Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU


MEROKOK PADA PETUGAS KESEHATAN
DI RSUD SAWERIGADING PALOPO
TAHUN 2020

ARFAN SULAIMAN
K. 16.01.004

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MEGA BUANAPALOPO
PALOPO
PERNYATAAN SIAP UJIAN PROPOSAL

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK


PADA PETUGAS KESEHATAN DI RSUD SAWERIGADING
PALOPO TAHUN 2020

Arfan Sulaiman
K. 16.01.004

Proposal telah disetujui oleh Tim Pembimbing untuk dapat diujikan dihadapan
Tim Penguji Proposal

Palopo, 19 Maret 2020

Tim Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ratnasari Iskandar, S.Kep.,Ns.,M.Kep Sri Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. NIDN.0925078501

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT,
berkat rahmat dan bimbinganNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
proposal penelitian yang berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan perilaku
Merokok pada Petugas Kesehatan di RSUD Sawerigading Palopo”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang

tua untuk dukungan moril dan materil yang diberikan.Penulis menyadari bahwa

penyusunan Proposal penelitian ini jauh dari kesempurnaan disebabkan

terbatasnya pengetahuan yang dimiliki oleh penulis olehnya itu dengan rendah

hati mengharapkan saran dan kritik. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada

pembimbing utama Ibu Ratnasari Iskandar, S.Kep., Ns., M.Kep dan pembimbing

pendamping Ibu Sri Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep, yang telah membimbing dan

memberikan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal

penelitian ini.

Ucapan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak H. Rahim Munir Said, SP., MM selaku Pembina Yayasan Pendidikan

Mega Buana.

2. Ibu Dr. Hj. Nilawati Uly, S.Si., Apt., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Mega Buana Palopo

3. Ibu Nur Asphina R. Djano, SKM., MM selaku Wakil ketua bidang

Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Buana Palopo

4. Ibu Evawati Uly, S. Farm., Apt selaku Wakil Ketua Bidang Keuangan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Buana Palopo

iii
5. Bapak Andriyanto Dai, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Wakil Ketua Bidang

Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Buana Palopo

6. Ibu Sri Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana

Ilmu Keperawatan

7. Bapak Wahyu Hidayat, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Penasehat Akademik

8. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega

Buana Palopo

9. Bapak dan Ibu pimpinan RSUD Sawerigading Kota Palopo.

Tak lupa pula untuk saudara, teman-teman serta seluruh keluarga yang telah

membantu memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian ini.

Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat,

berkat dan karunia-Nya kepada kita semua dan memberikan imbalan yang

setimpal atas semua jerih payah dari pihak yang telah memberikan bantuan dan

dukungan kepada penulis serta senantiasa menambah ilmu pengetahuan yang

bermanfaat dan menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang selalu brsyukur.

Palopo, 17 Maret 2020

Penulis

Arvan Sulaiman

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................i


LEMBAR PERNYATAAN SIAP UJIAN PROPOSAL.....................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7
A. Tinjauan Umum tentang Merokok................................................................7
B. Tinjauan Umum tentang Perilaku Merokok................................................11
C. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok.....................20
D. Kerangka Konsep........................................................................................22
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif.................................................22
F. Hipotesis Penelitian.....................................................................................23
BAB IIIMETODE PENELITIAN......................................................................24
A. Desain Penelitian.........................................................................................24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................24
C. Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................25
D. Instrumen Penelitian...................................................................................27
E. Pengumpulan Data......................................................................................28
F. Pengolahan dan Penyajian Data..................................................................29
G. Analisa Data................................................................................................30
H. Etika Penelitian...........................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
FORMAT PENGUMPULAN DATA.................................................................38

v
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Merokok adalah masalah kesehatan masyarakat utama yang

mempengaruhi kesehatan, kehidupan sosial, dan ekonomi

masyarakat.Perilaku merokok sudah menjadi hal yang wajar bagi umat

manusia.Hal inidikarenakan individu yang merokok dianggap sebagai life

style terkini dan dapat mengurangi stres (Anas, 2016).

Menurut data World Health Organization (WHO), ada sekitar 1

miliar orang di dunia yang aktif merokok, dan jumlah itu adalah 1/7 dari

seluruh populasi manusia di dunia.

Berdasarkan riset Atlas Tobacco pada tahun 2015 Indonesia

menjadi negara yang memiliki jumlah perokok terbanyak diantara negara-

negara di dunia (Ratna, 2016).`

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, persentase merokok

pada penduduk umur ≥ 15 tahun di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak

30,08 %, 2016 menurun menjadi 28,97 %, 2017 meningkat menjadi 29,25

% dan pada tahun 2018 mengalami penurunan yaitu 24,38 %. (Badan

Pusat Statistik, 2018)

Sulawesi selatan menjadi salah satu provinsi yang selalu

mengalami peningkatan jumpah persentase penduduk yang merokok setiap

tahunnya. Pada tahun 2015 sebanyak 25,49 %, 2016 sebanyak 25,13 %,


3

2017 sebanyak 25,44 % dan pada tahun 2018 mengalami meningkatan

yang cukup drastis hingga mencapai 35,57 %.

