tidak melakukan seperti mencuci tangan 6 langkah,
penggunaan handscond dan peralatan yang jauh dari
perawat pelaksana. Dimana banyak perawat pelaksana
lupa akan five moment karena sangat penting bagi
perawat-perawat yang ada diruang aster ini guna
mencegah terjadinya peneyabaran seperti penyakit
menular dan cairan tubuh pasien.
6) Pengurangan Pasien Jatuh
Diagram 1.10 pengurangan pasien jatuh
YA TIDAK
106
tindakan pencegahan pasien jatuh sesuai skoring yang
sudah ditentukan.
6. Machine (M6)
Tabel 1.15 SPO Keperawatan Dasar
a. SPO Keperawatan Dasar
1. Pemberian Informasi dan Orientasi ruangan
4. Assesment Nyeri
107
24. Membantu Memotong Kuku Pasien
2. Pemasangan bidai
3. Kumbah lambung
4. Perawatan colostomy
108
8. Memberikan huknah rendah
109
. Dengan HIN& AIDS
26 Perawatan Dini Bay Baru Lahr Dengan Persalinan Per Vaginam
. Ibu Dengan HIV & AIDS
27 Membilas Lambung Pada pasien Bayi/Anak
.
28 Memberikan Minum Bay Dengan Menggunakan Cup Feed
.
29 mengencerkan susu formula
.
30 Pemantauan Saturasi Oksigen Pada Bayi Baru Lahir
.
31 Pemasangan CPAP Pada BBL
.
32 Memberi Minum Bayi Dengan Sendok
.
33. Pemberian Nutrisi/ASI Per-OGT
e. SPO PPI
Tabel 1.18 SPO PPI
1. Mencuci Tangan menggunakan Air (Handwash)
f. PAK
Tabel 1.19 PAK
1. PAK Appendisitis
2. PAK Cholelithiasis
9. PAK Ureter
110
11. PAK Congesive Heart Failure
111
G. Analisa SWOT
Tabel 1.20 Tabel Analisa Swot
BOBOT
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING X TOTAL
RATING
TOTAL 1 8 4 1.8
Weakness
1. Belum adanya sistem penghargaan diluar 0.4 1 0,4
reward rutin terhadap capaian unit kerja
dan individu.
2. Belum ada kesempatan melanjutkan
pendidikan secara continue 0.3 3 0.9
3. Kebutuhan tenaga sesuai kualifikasi dan
kompetensi belum sesuai 0.3 3 0.9
TOTAL 1 7 2.2
External Factor (EFAS) 2
Oppurtunity (kesempatan)
1. Adanya program akreditasi dimana 0.3 4 0.9
merupakan salah satu penilaian untuk
Rumah Sakit
2. Adanya kesempatan melanjutkan 0.2 4 0.8
O-T =
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
3.7-4 =
3. Adanya kerja sama yang baik antar
-0,3
mahasiswa ITKES WHS keperawatan 0.3 4 1.2
dengan perawat Klinik
4. Adanya Program Pelatihan/Seminar khusus
tentang keperawatan dari diklat eksternal 0.2 4 0.8
0.6 4 2.4
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih professional dan
tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
0,4 4 1.6
2. Persaingan antara RS yang semakin kuat
TOTAL 1 8 4
112
Material (M2)
2 a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Mempunyai sarana medis dan obat-
obatan yang cukup memadai dan 0.2 4 0.8
perawatan dari sarana penunjang
kesehatan sudah ada
2. Tersedianya kelas rawat yang cukup 0.2 4 0.8
memadai. Ruang perawatan kelas 3
dibagi mejadi dua tim dan memiliki
kapasitas 10 kamar dengan kapasitas 34 S-W = 3.8
bed. 0.2 5 1 - 3.8 =
3. Tersedianya dua nurse station untuk dua 0
tim 0.2 2 0.4
4. Terdianya SOP, SAK sebagai pedoman
keperawatan dan administrasi penunjang
lainnya
5. Terdapat tata tertib yang ditempel di 0.2 4 0.8
pintu masuk di ruangan.
TOTAL 1 19 3.8 0
Weakness
TOTAL 1 16 3.8
External Factor (EFAS)
Oppurtunity (kesempatan)
1. Pemeliharaan sarana dan prasarana O-T =
dilakukan berkala oleh SDM internal 0.5 4 2 4-3.5 =
maupun eksternal. 0.5
2. Adanya sistem dan alur perbaikan dan 0.5 4 2
pengadaan alum dan alkes di RS.
