Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PRAKTIK MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN PROFESIONAL

DI RUANG NIFAS RUMAH SAKIT AURA SYIFA KEDIRI

Laporan Ini Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Praktik Klinik


Stase Manajemen Pelayanan Kebidanan Profesional

Disusun oleh :

Danik Iswara
Nila Melyani
Tunik Mindawarti N.
Alif Ajeng Miftahul J.
Christina Eka N.
Angelina Chrisnawati P.
Devi Putri Agustin
Umu Chabibah Hemi R.
Nisa Shabrinafi A.
Siela Kurniasari
Putri Cahyani
Miftakhul Jannah

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN

PRAKTIK MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN PROFESIONAL

DI RUANG NIFAS RUMAH SAKIT AURA SYIFA

Ini telah diperiksa dan disahkan pada tanggal :

Mengetahui,

Perseptor Klinik Perseptor Akademik

(Bryna Shilvi A, Amd.Keb) (Mika Mediawati, M.Keb)


NIP. NIP.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan dan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan
judul : “Praktik Manajemen Pelayanan Kebidanan Profesional di Ruang Nifas
Rumah Sakit Aura Syifa Kediri” untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Stase
Manajemen Pelayanan Kebidanan Profesional.
Sehubungan dengan selesainya laporan ini, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Budi Susatia, S.Kp, M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang
2. Herawati Mansur, SST., M.Pd., M.Psi. Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
3. Ika Yudianti, SST., M.Keb. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan – Kebidanan Malang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
4. Mika Mediawati, M.Keb, selaku perseptor akademik
5. Bryna Shilvi A, Amd.Keb., selaku perseptor klinik
6. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga
laporan ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan laporan
ini.

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................2
C. Manfaat................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN WAHANA PRAKTIK .......................................................4
A. Gambaran Umum Rumah Sakit..........................................................................4
B. Pengumpulan Data...............................................................................................7
C. Analisa Data......................................................................................................16
D. Alternatif Penyelesaian Masalah.......................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
LAMPIRAN..............................................................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan merupakan profesi yang khusus atau orang yang pertama
melakukan penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan bayi nya lahir dengan
selamat . Proses tersebut memerlukan manajemen yang baik dan benar.
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada
klien (Astuti, 2016). Manajemen kebidanan dilakukan dengan maksud untuk
mempermudah asuhan kebidanan. Asuhan kebidanan profesional yang dapat
dikembangkan saat ini salah satunya adalah Manajemen Pelayanan
Kebidanan merupakan suatu metode penugasan dimana satu orang bidan
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan kebidanan pasien
mulai dari pasien masuk sampai dengan keluar rumah sakit (MPK, 2020).
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus
dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen
yang baik. Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu
mengelola atau memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai
tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di
perlukan pemahaman mengenai dasar - dasar manajemen sehingga konsep
dasar manajemen merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari lebih
lanjut tentang manajemen kebidanan. Akar atau dasar manajemen kebidanan,
adalah ilmu manajemen secara umum. Dengan mempelajari teori manajemen,
maka diharapkan bidan dapat menjadi manajer ketika mendapat kedudukan
sebagai seorang  pimpinan, dan sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang
baik pula ketika bawahan dalam suatu system organisasi kebidanan.
Demikian pula dalam hal memberikan  pelayanan kesehatan pada kliennya,
seorang bidan haruslah menjadi manager yang baik dalam rangka
pemecahan ,masalah dari klien tersebut (Ukraisyah. 2018). Seperti halnya
rumah sakit. Rumah Sakit “B” merupakan rumah sakit di Kabupaten Y
dengan kelompok sasaran seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Y
terutama wilayah timur sampai dengan uatara yang dibatasi oleh 10
kecamatan. RS B memiliki ruang perinatalogi dengan tujuan yaitu
memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir, memberikan
pelayanan kesehatan rujukan, terlaksananya peningkatan kualitas SDM di
ruang perinatologi, terlaksananya kepuasan pelanggan melalui optimalisasi
pekerja, dan terlaksananya kualitas mutu pelayanan keperawatan. Ruang
perinatalogi RS B memiliki jumlah SDM sebanyak 12 orang. Untuk
mewujudkan pelayanan kebidanan yang berkualitassesuai dengan visi dan