Program anti tembakau termasuk dalam sepuluh program unggulan

kesehatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku dan memberdayakan

masyarakat dalam mengurangi angka kesakitan dan kematian yang di

sebabkan oleh rokok.Solusi merokok sangat tergantung pada kerja keras

tenaga kesehatan, oleh sebab itu tenaga kesehatan harus mempunyai

komitmen yang tinggi untuk meningkatkan perannya dalam

penaggulangan masalah merokok.Perilaku petugas kesehatan merupakan

salah satu faktor penguat (reinforcing factor) yang dapat mempengaruhi

masyarakat untuk berperilaku sehat.Untuk berperilaku sehat masyarakat

bukan hanya memerlukan pengetahuan tentang sikap yang positif serta

dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari

petugas kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan yang

diharapkan.

Perilaku merokok ini sudah terbukti dapat menyebabkan penyakit

kanker paruparu, jantung, resiko kelahiran prematur, stroke, sampai

terjadinya kematian (Nururrahmah, 2014).Hal tersebut dikarenakan pada

satu batang rokok mengandung ribuan zat berbahaya (Perdana, 2016).

Menurut Putri (2015), setiap tahunnya merokok dianggap sebagai

penyebab kematian tertinggi bila dibandingkan dengan kematian yang

terjadi akibat bencana alam. Sekitar 90% kematian akibat kanker paru-

paru disebabkan oleh perilaku merokok, baik sebagai perokok aktif


4

maupun sebagai perokok pasif (Kristianti, 2014).Salah satu area bebas

rokok adalah rumah sakit (Rosy & Esa, 2015).Meski demikian, aturan

tersebut cenderung diabaikan oleh masyarakat umum serta pegawai rumah

sakit, salah satunya adalah tenaga kesehatan seperti perawat dan dokter

(Hapsari, 2013).

Kebiasaan merokok lazim di kalangan petugas kesehatan meskipun

fakta bahwa mereka adalah garis depan penyedia layanan kesehatan dan

mereka diharapkan berkontribusi untuk menyelesaikan masalah ini.

Penyedia layanan kesehatan dianggap sebagai pemimpin masyarakat dan

panutan bagi pasien mereka serta bagi populasi umum. Sifat pekerjaan

mereka memaparkan pada sejumlah besar masyarakat untuk dapat

mengubah perilaku merokok. Kebiasaan merokok diantara pemberi

layanan kesehatan juga dapat mempengaruhi niat mereka yang

menyarankan orang lain untuk berhenti merokok yang menargetkan

petugas kesehatan dapat berperan penting dalam mengurangi konsumsi

tembakau dalam kontek umum (Hashim, et al 2018).

WHO berkomitmen menjadikan tenaga kesehatan seperti perawat

sebagai role model bagi para pasien untuk menjaga kesehatannya (Jati,

2015).Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hashim et al (2018)

prevalensi merokok pada petugas kesehatan lebih tinggi (p>0,001) dengan

intensitas merokok ringan dan memiliki sikap yang positif terhadap

perilaku merokok. (Hashim et al 2018)


5

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmatika (2017) menunjukkan di

Indonesia individu yang merokok lebih meyakini bahwa faktor eksternal

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku sehatnya,

sehingga mereka cenderung kurang memperhatikan perilaku sehat dengan

cara tetap merokok.

Perilaku sehat pada petugas kesehatan akan berkontribusi pada

kesehatan masyarakat baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Dengan memiliki perilaku sehat maka tenaga kesehatan akan dapat

dijadikan panutan bagi masyarakat untuk memiliki perilaku sehat pula.

Selain itu, apabila petugas kesehatan memiliki perilaku sehat maka ia akan

menjadi agen perubahan untuk memberikan program promosi ataupun

prevensi bagi masyarakat secara umum, khususnya terkait perilaku

merokok.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan melakukan penelitian

tentang “Faktor yang berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Petugas

Kesehatan di RSUD Sawerigading Palopo Tahun 2020”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini, yaitu: faktor apa sajakah yang berhubungan dengan perilaku

merokok pada petugas kesehatan di RSUD Sawerigading Palopo Tahun

2020?
6

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok

pada petugas kesehatan di RSUD Sawerigading Palopo Tahun 2020.

b. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku

merokok pada petugas kesehatan di RSUD Sawerigading Palopo.

b. Untuk mengetahui hubungan lingkungan sosial dengan perilaku

merokok pada petugas kesehatan di RSUD Sawerigading Palopo.

c. Untuk mengetahui hubungan stress dengan perilaku merokok pada

petugas kesehatan di RSUD Sawerigading Palopo.


7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Sebagai upaya pengembangan dan penerapan ilmu perawat

khususnya tentang faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok

pada petugas kesehatan.

2. Manfaat institusi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sarana untuk

memberikan informasi kepada semua tenaga perawat tentang faktor

yang berhubungan dengan perilaku merokok pada petugas kesehatan.

