Anda di halaman 1dari 2

Alat musik tradisional Jepang merupakan bagian dari kesenian negara Jepang yang digunakan pada

tempo dulu. Dalam acara kesenian di Jepang, alat musik kuno masih menghiasi panggung –
panggung pertunjukkan. Mulai dari alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul sampai di tiup
dan juga di gesek.jenis-jenis alat musik tradisional jepang :

1.Shakuhachi

SHAKUHACHI merupakan alat musik yang bentuknya menyerupai seruling di Indonesia.


Nama SHAKUHACHI merupakan nama awal alat musik ini sedangkan sejalan dengan
perkembangannya maka alat musik SHAKUHACHI sekarang lebih dikenal dengan nama
FUKESHAKUHACHI. Awalnya SHAKUHACHI ini terkenal pada zaman pertengahan dari era
KAMAKURA . Sejarah mengatakan bahwa ada seorang biksu aliran ZEN yang bernama
KAKUSHIN. KAKUSHIN pergi ke Cina untuk belajar dan akhirnya
mempelajari SHAKUHACHI dari seorang guru dari Cina yang bernama CHOSHIN.
Awalnya KAKUSHIN ingin belajar SHAKUKACHI untuk menyebarkan ajaran guru FUKE yang
merupakan guru dari agama Budha aliran ZEN. KAKUSHIN lalu pulang ke Jepang membawa
ilmu lagu SHAKUHACHI beserta alat musik SHAKUHACHI. Semenjak itulah alat musik
SHAKUHACHI ini terkenal di Jepang. Awalnya SHAKUHACHI dugunakan untuk mneyebarkan
ajaran agama Budha bahkan lagu-lagu klasik dari SHAKUHACHI mengandung unsur ajaran
aliran ZEN.
Pada awalnya alat musik SHAKUHACHI memiliki ukuran panjang 54 cm atau 1 shaku 8
sen. Namun seiring dengan perkembangan alat musik SHAKUHACHI ini maka alat musik ini
sekarang memiliki panjang yang  bervariasi. Variasi panjang ini juga menyebabkan
perbedaan nada dasar dari jennis-jenis SHAKUHACHI sekarang ini.
Layaknya alat musik dari Cina lainnya maka SHAKUHACHI juga terbuat dari bambu yang
diambil hampir mendekati bagian akar bambu. Terdapat 5 lubang dari sebuah
SHAKUIHACHI yaitu 4 lubang pada bagian depan dan satu pada bagian belakang (seperti
seruling di Indonesia). Dulu bagian dalam SHAKUHACHI hanya digosok hingga halus demi
mendapatkan kualitas suara yang bagus namun sekarang kita akan melihat SHAKUHACHI
yang dalamnya dilapisi oleh SHU-URUSHI yang merupakan pewarna merah alami atau
KURO-URUSHI yang merupakan pewarna hitam alami. Sekarang bagian mulut SHAKURACHI
juga bukan dipotong melintang namun dipasangkan tanduk kerbau atau rusa dan
mempunyai suara yang paling sensitif yang menjadikannya kecintaan di hati warga Jepang.

2.Biwa

Biwa adalah sejenis kecapi berleher pendek yang digunakan dalam musik


tradisional Jepang.[1] Biwa diperkenalkan dari Tiongkok.
Biwa adalah instrumen senar dan ada tiga variasi yang berbeda dari Biwa. Salah
satunya adalah Gaku Biwa, ciri-cirinya memiliki pasak tebal dan kecil untuk senar.
Kedua adalah Chikuzen Biwa. Jenis ketiga dikenal sebagai Biwa Satsuma yang
ditandai dengan ukuran besar dengan jembatan tinggi.
Permainan biwa dapat didengar antara lain di dalam musik istana Gagaku dan
sebagai musik Heike Monogatari.[2] Biwa Jepang terbuat dari sutera, bahan yang
beresonansi lebih halus.
3.shamisen

Shamisen adalah alat musik khas Jepang yang dimana alat musik petik ini terdiri dari 3 senar yang
dimainkan dengan menggunakan pick khusus yang disebut Bachi. Dibagian depan shamisen dilapisi
oleh kulit hewan yang fungsinya untuk memperkeras suara senar serta membuat suara yang khas
dari alat musik tersebut.
lapisan kulit Shamisen biasanya terbuat dari kulit hewan untuk kualitas baik tetapi ada juga yang
menggunakan kulit imitasi tetapi kualitasnya sangat berbeda jauh.

4.koto

Koto adalah alat musik tradisional Jepang yang memiliki dawai. Bentuknya mirip dengan
alat musik zheng di China, yatga di Mongolia, gayageum di Korea, dan Đàn Tranh di
Vietnam. Koto memiliki panjang sekitar 180 sentimeter (cm), dan terbuat dari kayu Kiri
(Paulownia tomentosa). Alat musik ini memiliki 13 string/senar yang dirangkai lebih dari 13
jembatan bergerak sepanjang lebar instrumen.

5.Taiko

Taiko adalah sebuah alat musik tradisional yang berbentuk seperti drum. Koto memiliki panjang
sekitar 180 sentimeter (cm), dan terbuat dari kayu Kiri (Paulownia tomentosa). Alat musik ini
memiliki 13 string/senar yang dirangkai lebih dari 13 jembatan bergerak sepanjang lebar
instrumen. Menurut situs taiko.com, tidak ada yang tahu pasti mengenai sejarah hadirnya alat musik
ini sendiri. Namun, dipercaya bahwa kemunculan alat musik ini juga dipengaruhi oleh Korea dan
China. Selain itu, alat musik ini dulu aktif digunakan pada zaman peperangan, untuk mengintimidasi
dan menakuti musuh. Pemilihan alat ini karena suaranya yang dapat terdengar di seluruh medan
perang. Taiko untuk perang ini digunakan oleh Shingen Takeda, seorang panglima perang yang
terkenal saat itu. Taiko juga digunakan sebagai sinyal suatu keadaan pada sebuah daerah tertentu.
Misalnya suatu ketukan Taiko menandakan keberangkatan pemburu, ketukan yang lain menandakan
kegiatan lainnya. Alat musik ini juga digunakan untuk memberi peringatan pada penduduk bahwa
badai akan datang. Untuk fungsi ini, masyarakat percaya bahwa Taiko dihuni oleh Dewa.
Berkembangnya keyakinan ini, membuat Taiko dianggap sebagai suatu benda suci yang hanya boleh
dimainkan pada acara keagamaan dan tidak semua orang boleh memainkannya.

Anda mungkin juga menyukai