1
misi rumah sakit, perlu menampilkan metode pemberian asuhan kebidanan
yang tepat sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas .
Rumah sakit termasuk bagian dari sistem pelayanan kesehatan
masyarakat yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta
sebagai fasilitas pendidikan bagi tenaga kesehatan (nakes) juga temoat untuk
pelaksanaan penelitian di bidan kesehatan atau medis. Pelayanan kesehatan
yang dilakukan dirumah sakit dapat memberikan pengaruh positif maupun
negatif (M.Epid et al., 2021).
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat. Rumah sakit sebagai salah satu sara kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis
dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Latupeirissa,
2022).
Kepatuhan bidan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Lawrence Green
dalam Notoadmodjo, 2012 menyatakan perilaku bidan patuh terhadap SOP
pelayanan ANC ditentukan oleh 3 faktor yaitu faktor pendukung
(predisposing factor) meliputi pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,
nilai-nilai dan lain-lain, faktor pendorong (reinforcing factor) meliputi sikap
dan perilaku petugas kesehatan yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku bidan, dan faktor pendukung (enabling factor) meliputi lingkungan
fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana prasarana kesehatan.
Menurut penelitian Wahyuningsih, dkk (2018), faktor yang berkaitan erat
dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal yaitu
pengetahuan, sikap, motivasi, usia dan masa kerja. Sedangkan menurut
penelitian Nurhayani (2018), faktor yang mempengaruhi kepatuhan bidan
dalam melaksanakan standar antenatal care yaitu pendidikan, sikap, motivasi,
supervisi, sarana dan prasarana.
Dalam rangka dalam menentukan langkah yang dapat mewujudkan
pelayanan kebidanan yang bermutu dan berkualitas bagi
masyarakat,mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes
Malang melakukan praktik klinik manajemen kebidanan di Ruang
Perinatologi RS B manajemen kebidanan yang ada di rumah sakit agar lebih
baik lagi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapakan mampu pengelolaan pelayanan kebidanan sesuai
dengan manajemen pelayanan kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapakan mampu mencapai kompetensi dalam melakukan
manajemen kebidanan yang meliputi:

2
a) Melakukan pengkajian situasi di Ruang Perinatologi RS B sebagai
dasar untuk menyusun rencana strategi dan operasional
b) Mengananlisa indikator mutu di ruang perinatologi RS B Kabupaten
Y
c) Menganalisa strenght, weakness, opportunity, threath (SWOT) dari
pengkajian yang telah dilakukan di Ruang Perinatologi
d) Menyusun rencana strategi dan operasioanal di Ruang Perinatologi
dari pengkajian yang telah dilakukan
e) Menyusun rencana manajemen pelayanan.

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mengetahui permasalahan yang ada di Perinatologi RS B Kabupaten Y
sehingga dapat menyusun rencana strategi yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, khususnya pelayanan
kebidanan.
2. Bagi Rumah Sakit
Mendapatkan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada
klien dan memberikan contoh aplikasi pelaksanaan manajemen
kebidanan agar kegiatan dapat berjalan efektif dan efisien.
3. Bagi Pasien
Memberikan kenyamanan dan keamanan dalam menerima pelayanan dan
meningkatkan kepercayaan klien pada petugas Ruang Perinatologi RS B
Kabupaten Y dalam pelaksanaan Asuhan yang sesuai.