3. Manfaat praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu

studi pendahuluan bagi peneliti selanjutnya dan juga sebagai pedoman

rujukan dalam menyusun atau melanjutkan tentang faktor yang

berhubungan dengan perilaku merokok pada petugas kesehatan.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Perilaku Merokok

1. Pengertian Perilaku merokok

Kata merokok berasal dari suku kata yaitu rokok, rokok adalah

silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm

(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang

berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada

salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat

dihirup lewat mulut pada ujung lainnya (Juliansyah, 2010).

Merokok merupakan menghisap rokok yaitu menghisap

gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas yang dibakar

ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar. Merokok

merupakan kegiatan yang menyebabkan efek kenyamanan. Rokok

memiliki antidepressant yang menimbulkan efek kenyamanan pada

efek pada perokok, walaupun perilaku merokok merupakan perilaku

yang membahayakan kesehatan karena terdapat 4000 racun dalam

sebatang rokok (Rochayati, 2015).

Sedangkan prilaku merokok adalah memasukkan bahan yang

berasal dari dedaunan (tembakau) yang mengandung zat tertentu

(khususnya nikotin) sebagai tindakan untuk memperoleh kenikmatan.

8
9

2. Pengetahuan Tentang Rokok

Pengetahuan adalah pemberian bukti oleh melalui pengigatan

atau pengenalan informasi dan ide yang sudah diperoleh

sebelumnya. menurut notoadmodjo pengetahuan merupakan

hasil dari tahu, dan ini terjadi seseorang melakukan penindaraan

terhadap suatu objek tertentu. pengindaraan terjadi melalui

pancaindera manusia. Yaitu indera penglihatan,pendengaran,

penciuman, perasa, dan peraba. Pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting dalam terbentuknya perilaku.

pengetahuan yang lebih menekankan pada pengematan dan dan

pengalaman inderawi di kenal sebagai pengetahuan empiris.

pengetahuan ini didapatkan dengan melakukan pengamatan dan

obserpasi yang dilakukan secara empiris dan rasional.

pengetahuan empiris juga biasa didapatkan melalui pengalaman

pribadi manusia yang terjadi berulang kali.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorng.dalam hal ini pengetahuan yang

tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu.

a. Mengetahui (know)

Tahu diartikan sebagai mengigat suatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya.termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengigat kembali sesuatu yang spesipik dari


10

seluru bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah di

terima.

b. Memahami (comperhension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang di ketahui,dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secra benar.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk mengunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untukk menjabarkan

materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen,tetapi

masi di dalam struktur organisasi dan masi ada kaitanya satu

sama lain.

e. Sintesis

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam

suatu bemntuk ke seluruhan yang baru.

f. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.


11

3. Lingkungan sosial

Perilaku individu yang notabene anggota dari suatu

kelompok masyarakat dan populasi, dapat berpengaruh pada

lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Maka dari itu untuk

mngubah perilaku perlu mengkombinasikan perilaku individu,

kelompok, dan upaya sosial.

Berikut penjabaran dari tahap perubahan perilaku yang di tiap

tahapnya mengkombinasikan peran dari individu, kelolmpok,

dan sosial.

a. Tahap precontemplation dan contenplation

Pada tahap ini, intervensi individu berfokus pada

pendidikan, menilai kesiapan untuk berubah, dan

menawarkan bantuan. Sedangkan target intervensi pada

kelompok dan populasi lebih luas dan menciptakan

lingkungan yang mendukung individu tersebut untuk tidak

merokok, seperti adanya pajak pada rokok dan pembatasan

merokok pada tempat umum dan tempat bekerja

b. Tahap persiapan

Dalam tahap ini individu sudah menentukan target

untuk dapat berhenti merokok. Keluarga dan teman juga

sangat berperan dalam memberikan dorongan dan

dukungan. Juga dengan usaha nasional, seperti acara

tahunan The American Cancer Society, Great American


12

Smokeout yang mendorong para perokok untuk selamanya

berhenti merokok dengan dimulai dari satu hari

c. Tahap aksi

Tahap dari aksi pada dasarnya, ada pada individu,

namun bagaimanapun harus didukung dan dorong oleh

keluarga dan kawan, serta di perkuat oleh usaha social

seperti asuransi kesehatan yang menyediakan pembiayaan

untuk mendukung group dan pengobatan

d. Tahap pemeliharaan

Tahap ini juga mengandalkan pada individual,

group, dan populasi/intervensi sosial. Intervensi individu

seringkali berfokus kepada edukasi mengenai masa yang

panjang untuk perubahan perilaku dan usaha pemenuhan

kebutuhan untuk melindungi dari godaan kembali merokok.

Cara pemeliharaan perilaku yang diinginkan membutuhkan

dukungan dan dorongan dari kelompoknya.

