Anda di halaman 1dari 87

HUBUNGAN TINDAKAN DISCHARGE PLANNING BIDAN

DENGAN KEPUASAN PASIEN PADA IBU BERSALIN


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KINALI
KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2022

SKRIPSI

Disusun Oleh :

RIDIYAWATI
NIM : 2007026

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA PADANG

TAHUN 2021

i
HUBUNGAN TINDAKAN DISCHARGE PLANNING BIDAN
DENGAN KEPUASAN PASIEN PADA IBU BERSALIN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KINALI
KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2022

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb)


Dalam Program Studi Sarjana Kebidanan
STIKes Syedza Saintika Padang

RIDIYAWATI
NIM : 2007026

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2022

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
SKRIPSI

Skripsi Berjudul “Hubungan Tindakan Discharge Planning Bidan Dengan


Kepuasan Pasien Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kinali
Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022”

Ini telah diperiksa dan disetujui Untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Proposal Program Studi Sarjana Kebidanan STIKes Syedza Saintika Padang

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Ade Nurhasanah A, M.Keb ) (Silvie Permata Sari, M.Keb)

Program Studi Sarjana Kebidanan


STIKes Syedza Saintika Padang

(Silvy Zaimy, S.ST, M.Keb)

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmad dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Hubungan Tindakan Discharge Planning Bidan

Dengan Kepuasan Pasien Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas

Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022”. Usulan skripsi ini diajukan

untuk syarat melakukan penelitan selanjutnya yang merupakan sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan. Untuk itu, dalam kesempatan

ini, peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. DR. Syamsul Amar, MS selaku Ketua Yayasan

Pengembangan Sumber Daya Manusia (YPSDM).

2. Bapak Drs. H. Hasrinal, A.Md. Kep, MM selaku Ketua Stikes Syedza

Saintika Padang.

3. Ibu Ade Nurhasanah A, M.Keb selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Silvie Permata Sari, M.Keb selaku pembimbin II yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Kebidanan yang telah memberikan ilmu

pengetahuan selama perkuliahan.

6. Kedua Orang Tua, Suami dan keluarga yang selalu memberikan doa,

dukungan moril maupun materil bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

7. Teman-teman Prodi S1 Kebidanan NR1 Stikes Syedza Saintika Padang

yang memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

iv
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan karena semata-mata keterbatasan peneliti. Untuk itu, peneliti

mengharapkan masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini menjadi lebih baik.

Akhirnya, peneliti berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi kita

semua.

Padang, Agustus 2022

Peneliti

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul…….. ..........................................................….....…...... i


Halaman Pengesahan ..........................................................….....…...... ii
Kata Pengantar ...............................................................…............….... iii
Daftar Isi ..................................................................…...................…… v
Daftar Tabel ..................................................................…................…. vi
Daftar Gambar .........................................................….................……. vii
Daftar Singkatan .........................................................….................…... viii
Bab I Pendahuluan
A Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B Rumusan Masalah .................................................................... 7
C Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
D Manfaat Penelitian .................................................................... 8
E Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 8
Bab II Tinjauan Pustaka
A Persalinan Normal………………. ........................................... 10
B Kepuasan Pasien……... ........................................................... 19
C Discharge Planning .................................................................... 34
Bab III Metode Penelitian
A Jenis Penelitian ......................................................................... 41
B Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 41
C Populasi dan Sampel ................................................................ 41
D Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ........................................ 43
E Teknik Pengolahan Data ............................................................. 44
F Teknik Analisa Data ................................................................... 44
G Kerangka Konsep ....................................................................... 35
H Definisi Operasional ................................................................... 46
I Hipotesa…………... .................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
Daftar Tabel

3.1 Defenisi Operational............ ....................................................................… 46

vii
Daftar Gambar

3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................ 45

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Kegiatan

Lampiran 2 : Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Kuesioner

Lampiran 5 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6 : Master Tabel

Lampiran 7 : Hasil olahan data

Lampiran 8 : Surat Izin penelitian

Lampiran 9 : Lembar Bimbingan Skripsi

i
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini kepuasan pasien belum tercapai maksimal salah satunya

kepuasaan pada saat ibu bersalin dalam menerima pelayanaan saat persalinan.

Berdasarkan laporan badan kesehatan dunia (WHO, 2020) menyatakan bahwa

masih terdapat laporan tentang ketidakpuasan pasien dalam menerima pelayanan

kesehatan pada saat melakukan persalinan sebanyak 54,8% meskipun pada saat

ini sudah banyak Evidance Based terbaru sebagai inovasi meningkatkan asuhan

sayang ibu dan bayi. Berdasarkan data yang tercatat menyatakan bahwa

ketidakpuasan pasien yang terjadi yaitu dari segi pelayanan sebesar 60,2%

dimana mereka harus menunggu untuk mendapatkan pelayanan serta 39,8%

lainnya mengatakan ketidakpuasan mereka karena sikap petugas kesehatan

(WHO, 2020).

Berdasarkan data kepuasanan pasien di Provinsi Sumatera Barat dalam profil

dinas kesehatan Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2022 menyatakan bahwa

45,71% pasien kurang puas dengan pelayanan rumah sakit. Ketidakpuasan yang

mereka alami yaitu dalam pelayanan dimana 75,1% menyatakan waktu tunggu

yang masih lama dan juga masih kendala dalam proses pendaftaran khususnya

pada ibu yang belum mengerti sistem pelayanan online. Sedangkan 24,9%

lainnya menyatakan kurang puas terhadap sikap dan perilaku petugas kesehatan

dalam memberikan pelayanan. Ketidakpuasan pelayanan sebagian besar

disampaikan oleh pasien yang memiliki akses BPJS, mayoritas ketidakpuasan


2

yang mereka dapatkan yaitu pelayanan yang diberikan lama serta mereka tidak

puas terutama tidak ada informasi – informasi terkait upaya perawatan dirumah

yang disampaikan oleh petugas kesehatan rumah sakit (Dinkes Sumbar, 2020).

Berdasarkan laporan dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat juga

menyatakan bahwa pada tahun 2020 – 2021 setelah dilakukan evaluasi pada

beberapa rumah sakit menyatakan bahwa kepuasan pasien terhadap pelayanan

belum maksimal 100%. Berdasarkan data yang ada jumlah pasien yang tidak

puas dengan pelayanan kesehatan di Kabupaten Pasaman Barat yaitu 39,27%,

sedangkan pada tahun 2021 data kepuasanan pasien yang tidak puas dengan

pelayanan mengalami peningkatan menjadi 40,21%. Ketidakpuasan pasien

tersebut paling banyak diungkapkan bahwa mereka kurang puas terhadap

pelayanan yang diberikan petugas kesehatan, dimana sikap petugas kesehatan

dalam memberikan pelayanan masih ada yang terburu – buru dalam memberikan

tindakan dan juga petugas kesehatan kurang responsive terhadap pelayanan yang

diberikan (Dinkes Pasaman Barat, 2020 – 2021).

Berdasarkan data diatas masih terlihat banyak pasien yang kurang puas

terhadap pelayanan kesehatan yang mereka terima terutama saat persalinan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan persalinan yang aman yaitu

dengan memberikan pelayanan yang maksimal dan berkualitas (Jannah, 2018).

Kepuasan ibu saat persalinan sangat perlu diperhatikan. Pada saat persalinan

ibu membutuhkan pelayanan yang baik sehingga dapat meningkatkan kepuasan

ibu terhadap pelayanan yang diberikan ketika melahirkan. Kepuasan adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan


3

antara persepsi atas kesan terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-

harapannya. Kepuasan pasien merupakan salah satu unsur yang sangat penting

bagi pasien dalam menggunakan suatu jasa pelayanan di Rumah Sakit. Kepuasan

pasien merupakan syarat yang harus di penuhi Rumah Sakit agar mampu sukses

menciptakan dan mempertahankan pasien (Priyoto, 2014).

Upaya pelaksanaan pelayanan yang berkualitas untuk meningkatkan

kepuasan pasien yaitu dengan melakukan discharge Planning. Discharge

planning merupakan salah satu indikator untuk menentukan keberhasilan

pelayanan kesehatan salah satunya saat persalinan. Keberhasilan pelaksanaan

discharge planning di mulai dari pasien pertama kali ke fasilitas pelayanan

kesehatan sampai hari pemulangan (Nursalam, 2018). Perencanaan pulang yang

di berikan kepada pasien harus berdasarkan kondisi kesehatan dan kebutuhan

pasien secara berkesinambungan sampai pasien pulang kerumah. Proses

perencanaan pulang harus di lakukan secara komprehensif yang multi disiplin

sehingga mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang terlibat dalam

memberi pelayanan kesehatan pada pasien (Potter, P. A, 2011)

World Health Organization, (2019) mengemukakan bahwa asuhan

kebidanan diberikan dan dilaksanakan dengan pola pelayanan yang berfokus

pada pasien (patient centered care) yang terintegrasi. Pola yang dipayungi oleh

WHO dalam conseptual framework integrated people-centered health services

dalam perencanaan pemulangan pasien yang terintegrasi sehingga terpenuhinya

kesinambungan pelayanan untuk mengurangi terjadinya readmissions.

Perencanaan pemulangan/discharge planning pasien yang terintegrasi diharapkan


4

dapat memberikan pelayanan kepada pasien berupa memfasilitasi kebutuhan

pada asuhan pasien, mengoptimalkan terlaksananya pelayanan yang berfokus

pada pasien, asesmen dan perencanaan untuk pelayanan pasien, komunikasi,

koordinasi dan edukasi, kendali mutu dan biaya pada pasien. Hasil yang

diharapkan dari perencanaan pulang pasien yaitu mendapat asuhan sesuai

kebutuhan, terpelihara kesinambungan pelayanan, pasien memahami perawatan

mandiri, kemampuan pasien dan keluarga mengambil keputusan dan pemulangan

pasien yang aman (Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit, 2017).

Discharge planning terdiri dari beberapa item pelaksanaan yaitu

memberikan pendidikan kesehatan berupa kontrol (waktu dan tempat), lanjutan

perawatan, diet dan nutrisi, aktivitas dan istrirahat serta keperawatan diri.

Selanjutnya yaitu program pulang bertahap seperti baldder training yang dapat

diberikan pada pasien yang terpasang kateter, mobilisasi bagian tubuh setelah

persalinan serta memberikan saran pelayanan kesehatan dengan mengkaji

pelayanan terdekat dengan rumah pasien (Latifa, 2017).

Ada beberapa studi penelitian sebelumnya melaporkan bahwa discharge

planning yang di laksanakan dengan baik akan meningkatkan pelayanan pada

pasien salah satunya pada ibu bersalin, sehingga dapat memberikan kepuasan

pada pasien juga dapat meningkatkan kesiapan pasien dan keluarga dalam

memahami permasalahan secara fisik, psikologis, dan sosial untuk melanjutkan

tugas perawatan kesehatan di rumah setelah persalinan, memperpendek hari

rawat, mengurangi jumlah readmisi, menurunkan angka kematian, serta

meningkatkan kualitas hidup pasien (Nursalam, 2018).


5

Namun saat ini pelaksaan discharge planning belum terlaksana dengan

maksimal. Berdasarkan laporan badan kesehatan dunia dalam beberapa penelitian

di Rumah Sakit USA dan Afrika menyatakan bahwa baru sekitar 61,8% tindakan

discharge planning dilaksanakan oleh bidan kepada pasien saat persalinan

(WHO, 2020). Begitu juga laporan Kesehatan Indonesia tahun 2020 dalam

memberikan pelayanan kesehatan bahwa tindakan discharge planning bidan

belum dilaksanakan maksimal 100% tetapi baru terlaksana sekitar 61,35%

(Kemenkes, 2020).

Berdasarkan Laporan di Provinsi Sumatera Barat dalam penelitian Yance

(2020) tentang pelaksanaan discharge planning terhadap kepuasan pasien hanya

50% petugas kesehatan melaksanakan tindakan discharge planning dan itu hanya

dilakukan ketika pasien mau merencakan persiapan pulang dari rumah sakit.

Seharusnya tindakan discharge planning dilakukan mulai awal pasien masuk

sampai pasien pulang. Kurangnya discharge planning tersebut membuat pasien

kurang puas terhadap pelayanan yang mereka terima. Hasil penelitian

menyatakan bahwa sebagian besar yaitu 69,1% responden mengatakan kurang

puas karena informasi yang mereka terima kurang baik dan jelas. Sehingga

mereka tidak mendapatkan informasi yang akurat terkait bagaimana menjalani

perawatan dirumah (Yance, 2020).

