Anda di halaman 1dari 13

Musik Jepang

Kelompok II
Jacklyn, Romasi, Agatha, Wisnu, Yopi
Musik Jepang
Musik Jepang merupakan gaya musik khas Jepang dari beragam artis,
baik tradisional maupun modern. Kata musik dalam bahasa Jepang
berarti ongaku, menggabungkan on (sound, suara) dengan gaku (music,
musik). Jepang merupakan pasar musik terbesar kedua di dunia, dengan nilai
total area penjualan mencapai 4,4 juta dollar dan sebagian besar pasar
didominasi oleh artis Jepang.
Saat ini, musik lokal sering muncul di berbagai tempat karaoke, dari
label rekaman. Musik tradisional Jepang sangat berbeda dari Musik Barat
mulai dari segi perkembangannya, sistem nadanya sampai alat musiknya.
Ada dua jenis musik yang diakui sebagai jenis musik tradisional Jepang tertua,
yaitu shmy , atau nyanyian Budha, dan gagaku, musik istana, di mana
keduanya berada pada zaman Nara dan Heian.
Beberapa tokoh musik Jepang yang terkenal di era modern antara
lain adalah Amuro Namie yang merupakan ratu J-Pop, Hibari Misora yang
merupakan penyanyi legendaris Jepang, Seiji Ozawa yang merupakan dirijen
dan pembuat musik klasik di akhir periode romantik.
Perkembangan Musik
Musik Jepang pada jaman dahulu sangat terpengaruh perkembangan
musik dari daratan Cina dan semenanjung Korea, tetapi lama kelamaan
memiliki sifat dan ciri tersendiri. Musik Jepang dimulai dari munculnya Orkes
Gagaku dilanjutkan dengan perkembangan musik instrumen tunggal. Pada
pertengahan abad ke-19, Jepang mulai memasuki zaman musik modern.
Abad 8
Muncul sebuah orkes dengan nama Orkes Gagaku
Gagaku awalnya berasal dari Tiongkok yang pertama kali dibawakan oleh
kantor musik istana Jepang pada akhir jaman Asuka. Gagaku dikenal sebagai musik
tradisional yang digunakan saat upacara resmi saja. Perlu diketahui juga, Gagaku
adalah bentuk musik orkestra tertua di dunia yang keasliannya masih terjaga.
Gagaku dibagi menjadi kangen (musik instrumen) dan bugaku (tarian disertai
dengan gagaku). Gagaku terdiri dari 17 musisi yang bermain instrumen tiup kayu,
petik dan perkusi.
Instrumen tiup terdiri dari Ryuteki (Flute), Hichiriki (Oboe), dan Sho (Harmonika
mulut)
Instrumen petik terdiri dari Biwa (Kecapi Bengkok) dan Koto
Instrumen perkusi terdiri dari Shoko (Gong Kecil) dan Taiko (Drum Besar)
Hingga sebelum zaman Meizi, di Jepang terdapat organisasi gagaku
bernama Sanpogakuso. Organisasi ini terdiri dari tiga kelompok yang berkedudukan
di daerah Osaka, Kyoto dan Nara. Setiap kelompok memiliki aliran musik masing-
masing. Meski sudah jarang, para samurai masih sering mendengarkan dan
memainkan gagaku untuk praktik memperkaya hidup dan pemahaman.
Video Orkes Gagaku
https://www.youtube.com/watch?v=5OA8HFUNfI
Abad 15 s/d 17
Pada abad 15, musik instrumen tunggal seperti Shamisen dan Koto
menjadi populer khususnya untuk memberi iringan lagu dan drama musik.
Perkembangan musik drama mencapai masa keemasannya pada abad 17
dengan format kabuki dari musik teater tradisional Jepang.

Shamisen Koto
Abad 18
Pada pertengahan abad 18, terjadi restorasi Meiji yang menyebabkan
pengaruh Barat mulai masuk ke Jepang. Selain itu, Jepang juga mengakhiri
zaman keshogunannya dengan pengunduran diri Shogun Tokugawa ke 15 yang
berarti Jepang mulai memasuki masa modern.
Banyak format musik tradisional yang dikembangkan dengan format
musik Barat sehingga Jepang mulai masuk era perkembangan musik modern.
Namun Jepang tetap berusaha menjaga keaslian dari musik-musik tradisional
mereka seperti Orkes Gagaku.

Modernisasi Musik Jepang Lukisan Tentang Orkes Gagaku


Ragam Musik
Musik Tradisional
Musik tradisional Jepang pada umumnya berbentuk musik festival
religius, nyanyian bekerja dan pengiring pertunjukan rakyat, seperti : tarian
bertopeng, teater rakyat dan tarian rakyat. Selain itu juga digunakan untuk
pemujaan dewa, perayaan tertentu dan hiburan di Istana. Semua kegiatan itu
tidak dapat dipisahkan dari musik tradisional.
Musik Modern
Musik modern Jepang dimulai pada tahun 1867, setelah Mutsuhito
Meiji menjadi Kaisar Jepang. Salah satu orang yang bertanggung jawab untuk
mengenalkan musik Eropa adalah Suzuki ShinIchi. Beliau menemukan metode
pengajaran biola yang disebut Suzuki untuk anak-anak yang diadopsi dari
sekolah musik di Amerika Serikat. Penemuannya ini membuat ia diakui sebagai
pedagong atau guru paling berpengaruh dan kontroversial.
Sistem Nada
Tangga nada yang digunakan dalam bermain musik adalah tangga nada
pentatonik. Susunan nada-nada yang dipergunakan adalah : D-F-G-A-B
yang dapat dituliskan sebagai berikut :
Instrumen Musik
Heikebiwa, sejenis kecapi berleher pendek yang di
perkenalkan dari Tiongkok. Biwa Jepang umumnya
dibuat dari sutera, bahan yang beresonansi halus.

Koto ,merupakan instrumen musik tradisional


Jepang Koto memiliki permukaan yang cembung
dengan 13 dawai dengan bridges yang dapat
dipindahkan.

Taiko, merupakan sebuah drum yang digunakan


sebagai alat tabuh pada saat peperangan dan juga
digunakan dalam upacara atau kegiatan lainnya
seperti festival, opera atau upacara pada zaman ini.
Sho atau dikenal dengan harmonika mulut yang
memiliki 17 pipa bambu yang dimasukkan pada
resonator bulat. Berfungsi sebagai pengiring lagu
yang dimainkan ryuteki dalam orkes gagaku.

Gambar Kiri :
Ryuteki atau suling naga adalah sejenis suling yang
adalah salah satu dari tiga seruling yang
digunakan di gagaku, terutama untuk memainkan
lagu-lagu bergaya Cina. Pitch lebih rendah dari
pada komabue dan lebih tinggi dari pada kagurabue.

Gambar Kanan :
Shamisen adalah sejenis kecapi leher panjang. Memiliki
tiga dawai yang dipetik dengan bachi. Shamisen tertua
yang masih ada sekarang adalah Shamisen buatan
pengrajin dari Kyoto atas pesanan Toyotomi Hideyoshi
yang dikenal dengan nama Shamisen Yodo. Bentuk
Shamisen ini tidak jauh beda dengan Shamisen yang
sekarang.

Arigatou Gozaimasu~

Anda mungkin juga menyukai