4. Stres

Stres merupakan suatu penomena universal yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat di hindari serta akan

dialami oleh setiap orang.stres dapat didepinisikan sebagai

sebuah keadfaan yang kita alami ketika ada sebuah ketidak

sesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan


13

untuk menatasinya stres juga dapat dihindari,disebabkan oleh

perubahan yang memerlukan penyesuaian

Stres adalah sekumpulan perubahan fsikologis akibat

tubuh terpapar terhadap bahaya ancaman.stres memiliki dua

komponen,fisik yakni bagaimana seseorang merasakan keadaan

di dalam hidupnya.perubahan keadaan fisik dan psikologis ini

disebut sebagai stresor pengalaman yang menginduksi respon

stres

a. Penggolongan stres

Selye menggolongkan stres menjadi dua berdasarkan

persepsi individu terhadap stres yang dialaminya,yaitu :

1) Distres (stres negstif)

distres merupakan stres yang merusak atau

bersipat tidak menyenangkan.stres dirasakan sebagai

suatu keadan dimana individu mengalami rasa cemas,

ketakutan, khwatir, atau gelisah. Sehingga individu

mengalami rsa cemas,ketakutan, atau gelisah.

Menyakitkan,dan timbul keinginan keadaan psikologi

yang negatif,menyakitkan, dan timbul keinginan untuk

menghindarinya.
14

2) Eustres (stres positif)

eustres bersipat menyenangkan dan merupan

pengalaman yang memuaskan.harison mengemukakan

frase joy of stres untuk mengungkapkan hal-hal yang

bersipat positif yang timbul dari adnya stres. Uestres

dapat meningkatkan kesiagaan mental, kewaspadaan,

kognisi, dan ferpormansi individu.eustres juga dapat

meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan

sesuatu,misalnya karya seni.disisi lain stuart dan

mengklasipikasikan tingkat stres,yaitu:

a) Stres ringan

pada tingkat stres ini sering terjadi pada

kehidupan sehari-hari dan kondisi ini dapat

membantu individu menjadi waspada dan

bagaimana mencegah berbagai kemungkinan yang

akan terjadi.

b) Stres sedang

pada stres tingkat ini individu lebih

mempokuskan hal penting saatv ini dan

mengesampingkan yang lain sehingga

mempersempit lahan persepsinya.


15

c) Stres berat

pada tingkat ini lahan persepsi individu sangat

menurun dan cenderung memusatkan perhatian

pada hal-hal lain. Semua perilaku ditunjukan untuk

mengurangi stres.individu tersebut mencoba

memusatkan perhatian pada lahan lain dan

memerlukan banyak pengarahan.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merekok

a. Faktor biologis

Nikotin di dalam rokok merupaka salah satu bahan kimia

yang berperan penting pada ketergantungan merokok.

b. Faktor psikologis

Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi

penghalang rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga

timbul rasa persaudaraan

c. Faktor lingkungan sosial

Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap kepercayaan

dan perhatian individu pada perokok

d. Faktor sosio-kultural

Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan

( kurangnya pengetahuan/informasi), penghasilan dan gengsi

akan mempengaruhi perilaku merokok pada individu


16

e. Faktor sosial- politik

Menambah kesadaran umum berakibat pada langkah-langkah

politik yang bersifat melindungi bagi orang yang tidak

merokok.

B. TINJAUAN UMUM PETUGAS KESEHATAN

1. Defenisi Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan atau tenaga kesehatan adalah setiap orang

yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

penegtahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan.

2. Perilaku merokok pada petugas kesehatan

Program anti tembakau termasuk dalam sepuluh program

unggulan kesehatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku dan

memberdayakan masyarakat dalam mengurangi angka kesakitan dan

kematian yang disebabkan oleh rokok. Solusi merokok sangat

bergantung pada kerja keras tenaga kesehatan, oleh sebab itu tenaga

kesehatan harus mempunyai komitmen yang tinggi untuk

meningkatkan perannya dalam penanggulangan masalah rokok.

Perilaku petugas kesehatan merupakan salah satu faktor penguat

(reinforcing factor) yang dapat mempengaruhi masyarakat untuk

berperilaku sehat. Untuk berperilaku sehat masyarakat bukan hanya

memerlukan pengetahuan tentang sikap yang positif serta dukungan


17

fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari

petugas kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan

yang diharapkan

Semakin meluas dan intensifnya penyebaran informasi tentang

pengaruh buruk dari perilaku merokok pada kesehatan, semakin

banyak individu yang ingin berhenti merokok, tetapi banyak kesulitan

yang dihadapi, sehingga banyak yang belum berhasil.Kesulitan

tersebut disebabkan oleh dua faktor yaitu karena faktor

ketergantungan nikotin yang bersifat adiktif dan faktor psikologis

karena merasa kehilangan kegiatan tertentu, tekanan dalam pergaulan

sosial yang dianggap tidak sopan karena menolak rokok.Oleh sebab

itu, sangat diperlukan bantuan dan dukungan dari semua pihak, bagi

individu yang sudah berniat untuk berhenti merokok. Di Indonesia,

upaya pengendalian konsumsi tembakau, telah dimulai sejak tahun

1999 dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 81, yang

terakhir telah direvisi melalui Peraturan Pemerintah No. 19/2003

tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan. Seharusnya pengurangan

atau penghentian kebiasaan merokok menjadi tanggung jawab semua

pihak. Profesi kesehatan, terutama para dokter dan paramedis

mempunyai peran sangat penting dalam promosi berhenti merokok.