Indikator pelaksanaan discharge planning diantaranya perawatan di rumah

meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan (health education)

mengenai diet, mobilisasi, waktu kontrol dan tempat kontrol pemberian

pembelajaran di sesuaikan dengan tingkat pemahaman dan keluarga mengenai


6

perawatan selama pasien di rumah nanti. Selanjutnya penjelasan obat-obatan

yang masih di minum dan jumlahnya, meliputi dosis, cara pemberian, dan waktu

tepat minum obat. Hasil pemeriksaan, termasuk hasil pemeriksaan luar sebelum

MRS dan hasil pemeriksaan selama MRS, semua di berikan ke pasien saat

pulang dan juga surat-surat seperti surat keterangan sakit, surat kontrol. Selain itu

diet dan nutrisi juga perlu disampaikan kepada pasien yang akan pulang serta

kebutuhan spiritual dan psikologis (Jannah, 2018).

Kegagalan pelaksanaan discharge planning juga di laporkan dari berbagai

penelitian sebelumnya. Adanya kerugian pelayanan kesehatan, hari rawat yang

memanjang, pasien merasa tidak puas dengan perawatannya itu semua

merupakan dampak dari kegagalan pelaksanaan discharge planning. Menurut

hasil penelitian (Abdul, 2019) di salah satu rumah sakit di Jamaica melaporkan

bahwa bidan tidak melakukan discharge planning pada 24 jam pertama pasien

masuk itu 6, 9% sedangkan yang dilakukan setelah 72 jam perawatan atau 3 hari

perawatan post SC adalah 18,3% sehingga rumah sakit mengalami kerugian

dimana pasien mengalami readmissions atau perawatan berulang.

Meskipun di ketahui discharge planning sangat penting dalam memberikan

asuhan kebidanan pada pasien di rumah sakit maupun di klinik bersalin, namun

masih ada beberapa penelitian yang melaporkan bahwa pelaksanaan discharge

planning dirumah sakit belum optimal dan dapat mempengaruhi mutu pelayanan.

Penelitian yang di lakukan oleh (Solvianum, M & Jannah, 2017) di salah satu

rumah sakit di Banda Aceh di mana rumah sakit sudah menetapkan standar

operasional prosedur (SOP) pelaksanaan discharge planning namun


7

pelaksanaannya belum di lakukan secara optimal dimana bidan masih memiliki

keterbatasan waktu sehingga tidak sepenuhnya di jalankan dengan baik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sareong, dkk (2013) di Puskesmas

Rantepao Kabupaten Toraja Utara tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kepuasan Pasien.Dengan jumlah sampel 78 orang didapatkan hasil bahwa

adanya hubungan yang bermakna terhadap kepuasan pasien di puskesmas

Rantepao yaitu kenyamanan p(0,000)<α(0,05), pelayanan petugas

p(0,001)<α(0,05), prosedur pelayanan p(0,000)<α(0,05) dan hasil layanan

p(0,000)<α(0,05). Pihak puskesmas harus lebih meningkatkan lagi kualitas

layanan kesehatan yang meliputi kenyamanan, pelayanan petugas, prosedur

pelayanan dan hasil layanan, agar memberikan kepuasan bagi pasien yang

menggunakan pelayanan kesehatan di puskesmas Rantepao.

Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas

Kinali kepada 10 orang ibu bersalin didapatkan 6 orang diantara mereka merasa

kurang puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan terutama pada masa

pandemi covid. Berdasarkan hasil wawancara kepada ibu bersalin tersebut

mereka merasa kurang pendapatkan pelayanan yang baik karena petugas

kesehatan sering keluar lapangan untuk menjadi tim vaksin. Selain itu mereka

juga kurang mendapatkan arahan dari petugas kesehatan ketika akan pulang baik

konseling tentang gizi yang baik selama masa nifas maupun tentang perawatan

masa nifa atau pasca salin setelah dirumah karena petugas kesehatan kurang

memberikan discharge planning.


8

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tetertarik meneliti tentang

“Hubungan Tindakan Discharge Planning Bidan Dengan Kepuasan Pasien Pada

Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas diatas, maka rumusan masalah

penelitian ini apakah terdapat “Hubungan Tindakan Discharge Planning Bidan

Dengan Kepuasan Pasien Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kinali

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui “Hubungan

Tindakan Discharge Planning Bidan Dengan Kepuasan Pasien Pada Ibu

Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun

2022”.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepuasan pasien pada ibu bersalin di

Wilayah Kerja Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pelaksanaan discharge planning bidan

pada ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman

Barat Tahun 2022.


9

c. Untuk mengetahui hubungan tindakan pelaksanaan discharge planning bidan

dengan kepuasan pasien pada ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kinali

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta kepekaan peneliti terhadap

kondisi-kondisi nyata di lapangan yang berkaitan dengan kepuasan ibu

bersalin dan mutu pelayanan kesehatan yang ada puskesmas

2. Bagi Petugas Kesehatan

Untuk dijadikan sebagai acuan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi

Tingkat Kepuasan Pasien pada ibu bersalin.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dalam penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi untuk

pengembangan lembaga dalam bidang ke ilmuan, dimana hasil penelitian ini

bisa dijadikan bahan penelitian lebih lanjut dalam hal yang berkaitan dengan

Tingkat Kepuasan Pasien pada ibu bersalin.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini membahas tentang ” Hubungan Tindakan Discharge

Planning Bidan Dengan Kepuasan Pasien Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja

Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022”. Tujuan dalam

penelitian ini untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan


10

desain penelitian crossectional. Populasi adalah seluruh Ibu Nifas yang ada di

Wilayah Kerja Puskemas Kinali (Jorong Sidodadi, VI Koto Selatan, Koja dan

Alamanda) sampai bulan Mei - Juni dengan jumlah estimasi sebanyak 161 orang,

jumlah sampel dalam penelitian ini 69 orang dengan teknik pengambilan sampel

purposive sampling. Penelitian telah dilakukan pada bulan Juli 2022. Data yang

digunakan adalah data primer yaitu dengan melakukan wawancara kepada

responden, analisis data secara univariat dan bivariate menggunakan uji Chi-

Square.
11

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Persalinan Normal
1. Persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup diluar uterus melalui vagina kedunia luar. Persalinan merupakan proses

membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir

kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau dapat

hidup diluar kandungan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin

dari tubuh ibu melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan

(Oktarina, 2016).

a. Tanda – Tanda Persalinan

1) Tanda awal Persalinan

Tanda awal persalinan pada ibu yang akan melahirkan adalah (Sarwono,

2011).

a) Lightening mulai dirasakan kira-kira dua minggu sebelum persalinan

adalah penurunan presentasi bayi ke dalam pelvis minor.

b) Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih tertekan sehingga ruang

untuk ekspansi berkurang.

c) Perasaan ketidaknyamanan akibat tekanan panggul yang membuat ibu

merasa tidak enak dan merasa ingin defekasi.

d) Kontraksi Brakton-Hicks yaitu saat uterus meregang dan mudah

dirangsang yang menimbulkan distenfensi dinding abdomen sehingga


12

dinding abdomen menjadi lebih tipis dan kulit menjadi lebih peka

terhadap rangsangan.

e) Lendir vagina yang keluar semakin banyak yaitu akibat dari besarnya

kongesti selaput lendir vagina. Lendir serviks berwarna kecoklatan atau

berbercak darah (bloody show) keluar. Serviks menjadi lunak sebagian

menipis dan mulai meregang. Ketuban pecah dengan spontan.

2) Tanda Pasti Persalinan

Ada beberapa tanda pasti persalinan, diantaranya adalah:

a) Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur.
b) Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak

karena robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari

sekresi servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal

kehamilam. Bloody show adalah pengeluaran dari mukus.

c) Pecah Ketuban, ketuban pecah merupakan indikasi pertama mulainya

persalinan. Setelah ketuban pecah, ada kemungkinan terjadinya prolaps

tali pusat jika bagian bawah janin tidak adekuat mengisi pintu atas

panggul. Kondisi ini memungkinkan terjadi jika presentasi janin

sungsang kaki, presentasi bahu.

d) Dilatasi dan penipisan serviks yang progresif.

e) Ketidaknyamanan dimulai dari bagian punggung dan menyebar ke

sekitar abdomen.
13

f) Kontraksi terjadi dengan teratur. Frekuensi, intensitas dan durasi

kontraksi meningkat secara progresif. Interval antara kontraksi secara

bertahap memendek, kontraksi meningkat.

g) Pada pemeriksaan dalam : servik mendatar dan pembukaan telah ada.

Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara

nulipara dan multipara. Nulipara biasaya sebelum persalinan, serviks

menipis sekitar 50-60% dan pembukaan sampai 1 cm dan dengan

dimulainya persalinan, biasanya ibu nulipara mengalami penipisan

serviks 50-100%, kemudian terjadi pembukaan. Pada multipara sering

kali serviks tidak menipis pada awal persalinan, akan tetapi hanya

membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan membuka,

kemudian diteruskan dengan penipisan.

h) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi

minimal 2 kali dalam10 menit) (Cunningham, 2013).

b. Faktor yang mempengaruhi Persalinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan :

1) Kekuatan (power), merupakan kekuatan – kekuatan yang ada pada ibu

seperti his dan mengejan yang menyebabkan serviks membuka dan

mendorong janin keluar. His yang normal mulai dari fundus uteri

kemudian ke seluruh korpus uteri. Kemudian adanya relaksasi

menyeluruh , hingga tekanan dalam amnion kembali ke asalnya.

2) Jalan lahir (passage) meliputi jalan lahir ibu, yaitu lebar panggul, vagina,

dan introitus. Ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum


14

persalinan dimulai. Jalan lahir mempunyai kedudukan yang penting

dalam proses persalinan untuk mencapai kelahiran bayi. Dengan

demikian jalan lahir juga mempengaruhi apakah persalinan akan

berlangsung melalui persalinan normal atau sectio sesaria. Pada jalan

lahir dengan panggul ukuran normal kelahiran pervaginam janin dengan

berat badan normal tidak akan mengalami kesukaran. Pada jalan lahir

lunak yang berperan pada persalinan adalah segmen bawah rahim,

servik uteri dan vagina. Otot-otot jaringan ikat dan ligamen yang

menyokong alat-alat urogenital juga sagat berperan dalam persalinan.

3) Janin dan Plasenta (passanger), meliputi keadaan janin (letak, presentasi,

ukuran / tidak kelainan anatomi dan posisi janin).

4) Posisi ibu, posisi ibu mempengaruhi adaptasi pesalinan posisi yang

menguntungkan bagi ibu adalah posisi tegak yang meliputi posisi berdiri,

berjalan, duduk, dan jongkok.

5) Psikologis, tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat

jika ibu tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya. Dengan kondisi

psikologis yang positif proses persalinan akan berjalan dengan mudah

(Cunningham, 2013).
15

B. Kepuasan Pasien

1. Pengertian Kepuasan Pasien

Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan oleh seseorang yang

merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang

dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang. Dengan demikian

tingkat kepuasan pelanggan adalah suatu fungsi dari perbedaan anatara

penampilan produk atau jasa dengan harapan pelanggan (Syafrudin, 2014).

Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul

sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang di peroleh setelah pasien

membandingkannya dengan apa yang di harapkan. Ketidakpuasan atau

perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang

di perolehnya tidak sesuai dengan harapannya (Pohan, 2014).

Kepuasan pasien adalah tanggapan pelanggan terhadap kesesuaian

tingkat kepentingan atau harapan sebelum mereka menerima jasa pelayanan

dengan sesudah pelayanan yang mereka terima (Muninjaya 2012).Kepuasan

pasien adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhiatau

terlampaui. Persepsi adalah pemahaman kita terhadap apa yang kita alami, apa

yang kita lihat, apa yang kita dengar dan apa yangkita rasakan terhadap yang

kita terima dan persepsi adalah segala-galanya (Syafrudin, 2014).

2. Tingkat Kepuasan Pasien

Djoko wiyono, dalam bukunya “Menajemen mutu pelayanan

kesehatan” menyebutkan bahwa:

Ada 3 tingakat kepuasan pasien/pelanggan, yaitu :


16

a. Bila penampilan kurang dari harapan, pelanggan tidak puas.

b. Bila penampilan sebanding dengan harapan, pelanggan puas.

c. Bila penampilan melebihi harapan, pelanggan amat puas atau tidak

senang.