TOTAL 1 8 4 0.5
113
Threath (ancaman)
TOTAL 1 7 3.5
METODE (M3)
a. MAKP
3
Internal faktor (IFAS)
Strength
0.25 4 1
1. Supervisi keperawatan belum dilakukan
optimal. 0.25 3 0.75
2. Pemahaman perawat tentang MAKP
masih kurang
3. Timbang Terima sudah optimal 0.25 4 1
4. Pendokumentasian belum tertulis
lengkap dan belum tepat waktu. 0.25 2 0.5
TOTAL 1 13 3.5
114
1. Adanya tuntutan tanggung jawab dan
tanggung gugat dari masyarakat 0.5 4 2
terhadap pelayanan keperawatan yang
lebih baik.
2. Persaingan antara RS yang semakin 0.5 4 2
kuat.
TOTAL 1 8 4
Money/Keuangan (M4)
4 a. Internal faktor (IFAS)
Strength
TOTAL 1 13 3.9
External Factor (EFAS)
Oppurtunity (kesempatan)
1. Sebagian besar biaya pelayanan 0.5 5 2.5 O-T = 4.5
ditanggung asuransi (BPJS dan lain- – 4.5 = 0
lain)
2. Kesempatan melakukan kerjasama 0.5 4 2
dengan perusahaan.
TOTAL 1 9 4.5 0
Threath (ancaman)
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari
masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih 0.5 5 2.5
professional sehingga membutuhkan
pendanaan yang lebih besar untuk
mendanai sarana dan prasarana.
2. Adanya keterlambatan pihak asuransi
/ pengolalahan pemerintah dalam 0.5 4 2
pelaksanaan dan tanggung jawab
TOTAL 1 9 4.5
Mutu (M5)
5 b. Internal faktor (IFAS)
Strength
115
1. Kinerja perawat yang mempengaruhi
tingkat kepuasan pasien terhadap 0.3 4 1.2 S-W = 3.9
pelayanan kesehatan dirumah sakit – 4.5 = -
2. Rata-rata BOR pada 1 bulan 78,43%, 0.6
ALOS bulan juli 8 hari yang artinya 0.3 5 1.5
ideal.
3. Audit dokumentasi sudah dilakukan 0.3 4 1.2
monitoring perbulan dalam bidang
keperawatan.
TOTAL 1 9 4.5
External Factor (EFAS)
Oppurtunity (kesempatan)
1. Rumah sakit memfasilitasi dalam 0.5 4 2 O-T = 3.5
peningkatan mutu keselamatan pasien – 3.5 = 0
2. Adanya mahasiswa profesi ners praktik 0.5 3 1.5
keperawatan stase manajemen
Threath (ancaman) 1 7 3.5 0
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari
masyarakat untuk mendapatkan 0.5 3 1.5
pelayanan kesehatan yang lebih
professional
2. Persaingan antara RS yang semakin 0.5 4 2
kuat
TOTAL 1 7 3.5
Machine (M6)
6 c. Internal faktor (IFAS)
Strength
1. RS memiliki panduan PAK dan SPO
sebagai pedoman dalam melaksanakan 0.5 5 2.5 S-W= 4-
tindakan keperawatan. 3.5= 0.5
2. Staf mengetahui adanya visi, misi, SPO 0.5 3 1.5
dan PAK di RS
TOTAL 1 8 4 0.5
Weakness
1. adanya pengawasan terhadap 0.5 5 2.5
pelaksanaan tindakan sesuai dengan
1. SPO
2. PAK tindakan yang digunakan masih 0.5 2 1
tahun 2019 dan perlu diperbaharui
TOTAL 1 7 3.5
External Factor (EFAS)
Oppurtunity (kesempatan)
116
1. Mengadakan diklat internal terhadap
staf 0.5 4 2 O-T=4-
2. Melakukan sosialisasi secara rutin dan 0.5 4 2 3=1
terjadwal terhadap staf
TOTAL 1 8 4 1
Threath (ancaman)
1. Dapat terjadi malpraktek dalam
pelaksanaan tugas jika bekerja tidak 0.5 3 1.5
sesuai dengan SPO
2. Dapat terjadi penurunan kualitas 0.5 3 1.5
kinerja staf
TOTAL 1 6 3
117
Opportunity
1 M6
0.5 M2
M5 0 M4
Weakness 0.6 0 0.5 1.8 Strength
-0.3 M1
-0.4 M3
KUADRAN IV KUADRAN II
STRATEGI BERTAHAN -,- DIVERSIFIKASI STRATEGI +,-
Threath
118
119
H. Perumusan Masalah
a. Belum adanya sistem penghargaan diluar
reward rutin terhadap capaian unit kerja
dan individu.