petugas kesehatan diyakini mempunyai peran mencapai 10% dalam

mendorong pasien untuk berhenti merokok. Caranya dengan memberi

intruksi secara tegas kepada pasien untuk berhenti merokok. Namun


18

pada kenyataannya, sampai saat ini peran petugas kesehatan tersebut

dalam upaya pengurangan jumlah konsumsi tembakau di masyarakat

atau pada pasien, belum bisa optimal. Apalagi masih banyak dijumpai

petugas kesehatan sendiri mempunyai perilaku merokok, bahkan

ditempat kerja di ruang kerjanya. Seperti faktor berikut, bahwa

sebagian besar pegawai kesehatan laki-laki di RSUD. Sawerigading

Palopo, mempunyai kebiasaan merokok di tempat kerja.

C. Kerangka Konsep

Untuk mengetahui tentang variabel yang akan diteliti, yaitu faktor

yang berhubungan dengan perilaku merokok pada petugas kesehatan akan

digambarkan dalam kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan
Perilaku
Merokok
Lingkungan sosial

Stres

Ket :

: Variabel independen

: Variabel dependen

: Tanda penghubung

Gambar 2.1 : Kerangka Konsep


19

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Tabel 2.1Definisi operasional dan kriteria objektif


No Variabel Defenisi Cara Alat Kriteria Skala
Operasional ukur ukur Objektif
1 Perilaku Aktifitas kuesion Kuesio 1. Jika Guttman
Merokok menghisap er ner
tidak
rokok yang
dilakukan sama
oleh
sekali
responden
meroko
k maka
skor
respond
en 0
2
2. Jika
agak
meroko
k maka
skor
respond
en 1
3. Jika
perokok
sedang
maka
skor
respond
en 2
4. Jika
sangat
perokok
maka
20

skor
respond
en 3
5. Jika
sanga
sekali
meroko
k maka
skor
respond
en 4

2 Pengetah Hal-hal yang kuesion Kuesio 1. Baik Ordinal


uan di ketahui
er ner jika
oleh
responden skor
tentang rokok
respond
yang meliputi
bahaya rokok en >38
bagi
2. Cukup
kesehatan
jika
skor
respond
en 20-
38
3. Kurang
jika
skor
respond
en <20

3 Lingkung Ada kuesion Kuesio 1. Positif Nominal


an sosial tidaknya er ner jika
keluarga atau skor
teman yang
respond
tinggal
21

bersama en 10-
responden 15
2. Negatif
jika
skor
respond
en 16-
20

4. stress Respon Kuesio Kuesio 1. Tidak Guttman


emosional ner ner pernah
responden jika
pada saat
skor
merokok
respond
en < 18
2. Kadang-
kadang
jika
skor
respond
en 18-
30
3. Sering
jika
skor
respond
en >31
4. Selalu
jika
skor
respond
en 31-
43

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Null (H0):


22

1. Tidak hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok pada petugas

kesehatan di RSUD Sawerigading Palopo Tahun 2020.

2. Tidak ada hubungan lingkungan sosial dengan perilaku merokok pada

petugas kesehatan di RSUD Sawerigading Palopo Tahun 2020.

3. Tidak ada hubungan stres dengan perilaku merokok pada petugas

kesehatan di RSUD Sawerigading Palopo Tahun 2020.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei

analitik. Penelitian ini menggunakan rancangan survei cross sectional

yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-

faktor risiko dengan efek dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach)

(Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Sawerigading Palopo.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksankan bulan Februari sampai agustus

2020

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam

suatu penelitian (Saryono, 2013). Populasi dalam penelitian ini yaitu

petugas kesehatan laki-laki yang ada di RSUD Sawerigading Palopo

dengan populasi sebanyak 84 orang


25

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penellitian ini adalah menggunakan

total sampling. Total sampling adalah tekhnik pengmbilan sampel

dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Jadi sampel dalam

penelitian ini adalah 40 orang

Pengambilan sampel ditentukan dengan kriteria inklusi dan eksklusi,

sebagai berikut :

a. kriteria inklus

1) Kepala keluarga perokok

2) Pria

3) Usia 20 – 65 tahun

4) Perokok aktif minimal 1 tahun (Bukan rokok linting)

5) Bersedia menjadi responden

a. Kriteria Eksklusi

1) Kepala keluarga yang sudah berhenti merokok

2) Subjek tidak bersedia mengisi kuesioner

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan

alat pengumpul data berupa kuisioner yang terdiri dari 4 bagian yaitu:

demografi responden, lingkungan, faktor iklan dan perilaku merokok.

1. Data demografi responden yang meliputi umur, jenis kelamin dan

pendidikan.
26

2. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 19 pertanyaan menggunakan Skala

Guttman dengan pilihan sebatas Benar dan Salah. Dimana benar (2),

salah (1)

3. Kuesioner kepribadian terdiri dari 10 pertanyaan menggunakan Skala

Guttman dengan pilihan Ya (skor 2), Tidak (Skor 1)

4. Kuesioner stres terdiri dari 14 pertanyaan menggunakan Skala Likert

dengan pilihan Selalu (skor 3), sering (skor 2), Kadang-kadang (skor

1), Tidak pernah (skor 0).