Momen of truth atau atau servise accounter adalah tingkat kenyamanan

yang dialami dan bisa dirasakan oleh pelanggan dalam setiap interaksi yang

muncul antara petugas dengan pelanggan. Untuk pelayanan kesehatan, MOT

yang perlu mendapat perhatian utama adalah human MOT. Tingkat kepuasan

pelanggan sangat ditentukan oleh mutu proses interaksi langsung antara

pasien dengan petugas sebelum mereka tiba dirumah sakit, berhadapan

dengan petugas, sampai mereka keluar dari ruangan perawanan (Muninjaya

2012).

a. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur / tata cara pelayanan

diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat dan tidak berbelit-belit serta

mudah dipahami dan dilaksanakan.

b. Kejelasan dan kepastian, menyangkut:

1) Prosedur atau tata cara pelayanan umum.

2) Persyaratan pelayanan umum, baik teknis maupun administratif

3) Unit kerja atau pejabat yang bertanggung jawab dalam memberikan

pelayanan umum.

4) Rincian baiya atau tarif elayanan umum dan tata cara pembayarannya.

5) Jadwal waktu penyelesaian pelayanan umum.


17

6) Hak dan kewajiban baik dari pemberi maupun dari penerima

pelayanan umum berdasarkan bukti-bukti penerimaan permohonan

/kelengkapannya, sebagai alat untuk memastikan pemprosesan

pelayanan umum.

c. Keamanan, dalam arti bahwa proses serta hasil pelayanan umum dapat

memberikan keamanan dan kenyamanan serta memberikan kepastian

hukum.

d. Keterbukaan, dalam arti bahwa prosedur atau tata cara, persyaratan, satuan

kerka/pejabat, penanggung jawab pemberi pelayanan umum, waktu

penyelesaian dan rincian biaya/tarif dan hal-hal lain yang berkaitan

dengan proses pelayanan umum wajib diiformasikan secara terbuka agar

mudah dipahami dan diketahui oleh masyarakat, baik diminta maupun

tidak diminta.

e. Efisien, meliputi:

1) Persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal-hal yang

berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap

memperhatikan keterpaduan antara persyaratan, dengan produk

pelayanan umum yang diberikan.

2) Dicegah adanya pengulangan pemulangan kelengkapan persyaratan,

dalam hal proses pelayanannya mempersyaratkan kelengkapan

prsyaratan dari satuan/kerja atau instansi pemerintah lain yang terkait.

f. Ekonomis, dalam arti pengenaan biaya pelayanan umum harus ditetapkan

secara wajar dengan memperhatikan:


18

1) Nilai barang atau jasa pelayanan umum dengan tidak menuntut biaya

yang tinggi di luar kewajaran.

2) Kondisi dan kemampuan pelanggan ( masyarakat) untuk membayar

secara umum.

3) Ketentan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Keadilan yang merata, dlam arti cakupan atau jangkauan pelayanan umum

hars diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan di

pelakukan secara adil.

h. Ketepatan waktu, dalamarti pelaksanaan pelayanan umum, harus dapat

diselesaikan dalam kurun waktu yang telah di tentukan.

3. Faktor-Faktor yang Mendorong Kepuasan Pasien

a. Kualitas produk

b. Harga

c. Service quality

1) Sistem

2) Teknologi

3) Manusia

Ada lima dimensi service quality:

1) Reliability

2) Responsiveness

3) Assurance

4) Empathy

5) Tangible
19

Parasuraman, A; Zeithami, V.A, Dan Berry L.L dalam

Syafrudin (2014):

1) Reliability : kemampuan untuk memberikan pelayanan seperti

yang di janjikan dan akurat.

2) Responsiveness :kemauan untuk menolong pelanggan dan

menyediakan pelayanan yang cepat.

3) Assurance : kemampuan pengetahuan dan sopan santun

pegawai untuk menanamkan rasa percaya dan keyakinan

kepada pelanggannya.

4) Empathy : kepedulian, perhatian khusus kepada pelanggan.

5) Tangible : penampakan dari fasilitas fisik, peralatan, pegawai

dan barangbarang komunikasi.

d. Emotional factor

e. Kemudahan

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

a. Pendekatan dan perilaku petugas terutama saat pertama kali datang.

b. Mutu informasi yang diterima, seperti apa yang dikerjakan.

c. Prosedur perjanjian.

d. Waktu tunggu.

e. Pelayanan lainnya seperti mutu makanan, privasi dan pengaturan

kunjungan.

f. Fasilitas umum yang tersedia.

g. Outcome terapi dan perawatan yang diterima (Syafrudin, 2014).


20

5. Pengukuran Kepuasan Pasien

Pengukuran kepuasan pasien pada fasilitas layanan kesehatan tidaklah

mudah, karena layanan kesehatan tidak megalami semua perlakuan yang di

alami oleh pasar biasa. Dalam layanan kesehatan, pilihan-pilihan yang

ekonomis tidaklah jelas. Pasien tidak mungkin atau sulit mengetahui apakah

layanan kesehatan yang didapatkannya optimal atau tidak. Apabila pasilitas

layanan kesehatan atau puskesmas dianggap sebagai produsen suatu layanan

kesehatan, akan dijumpai suatu rentetan dari struktur dan proses (Pohan,

2014) .

Didalam struktur terdapat gedung, peralatan, obat, profesi layanan

kesehatan, prosedur, kebijakan, organisasi, dan lain-lainnya. Sedangkan

proses akan menyangkut penyelenggaraan layanan kesehatan itu sendiri.

Pengumpulan data survei kepuasan pasien dapat dilakukan dengan berbagai

cara, tapi umumnya dilakukann memalui:

a. Kuesioner

Kuesioner adalah yang paling sering dilakukan yaitu dengan format

tertentu atau self-completed questionnaire (Pohan, 2014).

Keuntungan kuesioner antara lain:

1) Administrasi dan prosesnya mudah dan murah.

2) Menghasilkan data yang telah di standarisasi.

3) Terhindar dari bias wawancara atau interviewer bias.

Adapun kerugian dari kuesioner antara lain:


21

1) Klarifikasi terhadap ketidak/kekurangjelasan tidak mungkin

dilakukan.

2) Tingkat pengambilan kuesioner rendah, baik terhadap keseluruhan

pertanyaan ataupun terhadap pertanyaan yang penting.

3) Kurang mendapat tanggapan atau kepedulian dari responden (Pohan,

2014)

b. Wawancara

Macam-macam wawancara yang digunakan dalam pengukuran

kepuasan pasien yaitu:

1) Wawancara terstruktur

2) Wawancara tidak terstruktur

3) Wawancara berdasarkan teknik kejadian atau kritis (Pohan, 2014).

Adapun mengukur kepuasan pasien atau pelanggan untuk menentukan puas

atau tidak puasnya seseorang tergantung pada:

a. Sikapnya terhadap ketidaksesuaian (rasa senang atau tidak senang).

b. Tingkatan dari evaluasi “baik atau tidak baik” untuk dirinya, melebihi atau

dibawah standar (Syafrudin, 2014).

6. Indikator untuk Mengukur Kepuasan Pelanggan

Menurut Suryawati (2016) mengemukakan bahwa pasien dalam

mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada

beberapa faktor, yaitu:


22

a. Komunikasi

Yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan

keluhan-keluhan dari pasien. Bagaimana keluhan-keluhan dari pasien dengan

cepat diterima oleh penyedia jasa dalam memberikan bantuan terhadap

keluhan pasien. Akan dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor kepuasan

pasien adalah: kualitas jasa, harga, emosional, kinerja, estetika, karakteristik

produk, pelayanan, lokasi, fasilitas, komunikasi, suasana, dan desain visual.

Komunikasi dalam hal ini juga termasuk perilaku, tutur kata, keacuhan,

keramahan petugas, serta kemudahan mendapatkan informasi dan komunikasi

menduduki peringkat yang tinggi dalam persepsi kepuasan pasien.Tidak

jarang walaupun pasien/keluarganya merasa outcome tak sesuai dengan

harapannya merasa cukup puas karena dilayani dengan sikap yang

menghargai perasaan dan martabatnya .

b. Pelayanan

Yaitu pelayanan keramahan petugas pelayanan kesehatan, kecepatan

dalam pelayanan. Pusat pelayanan kesehatan dianggap baik apabila dalam

memberikan pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan pasien maupun orang

lain yang berkunjung. Kepuasan muncul dari kesan pertama masuk pasien

terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.

c. Fasilitas

Kelengkapan fasilitas pusat kesehatan turut menentukan penilaian

kepuasan pasien, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana,

tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman, peralatan medis dan ruang kamar
23

rawat inap. Walaupun hal ini tidak vital menentukan penilaian kepuasan klien,

namun pusat kesehatan perlu memberikan perhatian pada fasilitas dalam

penyusunan strategi untuk menarik konsumen.

7. Kesulitan Pengukuran Kepuasan Pasien

Suatu masalah penting dari survei kepuasan pasien adalah bahwa

hasilnya akan akan meninmbulkan sedikit perbedaan jika sebagian besar

responden menyatakan benar-benar merasa puas. Salah satu faktor penting

yang menyebabkan hal ini adalah biasanya pasien atau responden segan

mengemukakan kritik dan hal ini di sebut dengan efek normatif atau

normative effect (Pohan, 2014).

Efek normatif tersebut umumnya dapat diatasi antara lain:

a. Jumlah dalam pemilihan kuesioner

Ada suatu studi banding yang yang sangat menarik yang di

publikasikan dalam journal of medical care, studiini mengkaji pengaruh

dari dua kuesioner yang bentuknya berbeda. Kuesioner pertama

mempunyai enam pilihan dengan kisaran jawaban “luar biasa puas”

sampai “ sangat tidak puas”. Pada kuesioner kedua terdapat 5 pilihan

kisaran jawaban yaitu “ baik sekali” sampai “ lumayan”. Kuesioner yang

kedua berulang menghasilkan tanggapan pasien yang beragam dan juga

lebih baik dalam memprediksi maksud pasien.

b. Cara penempatan butir-butir kepuasan pasien dalam kuesioner

Beberapa studi telah menunjukkan apabila butir-butir kepuasan

pasien dalam suatu kuesioner di selingi oleh butir-buti yang bersifat


24

faktual, pasien akan memberikan jawaban lebih beragam dan efek

normatif menjadi minimal.

c. Menghindari bias

Bias harus di kendalikan selama pengumpulan data Memelihara

kerahasian Dalam surver kepuasan pasien kerahasian sangat penting.

Pasien harus benar-benar merasa terlindungiketika memberikan jawaban

(Pohan, 2014).

8. Produk dan Kepuasan Pelanggan

Beberapa devenisi menurut J.M. Juran (2015) adalah sebagai berikut:

a. Produk adalah keluaran (output) dari proses.

b. Barang adalah benda fisik seperti mobil, televisi.

c. Jasa adalah pekerjaan yang di kerjakan untuk orang lain seperti

transfortasi, hotel, rumah sakit, dll.

d. Keistimewaan produk adalah sifat yang dimiliki oleh suatu produk

yang dimaksud untuk memenuhi kebutuhan tertentu dari konsumen.

e. Kekurangan atau defisiensi produk adalah kegagalan produk yang

mengakibatkan ketidakpuasan terhadap produk (Supranto, 2011).

9. Mutu Berdasarkan Kepuasan Pasien

Paling kondisi bagi pelanggan adalah:

a. Kenyataan penggunaan akhir

b. Harga jual produk dan jasa

c. Yang dapat di refleksikan dalam sepuluh kondisi.


25

d. Spesifikasi dimensi dan karakter operasional (The Spesification of

Dimension and Operoting Charakteristic).

e. Sasaran daya tahan dan lama bertahan ( The Live and Reliability

Objective ).

f. Standar yang relevan ( The Relevants Standards ).

g. Persyaratan keamanan ( The Safety Requitments ).

h. Biaya Enginering, manufacturing, dan biaya mutu

i. Instalasi lapangan.

j. Pertimbangan lingkungan.

k. Biaya operational pelanggan (Ambarwati, 2014).

C. Ketidakpuasan Pasien

1. Ketidakpuasan Pasien

Ketidakpuasan pasien itu timbul karena terjadinya kesenjangan harapan

pasien denga kinerja pelayanan kesehatan yang dirasakan sewaktu menggunakan

pelayanan kesehatan. Suatu komunikasi yang iklas, tulus dan penuh perhatian,

merupakan komunikasi yang sangat efektif untuk menimbulkan suatu suasana

yang saling mempercayai, saling menghargai, dan saling menghormati, yaitu,

suatu suasana yang kondusif atau merubah harapan pasien yang telah lama

terbentuk. Suasana yang demikian akan mendorong pasien dapat menerima

tingkat mutu pelayanan kesehatan dengan penuh pengertian, sehingga

kekecewaan pasien tidak timbul atau dapat dihindari (Rattu, 2018).

