Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pribadi yang utuh dan unik,
mempunyai aspek bio- psiko-sosio-kultural-spiritual. Manusia sebagai sistem terbuka yang
selalu berinteraksi dan berespon terhadap lingkungan, mempunyai kemampuan untuk
mempertahankan integritas diri melalui mekanisme adaptasi.

Dalam kehidupan manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi


termasuk kebutuhan pengakuan harkat dan martabat untuk mencapai keseimbangan sesuai
dengan tahap tumbuh kembang.

Manusia Indonesia adalah manusia yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, merupakan sumber daya pembangunan
yang berhak memiliki kemampuan untuk hidup sehat guna mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal.

Disamping itu manusia Indonesia adalah manusia yang memiliki berbagai kultur yang
bersifat unik dan memiliki berbagai keyakinan dalam memeluk kepercayaan agamanya.
Agama-agama yang diakui di Indonesia adalah: Islam, Kristen katolik, Kristen Protestan,
Hindu, Budha.

Agama Kristen adalah keyakinan yang didasarkan iman kepada Yesus Kristus.
Percaya bahwa Yesus telah lahir dari perawan suci Maria, Mati di kayu salib untuk menebus
dosa dan menyelamatkan manusia, bangkit pada hari yang ketiga menyatakan kemenangan
dan ke-Tuhanan-Nya, naik ke Sorga dan akan datang kembali ke dunia untuk menghakimi
orang yang hidup dan yang mati. Percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
juruselamatnya pribadi.

Secara etimologi Kristen berasal dari bahasa latin; Christian (o) i artinya adalah
serdadu-serdadu Kristus, sebutan ini mulai dipakai kepada orang-orang percaya di Antiokhia
(Kis 11:26).

Kristen adalah suatu pengalaman rohani yang dialami oleh personality. Pembelajaran
agama Kristen dalam hal ini mempelajari kaitan kesehatan dalam Kristen ditinjau dari
Alkitab.
AGAMA-AGAMA DUNIA

Terdapat 3 kelompok besar peradaban agama, yaitu peradaban agama Aria, peradaban
Agama Tiongkok dan peradaban agama Semit.

Agama Aria adalah yang tertua, mulai dari tahun 4500 SM atau sudah berusia 6500 th
hingga sekarang. Agama Tiongkok mulai pada tahun 3000 SM, hingga kini sudah berusia
5000 th dan peradaban Semit mulai pada th 2100 SM, hingga kini sudah berusia 4100 th.

Agama Aria yang pertama memiliki tuhan tertinggi yang disebut Dyaus Pytr dan
Perdana Menterinya yang operasional disebut Dewa Indra, dewa perang yang memimpin
rejim dewa-dewa. Lalu mengalami reformasi yang dipimpin pendeta Zoroaster yang
melahirkan kebudayaan agraris. Ini terjadi pada sekitar abad ke 32 SM. Zoroaster-lah yang
pertama membuat konsep tentang akherat diseberang kematian yang transenden. Sebelum itu
semua agama bercorak agnostic. Bahkan hingga puluhan abad kemudian agama-agama masih
bercorak agnostic, tanpa kehidupan akherat yang transenden. Melainkan mengembangkan
mitos reinkarnasi.

Agama Tiongkok purba mulai pada sekitar abad ke 30, yaitu agama Wu, yang juga
bersifat agnostic. Para era awal agama Wu menyembah hantu, lalu menyembah arwah leluhur
yang masih terus berlangsung hingga pembaruan Lao Tze abad ke 6 SM dan pembaruan
Khonghucu abad ke 5 SM, bahkan hingga masa sekarang. Reformasi Khonghucu yang
bersifat harmonisme, menempatkan Li (tradisi) menjadi faktor penting, maka dengan
sendirinya symbol-simbol ritual lama masih tetap dihormati dan terus berlangsung walaupun
dengan nilai-nilai baru. Hingga zaman modern kita masih menyaksikan praktek-praktek
tradisi China menyembah leluhur seperti Dewi Kwan Im dan Kwan Kong, yang bahkan
menempati posisi sentral dalam spiritualisme China. Khonghucu adalah penemu tradisi China
dan seorang filsuf terbesar China.