1. M1 (MAN) b. Belum ada kesempatan melanjutkan
pendidikan secara continue
c. Kebutuhan tenaga sesuai kualifikasi dan
kompetensi belum sesuai
a. Supervisi keperawatan belum dilakukan
optimal.
b. Pemahaman perawat tentang MAKP
masih kurang
2. M3 (Metode)
c. Timbang Terima sudah optimal
d. Pendokumentasian belum tertulis
lengkap dan belum tepat waktu.
a. adanya pengawasan terhadap
pelaksanaan tindakan sesuai dengan SPO
M6 (machine) b. Kurangnya aplikasi PAK sebagai
3.
panduan dalam menyusun rencana
keperawatan
D. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah, digunakan kriteria penilaian meliputi :
1. Mg / Magnitude : Kecenderungan besar dan sering kejadian
diatur perubahannya.
120
Nilai
Skor akhir dirumaskan dengan cara : Mg x Sv x Mn x Nc x Af
Pembobotan
No Masalah Total Prioritas
Mg Sv Mn Nc Af
121
Keterangan :
C : Capability (kemampuan kedua belah pihak antara mahasiswa dan
rumah sakit memiliki alternatif)
A : Accesibility (kemudahan dalam mekanisme
alternatif)
R : Readiness (kesiapan untuk melakukan alternatif)
L : Levarge (daya ungkit alternatif dalam menyelesaikan masalah)
1 : Tidak mampu
2 : Cukup mampu
3 : Mampu
4 : Sangat mampu
122
E. Plan Of Action
123
3. Untuk sarana Perawatan luka keperawatan
pengembangan ruang CVP, pemasangan yang lebih
rawat inap rumah sakit kateter, dll.) bermutu.
3. 1. Untuk memperkuat Sosialisasi tentang 1. Meningkatnya Mahasiswa Tanggal,
Belum adanya
motivasi dan memacu pemberian apresiasi nilai kepuasan 08
sistem
karyawan agar kepada tenaga kerja perawat. Agustus
penghargaan diluar
memaksimalkan kinerja keperawatan dengan 2. Meningkatnya 2022
reward rutin
karyawan kinerja terbaik setiap etos kerja
terhadap capaian
2. Untuk meningkatkan bulannya dalam perawat dengan
unit kerja dan
etos kerja perawat di bentuk figura foto proses
individu
ruangan yang akan di pajang pelayanan.
di nurse station
(dengan nama
kegiatan nurse of the
moon)
124
BAB IV
EVALUASI
A. Definisi Operasional
1. Definisi operasional berdasarkan indikator
No Indikator Definisi Cara pengukuran
1 Kinerja Klinis Pada item perilaku Jika dalam 1 bulan total pasien
diambil nilai 60%, masuk dirawat di ruangan
terdapat 10 item sebanyak 100 maka dibagi
sehingga per 1 item dengan total perawat pelaksana.
mengandung 6% Contoh, total pasien 100: total
PP 28= 3,5 (jadi dalam 1 bulan
pp harus mengelolah pasien
sebanyak 3 orang untuk
mendapat nilai 100, jika dua 80,
jika satu 50 jika tidak ada 0)
2 Perilaku Pada item perilaku Penilaian per item ditotalkan
diambil nilai 30%, kemudian dibagi jumlah item,
terdapat 5 item contoh a. 80, b. 80, c. 80, d. 80.