Untuk mengurangi ketidakpuasan pasien suatu pelayanan kesehatan harus

meningkatkan mutu pelayanan. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dir rumah


26

sakit harus memenuhi standar dan dimensi mutu di rumah sakit tersebut. Ada

Lima dimensi utama mutu yang berorientasi pada pelanggan sehingga dapat

meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit yaitu: Reliabilitas (reliability) dimana

reliabilitas merupakan kemampuan memberikan pelayanan dengan segera, tepat

(akurat), dan memuaskan. Dimensi mutu kedua yaitu ketanggapan

(responsiveness) dimana dalam memberikan pelayanan kesehatan seorang

perawatan dituntut untuk siap tanggap dalam memberikan pelayanan. Daya

tangkap seperti keinginan para karyawan atau staff membantu semua pelanggan

serta keinginan dan melaksanakan pemberian pelayanan dengan tanggap.

Selanjutnya yaitu jaminan (assurance) artinya karyawan /staf mampu memiliki

kompetensi, kesopanan dan dan dapat dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas

dari resiko dan keragu-raguan. Empati (emphaty) artinya karyawan /staf mampu

menempatkan dirinya pada pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin

hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya terhadap para pelanggannya,

serta dapat memahami kebutuhan dari pelanggan. Dimensi mutu yang terakhir

yaitu bukti fisik (tangible) yang langsung dapat berupa ketersediaan sarana dan

prasarana termasuk alat yang siap pakai serta penampilan karyawan/staf yang

menyenangkan (Joshua, 2013).

2. Ketidakpuasan Pelanggan/Pasien dan Ketidakpuasan Produk/Jasa

Defisiensi produk/jasa pada dasarnya merupakan sumber ketidakpuasan

pelanggan, yang dapat menimbulkan keluhan, klaim, tuntutan, dan

sebagainya. Kepuasan produk/jasa bersumber pada keistimewaan produk,


27

sedangkan ketidakpuasan produk/jasa bersumber pada ketidaksesuaian dan

alasan-alasan yang menimbulkan keluhan bagi pelanggan (Ambarwati, 2014).

a. Pelanggan Internal dan Pelanggan Eksternal

1) Pelanggan internal

Mereka yang terkena dampak produk/jasa, merupakan anggota

perusaan, dan bukan pembeli.

2) Pelanggan eksternal

Mereka yang terkena dampak produk/jasa, bukan anggota

perusahaan dan sebagai pembeli produk/jasa tersebut (Syafrudin,

2014).

b. Big Quality/Broad Quality/ Mutu Menyeluruh/ Kepuasan Pelanggan

Sepenuhnya Menurut JUSE dalam Syafrudin (2014), meliputi:

1) Mutu:

a) Mutu produk/jasa.

b) Mutu pekerjaan.

2) Biaya:

a) Harga produk/jasa.

b) Biaya-biaya lainnya.

3) Penghantaran:

a) Tepat tempat

b) Tepat waktu

c) Tepat jumlah

4) Keamanan:
28

Keamanan dalam penggunaan produk/jasa.

5) Moral

Moral petugas/ pegawai.

c. Grade / quality of design/ tingkat kelas:

Adalah derajat kepuasan produk/jasa. Apabila memenuhi pelanggan

dengan derajat yang lebih tinggi, disebut “ berkelas tinggi” dan

sebaliknya.

Custmer value/ nilas pelanggan adalah:

1) Hasil penjumlahan dari mamfaat yang diperoleh dan pengorbanan

yang diberikan, atau penampilan ekonomis dikurangi biaya.

2) Kombinasi dari manfaat yang didapat dari pengorbanan yang

diberikan kepada pelanggan yang mengharapkan

produk/jasapelayanan yang dapat memenuhi kebutuhannya.

Apabila terpenuhi, pelanggan memperoleh manfaat. Apabila tidak

terpenuhi, pelanggan dirugikan (Syafrudin, 2014).

d. Manajemen Strategi Nilai Pelanggan

Adalah proses menajemen untuk formulasi dan implementasi strategi

dalam mencapai nilai pelanggan yang paling baik dalam mencapai

misi organisasi. Meliputi formulasi:

1) Analisis dan keputusan jangka panjang.

2) Kegiatan jangka pendek pelasanaan kegiatan jangka tahunan.

3) Kebijaksanaan.

4) Budaya organisasi.
29

5) Perhatian terhadap strategi dan sistem

Secara teadisional proses menajemen strategi adalah upaya

menjawab 4 pertanyaan, yaitu:

1) Siapa kita

2) Dimana kita sekarang

3) Apa yang kita inginkan

4) Bagaimana cara kita mewujudkan keinginan tersebut

Ketepatan, meliputi ketepatan:

1) Tepat waktu ( waktu tunggu, waktu proses)

2) Prosedur perjanjian

3) Nilai yang diharapkan, antara lain:

a) Penampilan produk/jasa.

b) Jumlah/nominal.

c) Norma dan pengalaman.

d) Kepantasan.

e) Toleransi maksimun.

f) Janji penjual produk/jasa.

g) Ideal (Fitriami, 2014).

e. Efisiensi dan efektifitas

Efisiensi

1) Berdaya guna.

2) Dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya, diharapkan hasil yang

sebesar-besarnya.
30

3) Perbandingan terbail antara “ input” dengan “output”.

Berdasarkan hasil analisah kepuasan pasien dari Pohan (2014) dilakukan

pengumpulan data terhadap 100 orang responden yang di lakukan oleh Dr. Imbalo

S Pohan, Dr. Haryoko, Prof. Michael Bernhart di tiga provinsi di Indonesia yaitu

Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dan Provinsi Jawa

Timur, hasl pengumpulan data yang didapatkan dari ketiga provinsi tersebut

hampir mirip atau tidak ada perbedaan yang menonjol. Adapun aspek-aspek yang

mempengaruhi kepuasan pasien yang ditemukan dalam studi kepuasan pasien

tersebut dengan urutan sebagai berikut:

a. Kesembuhan

b. Ketersedian obat puskesmas

c. Keleluasaan pribadi atau privasi sewaktu berada dalam ruangan pemeriksaan

d. Kebersihan puskesmas

e. Mendapatkan informasi yang menyeluruh.

f. Mendapatkan jawaban yang dimengerti terhadap petanyaan pasien.

g. Memberikan kesempatan bertanya.

h. Penggunaan bahasa.

i. Kesinambungan petugas kesehatan.

j. Waktu tunggu

k. Tersedianya toilet

l. Biaya pelayanan

m. Tersedianya tempat duduk atau bangku pasien di ruang tunggu.


31

D. Discharge Planning

1. Pengertian Discharge Planning

Discharge planning adalah salah satu layanan yang penting dalam

menjamin mutu pelayanan rumah sakit. Perencanaan pulang (Discharge

Planning) merupakan sautu proses yang dinamis dan sistematis dari

penilaian, persiapan, serta koordinasi yang di lakukan oleh untuk

memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan social sebelum

dan sesudah pasien pulang (Nursalam, 2014). Discharge planning di

identifikasikan sebagai salah satu bagian yang tidak dapat di pisahkan dalam

perawatan pasien yang di mulai segera setelah setelah pasien masuk rumah

sakit (Kozier,B.,G., Berman, A., & Snyder, 2011).

Discharge planning juga merupakan suatu proses yang di gunakan

untuk mengidentifikasi keputusan pasien dari system perawatan yang satu ke

system perawatan yang lain (Nurslam, 2015).

Discharge planning juga diberikan pada pasien harus berdasarkan

kondisi kesehatan dan kebutuhan pasien yang berkesinambungan. Oleh

karena itu regulasi pelaksanaan harus di rencanakan secra matang agar

manajer pelayanan pasien dan keluarga juga di libatkan dalam proses

discharge planning sesuai dengan kebutuhan (Standar Nasional Akreditasi

Rumah Sakit, 2017). Standar pelayanan yang berfokus ke pasien yaitu akses

rumah sakit dan kontinuitas pelayanan terkait pemulangan pasien dari rumah

sakit dan tindak lanjut di rumah. Ada regulasi tentang pemulangan pasien

disertai kriteria pemulangan pasien dan pasien yang rencana pemulangannya


32

kompleks dan berkesinambungan dengan cara rumah sakit harus bekerja

sama dengan praktisi kesehatan di luar rumah sakit terkait pemulangan

pasien, bukti pemulangan pasien yang kompleks berupa ringkasan: tanggal

pulang, keadaan saat di pulangkan, waktu control, lanjutan perawtan di

rumah, diet, obat-obatan, aktivitas dan istirahat di rumah dan hasil penunjang

yang harus di bawa pulang.

2. Tujuan Discharge Planning

Perencanaan pulang bertujuan: Menyiapkan klien dan keluarga secara

fisik, psikologi dan social, meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga,

meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien, membantu rujukan

pasien pada system pelayanan yang lain membantu pasien dan keluarga

memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sikap dalam memperbaiki

serta mempertahankan status kesehatan pasien serta melaksanakan rentang

perawatan antar rumah sakit dan masyarakat. Nursalam, (2014)

mengungkapkan bahwa perencanaan pulang bertujuan membantu pasien dan

keluarga untuk dapat memahami permasalahan dan upaya pencegahan yang

harus di tempuh guna untuk mengurangi risiko kambuh dan penerimaan

kembali di Rumah Sakit dapat di peroleh dari adanya informasi yang di

dapatkan oleh pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan.

3. Manfaat Discharge Planning

Discharge planning juga membantu proses transisi klien dari satu

lingkungan ke lingkungan yang lain (Potter, 2011). Hasil yang di peroleh

harus di tujukaan keberhasilan perencanaan pulang klien:


33

a. Klien dan keluarga memahani diagnose, antisipasi tingkat fungsi,

obatobatan dan tindakan pengobatan untuk kepulangan, antisipasi

perawatan tingkat lanjut, dan respon yang di ambil pada kondisi

kedaruratan.

b. Pendidikan khusus di berikan kepada klien dan keluarga untuk

memastikan perawatan yang tepat setelah klien pulang.

c. System pendukung di masyarakat di koordinasikan agar memungkinkan

klien untuk kembali ke rumahnya dan untuk membantu klien dan

keluarga membuat koping terhadap Perubahan dalam status kesehatan

klien.

4. Jenis Discharge Planning

Chesca dalam Nursalam (2015) mengklasifikasian discharge planning

menjadi 3 bentuk yaitu:

a. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti) merupakan proses

pemulangan pasien dikarenakan kondisi kesehatan pasien sudah pulih dan

tidak terdapat komplikasi. Akan tetapi pasien tersebut masih perlu

menjalani perawatan di rumah melalui pengawasan pegai puskesmas atau

rumah sakit sekitar tempat tinggal pasien.

b. Absolute discharge ( pulang mutlak atau selamanya) merupakan akhir

dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun jika pasien

menginginkan untuk berobat kembali atau di rawat di rumah sakit

kembali maka prosedur perawatan dapat di lakukan kembali.


34

c. Judicial discharge (pulang paksa atau pulang atas permintaan sendiri)

merupakan proses pemulangan pasien atas dasar permintaan sendiri. Hal

ini biasanya karena alasan tidak mau di rawat di rumah sakit terlalu lama.

Pasien yang meminta pulang paksa biasanya kondisi kesehatannya belum

stabil. Keadaan seperti ini biasanya sering terjadi di rumah sakit. Sebelum

pasien atau keluarga menandatangani format pulang paksa atau pulang

atas permintaan sendiri dokter dan perawat selalu mendiskusikan terlebih

dahulu pada pasien atau keluarga akibat yang mungkin terjadi atas

keputusan pasien itu.