5. Kuesioner perilaku merokok terdiri dari 11pertanyaan menggunakan

Skala Likert dengan pilihan 0( tidak pernah), 1 (jarang), 2 (kadang-

kadang), 3(sering), 4 (selalu)

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada saat penelitian dilakukan dengan cara

mengambil data primer dan data sekunder.

1. Data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari sumber

asli (tidak melalui media perantara). Peneliti mengambil data primer

melalui observasi dan kuesioner.

2. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat

oleh pihak lain). Peneliti mengambil data sekunder dari referensi buku

dan internet.

Tahap pengumpulan data yaitu peneliti mendatangi RSUD

Sawerigading Palopo untuk mengambil data jumlah petugas kesehatandi


27

rumah sakit tersebut.Setelah mendapatkan data peneliti meminta izin

kepada Direktur RSUD Sawerigading Palopo untuk mengizinkan peneliti

melakukan penelitian di rumah sakit tersebut. Setelah itu, peneliti

mendatangi petugas kesehatan untuk meminta persetujuan menjadi objek

penelitiannya. Ketika petugas kesehatan menyetujui, peneliti melakukan

observasi dan wawancara terkait yang akan diteliti oleh peneliti.

Kemudian peneliti membagikan kuesioner kepada petugas kesehatan. Pada

saat pengisian kuesioner, peneliti menjelaskan petunjuk pengisian data

yang kurang dimengerti. Kuesioner yang telah diisi, kemudian

dikumpulkan dan dicek oleh peneliti untuk diolah dan dianalisis.


29

F. Pengolahan dan Penyajian Data

1. Pengolahan data

Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu data harus

diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Langkah-

langkah yang harus ditempuh oleh peneliti (Hidayat, 2010), yaitu:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan.Editing dapat dilakukan

pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pembagian kode numerik

(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa

kategori.Pemberian kode ini sangat penting karena pengolahan dan

analisa data dalam penelitian ini menggunakan komputer.

c. Data entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel, kemudian peneliti membuat

distribusi frekuensi sederhana.

2. Penyajian data

Penyajian data ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi pengetahuan, sikap, stress dan perilaku merokok. Tabel

distribusi pengetahuan terdiri dari baik, cukup dan kurang.


30

Tindakan terdiri dari positif dan negatif. Stress terdiri dari stress

dan tidak stress. Sedangkan tabel distribusi perilaku merokok terdiri

dari berat dan ringan.

G. Analisa Data

Pada penelitian ini, data yang telah terkumpul dianalisis dengan

teknik analisis univariat (satu variabel) dan bivariat (dua variabel).

1. Analisa univariat

Analisa univariat bertujuan untuk memperlihatkan atau

menjelaskan distribusi frekuensi dari variabel independen

(pengetahuan, Tindakan dan Stres) dan variabel dependen (perilaku

merokok).

2. Analisa bivariat

Analisis data ditujukan untuk menjawab tujuan penelitian dan

menguji hipotesis penelitian untuk mengetahui adanya hubungan

variabel independen (lingkungan dan iklan rokok) dengan variabel

dependen (perilaku merokok) dengan menggunakan sistem

komputerisasi SPSS versi 23dan diolah menggunakan uji statistikChi

Square Test dimana hipotesa diterima dengan tingkat kemaknaanp –

value < 0,05 (ada hubungan).


31

H. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian, mengingat penelitian ini berhubungan langsung dengan

manusia, maka segi etika penelitian harus senantiasa diperhatikan

(Hidayat, 2010), seperti:

1. Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)

Informed consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang akan diteliti.

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data. Jika calon responden bersedia untuk diteliti, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan.Bila calon

responden menolak, maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap

menghormati haknya.

2. Tanpa nama (anonimity)

Anonimity adalah tidak memberikan atau mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data. Kerahasiaan responden harus selalu terjaga.

Untuk menjaga kerahasiaan tersebut, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden, pada lembar pengumpulan data dan

pada lembar kuisioner, cukup diberikan kode tertentu sebagai

identifikasi subjek.
32

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Confidentiality adalah memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Shinta. (2017). Hubungan Antara Stres Akademik Dengan Perilaku


Merokok Mahasiswa

Amira, Iceu.(2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok


Pada Siswa SMAN 2 Garut. Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VII No. 1.

Aulia, Rizky R. (2019).Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok


Pada Siswa di SMA Negeri 3 Pangkep. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Volume 14 Nomor 4.

Baharuddin (2017).Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku


Merokok Pada Anak Usia Remaja Madya (15-18 Tahun)

Dharma, Kusuma Kelana.(2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta:


Trans Info Media.

Helmi, A.F. dan Komalasari, D. (2013).Faktor-faktor Penyebab Perilaku


Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada.