3
BAB II
TINJAUAN WAHANA PRAKTIK

A. Gambaran Umum Rumah Sakit


1. Sejarah Singkat Rumah Sakit
Semula lahir sebagai BPS (Balai Pengobatan Swasta) yang
didirikan oleh ibu Kiki Kuncoro pada tahun 1991, kemudian berubah
menjadi Rumah Bersalin Aura Syifa pada tahun 2002, dengan maksud
menambah pilihan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan
dengan standar kualitas tinggi dan pelayanan paripurna.
Sejak Juli 2007 dipimpin oleh dr. Beni Cahyo Kuncoro dibawah
Yayasan Aura Nurani berdasarkan Akte Notaris Dyah Proborini, SH
(tahun 2005), Rumah Bersalin (RB) Aura Syifa berubah menjadi Rumah
Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Aura Syifa yang merupakan bentuk
persembahan kalangan swasta dan praktisi kesehatan untuk melengkapi
infra struktur pelayanan kesehatan di Kabupaten Kediri. Perubahan ini
sebagai tuntutan pelanggan dan untuk mengakomodasi keinginan
masyarakat agar Aura Syifa dapat merawat pasien anak.
Dengan berkembangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
membuat kebutuhan sarana dan pelayanan kesehatan yang baik pun
semakin meningkat. Pelayanan yang dibutuhkan juga semakin menuntut
spesialisasi dan penyesuaian secara terus menerus. Penyesuaian ini tidak
hanya terhadap penyebaran dan ketersediaan fasilitas kesehatan saja, juga
pelayanan yang memenuhi keterpaduan (One Stop Health Shoping)
dengan standar kualitas pelayananan tinggi. Sejalan dengan
berkembangnya RSIA Aura Syifa, maka pada tanggal 27 April 2011
RSIA Aura Syifa mendapatkan ijin penetapan kelas D menjadi Rumah
Sakit Umum Swasta dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur dan
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kabupaten Kediri pada
tanggal 27 Oktober 2017 Rumah Sakit Aura Syifa ditetapkan menjadi
Rumah Sakit Umum Kelas C.

4
Rumah Sakit Aura Syifa yang berlokasi di Jalan Joyoboyo No. 42
Dusun Dlopo Desa Karangrejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri
selalu menekankan kemampuan yang tepat, cepat, akurat, terpercaya dan
profesional dengan harga yang terjangkau serta senantiasa
mengutamakan kepuasan pelanggan. Letak rumah sakit di tengah
lingkungan yang tidak polutif serta terhindar dari hiruk pikuk lalu lintas.
2. Visi, Misi, dan Tujuan, Sasaran, Strategi
a) VISI
Sebagai rumah sakit pilihan utama pelayanan kesehatan di wilayah
Kediri dan sekitarnya
b) MISI
1. Meningkatkan kuantitas, kualitas sarana dan prasarana dan
teknologi kedokteran.
2. Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi dan
profesionalitas sumber daya manusia di seluruh lini rumah
sakit.
3. Memberikan pelayanan yang santun, manusiawi, cepat dan
tanggap tepat waktu, transparan, akuntabel dengan bantuan
teknologi terkini.
c) FILOSOFI
Homy Hospital
d) MOTO
Bersama menuju kesembuhan sempurna
e) TUJUAN
Mewujudkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal
dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
f) TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Rumah Sakit Aura Syifa mempunyai tugas melaksanakan upaya
kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upayapeningkatan, pencegahan, dan upaya

5
penyelenggaraan rujukan serta penyelenggaraan pelatihan dan
pengembangan Kesehatan. Sedangkan fungsi Rumah Sakit :
1. Penyelenggaraan pelayanan medis.
2. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis.
3. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan.
4. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.
5. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan.
g) DATA RUMAH SAKIT
Nama : Rumah Sakit Aura Syifa
Alamat : Jl. Joyoboyo No. 42, Dsn. Dlopo, Desa
Karangrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten
Kediri, Jawa Timur - 64182
Longitude : -7.798252399999986
Latitude : 112.03616958474029
Telepon : (0354) 698236
Email : rsaurasyifa@hotmail.co.id
Website : http://rsaurasyifa.com
Status Kepemilikan : Yayasan Aura Nurani
Kelas : Rumah Sakit Kelas C
Nomor Registrasi : 3506062
Luas Lahan : 3.693 m2
Luas Bangunan : 1.200 m2
Kapasitas IPAL : 25 m 2 dari kapasitas tempat tidur 136 TT
Volume Rata-rata : 11,4 m3
Limbah Cair : 10,4 m3
3. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan
1) Layanan Unggulan:
a. Pelayanan Spesialis Mata
b. Pelayanan Spesialis Rehabilitasi Medik
c. Kandungan
2) Unit/ Instalasi pelaksana fungsional
a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

6
b. Pelayanan Rawat Jalan
c. Pelayanan Instensive Care Unit
d. Pelayanan Rawat Inap
 Kelas VVIP
 Kelas VIP
 Perinatalogi
 Kelas I
 Kelas II
 Kelas III
e. Pelayanan Penunjang
 Instalasi Laboratorium
 Laborat Tes Alergi
 Instalasi Radiologi
 Farmasi
 Biometri
 Slit Lamp
 USG 4 dimensi
 USG With Color Doppler
 Chart Proyektor
 Auto Refractiometer
 Endoskopi
 Fakoemulsifikasi
 Fisioterapi
 Electrocardiography (E.C.G.)
 Bank Darah Rumah Sakit
3) Fasilitas Medis
a. Ruang Operasi
b. Instalasi Rawat Inap
c. Instalasi Rawat Jalan
d. Ruang Bersalin
e. Ruang Bayi