5. Prinsip Discharge Planning

Untuk menciptakan system pelayanan yang efektif dalam pelaksanaan

discharge planning terdapat prinsip-prinsip yang harus diterapkan (Nursalam,

2018):

a. Memulai discharge planning sebelum atau saat pasien mulai masuk ruang

perawatan. Memulai pelaksanaan discharge planning sesegera mungkin

setelah pasien masuk ke ruang rawat agar proses perawatan pasien dapat

berjalan secara optimal. Pada saat pasien baru masuk di ruang perawatan

adapun hal yang harus di lakukan oleh tenaga kesehatan adalah

melakukan pengkajian risiko untuk mengantisipasi adanya risiko serta

situasi kegawatdaruratan yang bisa saja timbul selama pasien di rawat.

b. Identifikasi kebutuhan pasien : Kebutuhan pasien dapat di kaitkan dengan

masalah yang mungkin muncul setelah pasien di pulangkan ke rumah


35

maka perlu di identifikasi secara baik sehingga jika ada masalah yang

muncul setelah pasien pulang dapat di antisipasi dengan baik.

c. Discharge planning di buat tidak lebih dari 24 jam setalah pasien masuk

di ruang perawatan. Secara garis besar pasien yang di rawat tim medis

akan memiliki rencana perawatan kedepannya. Perencanaan juga harus di

susun dengan melibatkan berbagai disiplin llmu yang berbeda tetapi di

lakukan secara berkesinambungan.

d. Koordinasi terhadap pemindahan atau pemulangan pasien : Saat pasien

akan di pindahkan ke unit perawatan lain, perlu adanya persiapan dan

koordinasi yang baik dalam pelaksanaan. Koordinasi dilakukan dengan

baik pada unit penerima pasien. Koordinasi meliputi pengkajian

kestabilan kondisi pasien, menyiapkan rekam medis pasien, obat-obatan,

barang pribadi milik pasien serta orientasi pasien dan keluarga mengenai

prosedur pemindahan dan cara memindahkan pasien ke unit perawatan

yang baru.

e. Menetapkan waktu pemulangan pasien paling lambat 48 jam pertama

pada saat pasien masuk di ruang perawatan Untuk mengefisiensikan

manajemen perawatan pada pasien maka pemulangan pasien sudah di

rencanakan sedini mungkin.

f. Melakukan peninjauan kembali terhadap rencana perawatan pasien setiap

hari Peninjauan kembali rencana perawatan perlu untuk di lakukan hal ini

karena pasien mengalami kecendrungan kondisi kesehatan yang sering

berubah-ubah.
36

g. Melibatkan pasien dan keluarga

Pasien dan keluarga juga mempunyai keterlibatan dalam proses discharge

planning. Pelaksanaan discharge planning tidak hanya sebatas kolaborasi

tenaga kesehatan lain saja, akan tetapi kolaborasi antara perawat, pasien

dan keluarga juga sangat penting. Bagaimana mempersiapkan perawatan

pada pasien dan keluarga setelah pulang dari rumah sakit seperti diet,

obat-obatan, aktivitas dan istirahat sebelum pasien dan keluarga

meninggalkan pusat pelayanan atau rumah sakit.

h. Melibatkan berbagai disiplin ilmu

Kolaboratif dalam proses perawatan pasien sangat penting untuk di

lakukan. Kolaborasi antar tenaga kesehatan sangat penting di lakukan dan

kerja sama tim sangat di butuhkan selama pasien di rawat di rumah sakit

untuk meminimalisir proses perawatan secara tumpang tindih. Oleh

karena itu kerja sama antar profesi lain juga sagat di butuhkan

(Sedyowinarso, M & Claramita, 2014).

6. Komponen Discharge Planning

Menurut Jipp dan Sirass (1986) di kutip Kristina (2007) dalam

(Nursalam, 2014a), komponen Discharge planning terdiri atas:

a. Perawatan di rumah meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan

kesehatan (health education) mengenai diet, mobilisasi, waktu kontrol

dan tempat kontrol pemberian pembelajaran di sesuaikan dengan tingkat

pemahaman dan keluarga mengenai perawatan selama pasien di rumah

nanti.
37

b. Obat-obatan yang masih di minum dan jumlahnya, meliputi dosis, cara

pemberian, dan waktu tepat minum obat.

c. Obat-obatan yang di hentikan, karena meskipun ada obat-obat tersebut

sudah tidak di minum lagi oleh pasien, obat-obat tersebut tetap di bawa

pulang pasien.

d. Hasil pemeriksaan, termasuk hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan

hasil pemeriksaan selama MRS, semua di berikan ke pasien saat pulang.

e. Surat-surat seperti surat keterangan sakit, surat kontrol.

E. Kerangka Teori

Item discharge Planning

1. Aktivitas
2. Edukasi kesehatan
3. Perawatan dirumah
4. Diet dan nutrisi
5. Kebutuhan spiritual dan
psikologis
6. Rincian pemulangan
Kepuasan pasien :
7. Anjuran
1. Puas
Pelayanan dalam 2. Tidak Puas
meningkatkan Kepuasan
pasien
1) Reliability
2) Responsiveness
3) Assurance
4) Empathy
5) Tangible

Sumber : Jhosua (2013), Latifah (2017)

Gambar 2.1
Kerangka Teori
38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain penelitian

Jenis Penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan desain Cross

Sectional dimana Variabel Independen dan variabel Dependen dikumpulkan

dalam waktu bersamaan dalam satu kuisoner yang sama serta mencari hubungan

antara variabel dependen dengan Independen (Notoadmodjo, 2011)

B. Tempat dan waktu Penelitian

Pelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Kinali Kabupaten Pasaman

Barat pada bulan Juli tahun 2022.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan

diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu nifas yang ada di

Wilayah Kerja Puskemas Kinali (Jorong Sidodadi, VI Koto Selatan, Koja dan

Alamanda) sampai bulan Mei – Juni dengan jumlah sebanyak 161 orang

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang akan

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Bila populasi besar dan tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. Kesimpulannya akan diberlakukan


39

untuk populasi. Untuk semua sampel yang diambil dari populasi harus betul-

betul mewakili (representative).

Besaran sampel diambil dengan menggunakan rumus :


N
n= 2
1+ N (d )

Ket :

N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d2 = Presisi yang ditetapkan 0,12 = 0,01.
161
n= 2
1+ 161(0,1 )
161
n=
1+ 1,61
n =61,68, jadi jumlah sampel dalam penelitian ini 62 orang
Untuk mengantisipasi subjek yang drop out, maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut:
n
n=
1− f
62
n=
1− 0,1
62
n=
0,9
n = 68,88 (dibulatkan menjadi 69)

Teknik pengambilan sampel yaitu secara Purposive Sampling yaitu

sampel diambil berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini

artinya jika memenuhi kriteria inklusi maka dapat dijadikan sampel.


40

Untuk mengambil sampel pada masing-masing jorong digunakan cara

pengambilan sampel berstrata dengan proportional random sampling dari

Sugiono (Dahlan, 2016) besarnya sampel sebagai berikut:

n N1
1=¿ xn ¿
N

Keterangan:

n1 = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya

N = jumlah populasi menurut seluruhnya

N 1 = jumlah populasi menurut stratum

No Jorong Rumus Jumlah

1. Sidodadi 40 17 Orang
x 69 = 17,14
161

2. VI Koto Selatan 42 18 Orang


x 69 = 18
161

3. Koja 30 13 Orang
x 69 = 12,85
161

4. Alamanda 49 21 Orang
x 69 = 21
161

69 Orang

Kriteria subjek penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Kiteria inklusi

a. Ibu yang berada di Jorong Koja, VI Koto Selatan, Alamanda dan

Sidadadi Wilayah Kerja Puskesmas Kinali

b. Bersedia menjadi responden

c. Bisa diajak berinteraksi


41

d. Sehat rohani dan jasmani

e. Berada di tempat pada saat penelitian

2) Kriteria Eksklusi

a. Tidak bersedia menjadia responden

D. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diambil dari wawancara secara langsung dari

responden dengan menggunakan kuesioner, pada pengumpulan data ini

sebelumnya peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian kepada responden,

setelah itu peneliti memberikan lembaran persetujuan kepada responden

untuk ditandatangani sebagai bukti kesediaan responden dalam penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui data jumlah ibu nifas di Wilayah Kerja

Puskesmas Kinali.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Tahap Persiapan

1) Mengurus surat izin penelitian ke Jurusan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Syedza Saintika Padang.

2) Mengurus surat izin penelitian ke Dinas Kesehatan Pasaman Barat


42

3) Peneliti menetapkan dan menentukan siapa saja responden yang akan

diteliti kemudian peneliti meminta persetujuan yang ditandatangi di lembar

informed concent.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Menemui responden yang telah ditetapkan menjadi sampel

2) Menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian

3) Meminta persetujuan responden di lembar informed concent

4) Jika responden bersedia kemudian peneliti membagikan kuisoner kepada

responden

5) Penelitian akan dilakukan secara door to door yaitu mengunjungi rumah

responden.

6) Kemudian peneliti menjelaskan bagaimana cara pengisian kuisoner

7) Meminta responden mengisi kuisoner

8) Memandu responden dalam pengisian kuisoner jika ada yang tidak

dimengerti dengan cara pengisian maka akan dijelaskan

9) Memastikan semua kuisoner terisi lengkap oleh responden sebelum

melanjutkan penelitian ke responden lainnya.

E. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan proses, data di olah

secara komputerisasi dengan tahapan pengolahan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Kuesioner di jawab oleh responden dan jawabannya ditulis oleh

peneliti.semua kuisioner yang telah dijawab oleh responden dan diisi oleh
43

peneliti tidak boleh terdapat kesalahan dalam pengumpulan data, dan

kuesioner sudah tidak terdapat kesalahan.

2. Pengkodean data (Coding )

Memberikan kode pada kuesioner yang telah terkumpul sehingga lebih

mudah dalam pengolahan data.

3. Memasukkan data (Entry)

Dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan master tabel yang

telah dibuat terdiri dari baris dan kolom.

4. Mentabulasi data (Tabulating)

Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan pentabulasian data

dengan membuat tabel distribusi frekuensi masing – masing variabel.

5. Membersihkan data (Cleaning)

Setelah data dimasukkan kedalam master tabel, selanjutnya peneliti

memastikan kembali bahwa tidak ada data yang salah ketika data di entri

dengan kode yang telah ditetapkan.

F. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi dari variabel independen

dan dependen.

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis hubungan variabel


44

dependen dengan variabel independent, metode statistik yang digunakan

untuk melihat kemaknaan dan besarnya hubungan antara variabel tadi maka

dilakukan uji chi square ( X2).

Nilai p alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05 dengan

demikian bila hasil menunjukan p value < alpha maka di katakan bahwa

kedua variabel tersebut berhubungan.

G. Kerangka konsep penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Tindakan Discharge Kepuasan pasien pada ibu


Planning Bidan bersalin

Gambar 3.1 Kerangka Konsep


H. Defenisi Operasional

Defenisi operasional mendefenisikan variable secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan untuk

melakukan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

Tabel 3.1
Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat ukur Cara Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur Ukur

1. Tindakan Edukasi yang Kuesioner Wawanca 1. Kurang Ordinal


Discharge diberikan ra baik jika
Planning kepada pasien skor < mean
sejak pasien
masuk sampai 2. Baik jika
sebelum pulang skor ≥ mean
45

sesuai dengan
kebutuhan
pasien yang
meliputi
pendidikan
kesehatan
tentang nutrisi,
aktivitas, obat-
obatan, tanda
dan gejala
penyakit dan
perawatan
selanjutnya
dirumah.

2. Tingkat Suatu Kuesioner Mengisi 1. Tidak Ordinal


kepuasan pasien pernyataan atau lembar puas jika
tidak senang kuesioner skor
jawaban 0
yang dirasakan
– 50%
pasien terhadap
pengalaman 2. puas jika
mereka dalam skor
mendapatkan jawaban
pelayanan 51 – 74%
discharge
planning yang 3. Sangat
puas jika
meliputi
skor
pendidikan jawaban ≥
kesehatan 75%
tentang nutrisi,
aktivitas, obat-
obatan, tanda
dan gejala
penyakit,
perawatan
selanjutnya
dirumah.

I. Hipotesa Penelitian
46

Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

yang bersifat praduga yang masih harus dibuktikan kebenarannya, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Hipotesa atau jawaban sementara dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Ada hubungan tindakan discharge planning bidan dengan kepuasan pasien

pada ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman

Barat Tahun 2022.


47

BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian Di Awal Masukin sedikit Gambaran umum Lokasi

Penelitianjadi

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Tindakan Discharge Planning

Bidan Dengan Kepuasan Pasien Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas

Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022” dengan jumlah responden

sebanyak 69 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yaitu melalui wawancara terpimpin dengan panduan kuesioner untuk mengetahui

Hubungan Tindakan Discharge Planning Bidan Dengan Kepuasan Pasien Pada

Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2022, setelah data terkumpul kemudian diolah secara komputerisasi

dengan uji statistik chi-squere menggunakan program SPSS dan disajikan dalam

bentuk tabel.
48

1. Hasil Univariat

a) Variabel Dependen

b) Variabel Independen

a. Distribusi frekuensi kepuasan pasien pada ibu bersalin

Kepuasan pada ibu bersalin dikategorikan dalam 3 kategori yaitu tidak puas,

puas dan sangat puas, terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1
Distribusi frekuensi kepuasan pasien pada ibu bersalin di Wilayah Kerja
Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022

No Kepuasan Pasien f Persentase (%)


1 Tidak puas 16 23,2
2 Puas 44 63,8
3 Sangat puas 9 13,0
Jumlah 69 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 69 orang responden

terdapat sebagian kecil yaitu 16 orang (23,2%) responden yang tidak puas

terhadap pelayanan.