Pandangan-pandangan modern-nya yang melampaui zamannya, tidak mengubah


prinsip I (kesetiaan) yang tetap menghormati tradisi dan membangun modernitas-harmonis
dari arah itu hingga ke bentuk-bentuk pemikiran sekuler yang memiliki kekuatan hingga
masa sekarang. Budaya Shu yang menjadikan perasaan sendiri sebagai alat pengukur perilaku
mengandung nilai estetikan yang tinggi hingga di zaman ini. Jangan kita lakukan terhadap
orang, sesuatu yang tidak kita inginkan berlaku terhadap diri kita. Kita lakukan terhadap
orang lain hal-hal yang memang kita ingin berlaku terhadap diri kita. Hingga bentuknya yang
paling mutakhir, Konfusianisme atau agama Khonghucu tetap agnistik dan tidak memiliki
konsep keakhiratan yang transcendent.

Konsep agama Musa pertama pada abad ke 12 SM juga masih bersifat agnostic. Ide
transenden Zoroaster baru diambil oleh Ezra pada abad ke 5 SM saat ia menuliskan 5 buah
kitab Pentateuch yang kemudian dikenal sebagai Taurat Musa atau Kitab Perjanjian Lama.
Konsep tansenden Ezra yang berasal dari Zoroaster itu terus dianut oleh Bibel (Injil) pada
kanonik abad ke 4 setelah Konsili Nicea th. 325 dan dilanjutkan oleh Al-Qur¢an (Mushaf
Utsman) pada abad ke 8.

Peradaban Ibrani di zaman Ibrahim abad ke 21 tidak begitu jelas dalam proses
antropologi an historiografi. Bahkan apakah Ibrahim benar-benar ada ? Masih tanda tanya.
Dari sumber kitabiyah Ibrahim disebutkan pernah memberikan persembahan kepada tuhan
bangsa Yebus El-Eliyon di bukit Zion bersama raja Yebus Melkisidek. El-Eliyon artinya
Tuhan Yang Maha Tinggi yang dapat dianggap sebagai Tuhannya Ibrahim dan Tuhannya
bangsa Yebus. Tetapi kisah kitabiyah ini menjadi kacau ketika ternyata Raja Kana¢an Daud
menaklukkan bangsa Yebus dan merebut Yerusalem pada th. 1000 SM. Daud adalah penerus
Musa yang menyatakan tuhannya adalah Yahweh. Apakah El sama dengan Yahweh. Kisah
kitabiyah Daud menyatakan bahwa tuhan bangsa Yebus dan tuhan Israel adalah beda. Artinya
El tidak sama dengan Yahweh. Ini mungkin yang melatarbelakangi pertentangan tak kunjung
padam antara Yahudi dan Nasrani.

Mekkah pada masa sebelum Muhammad mendapatkan wahyu, dewa-dewa yang


disembah di Ka¢bah Mekkah adalah Ba¢al dan Hubal, merupakan perpaduan paganisme
Kana¢an dan Mesopotamia. Sedangkan dewi-dewi pagan yang disembah di Thaif adalah
Manat, Latta an Uzza dari peradaban lokal. Tetapi baik aliran Mekkah maupun Thaif sama-
sama mengakui mahadewa tertinggi mereka adalah al-Alah. Maka mereka biasa bersumpah
demi al-Alah atau terdengar demi Allah; dan memberi nama anak-anak mereka mereka
dengan Abdu-al-Alah atau terdengar Abdullah. Tampaknya persoalan dasar antara Islam
dengan mainstream paganisme Arab bukan kepada masalah ketuhanan tertinggi, tetapi
masalah status absolutisme-nya. Dalam hal ini Muhammad saw terang-terangan melakukan
penyangkalan semua ilah pagan itu, dan hanya mengakui Allah sebagai satu-satunya ilah.
Dipihak lain, kaum paganis Arab mengakui al-Alah sebagai mahadewa tertinggi, tetapi
mereka mengakui ilah-ilah lain yang berstatus dibawah al-Alah. Inilah pertentangan teologis
mereka, yaitu antara politeis dengan monoteis. Revolusi monoteisme yang dibawakan
Rasulullah saw bermakna pula perubahan sifat religiusitas Arab tradisional dari bentuk
mitologis-materialis kepada bentuk realistis-transenden; dan perubahan sosial dari struktur
faksionalisme-kesukuan kepada struktur unitarisme-ummah