7
f.Sentral Oksigen
g. Instalasi Pengolahan Air Limbah (I.P.A.L.) 
4) Fasilitas Lain
a. Ruangan ber-AC
b. Area Parkir Luas
c. Kafetaria (Health Juice Café)
d. Crown Hall
e. Layanan antar jemput
f. Pembangkit Listrik Cadangan
g. Keamanan 24 jam
h. Laundry
B. Penampilan Kerja (Indikator Mutu Rumah Sakit Ruang Perinatologi)
Tabel 1. Indikator Mutu Ruang Perinatologi Tahun 2019
BULAN BOR ALOS BTO TOI GDR NDR
1 46,15 1,89 13,93 1,11 20,51 0
2 82,14 3,31 8,29 0,56 34,48 34,48
3 94,54 3,14 11,07 0,14 12,9 0
4 74,87 3,02 9,57 0,73 14,93 0
5 83,37 3,03 10,79 0,44 26,49 6,62
6 76,67 3,01 9,86 0,66 21,74 14,49
7 81,89 3,15 11,07 0,47 6,45 0
8 43,18 2,45 9,14 1,79 15,63 7,81
9 38,21 2,27 8,5 2,03 0 0
10 50,37 2,54 9,07 1,57 7,87 7,87
11 55,38 3,09 7,64 1,63 9,35 0
12 76,18 3,19 10 0,69 0 0
rs 73,05 2,82 118,93 0,94 14,41 5,41
B O R (Bed Occupancy Rate)
Prosentase Pemakaian TT pd periode waktu tertentu (60 - 85 %)
A L O S (Average Length Of Stay)
Rata-rata lama rawatan seorang pasien (6-9 hari)
B T O ( Bed Turn Over )
Frekwensi Pemakaian TT, berapa kali TT RS dipakai
Idealnya selama 1 satu tahun , 1 TT rata-rata dipakai 40-50 kali
T O I ( Turn Over Interval )
Rerata hari TT tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi brktnya

8
Idealnya TT kosong hanya dalam waktu 1-3 hari
N D R ( Net Death Rate )
Angka kematian > 48 jam stlh dirawat untuk setiap 1000 px keluar
Nilai Ideal NDR adalah kurang dari 25 per 1000 penderita keluar
G D R (Gross Death Rate )
Angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar
Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar
C. Pengumpulan Data
1. Data Umum
a) Man/SDM
Ketenagaan Dan Kualifikasi SDM di Rumah Sakit Aura Syifa
Bagian Keterangan Jumlah

Medis Klinis

Dokter Umum 6

Dokter Spesialis 29

Dokter Gigi 3

Keperawatan dan Kebidanan

Karyawan Tetap dan Kontrak 81

Karyawan Magang 33

Penunjang Medis

Karyawan Tetap dan Kontrak 18

Karyawan Magang 2

Non Medis Non Klinis (Umum) 96

Outshourcing 20

Jumlah 284

Jumlah Kebutuhan Tenaga Ruang Perinatologi 15 TT


berdasarakan Rumus DepKes :

9
A X 52 X 7 x TT X BOR
TP = + 25%
40 minggu X 40 Jam

5 X 52 X 7 x 15 X 57,19 %
TP = + 25%
40 minggu X 40 Jam

= 15612,87
+ 25 %
1600

= 9,75 + 0,25

= 10 orang

Kebutuhan perawat ruang perinatologi dengan menggunakan


rumus Depkes sejumlah 10 orang perawat. Jumlah total perawat
ditambah karu dan katim = 10 + 2 = 12 orang. Sesuai dengan
kondisi saat ini jumlah tenaga di perinatologi 12 orang.
Keterangan rumus :
A = Jumlah rata –rata jam perawatan / hari
52 = Jumlah hari minggu dalam setahun
7 = Jumlah hari dalam seminggu
40 minggu = 365 – 52 hari minggu dalam setahun
40 jam = Jumlah rata2 Jam kerja perhari dalam seminggu
25 = penyesuaian dalam produktifitas
(a) Pengembangan SDM
- Pendidikan Dan Pelatihan
Mempersiapkan dan memenuhi kebutuhan tenaga yang
sesuai dengan kebutuhan skill khusus disetiap ruang maka
diperlukan peningkatan kualifikasi tenaga dengan
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta pendidikan
berkelanjutan bagi tenaga keperawatan. Pelatihan yang
direncanakan antara lain: PPGDON, PONEK, Resusitasi
Neonatus, Manajemen BBLR, Manajemen Laktasi, Neonatus
UpDate 2020.

10
Pendidikan berkelanjutan diperlukan terkait dengan
standarisasi kualifikasi tenaga keperawatan diatur sesuai
keadaan dan keperluan ruangan. Program ini dari D III
Keperawatan ke jenjang S1 Keperawatan dan DIII Kebidanan
ke jenjang DIV Kebidanan atau S1 Kebidanan.
- Penilaian Kinerja Tenaga Keperawatan
Penilaian kinerja tenaga keperawatan dilakukan untuk
mengevaluasi kegiatan pelayanan keperawatan apakah telah
sesuai dengan standar asuhan keperawatan. Penilaian kinerja
tenaga keperawatan diruang Camar dilakukan 1 tahun sekali.
b) Material/Sarana Prasarana
(a) Fisik Ruang Pelayanan Keperawatan
Perencanaan renovasi ruangan agar lebih luas, penyediaan
ruang laktasi yang nyaman, kamar mandi, steker listrik 6 di
setiap inkubator dan ruangan perawatan, dan washtafel disetiap
ruangan dengan sirkulasi menggunakan air conditioner yang
memadai.
(b) Peralatan Keperawatan
Peralatan medis di ruang Perinatologi saat ini ada beberapa
yang belum terkalibrasi, selain itu ruang Perinatologi juga
membutuhkan tambahan baby trolley dan inkubator untuk
pemberian pelayanan pada pasien secara optimal karena jika
terjadi overload maka 1 infant warmer atau inkubator digunakan
untuk 2 bayi dan tentunya hal ini mengganggu kenyamanan
keluarga pasien. Mekanisme pengadaan peralatan ini adalah
pengajuan dari Ruang Perinatologi tentang peralatan yang
dibutuhkan beserta jumlahnya kemudian diserahkan pada bagian
IPSRS.
(c) Survey Kepuasan Pasien
Survey kepuasan pasien perlu untuk diprogramkan dan
dilaksanakan setiap 3 bulan sekali untuk menilai kinerja tenaga
keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan. Kegiatan

11
survey ini dilaksanakan dengan kerjasama dengan manajemen
rumah sakit.
(d) Audit dokumentasi Asuhan Keperawatan
Perencanaan terhadap evaluasi atau penilaian terhadap
asuhan keperawatan yang dilakukan diruang rawat untuk
menilai sejauh mana penerapan prosedur tetap keperawatan dan
standar asuhan keperawatan pada aplikasi dan dokumentasi
keperawatan. Kegiatan ini dilaksanakan tiap 2 kali dalam
sebulan.
(e) Kejadian infeksi nosokomial
Pengumpulan data tentang infeksi nosokomial dilakukan tiap
hari dan dilakukan evaluasi setiap 1 bulan dan dilaporkan pada
tim pengendali mutu keperawatan.
(f) Ronde Keperawatan
Kegiatan ronde keperawatan ini diprogramkan terkait dengan
adanya kasus atau permasalahan keperawatan yang tidak
kunjung selesai, diadakan untuk mengevaluasi tindakan yang
telah dilakukan yang tidak menunjukan hasil yang bermakna.
(g) Audit kasus
Dilakukan apabila terjadi kasus yang berhubungan dengan
KTD dan KNC.
(h) Rapat rutin
Rapat rutin ruangan dilakukan setiap bulan untuk
menyampaikan evaluasi kinerja, sosialisasi hasil rapat dengan
tim kesehatan, penyampaian hasil seminar dan refresh tentang
asuhan keperawatan terkait.
(i) PKMRS
Penyuluhan dilakukan satu bulan satu kali tentang perawatan
neonatus dan deteksi dini komplikasi pada neonatus beresiko.
(j) Monitoring 6 sasaran keselamatan pasien