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hampir dari separoh responden
mengalami ketidak puasan terhadap pelayanan, kurang dari separoh
mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan, dan sebagian kecil yang
mendapatkan sangat puas dalam pelayanan.

b. Distribusi Frekuensi Discharge Planning

Discharge planning dikategorikan dalam 2 kategori yaitu kurang baik dan

baik, terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2
49

Distribusi frekuensi pelaksanaan discharge planning bidan pada ibu bersalin di


Wilayah Kerja Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2022

Pelaksanaan discharge
No f Persentase (%)
planning
1 Kurang baik 28 40,6
2 Baik 41 59,4
Jumlah 69 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 69 orang responden

terdapat hampir separoh yaitu 28 orang (40,6%) responden yang mengatakan

pelaksanaan discharge planningnya kurang baik.

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa 28 responden (40,6%) responden

mengatakan pelayanan discharge planning kurang baikdi Rumah Sakit…….

2. Hasil Bivariat

a. Hubungan tindakan pelaksanaan discharge planning bidan dengan


kepuasan pasien pada ibu bersalin

Tabel 4.3
Hubungan tindakan pelaksanaan discharge planning bidan dengan kepuasan
pasien pada ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kinali
Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022

Discharge Kepuasan pasien Total P


planning Value
Tidak puas Puas Sangat
Puas N
%
n % n % n %

Kurang baik 11 39,3 16 57,1 1 3,6 28 100 0,012

Baik 5 12,2 28 68,3 8 19,5 41 100


50

Jumlah 16 23,2 44 63,8 9 13,0 69 100

Berdasarkan tabel 4.3 Hasil analisis hubungan antara tindakan

pelaksanaan discharge planning bidan dengan kepuasan pasien pada ibu

bersalin di peroleh dari 28 orang responden mengatakan pelaksanaan

discharge planning kurang baik, terdapat sebanyak 11 orang (39,3%)

reponden yang tidak puas, 16 orang (57,1%) responden puas dan 1 orang

(3,6%) responden sangat puas terhadap pelayanan.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value=0,012 (p < 0,05) maka dapat

disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tindakan pelaksanaan

discharge planning bidan dengan kepuasan pasien pada ibu bersalin.

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa ada hubungan yang

signifikan antara tindakan pelaksanaan discharge planning bidan dengan

kepuasan pasien pada ibu bersalin, dimana p<0,05 yaitu 0,012


51

BAB VI
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Univariat

1. Kepuasan Pasien pada ibu bersalin?

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 69 orang responden

terdapat sebagian kecil yaitu 16 orang (23,2%) responden yang tidak puas

terhadap pelayanan.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan sebagian kecil responden

mengalami tidak puas terhadap pelayanan sebanyak 23,2%

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Rahmayani (2020)

tentang “faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien di RS Sikka

Tahun 2020” hasil penelitian menyatakan bahwa dari 38 responden terdapat

32,6% yang mengatakan kurang puas terhadap pelayanan.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Hani Prabowo (2019) tentang

hubungan pelaksanaan discharghe planning terhadap kepuasan pasien

menyatakan bahwa sebagian besar responden 60,4% puas terhadap pelayanan

dan 39,6% tidak puas terhadap pelayanan.


52

Menurut teori kepuasan pasien merupakan salah satu indikator suatu

rumah sakit dalam memberikan pelayanan. Namun pada saat ini belum semua

rumah sakit dapat memberikan kepuasan kepada pasien secara keseluruhan

karena masih terdapat beberapa pelayanan kesehatan yang diberikan belum

maksimal. Ketidakpuasan pasien dipicu karena tidak adanya edukasi yang

disampaikan oleh perawat atau yang dikenal dengan discharge planning

terutama pada pasien yang akan pulang (Nursalam, 2018).

Saat pasien akan di pulangkan dari rumah sakit kerja sama dengan

tenaga kesehatan lain sangat di butuhkan untuk mengidentifikasi adanya

sumber daya di masyarakat untuk membantu pasien dirumah. Jika pasien

membutuhkan perawatan ektensif maka perlu ke tempat perawatan terlatih

atau rehabilitasi. Keluarga juga harus menerima gambaran menyeluruh

tentang kebutuhan pasien di rumah terutama setelah persalinan. Rumah sakit

juga dapat memberikan ringkasan dokumen pelaksanaan discharge planning

sehingga perawatan dapat di lakukan di tempat yang baru dengan efesien

misalnya dapat melakukan aktivitas menjadi orang tua baru dirumah (Potter

& Perry, 2015).

Peneliti berasumsi bahwa, pelayanan yang baik akan memberikan

kepuasan kepada pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Dalam penelitian

terdapat 23,2% responden kurang puas terhadap pelayanan. Hal ini terjadi

karena pada saat penelitian ditemukan di puskesmas memang jarang diberikan

discharge planning kepada pasien, jika ada diberikan namun tidak semua item

yang terkandung pada point discharge planning disampaikan dengan baik.


53

Kurangnya tindakan discharge planning akan menimbulkan ketidakpuasan

tersendiri bagi pasien karena mereka merasa tidak ada persiapan atau pun

pengetahuan sama sekali tentang perawatan yang akan mereka lakukan ketika

sudah keluar dari rumah sakit atau puskesmas.

2. Discharge Planning

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 69 orang responden

terdapat hampir separoh yaitu 28 orang (40,6%) responden yang mengatakan

pelaksanaan discharge planningnya kurang baik.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani

Prabowo (2019) tentang hubungan pelaksanaan discharghe planning terhadap

kepuasan pasien menyatakan bahwa hampir sebagian responden mengatakan

47% pelaksanaan discharge planning kurang baik.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Handayani Putri (2018) tentang

hubungan discharge planning terhadap kepuasan pasien menyatakan bahwa

39% responden mengatakan discharge planning kurang baik dan 61%

mengatakan discharge planning baik.

Menurut teori Discharge planning merupakan salah satu indikator

untuk menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Keberhasilan pelaksanaan discharge planning di mulai dari pasien pertama

kali ke rumah sakit sampai hari pemulangan (Nursalam, 2018). Perencanaan


54

pulang yang di berikan kepada pasien harus berdasarkan kondisi kesehatan

dan kebutuhan pasien secara berkesinambungan sampai pasien pulang

kerumah. Proses perencanaan pulang harus di lakukan secara komprehensif

yang multi disiplin sehingga mencakup semua pemberi layanan kesehatan

yang terlibat dalam memberi pelayanan kesehatan pada pasien (Potter, P. A,

2015). Ada beberapa studi penelitian sebelumnya melaporkan bahwa

discharge planning yang di laksanakan dengan baik akan meningkatkan

pelayanan pada pasien, sehingga dapat memberikan kepuasan pada pasien

juga dapat meningkatkan kesiapan pasien dan keluarga dalam memahami

permasalahan secara fisik, psikologis, dan sosial untuk melanjutkan tugas

perawatan kesehatan di rumah, memperpendek hari rawat, mengurangi jumlah

readmisi, menurunkan angka kematian, serta meningkatkan kualitas hidup

pasien (Nursalam, 2018).

Peneliti berasumsi bahwa, dalam penelitian ini terdapat 40,6%

responden yang mengatakan pelaksanaan discharge planning kurang baik.

Pelaksanaan discharge planning ini memang terkadang tidak dilakukan di

puskesmas. Pada ibu bersalin bentuk tindakan discharge planning yang

dilakukan diantaranya yaitu terkait nutrisi ibu dirumah, pola isitirahat dan

aktivitasm kegiatan spiritual, pengurusan bayi dan lainnya.

B. Hasil Bivariat

1. Hubungan tindakan pelaksanaan discharge planning bidan dengan


kepuasan pasien pada ibu bersalin
55

Berdasarkan tabel 4.3 Hasil analisis hubungan antara tindakan

pelaksanaan discharge planning bidan dengan kepuasan pasien pada ibu

bersalin di peroleh dari 28 orang responden mengatakan pelaksanaan

discharge planning kurang baik, terdapat sebanyak 11 orang (39,3%)

reponden yang tidak puas, 16 orang (57,1%) responden puas dan 1 orang

(3,6%) responden sangat puas terhadap pelayanan.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value=0,012 (p < 0,05) maka dapat

disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tindakan pelaksanaan

discharge planning bidan dengan kepuasan pasien pada ibu bersalin.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sareong, dkk (2013) di

Puskesmas Rantepao Kabupaten Toraja Utara tentang Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien.Dengan jumlah sampel 78 orang

didapatkan hasil bahwa adanya hubungan yang bermakna terhadap kepuasan

pasien di puskesmas Rantepao yaitu kenyamanan p(0,000)<α(0,05),

pelayanan petugas p(0,001)<α(0,05), prosedur pelayanan p(0,000)<α(0,05)

dan hasil layanan p(0,000)<α(0,05). Pihak puskesmas harus lebih

meningkatkan lagi kualitas layanan kesehatan yang meliputi kenyamanan,

pelayanan petugas, prosedur pelayanan dan hasil layanan, agar memberikan

kepuasan bagi pasien yang menggunakan pelayanan kesehatan di puskesmas

Rantepao.

Menurut teori Perencanaan pemulangan/discharge planning pasien

yang terintegrasi diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien

berupa memfasilitasi kebutuhan pada asuhan pasien, mengoptimalkan


56

terlaksananya pelayanan yang berfokus pada pasien, asesmen dan

perencanaan untuk pelayanan pasien, komunikasi, koordinasi dan edukasi,

kendali mutu dan biaya pada pasien. Hasil yang diharapkan dari perencanaan

pulang pasien yaitu mendapat asuhan sesuai kebutuhan, terpelihara

kesinambungan pelayanan, pasien memahami perawatan mandiri, kemampuan

pasien dan keluarga mengambil keputusan dan pemulangan pasien yang aman

(Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit, 2017).

Discharge planning terdiri dari beberapa item pelaksanaan yaitu

memberikan pendidikan kesehatan berupa kontrol (waktu dan tempat),

lanjutan perawatan, diet dan nutrisi, aktivitas dan istrirahat serta keperawatan

diri. Selanjutnya yaitu program pulang bertahap seperti baldder training yang

dapat diberikan pada pasien yang terpasang kateter, mobilisasi bagian tubuh

setelah persalinan serta memberikan saran pelayanan kesehatan dengan

mengkaji pelayanan terdekat dengan rumah pasien (Latifa, 2017).

Peneliti berasumsi bahwa, dalam penelitian ini ada hubungan

discharge planning dengan kepuasan pasien pada ibu bersalin. Jika petugas

kesehatan melaksanakan discharge planning maka akan dapat meningkatkan

kepuasan pasien. Hal ini terjadi karena tujuan dari discharge planning adalah

untuk menambah pengetahuan pasien tentang bagaimana perawatan yang baik

ketika telah berada dirumah sehingga jika adanya pelaksanaan discharge

planning adalah maka dapat menambah pengetahuan ibu sehingga hal

tersebut membuat mereka secara tidak langsung puas dengan pelayanan yang

diberikan.
57

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Tindakan

Discharge Planning Bidan Dengan Kepuasan Pasien Pada Ibu Bersalin di

Wilayah Kerja Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022” dengan

jumlah sampel sebanyak 69 orang, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebagian kecil responden mendapatkan pelayanan yang tidak puas di

Wilayah Kerja Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

2. Didapatkan hampir separoh yaitu 28 orang (40,6%) responden yang

mengatakan tindakan discharge planning kurang baik di Wilayah Kerja

Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

3. Terdapat hubungan tindakan discharge planning bidan dengan kepuasan

pasien pada ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Kinali Kabupaten

Pasaman Barat Tahun 2022 dengan nilai p value=0,012.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian maka peneliti

dapat merekomendasikan beberapa saran :


58

1. Bagi Peneliti

Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta kepekaan peneliti terhadap

kondisi-kondisi nyata di lapangan yang berkaitan dengan kepuasan ibu

bersalin dan mutu pelayanan kesehatan yang ada puskesmas

2. Bagi Petugas Kesehatan

Disarankan kepada petugas kesehatan sebaiknya melakukan discharge

planning kepada pasien untuk meningkatkan kepuasan pasien.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Disarankan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk pengembangan

lembaga dalam bidang ke ilmuan, dimana hasil penelitian ini bisa dijadikan

bahan penelitian lebih lanjut dalam hal yang berkaitan dengan Tingkat

Kepuasan Pasien pada ibu bersalin.