Setelah lebih 1000 th memimpin dunia, Islam mulai surut pada pertengahan abad 19,
ditandai dengan pendudukan Mesir oleh Napoleon Bonaparte dan jatuhnya kerajaan Islam
Diponegoro di Jawa oleh pasukan kolonial Hindia Belanda. Setelah itu dunia Islam praktis
berada dibawah kekuasaan Barat. Upaya perlawanan dengan mengembangkan ideologi
fundamentalis dan ortodoxi syariat selama dua abad ini tidak membawa hasil. Mulai dari Pan-
Islamisme Djamaluddin al-Afghani, pembaruan Syaikh Muhammad Abduh, perlawanan
Sayyid Quthb, Hasan al-Banna-Ikhwanul Muslimin, hingga aksi-aksi kekerasan di masa
sekarang ini, tidak membentuk mainstream perjuangan baru yang berdaya terhadap dominasi
Barat. Fundamentalisme Islam faktanya hanya berfungsi sebagai defence mechanism
terbatas, dan tidak mampu menciptakan emansipasi sosial untuk mengejar ketertinggalan
sains dan teknologi yang menjadi kunci keunggulan peradaban sekuler Barat. Sebagian besar
kaum Muslimin mengalami disorientasi dan dislokasi menghadapi derap pertumbuhan
peradaban Barat yang menyeruak kedalam kehidupan sosial. Sikap melawan dan menutup
diri dengan kembali kepada prinsip Salafiyah berupa peniruan secara fanatis perilaku awal
Islam dan fiqh kuno dari zaman 1000 th yang lalu, hanya menciptakan enklave muslim garis
keras yang bahkan a-sosial dan memicu konflik sektarian.

KAIDAH – KEYAKINAN AGAMA TERHADAP MANUSIA

1. Pengertian Manusia.

Studi tentang manusia disebut antropologi dari kata Yunani antropos, yang berarti
“manusia”, dan logos, yang berarti ‘kata/pembicaraan’ atau ‘ilmu’, jadi antropologi adalah
pembicaraan tentang manusia. Istilah ini dapat disebut juga sebagai studi tentang manusia.
Manusia adalah makhluk yang berakal budi.

2. Komponen Penting Dalam diri Manusia.

Pandangan Trikotomi. Berasal dari kata yunani tricha, “tiga” dan temno, “memotong”. Jadi
manusia adalah keberadaan yang terdiri dari tiga bagian, yaitu tubuh, jiwa dan roh. Tubuh
dilihat sebagai kesadaran akan dunia, jiwa sebagai kesadaran akan diri, dan roh sebagai
kesadaran akan Allah. (1 Tes 5:23; Ibr 4:12; 1 Kor 12:14-13:4).

3. Proses Kejadian Manusia.

Karya penciptaan manusia didasarkan atas perundingan sidang Allah. Walau semua
ciptaan-Nya sampai sebelum jadinya manusia dikatakan baik, namun ciptaan tersebut belum
lengkap bila tanpa manusia. Manusia bukan dipikirkan-Nya kemudian, melainkan hasil
pemikiran terdahulu dalam benak Allah. Setelah Allah menciptakan manusia barulah
kemudia Ia berkata bahwa apa yang Ia kerjakan adalah “amat baik” (Kej 1:31).

Kata kerja Bara (bhs. Ibrani) yang dipakai pada Kej. 1:1,21 dan 27 tidak mengandung
pengertian memakai materi yang telah ada (lihat Yes. 65:18) walau tak ada penjelasan
tentang hal tersebut. Kata bara pada hakikatnya sama artinya dengan asa “melakukan,
membuat” (Kej. 1:25; Kel 20:11; Neh 9:6). Kata ketiga yang dipakai untuk aktivitas Allah
yang kreatif ialah Yatsar, artinya membentuk. Kata ini muncul di Kej 2:7.

Allah memakai debu tanah serta meniupkan napas hidup kedalamnya. Hal tersebut
menyebabkan manusia menjadi makhluk hidup. Frasa yang sama (“makhluk hidup”) dipakai
juga pada hewan (1:21,24; 2:19), tetapi karna hewan tak diciptakan dalam gambar Allah,
sedangkan manusia diciptakan begitu, maka jelas ada perbedaan antara hewan dan manusia.

Begitu pula halnya Hawa, pertama-tama Allah mengambil tulang rusuk Adam kemudian
membentuknya dalam rupa wanita (ayt 21-23). Allah membentuk Hawa setelah mengambil
rusuk Adam. “Membentuk berarti menata struktur penting yang membutuhkan upaya yang
konstruktif.

Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26-27). Dua kata tersebut
dalam bahasa Ibrani adalah tselem dan Demuth (dalam Alkitab bahasa Latin diterjemahkan
imago dan similitude). Dalam PB. kata-kata yang mirip untuk itu adalah eikon dan homoiosis.
Tselem berarti gambar yang dihias, suatu bentuk dan figure yang representatif. Satu gambar
dalam pengertian yang nyata (2 Raj 11:18; Yeh 23:14; Am 5:26) Demuth mengacu pada arti
kesamaan tapi lebih bersifat abstrak atau ideal. Dengan memakai dua kata itu secara
bersamaan, penulis “sepertinya berupaya untuk menyatakan ide yang amat sulit yang
menjelaskan bahwa manusia dalam hal tertentu merupakan refleksi yang nyata dari Allah
namun sekaligus juga penulis mengartikannyasecara rohani yang bersifat abstrak.”

 Manusia telah berbuat dosa (Kej 3)


 Semua manusia telah berbuat dosa (Rom 3:23; 5:12)
 Manusia membutuhkan anugerah (kasih karunia) Allah (Rom 6:23)
 Allah mengasihi manusia dan menganugerahkan Anak-Nya yang tunggal untuk
menyelamatkan manusia (Yoh 3:16)
 Manusia diselamatkan karena kasih karunia, oleh iman (Efs 2:8-10).

AGAMA DI INDONESIA

1. Pengertian Agama Secara Umum Dan Khusus.

Agama berasal dari 2 kata bahasa Yunani, a “tidak” dan gama “kacau” jadi agama
adalah suatu usaha manusia mengatu agar tidak terjadi kekacauan.
Adanya sifat universal agama-agama dunia terlihat dari kenyataan bahwa manusia adalah
oknum agamis, rationali. Ini ternyata dari kenyataan bahwa tidak ada suku tanpa agama.
Dimana ada manusia disitu ada agama. Hal ini bukan disebabkan karena manusia
dipengaruhi semata-mata oleh lingkungan, melainkan karena manusia memiliki hakekat
religius (Roma 2: 14-15) (apakah itu berarti tidak ada orang atheist di dunia?).
Pengartian secara khusus, agama adalah keyakinan utama dalam hidup manusia dan
merupakan prinsip yang dominan. Setiap agama memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
Misteri rahasia (surga, nirwana, atma (disabut Tuhan); Ketergantungan, kepercayaan
(azas), perantara, tujuan, kebutuhan, iman, ritual, dan pengalaman.

2. Sejarah Agama Di Dunia Dan Di Indonesia


Monotheistic Religions (Judaisme, Kekristenan dan Islam) satu Allah,
Allahnya Abraham.
b. Monistic Religions (percaya adanya keberadaan yang benar)
Hinduisme, Budhisme, Janisme, Realita Ultima (Realita tertinggi) terdiri
dari realita material – spiritual, dll.
c. Naturistic Religions (agama alamiah/sistem etika); Taoism,
Confusionism, Shintoism.
d. Spiritistic Religions (agama-agama purba – primitif).
Di Indonesia agama pertama adalah Hindu, Budha, agama primitif, lalu kemudia
masuk Islam melalui dagang, kemudian masuk agama Katolik melalui Misi dan
masuk agama Kristen Protestan melalui misi dan politik.

3. Kedudukan dan fungsi agama bagi manusia adalah sebagai pondasi untuk
membangun kehidupan dan masa depan.

AGAMA KRISTEN

Lahirnya gereja-gereja Protestan, dimulai tanggal 31 Oktober 1517, tatkala Marthin


Luther menempelkan 95 dalil di muka pintu Gereja Wittenberg, Jerman. Tanggal 31 Oktober
dirayakan sebagai hari Reformasi setiap tahunnya.

1. Pengertian Agama Kristen

Kristen adalah suatu panggilan ejekan oleh orang-orang Katolik kepada para pengikut
Marthin Lhuter yang memprotes dengan 95 dalil pengajaran Katolik yang bertentangan
dengan kebenaran Alkitabiah. Marthin Luther mencetuskan stagementnya mengenai
keselamatan adalah: Sola Fide, Sola Gratia dan Sola Scriptura

1. Sejarah perkembangan Kristen.

Setelah terjadi Reformasi 31 Okt. 1517, gereja-gereja Kristen semakin berkembang dan
berfariasi, bukan hanya di Jerman, tetapi hampir ke semua Eropa. Ini adalah suatu era yang
mengagumkan, beberapa kebangunan rohani di Eropa dan utusan Injil diperluas ke seluruh
dunia.