Hidayat, Alimul AA. (2010). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik


Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Indra, Syaiful. (2019). Faktor Penentu Perilaku Merokok Murid Laki-Laki


Sekolah Menengah atas di Kota Pariaman. Jurnal Berita Kedokteran
Masyarakat, Volume 35 No. 1.

Jabbar, Abdul. (2012). Nge- Rokok Bikin Kamu “Kaya”. Solo: Samudra.

Jaya, Muhammad. (2012). Pembunuh Berbahaya itu Bernama Rokok.


Yogyakarta: Riz’ma.

Juliansyah, F. (2010).Perilaku merokok pada remaja.(Online) tersedia di


http://fajarjuliansyah.about-psshycology-and-counseling.html.Diakses pada
15 Maret 2020.

Maryunani, Anik. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Trans
InfoMedia.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.


Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

33
34

Octaviani, Novia. (2019).Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku


Merokok Pada Mahasiswa Pria di Universitas Pakuan Bogor Provinsi
Jawa Barat Tahun 2018. Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Vol. 2
No. 1

Pranata, Muhammad Alwi Eka. (2019).Hubungan Lingkungan Keluarga dengan


Perilaku Merokok pada Remaja di SMP Negeri 29 Samarinda. Jurnal
Borneo Student Research, Vol. 1 No. 1.

Rochayati, Siti Ati. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok


Remaja di Sekolah Menengah Kejuruan Kabupaten Kuningan. Jurnal
Keperawatan Soedirman, Volume 10, No.1.

Saryono.(2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Dalam Bidang


Kesehatan. Jakarta: Nuha Medika.

Sukendro, Suryo. (2012). Sehat Tanpa Berhenti Merokok: Filosofi Rokok,


Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Sunarianto, Achmad Gatot. (2019).Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku


Merokok AnggotaClub Motor PSFRB (Putra Sogok Family Racing Blitar).
Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2.

Wawan dan Dewi.(2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan


PerilakuManusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
35
36

Lampiran 1. Permohonan Kesediaan Menjadi Responden

PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth
Bapak/Ibu/Sdr(i) Calon Responden
Di Tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan STIKES MEGA BUANA PALOPO.
Nama : ARVAN SULAIMAN
NIM : K.16.01.003

Akan melakukan penelitian dengan judul : “Faktor yang Berhubungan


dengan Perilaku Merokok pada Petugas Kesehatan di Rsud Sawerigading Palopo
Tahun 2020”. Bersamaan ini saya mohon untuk menjadi responden dan
menandatangani lembar persetujuan, serta menjawab seluruh pertanyaan dalam
lembar kuisioner sesuai dengan petunjuk yang ada, jawaban yang diberikan akan
saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Atas perhatian dan partisipasinya dalam penelitian ini saya ucapkan banyak
terima kasih.

Peneliti

ARVAN
37

Lampiran 2. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia ikut


berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES MEGA BUANA PALOPO. Dengan judul penelitian :
“Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Petugas Kesehatan di
RSUD Sawerigading Palopo Tahun 2020”. Saya juga mengerti bahwa data
mengenai penelitian ini dirahasiakan oleh peneliti dan hanya akan digunakan
untuk kepentingan penelitian.
Saya telah diberikan penjelasan tentang penelitian ini dan saya mengetahui
bahwa informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya bagi
perkembangan pengetahuan, khususnya keperawatan.
Dengan ini saya secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun
menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Palopo, 2020

(…………………………)
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

FORMAT PENGUMPULAN DATA


(LEMBAR KUISIONER)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA PETUGAS KESEHATAN DI RSUD
SAWERIGADING
PALOPO TAHUN 2020

A. Data Demografi
1. Nama (Inisial) : …………………………
2. Umur : …………………………
3. Pendidikan :…………………………
B. KUISIONER PENGETAHUAN

Berilah tanda ceklis pada jawaban yang anda pilih !

No Pertanyaan Benar Salah


1 Rokok tidak berbahaya bagi kesehatan
2 Rokok berbahaya bagi perokok itu sendiri
3 Bila anda merokok, asap rokok yang anda
hembuskan itu merupakan polusi udara bagi orang
yang ada disekitar anda
4 Bila seseorang yang ada disekitarmu bukan
seorang perokok tetapi dia ikut menghisap asap
rokok yang kamu hembuskan disebut dengan
perokok pasif
5 Di dalam rokok terdapat kandungan zat yang
berbahaya
6 Salah satu kandungan rokok yaitu karbon
monoksida daoat mengikat diri dengan sel darah
merah dan mengakibatkan penyempitan pembuluh
darah
7 Bahan-bahan yang terdapat di dalam rokok seperti
tar, nikotin, dan lain-lain tidak berbahaya bagi
kesehatan
8 Nikotin dalam rokok tidak menyebabkan ketagihan
pada si perokok
9 Rokok banyak mengandung bahan-bahan yang
berbahaya bagi kesehatan
10 Penyakit yang timbul dari akibat merokok salah
satunya adalah kanker paru
11 Tidak ada penyakit yang disebabkan oleh rokok
12 Tidak ada hubungan yang berarti antara merokok
dengan kesehatan si perokok
13 Rokok dapat mempengaruhi penyempitan
pembuluh darah yang dapat menyebabkan
gangguan sirkulasi darah
14 Tidak ada penyakit yang disebabkan oleh rokok
40