59

DAFTAR PUSTAKA

Ardhie .2012. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan. FKM UI, Maret
2012. Depok.
Amanda. 2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien.
Palembang.
Booth, D. A. dan Booth, P. 2011. Targeting Cultural Changes Supportive of the
Healthiest Lifestyle Pattern. A Biosocial Evidence-Base for Prevention of
Obesity. Elsevier Ltd. 56(1): 210-221.
Cmes, G, E. et al. 2012. Eating Self-Efficacy: Development pf a Short-from WEL,
Eating Behavior. Elsevier Ltd. 13(4): 375-378.
Dinkes Pasaman Barat. 2021. Profil Kesehatan Pasaman Barat. Dinas Kesehatan
Kabupaten Pasaman Barat
Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Mellitus Tipe 2. J Majority, 4(5), 93-101.
Fuady, F. A. N., Sjattar, E., Hadju, V. (2016). Pengaruh Pelaksanaan Discharge
Planning Terhadap Dukungan Psikososial Keluarga Merawat Pasien Stroke Di
RSUP Dr. Wahidin Sudrohusodo . JST Kesehatan, 6(2), 172-174. ISSN 2252-
5416.
Harefa, D. S. (2017). Kepuasan Pasien dalam Pelaksanaan Discharge Planning di
RSUP H. Adam Malik Medan.Medan: Universitas Sumatera Utara.
Herlambang, 2019. Efektivitas Program Discharge PlanningTerhadap Tingkat
Kepuasan Pasien DiRumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kebumen Tahun
2009. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 5(3), 127-128.
Herlambang, W. D. (2016). Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan
Perawat Di RSUD Tugurejo Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hidayati, A. N., Suryawati, C., & Sriatmi, A. (2014). Analisis Hubungan
Karakteristik Pasien Dengan Kepuasan Pelayanan Rawat Jalan Semarang Eye
60

Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Jurnal Kesehatan
masyarakat (e-Journal), 2(1).
Gundia, M. 2019. Evaluasi Faktor Penyebab Kesepuasan Pada Pasien Rawat Inap.
Jurnal Kebidanan : ISSN : 7612 - 8856
Gibney, M. J., Margetts, B. M. dan Kearney, J. M. 2014. Public Health Nutrition.
Oxford: Blackwell Publishing Ltd.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Analisis Tingkat Kepuasan
Pasien. Diambil dari: http://www.depkes.go.id/article/view/1805800006/ini-
penyebab-stunting-pada-anak.html.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Laporan Pelaksanaan Integrasi
Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Menkes Lakukan Soft Launching
Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia 2019. Biro Komunikasi dan Pelayanan
Masyarakat. Diambil dari: https://www.kemkes.go.id/article
/view/19101900001/minister-of-health-announces-result-of-ssgbi-2019.html.
Joshua. (2013). Hubungan Discharge Planning Dengan Kualitas Hidup Pasien
Pascastroke di Poli Neurologi RSAM Bukittingi. Jurnal kesehatan Stikes Prima
Nusantara Bukittingi, 8(1).
Jihan, R. N. (2017). Diabetes Mellitus Tipe 2. J Majority, 4(5), 93-101.Retrieved
from http://juke.kedokteran.unila.ac.id.
Juwita, F.C. (2017). Caregiver Assessment:Principles, Guidelines and Strategies for
Change.
Okatiranti. (2015). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam Pelaksanaan
Discharge Planning Pada Pasien Diabetes Mellitus Type II. Jurnal Ilmu
Keperawatan,3(1).
Permenpan. (2014). Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik No 16. Jakarta: Kementrian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Poglitsch, L, A., Emery, M., & Darragh, A. (2011). A Qualitative Study of
Determinant of Successful Discharge for Older Adult Inpatient. Journal of
American Physical Therapy Association. ISSN 1538-6724
WHO. (2018). Nutrition landscape information system (NLIS) country profile
indicators: interpretation guide. Switzerland: WHO press.
Lampiran

RENCANA PENELITIAN
61

Jan'22 Feb'22 Maret'22 April'22


NO KEGIATAN
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
1 PENGAJUAN JUDUL
2 KONSULTASI PROPOSAL ( BAB I, II, III )
3 ACC PROPOSAL
4 PENGUMPULAN PROPOSAL
5 UJIAN PROPOSAL
6 PENYERAHAN PERBAIKAN PROPOSAL
7 PENGURUSAN SURAT IZIN PENELITIAN
8 PENELITIAN DAN KONSULTASI SKRIPSI
9 PENYERAHAN SKRIPSI
10 SIDANG SKRIPSI
11 PENYERAHAN SKRIPSI

Lampiran

PERMOHONAN JADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Saudara .....................
Di
Tempat

Dengan Hormat,
Saya Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Ridiyawati
Nim : 2007026
Alamat : Kinali
Adalah Mahasiswa STIKES SYEDZA SAINTIKA Padang bermaksud
mengadakan Penelitian dengan judul “Hubungan Tindakan Discharge Planning
Bidan Dengan Kepuasan Pasien Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja
Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022”. Penelitian ini tidak
akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi Saudara selaku responden.
Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya dipergunakan untuk kepentingan
Penelitian.
62

Apabila Saudara menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaannya


untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang diajukan
sejujurnya sesuai yang saudara ketahui.
Demikianlah, atas perhatian dan kesediaan Saudara sebagai responden saya
ucapkan terima kasih.

Kinali, Maret 2022

( Ridiyawati )

Lampiran
INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Dengan ini menyatakan bersedia mengisi/menjawab pertanyaan-pertanyaan

dalam kuesioner penelitian yang berjudul “Hubungan Tindakan Discharge

Planning Bidan Dengan Kepuasan Pasien Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja

Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022”. Dengan sejujur-

jujurnya tanpa paksaan dari siapapun dengan catatan digunakan hanya untuk

kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiannya.

Demikian persetujuan penelitian ini saya tandatangani dengan sukarela tanpa

adanya paksaan dari siapapun. Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya agar

dapat dipergunakan sesuai dengan kepentingan.


63

Kinali, Maret 2022

( )
KUESIONER PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

Berilah tanda () untuk setiap pertanyaan ini :

Nama :
Usia :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Anak Ke :

B. Discharge Planning

Berilah tanda () untuk setiap pertanyaan ini sesuai dengan kenyataan yang diterima dalam pelayanan
pada kolom :

No PERTANYAAN Baik Tidak


Baik

A AKTIVITAS

1 Bidan menjelaskan jenis aktivitas yang boleh dilakukan

2 Bidan menjelaskan bagaimana prosedur aktivitas yang boleh


dilakukan seperti pada pasien senam nifas dirumah

3 Bidan tidak menjelaskan alat bantu yang dapat digunakan


pada saat beraktivitas seperti kursi roda jika sulit berjalan

4 Bidan tidak menganjurkan untuk melakukan aktivitas sesuai


kemampuan misalnya pada pasien setelah operasi jangan
mengangkat benda berat sampai merasa pulih setelah
persalinan

B EDUKASI KESEHATAN

5 Bidan menjelaskan pengertian dari penyakit dan efek


samping dari obat yang diberikan setelah persalinan

6 Bidan menjelaskan obat – obatan alternative yang dapat


digunakan setelah persalinan

7 Bidan tidak menjelaskan pencegahan terhadap kesembuhan


luka perium setelah persalinan

8 Bidan tidak menjelaskan makanan pantangan untuk


menghindari terjadinya infeksi setelah persalinan

C PERAWATAN DIRUMAH

9 Bidan menjelaskan cara mengenali tanda dan gejala yang


bahaya nifas

10 Bidan menjelaskan pengobatan yang dapat dilakukan


dirumah sebelum kerumah sakit

11 Bidan tidak menjelaskan cara melakukan personal hygiene


dirumah

12 Bidan tidak menjelaskan cara pencegahan terhadap penyakit


ketika telah berada dirumah

TOTAL

D DIET DAN NUTRISI

13 Bidan menjelaskan anjuran pola makan

14 Bidan menjelaskan jenis makanan yang perlu dihindari

15 Bidan tidak menjelaskan komplikasi yang terjadi jika salah


makan

16 Bidan tidak menjelaskan porsi makanan yang harus


dikonsumsi

TOTAL

E KEBUTUHAN SPIRITUAL DAN PSIKOLOGIS


17 Bidan menganjurkan melakukan kegiataan keagamaan

18 Bidan menganjurkan melakukan konsultasi dengan petugas


spiritual

19 Bidan tidak ada menganjurkan sering mendengar musik


keagamaan

20 Bidan tidak ada menganjurkan ibu untuk banyak membaca


alquran diwaktu senggang setelah masa nifas

TOTAL

F RINCIANG PEMULANGAN

21 Bidan menjelaskan keadaan umum ibu

22 Bidan tidak menyediakan transportasi yang digunakan ketika


akan pulang

23 Bidan mengajurkan ada pendamping saat pulang

24 Bidan tidak menganjurkan menganjurkan ibu untuk


melakukan pengecekan kembali barang – barang yang akan
dibawa pulang

G ANJURAN

25 Bidan tidak menjelaskan rencana kontrol selanjutnya


(tanggal dan tempat kontrol)

26 Bidan tidak menjelaskan penanganan pertama saat terjadi


keluhan

27 Bidan menganjurkan untuk banyak istirahat

28 Bidan menganjurkan untuk menjaga pola makan


TOTAL

Sumber : Herlambang, 2019

C.Kepuasan Pasien

Berilah tanda X untuk setiap pernyataan ini sesuai dengan kenyataan


diterima dalam pelayanan pada kolom :

1. Sangat tidak puas :STP


2. Tidak puas :TP
3. Cukup puas :CP
4. Puas :P
5. Sangat puas :SP

PENILAIAN
No. PERNYATAAN
STP TP CP P SP
1. Saya puas dengan pelayanan bidan karena bidan
menjelaskan semua tentang keadaan saya
2.
Saya puas karena bidan menjelaskan komplikasi yang
mungkin terjadi
3.
Saya kurang puas dengan pelayanan bidan karena bidan
tidak menjelaskan secara detail tentang perawatan
dirumah

4. Saya puas bersalin di klinik ini karena saya bisa


didampingi suami dan keluarga saya

5. Saya puas dengan pelayanan karena saya lihat bidan


sangat simpati dengan keadaan saya dan bidan juga
menganjurkan saya untuk kegiatan kegamaan

6. Saya kurang puas karena bidan tidak bersedia


menjelaskan sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan saya terkait kondisi kesehatan saya
terutama pada saya akan pulang yaitu tentang
diet dan cara menjaga kesehatan dirumah

7. Saya kurang puas puas karena bidan tidak memberikan


edukasi dan penyuluhan yang baik kepada saya ketika
saya akan pulang

8.
Saya kurang puas puas dengan pelayanan bidan karena
bidan tidak menjelaskan teknik menyusui yang benar
9. Saya sangat puas karena bidan bersikap sangat ramah
dalam memberikan penjelasan

10. Saya kurang puas dengan pelayanan bidan karena bidan


tidak memiliki kendaraan khusus untuk mengantarakan
pasien pulang saat setelah persalinan
Sumber : Gundia. 2019
HASIL UJI VALIDITAS

1. DICHARGE PLANNING

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.965 .966 28
Item Statistics

Mean Std. Deviation N


SOAL_1 .70 .470 20
SOAL_2 .90 .308 20
SOAL_3 .85 .366 20
SOAL_4 .75 .444 20
SOAL_5 .85 .366 20
SOAL_6 .80 .410 20
SOAL_7 .75 .444 20
SOAL_8 .90 .308 20
SOAL_9 .65 .489 20
SOAL_10 .65 .489 20
SOAL_11 .70 .470 20
SOAL_12 .90 .308 20
SOAL_13 .85 .366 20
SOAL_14 .75 .444 20
SOAL_15 .85 .366 20
SOAL_16 .80 .410 20
SOAL_17 .75 .444 20
SOAL_18 .90 .308 20
SOAL_19 .65 .489 20
SOAL_20 .65 .489 20
SOAL_21 .85 .366 20
SOAL_22 .75 .444 20
SOAL_23 .85 .366 20
SOAL_24 .80 .410 20
SOAL_25 .75 .444 20
SOAL_26 .90 .308 20
SOAL_27 .65 .489 20
SOAL_28 .65 .489 20
Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
SOAL_1 21.10 62.726 .871 . .962
SOAL_2 20.90 66.200 .626 . .964
SOAL_3 20.95 65.418 .655 . .964
SOAL_4 21.05 64.050 .729 . .963
SOAL_5 20.95 64.471 .820 . .963
SOAL_6 21.00 64.842 .669 . .964
SOAL_7 21.05 63.524 .806 . .962
SOAL_8 20.90 66.411 .583 . .964
SOAL_9 21.15 64.345 .617 . .964
SOAL_10 21.15 64.345 .617 . .964
SOAL_11 21.10 62.726 .871 . .962
SOAL_12 20.90 66.200 .626 . .964
SOAL_13 20.95 65.418 .655 . .964
SOAL_14 21.05 64.050 .729 . .963
SOAL_15 20.95 64.471 .820 . .963
SOAL_16 21.00 64.842 .669 . .964
SOAL_17 21.05 63.524 .806 . .962
SOAL_18 20.90 66.411 .583 . .964
SOAL_19 21.15 64.345 .617 . .964
SOAL_20 21.15 64.345 .617 . .964
SOAL_21 20.95 65.418 .655 . .964
SOAL_22 21.05 64.050 .729 . .963
SOAL_23 20.95 64.471 .820 . .963
SOAL_24 21.00 64.842 .669 . .964
SOAL_25 21.05 63.524 .806 . .962
SOAL_26 20.90 66.411 .583 . .964
SOAL_27 21.15 64.345 .617 . .964
SOAL_28 21.15 64.345 .617 . .964

Keterangan :

Dilihat dari nilai corrected item-total Correlation, bila nilainya negative atau kecil
dari (r table = 0,444) berarti pertanyaan tidak Valid.