Kekristenan masuk ke Indonesia pertamanya adalah dari misionaris Katolik Roma oleh
Fransiskus Xaverius (dari ordo Yesuit) pada tahun 1546 dan 1547 di Maluku. Pada tahun
1605 VOC (kongsi dagang Belanda) berhasil menguasai Maluku, penganut Katolik dijadikan
Protestan. Gereja Protestan pertama di Asia didirikan tahun 1605 di Ambon. Melalui gereja
Ambon diterbitkan terjemahan katekismus (1625), Injil Matius (1629), seluruh Perjanjian
Baru (1668) dan seluruh Alkitab dalam bahasa Melayu (1734). Berikut nama-nama Misi
Protestan yang datang untuk melayani di Indonesia.

1. Josep Kam (1769-1833) diutus tahun 1833


2. Johan Friedrich R (1798-1860) dan John Gottlob Schwarz (1800-1859) diutus
oleh NZG, melayani di Minahasa.

3. Ludwing Ingwer Nommensen (1834-1918), diutus oleh Rheinische Mission


Gesellschaft (RMG), melayani sejak 1862 di Sumatera Utara. Sebelumnya telah
dimulai misi ditanah Batak yang berakhir dengan mati syahidnya dua misionaris dari
Amerika Serikat(Musson dan Lehman). Nomemnsen menjadi “Rasul orang Batak.”

4. L. E. Denninger utusan RMG tiba di Nias tahun 1865.

5. Ottow dan Geissler misionaris Jerman, tiba di Batavia 1852, pelopor misi di Irian Jaya.

Sejak 1920-an Gereja-Gereja Protestan di Indonesia didirikan sebagai organisasi yang


berdiri sendiri. Pada tahun 1923 berdirilah; GMIM (Minahasa), 1931 HKBP (tanah Batak)
dan GKJW di Jawa serta GKJ (hasil pelayanan Injil Sadrach).

2. Ciri khas misi Protestan di Indonesia pada abad ke 19.

 Pelayanan dilaksanakan oleh misi dari Eropa, khususnya Jerman dan Belanda.
 Tradisi Gereja Eropa menjadi kuat di dalam Gereja Protestan.
 Berdirinya Gereja yang berlatar belakang daerah atau suku.

3. Keyakinan, Keimanan / Ketuhanan.

 Kekristenan adalah penyembahan dan berkeyakinan kepada satu Allah. Allahnya


Abraham.
 Dalam ke-Esaan-Nya, Allah memperkenalakan diri-Nya dalam 3 pribadi (Allah Bapa,
Allah Anak dan Allah Roh Kudus). Penyembahan Kristen bukan pada 3 Allah, tapi
kepada Satu Allah dalam 3 pribadi. Inilah yang disebut dengan istilah Trinitas.
 Yesus Kristus adalah Tuhan (Yoh 1:1) yang telah mengosongkan diri-Nya dan
mengambil rupa seorang manusia (Inkarnasi) (Fil 2:7). “Dan dalam keadaan sebagai
manusia, Ia taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah
meninggikan Dia dan mengaruiakan kepada-Nya nama diatas segala nama, supaya
dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi,
dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah
Tuhan,” Kemuliaan bagi Allah, Bapa. (Fil 2: 8-11).
 Keselamatan karena iman (Roma 10: 9-10), keselamatan adalah Kasih karunia, bukan
hasil perbuatan dan amal (Ef 2:8-10).

4. Sumber-sumber hukum kekristenan;

Alkitab adalah Firman Allah yang diilhamkan, tanpa salah, sebagai dasar dan
memiliki otoritas yang tertinggi.

5. Cara-cara beribadah

Cara-cara beribadah bervariatif, pada umumnya dilakukan dengan menaikkan


pujian, berdoa, membaca Firman Tuhan dan merespon Firman Tuhan. Yang paling
utama adalah ibadah dilakukan bukan untuk dilihat orang lain, tetapi untuk
mununjukkan ketaatan kepada Tuhan (Matius 6-7).