15 Bahaya rokok terhadap kesehatan salah satunya


adalah pengaruh rokok terhadap kesehatan gigi dan
mulut
16 Merokok dapat menyebabkan impotensi (lemah
syahwat), menurunnya kekebalan individu dan
kanker
17 Rokok tidak berpengaruh terhadap kesehatan gigi
dan mulut
18 Terdapat peraturan undang-undang yang melarang
merokok ditempat umum, saranan kesehatan,
tempat kerja, tempat proses belajar mengajar,
angkutan umum.
19 Terdapat sedikit dampak positif yang ditimbulkan
oleh rokok

C. KUISIONER STRESS (Depreasion Anxiety Stres Scale)


Keterangan :
1 : Tidak pernah
2 : Kadang-kadang
3 : Sering
4 : Selalu

No Aspek Penelitian 1 2 3 4
1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-
41

hal kecil/sepeleh
2 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap situasi
3 Saya merasa sulit untuk relaksasi/bersantai
4 Saya merasakan diri saya mudah merasa kesal
5 Saya merasa dir saya menghabiskan energi untuk
berfikir
6 Saya merasakan diri saya menjadi tidak sabar (misalnya
: menunggu sesuatu)
7 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung
8 Saya merasa sulit untuk beristirahat
9 Saya merasa diri saya mudah marah
10 Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu
membuat saya kesal
11 Saya merasa sulit untuk menerima teguran untuk apa
yang saya lakukan
12 Saya merasa ketegangan
13 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang
menghalangi anda untuk menyelesaikan hal yang
sedang anda lakukan
14 Saya merasa diri saya gelisah

D. KUISIONER LINGKUNGAN SOSIAL


Beri tanda check list (v) pada tempat yang telah disediakan sesuai dengan
jawaban Anda !

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah di lingkungan anda banyak perokok
2 Apakah anda merokok karna faktor lingkungan
3 Apakah anda sudah ketergantungang dengan rokok
4 Apakah ada niat anda untuk berhenti merokok
5 Apakah anda mampu berkonsentrasi dengan baik
disaat anda bekerja setelah menjadi perokok
6 Apakah rokok bisa menginspirasi anda saat
42

bekerja dengan baik


7 Apakah dilingkungan anda yang sesama perokok
selalu menolong anda ketika anda membutuhkan
bantuan
8 Apakah setelah menjadi perokok anda memiliki
hubungan yang baik dilingkungan anda

E. KUISIONER PERILAKU MEROKOK GLOVER NILSSON


(GN-SBQ)
Silahkan tandai pilihan Anda dengan melingkari nomor yang paling
mewakili pilihan Anda.

0 = Tidak sama sekali


1 = Agak
2 = Sedang
3 = Sangat
4 = Sangat Sekali
Berapa banyak Anda menilai pertanyaan berikut
(Khusus untuk nomor 1 – 2)
PENILAIAN
NO PERTANYAAN
0 1 2 3 4
1 Kebiasaan merokok saya sangat penting untuk
saya
2 Saya memegang dan meainkan rokok saya
sebagai bagian dari ritual merokok.
43

Silahkan tandai pilihan Anda dengan melingkari nomor yang paling mewakili
pilihan Anda. (Khusus untuk nomor 3 – 11)
0 = tidak pernah
1 = jarang
2 = kadang-kadang
3 = sering
4 = selalu
N PENILAIAN
PERTANYAAN 0 1 2 3 4
O
3 Apakah Anda meletakan sesuatu di dalam
mulut Anda untuk mengalihkan Anda dari
merokok
4 Apakah Anda menghargai diri Anda dengan
sebatang rokok.
5 Jika Anda mendapati diri Anda tanpa rokok,
apakah Anda akan mendapatkan kesulitan
dalam berkonsentrasi sebelum berusaha
melakukan tugas?
6 Jika Anda tidak diperbolehkan untuk merokok
di tempat- tempat tertentu, apakah Anda
kemudian memainkan bungkus rokok atau
rokok Anda?
7 Apakah suasana tertentu mengisyaratkanmu
untuk merokok, misal kursi favorit, sofa,
kamar, mobil, atau minum alkohol?
8 Apakah Anda menyulut sebatang rokok secara
rutin (tanpa memohon)?
9 Apakah Anda meletakkan sebuah rokok yang
tidak dinyalakan atau objek – objek yang lain
(pena, tusuk gigi, permen karet, dll) ke dalam
mulut dan menghisapnya agar merasa lega
dari stress, rasa tegang atau frustasi?
10 Apakah bagian dari kenikmatan merokok
44

datang dari langkah-langkah (ritual) yang


Anda lakukan saat menyulut rokok?
11 Ketika Anda sendirian di dalam sebuah
restoran, terminal bus, pesta, dll, Anda merasa
aman, terjamin, atau lebih percaya diri jika
Anda memegang sebatang
rokok.

Anda mungkin juga menyukai