Dari 28 butir pertanyaan pada variabel discharge planning semua dinyatakan


valid karena r table > 0,444
2. Kepuasan Pasien

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.733 .928 10

Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
SOAL_1 29.00 23.153 .517 . .659
SOAL_2 29.15 24.776 .652 . .692
SOAL_3 28.70 23.221 .491 . .700
SOAL_4 28.65 24.212 .455 . .708
SOAL_5 28.85 21.914 .477 . .697
SOAL_6 28.30 28.422 .545 . .773
SOAL_7 29.50 23.737 .514 . .719
SOAL_8 29.00 23.053 .477 . .699
SOAL_9 28.90 24.621 .458 . .705
SOAL_10 29.15 22.976 .495 . .713

Keterangan :

Dilihat dari nilai corrected item-total Correlation, bila nilainya negative atau kecil
dari (r table = 0,444) berarti pertanyaan tidak Valid.

Dari 10 butir pertanyaan pada variabel kepuasan pasien semua dinyatakan valid
karena r table > 0,444
MASTER TABEL
Karakteristik Responden Pekerjaan Tingkat Kepuasan Discharge Planning
SKOR % KATEGORI KODE
No Nama Umur Pendidikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 SKOR KATEGORI Kode
1 Ny K 37 SMA IRT 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 33 66 Puas 2 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 15 Tidak Baik 1
2 Ny R 32 SD IRT 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 78 Sangat Puas 3 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 21 Baik 2
3 Ny A 23 SMA IRT 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 76 Sangat Puas 3 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 20 Baik 2
4 Ny N 34 SMA IRT 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 34 68 Puas 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 22 Baik 2
5 Ny U 33 SMA swasta 4 2 1 4 5 4 4 5 5 1 35 70 Puas 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 18 Tidak Baik 1
6 Ny R 24 SMP IRT 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 34 68 Puas 2 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23 Baik 2
7 Ny A 23 STRATA-1 IRT 4 2 1 2 2 1 4 1 2 2 21 42 Tidak Puas 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 19 Baik 2
8 Ny K 25 SMP Swasta 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 76 Sangat Puas 3 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 23 Baik 2
9 Ny T 37 SMA IRT 1 1 4 4 1 3 3 4 4 1 26 52 Puas 2 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 22 Baik 2
10 Ny L 26 STRATA-1 PNS 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 23 46 Tidak Puas 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 13 Tidak Baik 1
11 Ny A 38 SMP IRT 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 34 68 Puas 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 24 Baik 2
12 Ny N 30 SMP Swasta 3 2 3 4 4 1 2 3 4 4 30 60 Puas 2 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 10 Tidak Baik 1
13 Ny R 43 SD IRT 2 2 3 3 4 5 4 3 3 4 33 66 Puas 2 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 Baik 2
14 Ny I 35 SMA Dagang 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 23 46 Tidak Puas 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 16 Tidak Baik 1
15 Ny M 39 SMA swasta 4 3 2 2 3 1 2 2 2 2 23 46 Tidak Puas 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 Tidak Baik 1
16 Ny R 32 SMA Dagang 3 2 4 4 4 5 4 4 4 4 38 76 Sangat Puas 3 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Baik 2
17 Ny M 34 SMP IRT 1 3 4 4 1 4 1 4 4 1 27 54 Puas 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Baik 2
18 Ny R 32 STRATA-1 swasta 4 3 2 2 2 2 2 4 2 1 24 48 Tidak Puas 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tidak Baik 1
19 Ny E 32 SMP swasta 2 2 3 2 2 2 1 3 3 1 21 42 Tidak Puas 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 13 Tidak Baik 1
20 Ny S 27 SMA IRT 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 35 70 Puas 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 21 Baik 2
21 Ny R 35 STRATA-1 swasta 3 2 4 4 4 4 1 1 1 4 28 56 Puas 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Baik 2
22 Ny Y 20 SMP IRT 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 42 84 Sangat Puas 3 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20 Baik 2
23 NY G 19 SMA IRT 4 3 4 4 2 4 2 4 4 2 33 66 Puas 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 16 Tidak Baik 1
24 Ny U 21 SMA Dagang 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 35 70 Puas 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik 2
25 Ny R 31 SD IRT 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2 26 52 Puas 2 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 15 Tidak Baik 1
26 Ny Z 30 SMP IRT 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 76 Sangat Puas 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Baik 2
27 Ny R 18 STRATA-1 swasta 4 3 4 4 4 4 2 2 4 1 32 64 Puas 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 27 Baik 2
28 Ny S 27 SMP IRT 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 35 70 Puas 2 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20 Baik 2
29 Ny I 19 SMA Swasta 4 3 2 2 2 2 2 4 4 4 29 58 Puas 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 18 Tidak Baik 1
30 Ny W 28 STRATA-1 swasta 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 37 74 Puas 2 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 20 Baik 2
31 Ny M 29 SMP swasta 4 3 2 4 2 2 2 4 4 4 31 62 Puas 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 17 Tidak Baik 1
32 Ny R 35 SMA IRT 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 74 Puas 2 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Baik 2
33 Ny M 30 DIPLOMA III IRT 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 36 72 Puas 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 25 Baik 2
34 Ny R 21 SMP swasta 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 76 Sangat Puas 3 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Tidak Baik 1
35 Ny R 36 SMA Petani 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 32 64 Puas 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25 Baik 2
36 Ny S 35 DIPLOMA III PNS 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 74 Puas 2 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tidak Baik 1
37 Ny R 22 SMA swasta 4 3 3 4 4 3 1 1 1 4 28 56 Puas 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 25 Baik 2
38 Ny S 31 SMA IRT 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 37 74 Puas 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 21 Baik 2
39 Ny M 23 SMA Dagang 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 36 72 Puas 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik 2
40 Ny I 32 SMA IRT 4 3 4 4 3 3 1 4 4 3 33 66 Puas 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 18 Tidak Baik 1
41 Ny M 23 SMP IRT 1 1 4 1 2 1 2 4 1 2 19 38 Tidak Puas 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 16 Tidak Baik 1
42 Ny I 34 STRATA-1 PNS 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 36 72 Puas 2 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 19 Baik 2
43 Ny E 33 SMA swasta 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 62 Puas 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Baik 2
44 Ny S 24 SMA swasta 3 4 4 4 4 4 4 4 1 3 35 70 Puas 2 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Tidak Baik 1
45 Ny R 28 SMP IRT 2 2 4 4 3 4 3 4 4 4 34 68 Puas 2 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 16 Tidak Baik 1
46 Ny Y 25 STRATA-1 PNS 4 4 4 1 1 1 1 1 3 3 23 46 Tidak Puas 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik 2
47 Ny K 37 SMP IRT 4 3 4 2 4 2 4 4 5 4 36 72 Puas 2 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 15 Tidak Baik 1
48 Ny K 23 SMP IRT 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 32 64 Puas 2 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 20 Baik 2
49 Ny A 34 DIPLOMA III PNS 4 2 2 2 4 4 4 4 2 2 30 60 Puas 2 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 16 Tidak Baik 1
50 Ny F 33 SD IRT 3 2 3 2 2 2 2 3 2 4 25 50 Tidak Puas 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 17 Tidak Baik 1
51 Ny Z 24 SMA swasta 4 2 4 2 3 2 3 4 2 3 29 58 Puas 2 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 12 Tidak Baik 1
52 Ny S 23 SMA IRT 4 2 4 1 1 1 1 4 3 3 24 48 Tidak Puas 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 19 Baik 2
53 Ny M 25 SMA IRT 4 2 4 4 3 4 4 4 2 3 34 68 Puas 2 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 20 Baik 2
54 Ny I 37 SMP swasta 4 3 2 2 3 1 3 2 1 3 24 48 Tidak Puas 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 12 Tidak Baik 1
55 Ny M 28 SMA swasta 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 80 Sangat Puas 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 24 Baik 2
56 Ny I 28 SMA IRT 2 1 3 2 4 5 5 5 5 4 36 72 Puas 2 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Baik 2
57 Ny E 33 STRATA-1 PNS 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 35 70 Puas 2 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 20 Baik 2
58 Ny S 34 SMA IRT 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 24 48 Tidak Puas 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 13 Tidak Baik 1
59 Ny R 33 SMA IRT 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 34 68 Puas 2 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 Baik 2
60 Ny I 34 STRATA-1 PNS 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 36 72 Puas 2 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 19 Baik 2
61 Ny E 33 SMA swasta 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 62 Puas 2 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 15 Tidak Baik 1
62 Ny S 34 SMA swasta 3 4 4 1 1 1 1 1 4 1 21 42 Tidak Puas 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Baik 2
63 Ny R 33 SMP IRT 2 2 4 1 3 1 3 1 1 4 22 44 Tidak Puas 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 20 Baik 2
64 Ny Y 27 STRATA-1 PNS 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 34 68 Puas 2 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik 2
65 Ny K 37 SMP IRT 4 3 2 2 2 2 2 2 2 4 25 50 Tidak Puas 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 14 Tidak Baik 1
66 Ny K 23 SMP IRT 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 24 48 Tidak Puas 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 15 Tidak Baik 1
67 Ny M 30 DIPLOMA III IRT 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 36 72 Puas 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 25 Baik 2
68 Ny R 21 SMP swasta 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 38 76 Sangat Puas 3 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 Baik 2
69 Ny R 36 SMA Petani 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 32 64 Puas 2 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 14 Tidak Baik 1
18.8696
ANALISA UNIVARIAT

1. FREKUENSI
Statistics

Tingkat
Kepuasan Discharge
Pasien Planning
N Valid 69 69
Missing 0 0

Tingkat Kepuasan Pasien

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Puas 16 23.2 23.2 23.2
Puas 44 63.8 63.8 87.0
Sangat Puas 9 13.0 13.0 100.0
Total 69 100.0 100.0

Discharge Planning

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 28 40.6 40.6 40.6
Baik 41 59.4 59.4 100.0
Total 69 100.0 100.0
ANALISA BIVARIAT

1. Hubungan Discharge Planning dengan tingkat kepuasan pasien


Discharge Planning * Tingkat Kepuasan Pasien Crosstabulation

Tingkat Kepuasan Pasien


Tidak Puas Puas Sangat Puas Total
Discharge Kurang Baik Count 11 16 1 28
Planning % within Discharge
39.3% 57.1% 3.6% 100.0%
Planning
% of Total 15.9% 23.2% 1.4% 40.6%
Baik Count 5 28 8 41
% within Discharge
12.2% 68.3% 19.5% 100.0%
Planning
% of Total 7.2% 40.6% 11.6% 59.4%
Total Count 16 44 9 69
% within Discharge
23.2% 63.8% 13.0% 100.0%
Planning
% of Total 23.2% 63.8% 13.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 8.831a 2 .012
Likelihood Ratio 9.354 2 .009
Linear-by-Linear
8.625 1 .003
Association
N of Valid Cases 69
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 3.65.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for a
Discharge Planning
(Kurang Baik / Baik)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty cells.

Anda mungkin juga menyukai