sehingga per 1 item Berarti 80 + 80 + 80 + 80 =
mengandung 6% 320:4
3 Pengembangan Pada item perilaku Jika dalam satu bulan PP
professional diambil nilai 10%, mendapat sertifikat seminar 1
terdapat 2 item berarti nilainya 100, jika tidak
sehingga per 1 item dapat sertifikat berarti nilianya
mengandung 5% 0
125
2. Definisi operasional berdasarkan pertanyaan
No Definisi Operasional
A. Kinerja Klinis
1 Yang dimaksud adalah total skor yang diperoleh oleh perawat berdasarkan nilai
skor kumulatif dari aktifitas keperawatan
2 Yang dimaksud adalah total skor yang diperoleh berdasarkan nilai skor
kumulatif dari aktifitas asuhan keperawatan
3 yang dimaksud adalah total skor yang diperoleh berdasarkan tindakan perawat
sesuai terapi (nasal canule, masker sederhana, masker rebreathing, masker non
re breathing) yang diberikan terhadap pasiennya
4 yang dimaksud adalah total skor yang diperoleh berdasarkan tindakan perawat
sesuai terapi (pengambilan sampel BGA) yang diberikan terhadap pasiennya
5 yang dimaksud adalah total skor yang diperoleh berdasarkan tindakan perawat
sesua asuhan keperawatan yang diberikan terhadap pasiennya
6 yang dimaksud adalah total skor yang diperoleh berdasarkan tindakan
bertanggungjawab mengintegrasikan data dan informasi tentang Perawat
Penanggung Jawab Asuhan/PPJA dan staf Perawat dan mengambil tindakan bila
mana diperlukan
7 yang dimaksud adalah total skor yang diperoleh berdasarkan tindakan perawat
interpretasi hasil kritis selama melakukan tindakan
8 yang dimaksud adalah total skor yang diperoleh berdasarkan tindakan perawatan
pre dan post operasi selama tindakan dilakukan
9 yang dimaksud adalah total skor yang diperoleh berdasarkan tindakan perawat
yang sesuai terapi (melakukan suction pada pasien dengan alat bantu nafas)
10 Yang dimaksud adalah total skor yang diperoleh berdasarkan nilai skor
kumulatif dari aktifitas asuhan keperawatan sesuai dengan SPO yang dilakukan
oleh perawat penanggungjawab pasien terhadap pasiennya.
B. Perilaku
126
1 Dinilai dengan observasi dan melihat hasil print out finger print Point yang
dinilai :
a. Tidak datang terlambat ke tempat kerja (toleransi 2)
b. Melakukan tindakan sesuai dengan SPO
c. Berada di tempat kerja saat jam dinas
d. Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya
2 Point yang dinilai :
a. Menerima dan mendengarkan keluhan dengan baik
b. Menunjukkan rasa empati dan komunikasi yang baik
c. Menangani komplain dengan cepat, berkoordinasi dengan Kepala Ruangan
maupun Tim Manajemen Komplain Rumah Sakit
3 Point yang dinilai :
a. Mampu bekerjasama dalam tim
b. Menerapkan perilaku baik terhadap atasan dan rekan kerja
c. Tidak melempar kesalahan kepada orang lain
d. Bersikap aktif dan ikut serta dalam program ruangan
4 Point yang dinilai :
a. Berpakaian dinas sesuai dengan aturan dengan atribut lengkap (papan nama,
simbol Korpri (bagi ASN), Id card)
b. Berpenampilan rapi, sopan dan tidak terlalu ketat
c. Berpakaian bersih dan wangi (bau pewangi tidak menyengat)
d. Penataan rambut/ penggunaan kap/ jilbab sesuai aturan
e. Penggunaan make up yang wajar/ standard bagi wanita
f. Tidak menggunakan perhiasan saat dinas
g. Penampilan kuku putih bersih dan tidak boleh panjang
h. Memakai sepatu berwarna gelap (hitam, coklat tua, biru tua) dan hak sepatu
tidak berbunyi keras
i. Kaos kaki berwarna gelap atau kulit dan tidak bermotif
j. Mengevaluasi penampilan sebelum mulai bekerja dan setelah istirahat
127
Point yang dinilai :
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Bersikap ramah dan sopan
d. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti
e. Memperhatikan keluhan pasien dan keluarga
f. Mendengarkan dengan penuh perhatian
g. Menunjukkan ekspresi wajah yang simpatik
h. Menunjukkan rasa empati
C. Pengembangan Profesional
1 yang dimaksud adalah total skor yang diperoleh perawat klinis harus memiliki
sertifikat seminar ( setahun Minimal 4)
2 poin yang dinilai perawat selalu dapat menghadiri rapat yang diadakan
3. Definisi OPPE, alat untuk melakukan skrinning untuk mengevaluasi
semua klinisi yang telah di berikan kewenangan klinis yang kemungkinan
bisa memberikan pelayanan yang bermutu.
