KELAS/JURUSAN: C/ MUSIKOLOGI
ASIA
Benua Asia adalah benua terbesar di dunia. Benua Asia mengisi hampir 1/3
luas daratan di permukaan bumi yang terbentang dari wilayah kutub utara sampai
equator dan sebelah barat dari laut tengah, laut merah, pegunungan ural hingga
Samudra Pasifik. Secara astronomis letak benua Asia adalah antara 26oBT –
168oBB dan 11oLS - 77oLU.
Benua Asia yang merupakan benua terluas didunia di bagi menjadi beberapa
kawasan. Setiap kawasan dikelompokan berdasarkan posisinya. Berikut ini nama-
nama kawasan yang ada dibenua Asia berikut negara yang menjadi anggotanya.
Nama-nama Negara
DESKRIPSI
Musik Tradisi Asia adalah musik dan alat musik asli dari Asia, biasanya
digunakan para musisi-musisi Asia pada jaman dahulu untuk menghibur Raja atau
pesta rakyat dan untuk ritual-ritual keagamaan.
Berbeda dengan musik barat, musik asia biasanya mempunyai tangga nada
pentatonis.
Dan melalui tugas papers ini, saya akan menjelaskan mulai dari sejarah, alat
musik dan berbagai ritualnya.
MUSIK JEPANG
Musik Jepang merupakan gaya musik khas Jepang dari beragam artis, baik
tradisional maupun modern. Kata musik dalam bahasa Jepang berarti ongaku,
menggabungkan on dengan gaku. Jepang merupakan pasar musik terbesar kedua
di dunia, dengan nilai total area penjualan mencapai 4,422.0 juta dollar dan
sebagian besar pasar didominasi oleh artis Jepang.
Musik lokal sering muncul di berbagai tempat karaoke, dari label rekaman. Musik
tradisional Jepang sangat berbeda dari Musik Barat.
Ada dua jenis musik yang diakui sebagai jenis musik tradisional Jepang
tertua, yaitu shomyo, atau nyanyian Budha, dan gagaku istana musik kuno, dimana
keduanya berada pada zaman Nara dan Heian. Gagaku adalah jenis musik klasik
yang telah ada pada istana Kekaisaran sejak zaman Heian. Kagura-uta, Azuma-
asobi dan Yamato-uta merupakan repertoar adat. Togaku dan komagaku berasal
dari Dinasti Tang, Cina melalui Semenanjung Korea. Gagaku dibagi menjadi kangen
(musik instrumen) dan bugaku (tarian disertai dengan gagaku).
Berasal pada awal abad ke-13 honkyoku, merupakan singel shakuhach, imam Zen.
Imam ini, disebut komusō (biksu), yang memainkan honkyoku untuk sedekah dan
pencerahan. Sekte Fuke tidak ada lagi pada abad ke-19, tetapi garis keturunan
verbal dan tertulis dari beberapa honkyoku tetap berlanjut, meskipun musik ini saat
ini sering dimainkan pada sebuah konser. Samurai sering mendengarkan dan
memainkan dalam kegiatan musik, dalam praktik memperkaya hidup dan
pemahaman.
Musik tradisional
Biwa, lute, dimainkan oleh sekelompok pemain keliling, yang digunakan untuk
mengiringi sebuah cerita. Yang paling terkenal dari cerita ini adalah sejarah The Tale
of the Heike, abad ke-12 dari kemenangan klan Minamoto atas Taira. Serikat ini
akhirnya menguasai sebagian besar budaya musik Jepang.
Selain itu, banyak kelompok musisi buta yang terbentuk khususnya di daerah
Kyushu. Musisi tersebut, yang dikenal sebagai mōsō (biksu buta) berkeliling di
daerah mereka dan melakukan berbagai ritual agama untuk menyucikan rumah agar
dapat membawa kesehatan dan keberuntungan. Biwa yang mereka mainkan jauh
lebih kecil dari Heike biwa yang dimainkan oleh biwa hoshi.