6. Hubungan antara sesama manusia dan lingkungan.

Semua manusia adalah sasaran untuk menyatakan kasih kepada Allah dengan
menunjukkan kasih kepada sesama manuisa. Bukan hanya mengasihi orang yang baik
dan saudara seiman, tetapi juga kasih kepada orang yang mamusuhi (Mat 5: 44).

Alam atau lingkungan hidup telah dikaruniakan oleh Tuhan kepada kita untuk
digunakan dan dimanfaatkan demi kesejahteraan manusia. Manusia dapat
menggunakan alam untuk menopang hidupnya. Dengan kata lain, alam diciptakan
oleh Tuhan dengan fungsi ekonomis, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Tetapi bukan hanya kebutuhan manusia menjadi alasan penciptaan. Alam ini
dibutuhkan pula oleh makhluk hidup lainnya bahkan oleh seluruh sistem kehidupan
atau ekosistem. Alam ini berfungsi ekumenis (untuk didiami) oleh seluruh ciptaan
lainnya. Alam ini rumah kita. Kata-kata “ekonomi”, “ekumene”, dan “ekologi”
berakar dalam kata Yunani “oikos” yang artinya rumah. “Ekonomi” berarti menata
rumah; itulah tugas pengelolaan kebutuhan hidup. “Ekumene” berarti mendiami
rumah; itulah tugas penataan kehidupan yang harmonis. “Ekologi” berarti
mengetahui/menyelidiki rumah; itulah tugas memahami tanggung jawab terhadap
alam.. Maka tanggung jawab Kristen dalam memelihara kelestarian lingkungan
kiranya dapat pula dirumuskan dalam pola 4R — “repent”, “restraint”, “respect”,
“responsible” (atau bertobat, menahan diri, menghormati, dan bertanggung jawab).
Ibadah yang sejati adalah ibadah yang dapat diimplementasikan secara bertanggung
jawab dalam hidup yang nyata.

Dalam menata kehidupan bersama, umat Kristen harus bermitra dengan semua
orang, bahkan dengan semua makhluk. “Ekumene” berarti bekerja bersama
membangun kehidupan di atas planet ini. Tugas itu adalah tugas bersama semua orang
dan seluruh ciptaan. Maka tugas orang Kristen adalah memberi kontribusinya sesuai
dengan iman dan pengharapan kepada Allah, memperkaya dan mengoptimalkan
ibadahnya dengan terus-menerus menjaga dan memelihara kehidupan yang diberikan
Tuhan kepadanya sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan. Optimalisasi ibadah itu
dinyatakan dalam bentuk disiplin, penghematan, dan pengendalian diri.

PERAN DAN FUNGSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN

1. Fungsi Agama.

Fungsi agama bagi Kekristenan adalah untuk mengajarkan bahwa Allah mengasihi manusia
dan Ia telah mengaruniakan Aknak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16). Dan dalam kasih
Allah itu maka setiap orang Kristen harus saling mengasihi semua manusia (1 Yo 4: 7-11,
21).

2.Hikmah Beragama.

Agama Kristen bukan hanya sebagai kepercayaan atau aturan, melainkan suatu perjalanan
rohani. Pengalaman sebagai orang Kristen sejati meliputi suatu pengalaman kekal dan sangat
pribadi atau personal. Pengalaman-pengalaman tersebut dapat dialami oleh setiap orang
percaya dengan tiga cara, yaitu:

1. Secara Obyektif melalui Firman Allah.


2. Secara Subyektif melalui Roh Kudus.
3. Secara personal melalui iman kepada Kristus.

Pengalaman Kristen sejati bukanlah suatu religious quest, yaitu suatu hasil usaha keagamaan
melainkan personal encounter yakni suatu pengalaman pertemuan yang bersifat kekal atara
yang ilahi (Allah) dan yang insani (manusia).
3. Sikap Hidup Beragama.

 Sikap hidup orang percaya adalah menjadi pelaku Firman Tuhan. Untuk mengetahui
Firman Tuhan harus merenungkan Firman Tuhan itu sendiri (Maz 1: 1-6 & Wah 1:3)
Alkitab memiliki Otoritas tertinggi (2 Tim 3:16).
 Selalu berdoa, bersukacita dan Bersyukur dalam segala hal (1 Tes 5: 16-18).
 setiap orang Kristen harus saling mengasihi semua manusia (1 Yo 4: 7-11, 21; Ef.
5:15).