12
Monitoring 6 sasaran keselamatan pasien dilakukan setiap
hari dan dievaluasi setiap 1 bulan dan dilaporkan pada Tim
Mutu RS
c) Method/Inovasi
(a) Ruang Perinatologi berkoordinasi dengan TRS untuk
memberikan pelayanan pengurusan akte kelahiran segera agar
dapat diserahkan bersamaan dengan kepulangan bayi dari RS.
(b) Kebutuhan sarana pendukung :
- TRS memerlukan printer dengan estimasi biaya Rp. 1 000
000, 00
- Keluarga pasien belum mempersiapkan keperluan
pengurusan akte sebelum persalinan sehingga dibutuhkan
koordinasi dengan IGD atau poli kandungan ketika ada
pasien inpartu yang akan MRS
(c) Ruang Perinatologi merencanakan kegiatan seminar tentang
perawatan bayi beresiko dan deteksi dini komplikasinya dengan
sasaran bidan desa di jejaring wilayah RSD “B” Kabupaten Y
agar dapat mempererat hubungan RS dengan PKM jejaring
sehingga mampu menaikkan BOR dan mengurangi resiko
kesalahan perawatan lanjutan pada bayi yang sudah KRS dari
RSD “B” Kabupaten Y.
d) Money
Kebutuhan sarana pendukung :
(a) Snack / makan siang untuk peserta seminar @ Rp 10 000,00
(b) Membuka akses konsultasi online via WA 24 jam bagi pasien
pasca KRS.
1 Handphone / tablet Rp 1 500 000, 00
(c) Mempercepat pelayanan pasien KRS dengan mengusulkan
printer agar rincian pasien dapat mudah dicetak.
1 Printer Rp 700 000, 00

2. Data Khusus Ruangan Perawatan

13
a) Perencanaan
1) Merencanakan dan melaksanakan program kegiatan pelayanan
keperawatan di unit kerjanya.
2) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi
jumlah maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi
dengan Kepala Unit Rawat Inap.
3) Merencanakan kebutuhan tenaga dalam setiap shift kerja (pagi,
sore, malam, termasuk hari libur).
b) Penggerakan dan Pelaksanaan
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
diruang rawat, melalui kerja sama dengan petugas yang ada
dan petugas lain yang bertugas diruang rawatnya.
2) Menyusun jadwal / daftar dinas, libur, cuti tenaga keperawatan
dan tenaga lain sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan
peraturan yang berlaku di RSD “B” ( bulanan, mingguan,
harian ).
3) Mengidentifikasi tingkat kegawatdaruratan pasien
4) Mengatur pembagian tugas perawat dan mengendalikan asuhan
keperawatan.
5) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan
baru / tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat di bawah
tanggung jawabnya.
6) Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya meliputi :
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang
rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta
kegiatan rutin sehari-hari
7) Memberi pengarahan, membimbing dan motivasi bagi tenaga
keperawatan untuk melaksanakan pelayanan/asuhan
keperawatan sesuai ketentuan / standar yang berlaku
8) Mengadakan pertemuan berkala / sewaktu – waktu dengan staf
keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang rawat
inap.

14
9) Memberi kesempatan / ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah/penataran dengan koordinasi Kepala
unit Rawat Inap.
10) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan peralatan dan
obat-obatan dan bahan lain yang diperlukan di ruang
perawatan / sesuai kebutuhan dan berdasarkan ketentuan/
kebijakan rumah sakit.
11) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan
seperti service, pembersihan dan uji fungsi alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai.

12) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi/program


pengobatan, khususnya bila ada perubahan program
pengobatan pasien dan menyampaikannya kepada perawat
pelaksana untuk melaksanakannya.
13) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya
diruang rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi,
untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan.
14) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara
kebersihan lingkungan ruang rawat.
15) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang
rawat inap
16) Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan pemberian
asupan selain ASI pada pasien berdasarkan kebutuhan pasien
17) Meneliti/memeriksa ulang pada saat pemberian susu khusus
yang direkomendasikan dokter/nutrisi khusus untuk pasien
sesuai dengan kebutuhannya
18) Menyimpan berkas catatan medis pasien dalam masa
perawatan diruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan
berkas tersebut ke bagian Rekam Medis bila pasien
keluar/pulang dari ruang rawat tersebut

15
19) Membuat laporan harian, bulanan dan tahunan mengenai
pelaksanaan asuhan keperawatan serta kegiatan lainnya di
ruang rawat inap, untuk disampaikan kepada atasannya Kepala
Unit Rawat Inap.
20) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien/keluarga
sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya.
c) Pengawasan, pengendalian dan penilaian
1) Mengendalikan kualitas system pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar.
2) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah ditentukan.
3) Menjamin kebijakan, peraturan, standar dan SPO dijalankan di
unitnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4) Mengevaluasi secara periodik terhadap standar pelayanan dan
SPO yang berlaku untuk pelayanan keperawatan di unit
kerjanya.
5) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada
dibawah tanggung jawabnya dan menentukan kriteria perawat
diunitnya.
6) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan dan obat-obatan secara efektif
dan efisien.
7) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai
standard yang berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan
Komite Keperawatan.
8) Menyelesaikan masalah keperawatan yang terjadi diunit
dibawah supervisinya.
9) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan
kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di
ruang rawat secara tepat dan benar.

D. Analisa Data

16
Prioritas penyelesaian masalah manajemen kebidanan dilakukan dengan
teknik dan kriteria matriks dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai
berikut:
- Magnitude (Mg), kecenderungan dan seringnya masalah terjadi
- Severity (Sv), besarnya kerugian yang ditimbulkan
- Manageability (Mn), kemampuan menyelesaikan masalah-masalah
- Nursing Concern (Nc), fokus pada keperawatan
- Affordabilility (Af), ketersediaan sumber daya
Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1-5 kriteria sebagai berikut:
Nilai 1 = sangat kurang sesuai
Nilai 2 = kurang sesuai
Nilai 3 = cukup sesuai
Nilai 4 = sesuai
Nilai 5 = sangat sesuai
Tabel 2. Prioritas Masalah Manajemen
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor
1. 1 Dokter spesialis yang dimiliki 4 4 3 2 2 192
masih terbatas sehingga beberapa
pelayanan belum bisa terpenuhi
sesuai kebutuhan
2. 2 SDM yang ada masih belum 4 4 2 3 3 288
semuanya bisa memenuhi standar
kepegawaian dan menjadikan
standar tersebut sebagai budaya
kerja.
3. 3 Keterbatasan dokter spesialis 4 3 3 2 2 144
yang ada membuat pelayanan
belum maksimal dilakukan.
4. Kualitas kompetensi pelayanan 4 3 3 3 4 432
pada tingkat pelaksana belum
memenuhi standar yang ada.
5. Alokasi dari hasil perolehan 4 4 3 2 4 384

17
pelayanan masyarakat umum
belum maksimal
terdistribusikannya
6. Anggaran yang ada masih 4 5 4 2 4 640
terpusat berdasarkan skala
prioritas.
7. Masih minimnya kamar 4 3 3 2 4 288
pelayanan yang dimiliki.
8. Meningkatkan keinginan 4 4 3 3 2 288
masyarakat untuk pelayanan
yang cepat dan puas.
9. Masyarakat semakin kritis 4 3 3 3 2 216
terhadap perubahan pelayanan
yang ada, yang menginginkan
adanya pembenahan setiap
waktu.
10. Adanya pembatasan jumlah 2 4 3 3 2 144
pegawai melalui jalur PNS oleh
aturan kepegawaian yang terkait.
11. Akan adanya biaya yang 5 5 4 4 4 1600
meningkat seiring dengan
penambahan pegawai di tahun
yang akan datang.
12. Adanya standar kelengkapan 4 2 3 4 3 288
untuk memenuhi syarat akreditasi
rumah sakit.
13. Akses menuju RSD “B” bagi 4 4 3 2 2 192
masyarakat pedesaan masih jauh
untuk ditempuh.
Dari tabel di atas maka dibuat prioritas masalah sebagai berikut:
1. Kualitas kompetensi pelayanan pada tingkat pelaksana belum memenuhi
standar yang ada.

18
2. Alokasi dari hasil perolehan pelayanan masyarakat umum belum maksimal
terdistribusikannya
3. Anggaran yang ada masih terpusat berdasarkan skala prioritas.
4. Akan adanya biaya yang meningkat seiring dengan penambahan pegawai
di tahun yang akan datang.
E. Alternatif Penyelesaian Masalah
Dari masalah-masalah yang berhasil diidentifikasi, dengan
mempertimbangkan sumberdaya, waktu, kewenangan, dana dan kemampuan
untuk mengatasi masalah yang ada, maka masalah yang diatasi hanya 5
masalah. Berdasarkan prioritas masalah diatas maka skor tertinggi akan
dilakukan rencana tindak lanjut (masalah 1 sampai masalah 5). Seleksi
alternatif penyelesaian masalah menggunakan pembobotan CARL, yaitu :
- C = Capability : artinya kemampuan melaksanakan alternatif,
- A = Accesability : artinya kemudahan dalam melaksanakan alternatif
- R = Readiness : artinya kesiapan dalam melaksanakan alternatif,
- L = Leverage : artinya daya ungkit alternatif tersebut dalam
menyelesaikan masalah.
Rentang nilai 1 sampai 5 dengan kriteria sebagai berikut :
Nilai 1 = sangat kurang sesuai,
Nilai 2 = kurang sesuai,
Nilai 3 = cukup sesuai,
Nilai 4 = sesuai
Nilai 5 = sangat sesuai.
Tabel.3 Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah
No Alternatif Penyelesaian Masalah C A R L Total
1 Mengikuti pelatihan sesuai standar yang ada, 4 4 4 4 256
mengupgrade agar dapat menambah wawasan
sumber daya manusia di rumah sakit
2 Memberikan pelayanan secara menyeluruh 4 3 3 4 144
pada masyarakat
3 Melakukan perencanaan anggaran secara 4 3 3 4 144
menyeluruh pada masalah yang telah

19
ditemukan
4 Menambah produktivitas pegawai dalam 4 4 4 4 256
memberikan pelayanan
Dari tabel diatas maka dibuat prioritas penyelesaian masalah sebagai
berikut :
1. Mengikuti pelatihan sesuai standar yang ada, mengupgrade agar dapat
menambah wawasan sumber daya manusia di rumah sakit
2. Memberikan pelayanan secara menyeluruh pada masyarakat
3. Melakukan perencanaan anggaran secara menyeluruh pada masalah yang
telah ditemukan
4. Menambah produktivitas pegawai dalam memberikan pelayanan

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rumah sakit sebagai salah satu sara kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan
disuatu negara menjadi hal yang penting karena jika angka kesakitan dan
kematian pada suatu negara itu tinggi maka akan menurunkan pendapatan
masyarakatnya yang akan berdampak pada ekonomi negara, oleh sebab itu
pentingnya pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar. Standar
adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan suatu yang harus
dicapai
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa setelah melaksanakan praktik manajemen pelayanan
kebidanan profesional, Mahasiswa dapat memiliki gambaran mengenai
manajemen pelayanan kebidanan profesional sehingga dapat menjadi bekal untuk
dapat melakukan pelayanan kebidanan yang benar sesuai dengan standart
pelayanan yang berlaku.

21
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Endah Widhi. 2016. Konsep Kebidanan dan Etikolegal dalam praktik
Kebidanan. Kemenkes RI

Esthi, Anugrah.2020. Buku Panduan Praktik Manajemen Pelayanan Kebidanan.


UIN Aisyah: Yogyakarta

Ukrasyah. 2018. Manajemen Kebidanan.


https://www.scribd.com/document/394928256/manajemen-kebidanan
Latupeirissa, L. W. (2022). Manajemen Rumah Sakit untuk Mahasiswa dan
Praktisi. Penerbit NEM.

M.Epid, H. A., S. KM, M.P.H, M. I. H. S. K. M., M.Si, D. E. P. R., S. K. M.,


M.Si, D. S., S.Si, R. R. A. H., S. Kom, MKM, N. N. A., SKM, MIL, A. A. K. S.,
Dr.Herniwanti.S.Pd,Kim.M.S, M.Sc, T. F., S. P., Hasanah,SKM,MM, P.,
Asman.S.Kep.M.Biomed,AIFO, N. A., & M.KL, A. R., S. Si. (2021). SANITASI
RUMAH SAKIT. Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia.

Nurhayani. 2018. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Bidan dalam


Melaksanakan Standar Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas
Pangkatan Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2018. Tesis. Institut Kesehatan
Helvetia Medan

Wahyuningsih, Yuwono, Andries. 2018. Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Kepatuhan Bidan terhadap Standar Pelayanan Antenatal di Kota
Palembang. Jurnal. JKK, Volume 5, No 2, April 2018: 96-107 p-ISSN
2406-7431; eISSN 2614-0411

22

Anda mungkin juga menyukai