Terkait Lafcadio Hearn dalam bukunya yang berjudul Kwaidan: Stories and Studies
of Strange Things "Mimi-nashi Hoichi" (Hoichi the Earless), cerita hantu Jepang
tentang seorang biwa hōshi buta yang memainkan "The Tale of the Heike"
Seorang wanita buta, yang dikenal sebagai goze, juga berkeliling di negeri tersebut
sejak zaman abad pertengahan. Dia menyanyikan lagu dan bermain musik dengan
pukulan drum yang dibawanya.[butuh rujukan] Sejak abad ketujuh belas mereka
sering memainkan koto atau shamisen. Organisasi Goze bermunculan di seluruh
negeri, dan ada hingga saat ini di prefektur Niigata.
Taiko
Penampilan Taiko
Taiko merupakan drum Jepang dalam berbagai ukuran dan digunakan untuk
memainkan berbagai genre musik. Taiko ini telah menjadi sangat populer dalam
beberapa tahun terakhir sebagai instrumen utama perkusi yang didasarkan pada
berbagai daerah dan musik festival masa lalu. Musik taiko tersebut dimainkan
dengan gendang besar yang disebut kumi-daiko. Asal-usulnya tidak pasti, tetapi
dapat diperkirakan sejak abad ke-7. Negara Cina telah mengikuti budaya ini, tetapi
instrumen dan musiknya tetap khas Jepang, Drum Taiko pada zaman ini digunakan
saat pertempuran untuk menakuti musuh dan untuk mengkomunikasikan perintah.
Taiko selalu digunakan dalam musik religius Buddha dan Shinto. Taiko ini hanya
dimainkan pada saat acara-acara khusus dalam kelompok kecil. Tidak hanya laki-
laki, kaum wanita juga memainkan taiko dalam festival semi-agama seperti tarian
bon.
Taiko modern konon ditemukan oleh Daihachi Oguchi pada tahun 1951.
Pemain genderang jazz, Oguchi menggabungkan latar musik ini ke dalam ansembel.
Gaya energik ini membuat kelompoknya populer di seluruh Jepang, dan membuat
Wilayah Hokuriku sebagai pusat musik taiko. Popularitas beberapa musisi muncul
dari musik ini termasuk Sukeroku Daiko dan rekan band nya Seido Kobayashi. Pada
tahun 1969 ada sebuah kelompok yang disebut Za Ondekoza yang didirikan oleh
Tagayasu Den; Za Ondekoza dikumpulkan bersama-sama pemain muda yang
berinovasi membangun kembali versi baru dari taiko, yang dipakai sebagai cara
hidup dalam gaya hidup komunal. Selama tahun 1970-an, pemerintah Jepang
mengalokasikan dana untuk melestarikan budaya Jepang, dan banyak kelompok
komunitas taiko dibentuk. Pada abad ini, kelompok taiko sudah tersebar di seluruh
dunia, terutama di Amerika Serikat.Permainan video Taiko Drum Master juga
didasarkan pada budaya ini. Salah satu contoh Band Taiko modern adalah Gocoo.
Musik daerah Min'yo
Pada musik min'yo, penyanyi biasanya disertai dengan alat musik lute dan
tiga alat musik lainnya yang dikenal sebagai shamisen, drum taiko, dan seruling
bambu yang disebut shakuhachi. Instrumen lainnya adalah seruling melintang yang
dikenal sebagai shinobue, sebuah bel yang dikenal sebagai kane, drum tangan yang
disebut tsuzumi, dan / atau kecapi 13 senar yang dikenal sebagai koto. Di Okinawa,
instrumen utamanya adalah sanshin. Ini adalah instrumen tradisional Jepang, tapi
dengan instrumentasi yang modern, seperti gitar listrik dan penyintesis.
Baru-baru ini sistem berbasis serikat dikenal sebagai sistem iemoto telah
diterapkan untuk beberapa jenis min'yo. Sistem ini awalnya dikembangkan untuk
mentransmisikan genre klasik seperti nagauta, shakuhachi, atau musik koto, tapi
karena terbukti menguntungkan untuk para guru dan didukung oleh siswa yang ingin
memperoleh sertifikat kemahiran serta nama-nama artis terus menyebar ke genre
seperti min'yō, Tsugaru-jamisen dan jenis-jenis musik tradisional lainnya ditularkan
dengan cara yang lebih resmi. Saat ini, beberapa min'yo diwariskan dalam
organisasi keluarga pseudo.
MUSIK KOREA
Musik tradisional Korea merupakan jenis musik yang dimainkan oleh rakyat
Korea dengan menggunakan alat-alat musik Korea, baik di Korea Utara maupun
Korea Selatan. Di Korea Selatan istilahnya adalah han-guk jeontong eum-ak atau
guk-ak, sementara di Korea Utara dinamakan minjok eum-ak.
SEJARAH
Musik awal rakyat Korea diketahui dimainkan sebagai bagian dari upacara
dan penyembahan kepada dewa-dewa. Umumnya, bukti-bukti tersebut berasal dari
sumber-sumber tertulis Cina kuno.
Karena Semenanjung Korea menjorok dari benua Asia bagian timur laut,
rakyat Korea telah melakukan pertukaran yang aktif sejak lama dengan bangsa
Cina, Mongol, Jepang, Siberia dan Asia Tengah yang ikut memengaruhi kesenian
mereka.
Rakyat Korea dikenal pandai menyanyi dan menari sejak zaman kuno.
Catatan pertama yang merekam tentang kegemaran rakyat Korea bermusik adalah
kitab sejarah Cina abad ke-3, San Guo Zhi. Bangsa Cina kuno menyebut nenek
moyang orang Korea dalam artikel tulisan yang berjudul "Barbarian dari Timur" atau
Dong-yi. Dalam catatan tersebut tertulis:
Setelah musim tanam selesai pada bulan ke-5, mereka selalu melakukan
ritual menyembah dewa-dewa dengan membentuk kelompok, menari dan minum
sampai malam tanpa istirahat. Alat musik yang mereka gunakan adalah lonceng
yang dipukul seperti yang digunakan di Cina untuk menari. Pada bulan Oktober,
setelah selesai panen, mereka akan mengulangi ritual yang sama. Setiap desa
memberikan persembahan kepada dewa-dewa dengan petunjuk seorang pemimpin
yang dinamakan cheonggun, yang dipilih oleh warga desa sendiri. ”
Gaya
Rakyat Silla Bersatu menikmati seni suara yang dinamakan hyangga atau
musik asli. Hyangga ditulis berdasarkan lirik yang bernuansa Buddhisme yang berisi
doa dan puji-pujian kepada Buddha. Tema lainnya adalah tentang sekuler dan
kehidupan sehari-hari. Hyangga mencerminkan kesenian religius dan sentimen
rakyat Silla Bersatu.
Pada masa Dinasti Goryeo, musik Cina (dang-ak) dan musik upacara (Aak)
berkembang pesat bersamaan dengan musik asli (hyang-ak). Musik ritual
ditampilkan dalam upacara keagamaan Konfusius bersama tari-tarian. Berbagai
jenis alat musik baru diciptakan atau diperkenalkan dari Cina. Jenis alat musik yang
populer adalah gayageum, geomungo dan janggo.
Musik pada masa Dinasti Joseon dibagi menjadi 2 jenis, yakni musik istana
(jeong-ak) dan musik rakyat (minsok-ak). Rakyat kelas atas dan istana
mendengarkan musik istana, yang terdiri dari musik Cina (dang-ak), musik asli
Korea (hyang-ak) dan musik ritual Konfusianisme.
Periode terpenting bagi bidang musik pada masa Dinasti Joseon adalah masa
pemerintahan Raja Sejong yang Agung (1418-1450). Kontribusi Raja Sejong
terhadap perkembangan musik Korea dianggap monumental seperti prestasinya
dalam bidang politik dan ilmu pengetahuan. Ia mengembangkan sebuah pipa bambu
yang dinamakan yulgwan untuk menandai pola titinada musik Korea, mendesain
ulang alat musik, menciptakan musik baru dan menciptakan jeongganbo, sistem
notasi musik pertama di Asia Timur.
Musik religius seperti musik agama Buddha dan Shamanisme juga semakin
memengaruhi genre musik rakyat Korea pada masa ini. Musik agama Buddha
mengalami kebangkitan, antara lain dengan populernya permainan musik Yeongsan
Hoesang, musik religius yang terinspirasi dari peristiwa khotbah Buddha di gunung
Gridhrakuta di India. Bentuk syair yang berasal dari zaman Dinasti Goryeo, sijo,
semakin digemari. Sijo adalah syair pendek yang dilantunkan bersama permainan
alat musik.
Karena Korea telah terbagi lebih dari setengah abad, musik tradisional yang
diwariskan antara kedua negara telah menjadi cukup berbeda. Musisi Korea Selatan
meyakini musik harus melampaui batas politik dan mencapai kemurnian yang tidak
menyampaikan pesan propaganda. Musisi Korea Utara pun berpendapat bahwa
musik harus melampaui politik namun untuk tujuan yang berbeda. Walaupun
memiliki pandangan yang hampir sama mengenai musik, tujuan dan metode yang
mereka kembangkan tidak sama.
Di Korea Utara, tidak ada istilah guk-ak (musik tradisional) dan jeon-tong
eum-ak juga tak pernah digunakan. Jenis-jenis musik tradisional yang dikenal di
Korea Selatan seperti jeong-ak (musik istana), pansori (opera tradisional), musik
rakyat dan sanjo (permainan musik solo) tidak dikenal di Korea Utara. Jenis musik
tradisional yang dipentaskan di Korea Utara hanya minyo atau nyanyian rakyat.
Namun, minyo di Korea Utara tidak dinyanyikan dengan gaya tradisional, melainkan
dengan gaya modifikasi yang diiringi aransemen permainan alat musik tradisional
yang direvisi dan musik barat.
Semua alat musik tradisional kecuali alat musik perkusi telah mengalami
rekonstruksi. Kim Il-sung dalam "Karya-karya pilihan Kim Il-sung, Volume 4,
Halaman 154" menuliskan, “Dalam upaya untuk memodernisasikan musik kita, kita
harus mempertimbangkan untuk memodifikasi alat musik yang tersedia. Tidaklah
mungkin untuk memodernisasikan musik nasional kita dengan alat musik Korea
yang kuno, atau cukup mengekspresikan etos pekerja negara kita. ”
Pernyataan Kim Il-sung ini merupakan awal dari modifikasi alat musik di
Korea Utara. Semua alat musik disesuaikan dengan skala musik barat, dan skala 7
not dimodifikasi agar mudah untuk dimainkan. Orang Korea Utara menganggap
suara "kasar" alat musik tradisional sebagai suara yang "kotor", sehingga mereka
membersihkannya dan membuatnya jelas. Mereka juga memperluas jangkauan alat
musik tradisional, sehingga satu jenis alat musik dapat memainkan jenis musik yang
berbeda-beda.
Konsep
Falsafah permainan musik Korea disebut "lima aliran yin dan yang". Dua
belas not dalam satu oktaf dinamakan 6 yin dan 6 yang, yang dilambangkan oleh 12
buah bulan. Terdapat 5 suara mayor, antara lain gung, sang, gak, chi dan woo yang
melambangkan lima buah elemen alam (metal, kayu, air, api dan tanah), lima jenis
rasa, lima jenis kebajikan dan lima buah organ tubuh vital manusia.
Rakyat Korea umumnya tidak menyukai musik dengan notasi yang absolut
dan pasti, sehingga cenderung fleksibel. Dalam setiap permainan alat musik atau
menyanyikan lagu tradisional selalu terdapat vibrasi yang dalam waktu bersamaan
diperpanjang atau disembunyikan.
Tempo
Walaupun begitu, para musisi Korea selalu menyeimbangkan permainan musik Cina
dan musik asli dan bahkan mengubah gaya musik Cina menjadi khas Korea.[3]
Musik hiburan pesta-pesta istana Korea lebih menunjukkan pengaruh Asia Tengah
dibanding Cina.
Klasifikasi
Musik istana disebut juga dengan istilah jeong-ak atau musik yang pantas.
Musik istana di dibagi menjadi 2 jenis sejak zaman kerajaan Silla, yakni hyang-ak
dan tang-ak. Hyang-ak adalah musik asli Korea dan tang-ak adalah musik Cina yang
berasal dari Dinasti Tang. Penyatuan Semenanjung Korea oleh Silla yang beraliansi
dengan Tang di abad ke-8, menyebabkan aliran budaya Cina masuk ke Korea. Pada
masa-masa berikutnya, musik Cina terus dinamakan dengan istilah tang-ak
walaupun terjadi pergantian kekuasaan di negeri tersebut.
Tempo permainan musik istana lambat dan khidmat, dengan nomor musik
paling lambat memiliki kurang dari 30 ketukan per menit. Karena musik istana sulit
diukur karena konsep musik ini diukur dengan pernapasan. Musik istana Korea
masih dilestarikan sampai kini di Korea, mulai dari jenis a-ak, dang-ak, dan hyang-
ak.
Musik Militer
Chwita
Chwita adalah jenis musik militer yang dimainkan di istana ketika gerbang
utama dibuka untuk menyambut kedatangan raja yang pulang dari perjalanan, juga
untuk menyambut utusan asing atau pawai militer. Musik chwita dimainkan dengan
berbagai jenis alat musik besar dan didominasi oleh alat musik taepyeongso yang
memainkan melodi utama. Musik chwita dimulai dengan suara pemimpin musik yang
meneriakkan "myonggeum-iha...daechwita!" dengan mengangkat tongkatnya.
Permainan musik chwita memiliki 5 buah repertoar: chwita-gilgunak-giltaryong-
byeoljutaryong-gunak.
Musik Religius
Pada masa pemerintahan Raja Yejong dari Dinasti Goryeo (tahun 1105-
1122), musik ritual Konfusianisme diperkenalkan dari Dinasti Song, Cina. Musik ini
dinamakan Taeseong-ak atau a-ak. Kaisar Taizu, pendiri Dinasti Ming,
menghadiahkan perangkat alat musik ritual kepada Raja Gongmin. Musik ritual
Konfusianisme pada masa Dinasti Joseon menjadi penting dan menggantikan
Buddhisme sebagai agama negara.
Musik Buddhisme
Beompae: adalah jenis mantra bakkachaebi sori atau lagu luar ruangan yang
dilantunkan pada saat upacara khusus oleh biksu-biksu khusus yang menguasai
musik Buddhis.
Musik Shamanisme
Pengaruh musik shamanisme terhadap musik rakyat cukup besar. Beberapa lagu
Shamanisme diadaptasi menjadi lagu rakyat (minyo atau sori) yang populer, seperti
changbu taryeong (harfiah:"lagu dukun lelaki") dan noraetgarak (harfiah:"melodi
lagu") dari Seoul. Jenis kesenian rakyat lain yang diadaptasi dari musik Shamanisme
adalah sinawi, sanjo dan tari salpuri.
Musik-musik ritual Shamanisme (gut) memiliki keunikan di masing-masing daerah di
Semenanjung Korea, yang dikategorikan menjadi musik gut dari daerah barat laut,
tengah, barat daya, timur dan Pulau Jeju.
Musik instrumental
Permainan musik instrumental disebut dengan istilah gi-ak, yaitu permainan alat
musik tradisional, variasinya adalah:
Sanjo
Sanjo adalah permainan musik solo yang berasal dari wilayah selatan Korea.
Sanjo berasal dari musik ritual shamanisme. Tempo sanjo dimulai dari yang paling
lambat sampai tercepat. Berbagai alat musik dapat dimainkan dengan sanjo seperti
geomungo (geomungo sanjo), gayageum (gayageum sanjo), ajaeng (ajaeng sanjo)
dan sebagainya.
Musik rakyat
Musik rakyat Korea dapat dibedakan menjadi banyak jenis, antara lain
nongak (musik petani), minyo dan pansori.
Nongak
(Nongak)
Saat ini, permainan musik nongak (nongak nori) didasarkan untuk berbagai
aktivitas, antara lain ritual desa (gut), latihan militer, aktivitas-aktivitas kerja, atau
murni sebagai hiburan. Nongak memiliki variasi berdasarkan daerahnya, antara lain
gyeonggi nongak, jwado nongak, udo nongak, honam nongak, samcheonpo nongak,
uttari nongak dan yeongnam nongak. Pertunjukkan nongak dapat berlangsung
selama beberapa hari, yang meliputi permainan musik di kuil desa, sumur, rumah
warga, kantor desa, yang terdiri dari pawai (gil-gut), mengetuk pintu gerbang (mun-
gut), dan berjalan mengelilingi tembok halaman sebuah bangunan (heolsa-gut).
Empat jenis alat musik utama nongak adalah kwaenggwari (gong kecil), janggo
(genderang panjang), buk (genderang besar) dan jing (gong besar). Para pemain
musik lain memainkan alat musik sogo (genderang kecil) dan meniup nabal
(trompet).
Samul nori
(Samul nori)
Samul nori adalah jenis permainan musik tradisional yang berakar dari
kesenian menghibur kelompok penghibur keliling (namsadangpae) pada masa lalu.
Kelompok namsadang menampilkan hiburan berupa nongak, menari, dan akrobat
untuk mencari penghidupan. Pada tahun 1978, jenis musik nongak baru ditampilkan
oleh kelompok pemusik tradisional yang terdiri dari 4 orang, dipimpin oleh Kim Duk-
soo (lahir 1952). Jenis musik baru ini dinamakan samul nori dan saat ini dianggap
sebagai musik tradisional yang bergaya urban. Sejak saat itu, kelompok samul nori
bermunculan di seluruh Korea.
Samul nori disebut musik urban yang dibedakan dari nongak dan permainan
musik keliling. Berbeda dengan nongak yang ditampilkan dengan berdiri dan menari,
samul nori dimainkan dengan duduk untuk mengkonsentrasikan permainan musik
secara ritmik.
Musik Vokal
Musik vokal (seong-ak) adalah jenis seni suara yang ditampilkan berdasarkan
lirik-lirik cerita rakyat atau lagu rakyat.
ALIH Jeong-ak terbagi menjadi sijo, gasa dan gagok, sementara minsogak terbagi
atas japga, minyo, pansori, musik agama Buddha dan musik Shamanisme.
ALIH Minyo dan pansori adalah jenis seni suara yang berakar dari tradisi
nyanyian rakyat jelata, sementara chapga, sijo, gasa dan gagok adalah nyanyian
yang berasal dari kalangan bangsawan dan istana. Kedua jenis seni suara ini
memiliki karakteristik yang berbeda. Nyanyian rakyat jelata menerangkan kehidupan
rakyat yang jujur, sementara nyanyian bangsawan menyuarakan perasaan dan
emosi yang tidak sebebas nyanyian rakyat jelata. Cara menyanyi kedua jenis
nyanyian ini juga berbeda. Lagu rakyat cenderung menyanyikan lirik dengan
jangkauan nada maksimal, sementara nyanyian istana menggunakan teknik falsetto
untuk mencapai jangkauan nada tinggi.
Minyo
Minyo atau sori adalah jenis nyanyian tradisional. Istilah minyo berasal dari
gabungan kata min (rakyat) dan yo (lagu). Minyo diciptakan oleh musisi yang tidak
diketahui dan telah berakar sejak lama. Jenis seni suara ini dikenal sedikit
mewariskan teks-teks tertulis dan bervariasi berdasarakan daerah. Rakyat Korea
menyanyikan minyo dalam kalimat yang sederhana untuk berbagai aktivitas seperti
bekerja, hiburan dan upacara pemakaman. Sebenarnya istilah minyo berasal dari
bahasa Jepang pada saat penjajahan dimana gramofon diperkenalkan. Musik-musik
yang direkam dengan gramofon pada saat itu adalah jenis minyo baru (sin-minyo)
yang ditampilkan oleh penyanyi profesional.
Variasi
A) Namdo minyo
B) Seodo minyo
C) Gyeonggi minyo
D) Gyeongsang minyo
E) Jeju minyo.
Pansori
Pansori.
Pansori adalah jenis seni suara tradisional Korea yang menggunakan suara
alami untuk mencapai batas maksimum dengan cara unik. Pansori adalah jenis
musik rakyat yang diturunkan dari para penghibur sejak zaman Dinasti Joseon. Lirik-
lirik pansori menggambarkan emosi rakyat jelata yang jujur dan terbuka. Saat dalam
kondisi perasaan yang bagus, seorang penyanyi pansori dapat bernyani selama
berjam-jam, namun jika tidak mereka hanya akan tampil satu jam saja.
Arirang
Arirang adalah jenis nyanyian rakyat yang paling populer di Korea. Nyanyian
ini dikenal secara luas sejak perilisan film bisu tahun 1926 karya Na Un-gyu yang
juga berjudul sama, Arirang. Arirang pada saat itu menjadi simbol gerakan
kemerdekaan melawan penjajahan Jepang. Versi daerah lagu arirang beragam
berdasarkan daerahnya, mulai dari Jeongseon arirang, Jindo arirang dan Miryang
arirang. Asal-usul arirang diketahui berdasarkan cerita rakyat, namun penciptanya
tak diketahui.
Sejak masa Dinasti Joseon, musisi tradisional Korea dibagi atas dua kategori:
musisi musik rakyat dan musisi musik istana. Tradisi ini sampai kini hanya
dilestarikan di Korea Selatan. Musisi rakyat umumnya berasal dari keluarga dukun
yang mementaskan musik dukun (mu-sok-ak) dari generasi ke generasi. Kelompok
warga yang berprofesi sebagai dukun melahirkan banyak musisi musik Korea yang
terkenal. Karya-karya musik dukun atau Shamanisme antara lain penampil musik
sinawi atau musik instrumental yang diiringi tarian dukun. Jenis musik ini berasal dari
Korea bagian selatan. Selain itu dari keluarga musisi ini lahir tradisi menyanyi opera
tradisional pansori. Begitu pula dengan pertunjukkan sanjo, menampilkan permainan
alat musik secara solo.
Musisi musik istana tidak hanya mewariskan teknik bermain musik istana
kepada keturunan mereka, namun juga posisi sebagai pemusik istana. Pada masa
penjajahan Jepang (1910-1945), para musisi istana mulai mendalami seni suara
gagok dan berbagai genre musik lain yang terkenal di masyarakat karena
repertoarnya. Sampai kini kelompok pemusik istana berkontribusi banyak terhadap
perkembangan dan pelestarian musik klasik.
Di masa lalu, status dukun (mudang atau baksu) dipandang rendah dalam
masyakarat, namun pemusiknya mempunyai status lebih baik. Anak-anak dari
keluarga dukun selalu dilatih menyanyikan pansori. Pansori dianggap sebagai
bentuk musik yang paling bagus dan memiliki prospek cerah. Di daerah asalnya,
para musisi pansori dianggap sebagai artis terkenal dan beberapa bahkan dihargai
dengan jabatan penting ketika mendapat kesempatan pentas di istana. Itulah
sebabnya seorang dukun yang berniat menyempurnakan keahlian bermusiknya,
mempelajari pansori dengan giat. Namun begitu, tidak semua keturunan dukun
berbakat menyanyi pansori. Mereka yang tidak memiliki keahlian pansori diajarkan
keahlian lain seperti jultagi (berjalan di atas tali) atau akrobat. Itulah sebabnya,
keluarga dukun sangat erat kaitannya dengan kesenian dan musik tradisional rakyat
Korea.
Instrumen Musik
Metalofon.
Gong.
Gamelan
Salah satu bentuk musik yang paling dikenal adalah gamelan, musik ini
dimainkan oleh beberapa orang bersama alat musik perkusi, seperti metalofon, gong
dan rebab bersama dengan suling bambu. Pertunjukan seperti ini umum di negara
seperti Indonesia dan Malaysia, namun gamelan berasal dari pulau Jawa, Bali dan
Lombok.
Kecapi Suling
Angklung
Kolintang
Kolintang (atau kulintang) adalah alat musik perkusi yang terbuat dari kayu
dan perunggu asal Indonesia bagian timur dan Filipina. Di Indonesia kolintang
dihubungkan dengan orang Minahasa dari Sulawesi Utara, namun kolintang juga
terkenal di Maluku dan Timor.
Sasando
Sasando adalah alat musik petik yang berasal dari Pulau Rote di Nusa
Tenggara Timur. Bagian utama sasando adalah tabung dari bambu dan ganjalan-
ganjalan dimana senar direntangkan. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah
wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas.
Aliran
Salah satu lagu keroncong paling terkenal adalah Bengawan Solo, yang
ditulis pada tahun 1940 oleh Gesang Martohartono, seorang pemusik dari Solo.
Lagu ini ditulis ketika Angkatan Darat Kekaisaran Jepang menguasai pulau Jawa
pada Perang Dunia II, lagu tersebut (tentang sungai Bengawan Solo, sungai
terpanjang dan terpenting di Jawa) menjadi populer di kalangan orang Jawa, dan
terkenal di seluruh Indonesia ketika mulai didengarkan di radio. Lagu ini juga populer
di kalangan tentara Jepang, sehingga ketika mereka kembali ke Jepang setelah
perang, banyak penyanyi Jepang menyanyikan lagu tersebut dan membuatnya
sebagai best-seller.
Dangdut
Dangdut adalah salah satu bentuk musik dansa yang populer sejak tahun
1970-an. Penyanyi dangdut terkenal adalah Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih, begitu
juga dengan Inul Daratista, Evie Tamala, Mansyur S., A. Rafiq, dan Fahmy Shahab.
Musik ini juga terkenal di Malaysia sebagai simbol bangsa Melayu (namun bukan
bagian kebudayaan Melayu).
MUSIK CHINA
Instrumen :
C) String tunduk
D) Erhu, zhonghu, dahu, banhu, jinghu, gaohu, gehu, yehu, cizhonghu, diyingehu,
leiqin
Musik vokal tradisional Cina telah dinyanyikan dengan suara lembut, non
resonansi atau dalam suara tinggi dan biasanya solo, bukan paduan suara. Semua
musik tradisional China berbentuk melodi harmonis. Musik vokal Cina biasanya
dikembangkan dari puisi dan ayat-ayat dinyanyikan dengan musik. Instrumental
potongan dimainkan pada Erhu atau dizi yang populer, dan sering tersedia di luar
China, tetapi musik pipa dan zheng, yang lebih tradisional, lebih populer di Cina
sendiri. Yang qin mungkin instrumen yang paling dikagumi di Cina, meskipun sangat
sedikit orang tahu apa itu atau melihat dan mendengar ketika sedang dimainkan.
Para zheng, bentuk sitar, yang paling populer di Henan, Chaozhou, Hakka dan
Shandong. Pipa, semacam kecapi, diyakini telah diperkenalkan dari daerah
Semenanjung Arab dari abad ke-6 dan diadopsi sesuai selera Cina. Ini merupakan
yang paling populer di Shanghai dan sekitarnya.
ZHONGHU
Han China terdiri dari 92% penduduk Cina. Musik Etnis Han terdiri dari musik
heterophonic, di mana musisi memainkan versi melodi tunggal. Perkusi biasanya
disertai dalam musik, tari, pembicaraan, dan opera. Musik Etnis cina Han memiliki
banyak aspek yang tergabung dalam artinya, rasa, dan nada suara. genre musik ini,
memiliki rasa, mirip dengan bahasa Cina. Hubungan ini dibuat oleh nada, pergeser
an dari nada tinggi ke nada rendah, atau nada yang lebih rendah ke nada tinggi,
atau kombinasi keduanya. Kesamaan ini berarti bahwa instrumen adalah bagian
yang sangat penting dalam teknik menguasai dengan tangan kiri dan kanan (tangan
kiri digunakan untuk membuat nada suara pada string, tangan kanan adalah untuk
mencabut atau memetik string), terutama untuk klasik (sastrawan) tradisi. Kadang-
kadang, bernyanyi dapat dimasukkan ke dalam musik untuk menciptakan harmoni
atau melodi yang menyertai instrumen. Musik rakyat cina Han ditampilkan dalam
puisi- dengan tempo lambat yang menenangkan mengekspresikan perasaan yang
menghubungkan dengan penonton atau siapa pun yang menampilkannya. Musik
rakyat Cina Han disampaikan dengansebuah cara, menggunakan keheningan yang
mengubah maknanya, ini juga menciptakan suara yang mirip dengan puisi.
Opera Cina
Opera Cina sangat populer dalam sejarah, khususnya opera Beijing. Musik
sering parau dengan vokal bernada tinggi, biasanya disertai oleh suona, Jinghu,
jenis lain dari instrumen string, dan perkusi. Jenis lain dari opera diantaranya genta
opera, Pingju, Kanton opera, opera wayang, Kunqu, Sichuan opera, Qinqiang, ritual
bertopeng opera dan Huangmei xi.
Musik Rakyat
Jiangnan Sizhu (sutra dan musik bambu dari Jiangnan) adalah gaya musik
instrumental, sering dimainkan oleh musisi amatir di kedai-kedai teh di Shanghai,
yang telah menjadi banyak dikenal di luar tempat asalnya.
PENUTUP