4. Kriteria OPPE seharusnya ditujukan juga bagi klinis yang sudah baik
(indikatornya yang di pilih hasilnya positif) OPPE sebaiknya diikuti
dengan evaluasi yang lebih spesifik terkait klinisi yang memberikan
pelayanan buruk.
5. Menurut Permenkes No.40 tahun 2017 yang mengatur Penilaian Kinerja
(Performance Appraisal) dan Supervisi. Penilaian kinerja adalah menilai
seberapa baik kinerja tugas-tugas perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan seperti yang dijabarkan pada uraian tugas. Penilaian kinerja
yang dilaksanakan dengan benar dan tepat dapat meningkatkan motivasi
dan produktifitas kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas
penilaian kinerja perawat antara lain :
a. Penilaian harus berdasarkan standar yaitu indikator kinerja individu
perawat.
b. Perawat harus memahami dan mengimplementasikan standar secara
mendalam.
128
c. Perawat harus mengetahui sumber data yang dikumpulkan untuk
penilaian.
d. Penilaian harus ditujukan kepada seseorang yang diobservasi
terhadap pelaksanaan tugasnya.
e. Penilaian akan lebih disenangi dan memperoleh hasil positif jika
penilai meyakini dan respek terhadap profesinya
B. Hasil Evaluasi Tentang Pemilihan Nurse Of The Month
1. Perawat Klinik 1
Hasil Interpretasi
Berdasarkan hasil tabel PK 1 didapatkan hasil rata-rata Aspek Kinerja
No Nama Kinerja Perilaku Pengembangan Total
Klinis profesional
1 Rino 48,00% 21,60% 7,50% 77,10%
2 Heri 48,00% 26,88% 10,00% 84,88%
3 Sembri 48,00% 22,20% 10,00% 80,20%
4 Muhnia 48,00% 25,20% 10,00% 83,20%
Total 192,00% 95,88% 37,50% 325,38%
Rata-rata 48% 23,97% 9,375% 81,345%
Klinis berjumlah 48%, Aspek Perilaku rata-rata berjumlah 23,97%, dan
Aspek Pengembangan Profesional rata-rata berjumlah 9,375%,. Aspek nilai
tertinggi di PK 2 untuk Kinerja Klinis 48%, aspek Perilaku Nilai tertinggi
26% dan terendah 21,60%, aspek pengembangan profesional nilai tertinggi
10,00% dan terendah 7,50%.
2. Perawat Klinik 2
Kinerja Pengembangan
No. Nama Perilaku Total
Klinis Profesional
1. Ernawati 48,00% 22,20% 10,00% 80,20%
2. Fitri 48,00% 24,00% 10,00% 82,00%
3. Muja 48,00% 23,40% 10,00% 81,40%
4. Fachrial 48,00% 24,00% 10,00% 82,00%
5. Nopri 48,00% 24,60% 10,00% 82,60%
6. Rika 48,00% 27,60% 10,00% 85,60%
7. Faisal 48,00% 22,20% 10,00% 80,20%
8. Siti Nur 48,00% 27,00% 10,00% 85,60%
Aini
9. Wina 48,00% 27,00% 10,00% 85,60%
10. Septiani 48,00% 26,40% 10,00% 84,40%
129
11. Hasmiani 48,00% 23,40% 10,00% 81,40%
12. Nur 48,00% 25,20% 10,00% 83,20%
Halimah
13. Ely 48,00% 27,00% 10,00% 85,60%
Purnama
Sari
14. Ikas 48,00% 28,80% 10,00% 86,80%
Total 672% 352,8% 140% 1.166,6%
Rata-rata 48% 25,2% 10% 83,33%
Hasil Interpretasi
Berdasarkan hasil tabel PK II didapatkan hasil rata-rata aspek kinerja klinis
berjumlah 48%, aspek perilaku rata-rata berjumlah 25,2%, dan aspek
pengembangan professional berjumlah 10%. Aspek nilai tertinggi di PK 2 untuk
Kinerja Klinis 48%, aspek Perilaku Nilai tertinggi 27,60% dan terendah 22,20%,
aspek pengembangan profesional nilai tertinggi 10,00%.
3. Perawat Klinik 3
No Nama Kinerja Perilaku Pengembangan Total
Klinis Profesional
1 Ike 48,00% 24,80% 5,00% 77,00%
2 Mulyati 48,00% 25,20% 10,00% 83,20%
3 Yayuk 49,20% 22,20% 10,00% 81,40%
Handayani
4 Hernawati 48,00% 22,20% 10,00% 80.20%
5 Said 48,00% 24,00% 10,00% 82,00%
6 Nur aini 48,00% 26,40% 10,00% 84,40%
7 Sofyan 48,00% 27,60% 10,00% 55,60%
8 Januar sofyan 48,00% 24,00% 10,00% 82,00%
9 Benina RGG 51,60 26,40 10,00% 88,00%
10 Astuty Rianur 51,60 26,40 10,00% 88,00%
Total 488,40% 249,20% 95,00% 721,60%
Rata-rata 48,84 24,92 9,5 72,16
Hasil Interprestasi
Berdasarkan hasil table pk III didapatkan hasil rata-rata aspek
kinerja klinis berjumlah 48,84%, aspek perilaku rata-rata berjumlah
24,92%, dan aspek pengembangan professional berjumlah 9,5%. Aspek
nilai tertinggi di PK 2 untuk Kinerja Klinis 51,60%, dan nilai terendah
48,00%, Aspek Perilaku Nilai tertinggi 27,60% dan terendah 22,20%,
Aspek pengembangan profesional nilai tertinggi 10,00% dan terendah
5,00%.
Berdasarkan evaluasi pada lembar kuesioner Penilaian Kinerja
Profesional Berkelanjutan Keperawatan yang berisi lembar kuesioner
terbagi dalam aspek klinis sebanyak 10 pertanyaan, aspek perilaku 5
130
pertanyaan dan pengembangan 2 pertanyaan pada 28 perawat yang terbagi
PK 1 sebanyak 4 orang, PK 2 sebanyak 14 orang, PK 3 sebanyak 10
orang. Pada PK 1 nilai tertinggi sebesar 84,88% dan nilai terendah
77,10%, pada PK 2 nilai tertinggi 86,80% dan nilai terendah 80,20%, pada
PK 3 nilai tertinggi 86,80% dan nilai terendah 60,80%.
Penilaian Nurse Of The Month dilakukan sejak minggu kedua
hingga minggu ketiga, didapatkan nilai terbaik sebesar 88,00% yang
merupakan pecapaian seorang perawat dari PK 3 sehingga perawat
tersebut terpilih menjadi Nurse Of The Month pada bulan Agustus 2022.
Program Nurse Of The Month akan dilakukan terus menerus setiap
bulannya untuk memberikan penghargaan kepada perawat serta
menjadikan motivasi bagi perawat agar bekerja lebih baik.
131
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Kinerja perawat diukur dari pelayanan yang diberikan
kepada pasien sehingga pasien merasakan puas atau tidak puas.
Penilaian kinerja merupakan upaya menilai prestasi perawat dalam
bekerja. Penilaian kerja adalah sistem formal untuk mengkaji dan
mengevaluasi kinerja seseorang secara berkala berfungsi sebagai
informasi tentang kemampuan individu perawat dan membantu
pimpinan mengambil keputusan dalam pengembangan personalia.
Penilaian Nurse Of The Month dilakukan sejak minggu kedua hingga
minggu ketiga, didapatkan nilai terbaik sebesar 88,00% yang
merupakan pecapaian seorang perawat dari PK 3 sehingga perawat
tersebut terpilih menjadi Nurse Of The Month pada bulan Agustus
2022. Program Nurse Of The Month akan dilakukan terus menerus
setiap bulannya untuk memberikan penghargaan kepada perawat serta
menjadikan motivasi bagi perawat agar bekerja lebih baik.
B. Saran
Diharapkan program Nurse Of The Month ini menjadi motivasi bagi
semua perawat yang ada di Ruang Aster untuk melakukan tugas dan
tanggung jawab dengan lebih baik sehingga mendapatakan
penghargaan Nurse Of The Month pada setiap bulan.
132
133