4. Agama dalam kehidupan orang Kristen adalah “Hidup adalah Kristus …. dan untuk
menghasilkan buah (Fil 1: 21-22, 1 Yoh 2:6)”

5. Toleransi beragama adalah menghargai semua manusia dan agama orang lain, dan
dalam semua itu harus menjadi teladan (1 Tim 4:12).

ETIKA DAN AKIDAH BERAGAMA DENGAN KESEHATAN

Etika Kristen tidak terlepas dari kebenaran Firman Tuhan, karena dasar dalam pengajaran
iman Kristen adalah Alkitab sebagai Otoritas tertinggi.

1. Etika beragama dalam kehidupan sehari-hari (Kel: 20:12-17; Ul 23:12-14;)


2. Kaidah/keyakinan agama dengan kesehatan (Yer 33:1-6)

PEDOMAN MENCIPTAKAN KELUARGA BERDASARKAN AGAMA

Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan, dan memberkatinya menjadi satu
tubuh (Kej 1:26-28; 2:24; Mat 19: 5). Keluarga adalah kreasi Allah bagi manusia dan
memberkatinya, sehingga dalam pernikahan Kristen, apa yang telah dipersatukan Allah tidak
boleh dipisahkan oleh manusia.

1. Pengertian keluarga (Kej 2:24 & Mat 19:5) adalah “laki-laki akan meninggalkan ayah
dan ibunya, dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”
2. Hak dan Kewajiban Suami dan Istri.
> saling memenuhi kewajibannya (1 Kor 7:3-6).

> Suami adalah kepala keluarga (Ef 5:23)


> Suami bekerja untuk kebutuhan keluarga (Kej 3:17, 23)
> Suami harus mengasihi istri (Ef 5:28-33).
> Istri harus menghormati suami (Ef 5:22; Kol 3:18).

3. Anak Yang Dinginkan Agama dan Orang Tua.

Anak yang dinginkan adalah anak yang didapatkan dalam perkawinan. Setiap
anak adalah hasil tenunan Allah dan membawa tujuan Allah masing-masing (Maz
139:13).

4. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak .


Orang tua bertanggung jawab untuk mendidik anak dalam kebenaran Firman Tuhan
(Ulg 6:4-9; Efs 6:4; Ams 3:5-8,11; 4 ).

 Kenakalan Remaja. (Amsal 10:1; 13:1; 15:20; 17:25; 19:13,26; 22:6).


 Tanggung Jawab Anak Terhadap Orang Tua. (Kel 20:12; Mat 15:4; Mar 7:10; Ef 6:2).
Setiap anak wajib (mutlak) harus menghormati orang tuanya. Ini adalah perintah
pertama dalam hubungan dengan sesama

MANUSIA DALAM KEHIDUPAN

Allah menempatkan manusia di bumi dengan mandat dan ia melengkapi manusia


dengan akal budi, daya cipta, tangan yang dapat membangun, pandangan yang kritis. Supaya
manusia di dalam hubungannya dengan Allah dan sesama manusia, dalam menaklukkan
binatang, dalam menggambarkan bentuk-bentuk alam dan kehidupan dengan ukiran dan
lukisan, dalam menyelidiki segala sesuatu dengan perantaraan bahasa, dalam menyatakan
getaran jiwa yang paling dalam dengan seni suara, pendeknya dalam segala hal, berbakti
kepada Allah dan memuliakan-Nya, yang layak dipuji untuk selama-lamanya.

Karena itu yang harus menjadi salah satu pokok masalah Etika adalah: Apakah yang
Engkau perbuat dengan mandat yang diberikan Allah kepadamu, ketika Allah menjadikan
engkau menurut gambar dan rupa-Nya?
PANDANGAN TERHADAP KESEHATAN

Allah memperhatikan kesehatan orang Israel ketik mereka dalam perjalanan keluar
dari tanah Mesir untuk masuk ke tanah Kanaan (Uln 23:12-13). Tuhan menginginkan
manusia itu sehat, tetapi manusia sering melakukan kesalahan mengenai kesehatan (Rom
6:13,19; 12:1; 1 Tes 5:23).

TUGAS MAKALAH AGAMA KRISTEN

1. Peran Kekristenan Dalam Perkembangan Dunia Farmasi


2. Peran Kekristenan Dalam Perkembangan Farmasi di Indonesia.
3. Kesehatan dipandang dari persfektif Firman Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai