LANDASAN TEORI
A. Pengertian Musik
yang melintasi batas‐ batas usia, jenis kelamin, ras, agama, dan kebangsaan.1
Musik berasal dari Bahasa Yunani mousike yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin
musica. Kata benda mousike atau kata sifat mousikos dibentuk dari akar kata mousa, yaitu
nama salah satu Dewi kesenian dan ilmu pengetahuan dalam mitos Yunani.2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Musik dibagi menjadi dua bagian:
dan keseimbangan.
1
Ratna Supradewi, “Otak, Musik, Dan Proses Belajar”. Buletin Psikologi. Vol. 18
No. 2, 2010, Hal. 65
2
E. Martasudjita, Pengantar Liturgi-makna, Sejarah dan Teologi Liturgi,
(Yogjakarta: Kanisius, 1999), hal. 135.
9
2. Musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa
Selain itu, ada beberapa hal definisi music, yang diucapkan atau hasil
California).
Musik bukan lagi sekedar sarana hiburan biasa, tetapi telah menjadi
pelengkap dan gaya hidup dalam masyarakat dewasa ini. Hampir semua aspek
dalam masyarakat tidak dapat lepas dari musik. Dimanapun keberadaan manusia,
berbagai jenis musik dimainkan. Musik yang dahulunya digunakan sebagai sarana
3
Disdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1998), hal.
609.
4
Abay D. Subarna, et al, Islam dan Kesenian. (Majelis Kebudyaan
Muhammadiyah Universitas Achmad Dahlan Lembaga LITBANG: 1995), hal.
50.
10
hiburan di pesta-pesta rakyat berkembang menjadi sarana penunjang diberbagai
bidang misalnya di bidang pendidikan, kesehatan, ekspresi dan bakat. Musik juga
telah berkembang menjadi banyak aliran diantaranya musik klasik, jazz, pop,
rock, dan dangdut.5 Musik dapat mempengaruhi otak, hu‐ bungan saling
mempengaruhi ini terutama diproses oleh komponen otak yang terletak di tengah
otak bernama sistem limbik. Inilah pusat emosi dari seluruh makluk mamalia yang
memungkinkan seorang individu melihat masalah tidak saja dari satu sudut, yakni
(termasuk sense of art).6 Musik merupakan salah satu kontribusi seni yang paling
Bernstein & Picker adalah suara yang diorganisir ke dalam waktu. Musik juga
merupakan bentuk seni tingkat tinggi yang dapat mengakomodir interpretasi dan
menunjukkan adanya dua orang yang mengekspresikan musik dengan cara yang
mutlak sama.7 Definisi tentang musik juga diungkapkan oleh Jamalus yang
berpendapat bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu
5
Eisar Gabela dan Joko Sampurno, “Analisi Fraktal Sinyal Berbagai Jenis
Musik”. Prisma Fisikal. Vol. II No.3, 2014. Hal. 67
6
Ratna Supradewi, “Otak, Musik, Dan Proses Belajar”. Buletin Psikologi. Vol. 18
No. 2, 2010, Hal. 65
7
Sang Nyoman Satria Irnanningrat, “Peran Kemajuan Teknologi Dalam
Pertunjukan Musik”. Invensi. Vol. 2 No. 1, Juni 2017, Hal. 1
11
melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu
dan ekspresi sebagai satu kesatuan.8 Dari beberapa pendapat di atas yang
adalah suatu hasil cipta manusia yang berisikan ide, pemikiran dan kreativitas
yang dituangkan menjadi karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi
musik yang memiliki unsur-unsur seperti irama, melodi, harmoni, bentuk, dan
meliputi-meliputi unsur-unsur yaitu: (1) ritme, (2) melodi, (3) harmoni, (4)
1. Ritme
Ritme adalah urutan rangkaian gerak yang menjadi unsur dasar dalam
musik dan tari, irama dalam musik terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam
tentang ritme akan terkait dengan konteks irama yang dan instrumen musik yang
dimainkan dalam pola-pola birama yang dihasilkan. Dalam sistem notasi balok
terdapat simbol – simbol not yang menunjukan nilai tertentu untuk menentukan
panjang pendeknya durasi pada setiap bunyi. Tetapi perlu diingatkan, bahwa
pengertian ritme tidak saja menyangkut peraturan durasi not yang berbunyi saja,
tetapi peristiwa tak bebunyi seperti tanda diam merupakan aspek yang
8
Ibid., 1
12
menyangkut persoalan tentang ritme. Dalam tingkat dasar penjalasan tentang
2. Melodi
Melodi adalah salah satu dari unsur seni musik, yaitu kerangka yang
9
Endri Muris Jatmiko, “STRUKTUR BENTUK KOMPOSISI DAN AKULTURASI
MUSIK TERBANG BIOLA SABDO RAHAYU DESA PEKIRINGAN,
KECAMATAN TALANG, KABUPATEN TEGAL”. CATHARSIS. Vol. 4 No.1,
2015, Hal. 10
13
memainkan notasi-notasi dalam kerangka notasi lagu syair ( disebut juga dengan
instrumental).10
3. Harmoni
yang memiliki elemen interval dan akor. Dalam konteks ini tidak ditemukan
seperti gitar atau orgen. Harmoni dalam hal ini bersifat umum yaitu keselarasan
dari elemen musik dan vokal. Adapun jika ditulis dalam akor jika dianalisis yang
muncul atau yang terjadi pemakaian akor yang sederhana yaitu C, Dm,dan E.
musik dalam suatu lagu sehingga menghasilkan suatu komposisi atau lagu yang
lagu atau lebih membentuk satu bagian lagu.Lagu sederhana ada yang mempunyai
2005) 2.
14
bentuk satu bagian biasanya diulang.Bentuk lagu satu bagian yang diulang disebut
AA. Bentuk biner sederhana ialah bentuk lagu yang terdiri atas dua buah bentuk
suatu bagian, bentuk biner ini disebut dengan A B. Bentuk biner ini
5. Aransemen
Aransemen merupakan salah satu cara dalam kerja kreatif musik dalam
menghubungkan musik yang sudah ada, dengan arti bahwa dalam memindahkan
(susunan) yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Elemen yang membentuk
struktur dalam mengaransemen sebuah lagu antara lain: Intro, chorus, interlude,
variasi.13
12
Ibid., 11
15
6. Instrumen
sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau
diklat tertentu.14
Fungsi musik sebagai sarana katarsis meyakini bahwa musik juga dapat
menggugah emosi, yang dituangkan melalui penjiwaan terhadap alur cerita dan
watak tokoh yang diperankan. Penjiwaan karakter dalam opera, misalnya akan
terkait dengan berbagai macam ekspresi emosi yang tentu saja didukung oleh
karya musik yang tepat seperti apakah pelaku sedang bermasalah, galau, ceria,
percintaan dan lain sebagainya.15 Pada umumnya suatu musik dan lagu dapat
: Liya Dachliyani,
“INSTRUMEN YANG SAHIH : Sebagai Alat Ukur
14
16
dibagi menjadi beberapa bagian besar yaitu intro, bait, refrain, solo, dan
tanpa lirik, dimana dalam karya musik instrumental ada satu atau beberapa alat
musik yang ditonjolkan untuk menggantikan fungsi penyanyi dalam karya musik
yang menggunakan lirik. Dengan melihat susunan suatu karya musik di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa karya musik mempunyai kesamaan dengan suatu
karya sastra, dimana karya musik juga mempunyai pola bagian tertentu (Estiarto,
2010). Suatu karya musik dapat dikategorikan dalam jenis aliran tertentu.
kalangan pengamat musik dan masyarakat atas bentuk, irama, lirik, nada, maupun
harmonisasi dari sebuah lagu. Beberapa aliran musik yang ada di dunia antara lain
adalah klasik, jazz, blues, rock, pop, country, reggae, rap, acappela, dan
kontemporer.16
B. Musik Gereja
Musik adalah Ruang dan Waktu. Dikatakan ruang dan waktu karena
musik memiliki melodi (ruang) dan tempo (waktu).17 Musik merupakan sebuah
dunia yang bisa dibentuk oleh mereka yang mampu memainkan dan
17
merancangnya. Menurut Plato (427-347SM) salah seorang tokoh filsafat
Yunanu Klasik, menyatakan yang dapat disebut musik sejati hanyalah musik
ethos jiwanya. Dengan kata lain musik terkait dengan keindahan dan batin
yaitu: musik rohani, musik duniawi, dan musik netral. Musik gereja termasuk
dalam kelompok musik rohani, yaitu musik yang berkaitan erat dengan nilai-
musik gereja adalah dengan memiliki pengertian yang benar tentang musik
dan gereja. Pada awal mulanya musik gereja dipahami sebatas instrumen yang
digunakan untuk mengiring nyanyian jemaat dan paduan suara di sebuah Gereja.
Tetapi harus dipahami bahwa gereja adalah baik musik instrumental, nyanyian,
maupun paduan suara yang menjadi bagian dalam sebuah ibadah. 19 Tidak semua
musik dapat disebut sebagai musik gerejawi jika tidak menjadi bagian dari ibadah
Martin Luther dalam artikelnya yaitu musik sebagai anugrah yan diberikan oleh
tuhan, oleh karena itu setiap manusia memiliki tanggung jawab untuk
18
Florentina Wijaya Kusumawati . Diktat: Pengantar Musik Gereja. Hal 2.
19
Paulus Dian Prasetya, Peran Nyanyian dan Musik Gerejawi di GKMI
Pacangaan, (Salatiga: Fakultas Teologi UKSW, 2002), hal. 14
18
ibadah kita.20 Musik gereja yang baik atau tidak tergantung dari kesepakatan
bersama seluruh anggota gereja, apakah mereka menganggap bahwa musik itu
penting atau sekedar menjadi pengiring nyanyian jemaat. Ketika seluruh anggota
gereja berpikiran bahwa musik gerejawi membuat jemaat dapat menghayati unsur
liturgi, nyanyian dan ibadah, serta telah menjadi nyanyian jiwa atau doa hati,
maka akan muncul usaha-usaha untuk menghasilkan suatu musik gerejawi yang
lebih baik. Musik yang baik, akan mengubah suatu ibadah yang rata-rata menjadi
ibadah yang luar biasa dan kemudian manjadi wahana anugerah Allah.21
liturgi kadang dihubungkan secara erat dengan gereja-gereja yang taat pada
tatacara keagamaan, tetapi seharusnya tidak perlu. Dalam artinya yang lebih luas,
liturgi hanya berarti cara yang telah dipilih gereja untuk dipakai beribadah
kepada Tuhan.22 Musik gereja adalah varian dari musikologi atau wacana
musikal yang belum banyak dibahas orang atau para musikolog secara
sedikit sekali, kalau tidak boleh dibilang tidak ada. Yang ada hanya diskografi,
20
Ester Gunawan Nasrani, Suatu Tinjauan Teologis dan Historis, diunduh resmi
dari http://www.gpdiworld.us tanggal 16 Febuari 2021 pukul 22:25 WIB
21
Paulus Dian presetya, Peran Nyanyian dan Musik Gerejawi di GKMI
Pacangaan, (Salatiga: Fakultas Teologi UKSW, 2002), hal. 16
22
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja. Gandum Mas.Cetakan keempat. 1996.
Hal. 91.
19
itu pun baru merebak belakangan ini dengan hadirnya rekaman aktivitas
bermusik di gereja lewat sosial media.23 Musik gereja adalah musik yang
dihadirkan di dalam persekutuan orang yang beriman kepada Kristus. Ini sama
halnya bahwa musik ini hadir dalam konteks ibadah; di sinilah musik gereja
syairnya berlandaskan Alkitab, akan tetapi jika musik ini dimainkan di tempat-
dengan kedosaan, maka musik itu juga tidak boleh disebut musik gereja, bahkan
tentang Musik Gereja dalam tulisan Danny Kirnadi megatakan bahwa Musik
Gereja merupakan integrasi yang tepat antara seni musik dengan Theologia.
“perkawinan” antara elemen musik dengan lirik. Musik dan Gereja adalah dua
unsur yang saling menyatu, Musik menjadi sarana penting terciptanya sebuah
peribadatan dalam Gereja. Hadirnya musik juga dapat meningkatkan gairah dan
suasana dalam Ibadah. Dengan demikian dapat dipahami bahwa musik gereja
adalah musik yang digunakan dalam peribadatan sebagai sarana penunjang yang
20
tak dapat dipisahkan sehingga secara pribadi dapat merasakan kehadiran Allah
dalam peribadatan.25
a. Musik Instrumental
dalam fungsi mengiringi nyanyian jemaat dan fungsi liturgis. Di dalam Alkitab
gambus kecapi, harpa, seruling, sangkakala, dsb. Tidak ada satu ayatpun di dalam
Alkitab yang membatasi jenis musik instrumentalia yang boleh digunakan dalam
yang digunakan, meskipun demikian, organ bukan dibuat oleh orang barat, tetapi
oleh seorang ahli teknik kebangsaan Yunani bersama Ktesibios abad ke 3 SM.26
dengan sebutan music komtemporer. Begitu juga halnya dengan music Gerejawi.
21
banyak yang digunakan sebagai pengganti himne yang dinilai sudah tidak relevan
bagi kaum muda.27 Penyajian musik di dalam gereja sering menjadi penyebab
bentrokan antar generasi. Tidak semua orang dapat mengikuti nyanyian dan
merasa nyaman dengan instrument yang digunakan oleh gereja di masa kini.
Namun demikian, musik Kristen kontemporer sudah menjadi satu bagian dari
Pekabaran Injil yang berusaha menarik perhatian kaum muda. Tanggapan yang
muncul antara lain proses yang diajukan oleh pemimpin gereja. Mereka menilai
musik Kristen kontemporer bukanlah musik yang diberkati oleh tuhan, karena
sangat duniawi, kurang rohani dan dipakai untuk mencari popularitas pribadi.28
b. Musik Vokal
Bentuk musik yang termasuk dalam musik gerejawi adalah musik Vokal.
Musik vokal biasanya berupa nyanyian yang dilagukan oleh jemaat. Syair akan
lebih menyentuh dan mudah dimaknai jika disandarkan pada sebuah rangkaian
melodi menjadi sebuah lagu. Kita sudah mengenal penggunaan Mazmur, Himne
dan nyanyian baru dapat membuat jemaat membisu karena nyanyian yang sulit.29
Paduan suara merupakan bagian dari musik vokal dalam Gerejawi. Fungsi utama
paduan suara yang benar pada dasarnya adalah untuk membantu jemaat dalam
27
Winnardo Saragih, Misi Musik: Menyembah atau menghujat Allah
(Yogyakarta:Penerbit ANDI, 2008), hal. 90.
28
Ibid., Hal. 91
29
David Ray, Gereja yang Hidup: Ideide Segar Menjadikan Ibadah Lebih Indah,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), hal. 89.
22
bernyanyi, misalnya dalam mengenalkan lagu baru atau lagu yang sulit, sehingga
bukan justru berfungsi sebagai tontonan yang dilihat di depan jemaat. Ini juga
bersama jemaat.30 Suatu kesalahan jika paduan suara hanya menjadi tontonan atau
yaitu menunjuk kepada kerelaan hati untuk melayani tanpa tanpa mengharap
imbalan dari orang yang dilayani. Pelayanan merupakan pengabdian dalam hal ini
sesamanya.32 Seseorang pelayan musik gereja adalah mereka yang terpilih oleh
karena memiliki kreatifitas yang tinggi dalam bidang seni musik, berbakat,
30
White James, Pengantar Ibadah Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011),
hal. 106
31
J.L. Ch. Abineno, Unsur-unsur Liturgika: yang Dipakai Gereja-gereja di
Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), hal. 107.
32
Amos Sukamto,Pelayanan Gereja di Indonesia Pada Era Reformasi,(Jakarta:
Tim Publikasi ICDS, 2003), hal. 138.
23
menggunakannya.33 Pelayanan dalam hal ini dimaksudkan sebagai upaya gereja
baik bagi pemuda gereja yang aktif maupun juga kepada mereka yang kurang
Bagi kelompok anak muda modern, apalagi bagi mereka yang tinggal daerah
perkotaan, musik merupakan sesuatu yang sudah tak terpisahkan dari aktivitas
perjalanan mereka. Entah pada waktu makan, belajar mandiri, berada di rumah
ataupun di ruang publik, ciri kelompok ini selalu terlihat jelas dengan earphone yang
videomax juga membuat mereka semakin mudah menikmati fasilitas hiburan di mana
saja dan kapan saja. Mempertimbangkan kebiasaan yang sudah terbangun sebagai
budaya mereka, maka pelayanan kaum muda yang ingin berhasil perlu memerhatikan
gereja sudah perlu memerhatikan ketersediaan fasilitas alat musik dalam sarana
multimedia lainnya untuk ibadah kaum muda. Belum lagi jika mengingat bahwa
Alkitab sendiri juga sangat banyak berbicara tentang musik dalam ibadah (2 Taw.
5:11-14).35
33
Tom Kraeuter, Kunci Keberhasilan Pemimpin Pujian dan Musik (Bandung:
Lembaga Literatur Baptis, 2001), 40.
24
Taufik Abdulah berpendapat bahwa pemuda adalah individu dengan
karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki
pengendalian emosi yang stabil.36 Ada juga di kalangan gereja yang tidak melihat
pemuda tidak pada batasan usia, melainkan dengan menggolongkan semua orang
yang masih berjiwa muda serta mereka yang belum menikah sekagai kelompok
pemuda. Jadi, dari beberapa pandangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pemuda adalah mereka yang memiliki semangat, kekuatan, daya kreatif yang
tinggi yang mampu membawa perubahan yang cukup besar di dalam masyarakat,
biasanya mereka dikelompokkan pada usia antara 15-30 tahun. Mereka rata-rata
adalah mahasiswa dan karyawan dan pada usia ini mereka sedang mencari jati diri
atau citra diri. Pemuda, jika dilihat dari pendekatan pedagogis dan psikologis,
maka bisa terlihat bahwa pemuda begitu identik dengan pemberontak (baik
kepada orangtua, guru, bahkan kepada orang yang lebih tua dari dirinya), berani
tetapi terkadang ceroboh dalam bertindak karena tidak memikirkan akibat dari
melanggar norma yang ada dan berlaku di lingkunagn di mana mereka berada, dan
penuh gairah tetapi seringkali berbuat yang aneh-aneh sehingga membuat orang
lain yang ada di sekitar mereka merasa rishi dan terkadang mencela mereka.
Singkatnya bahwa masa ini adalah masa yang romantik, yang kelak akan
36
Taufik Abdullah, Pemuda dan Perubahan Sosial (Jakarta: LP3S, 1974), Hal. 6
25
membuat seseorang yang sudah beranjak dewasa ketika mengenang masa-masa
Di bawah ini ada beberapa ciri yang menggambarkan pemuda itu sendiri,
diantaranya:
diri, oleh karena itu jangan heran jika para pemuda ini mereka
37
Daya Negri Wijaya, “Mentalitas Pemuda pada Masa Pergerakan dan Masa
Reformasi di Indonesia: Dari Berani Berpengetahuan hingga Takut
Berpengetahuan”, Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah No.1, Vol.1,
(2013), Hal. 78.
26
Mereka juga butuh untuk diperhatikan, meskipun terkesan tidak
sadari.
mereka hasilkan.
27
apa yang mereka buat, dan ketika hal itu berhasil mereka
Musik dalam ibadah seperti combo band, akan memberi nuansa ibadah
namun kaum muda modern tentu lebih menyukai bentuk-bentuk alat musik
modern pula. Doug Fields menyebutkan bahwa: Sebelum kaum muda dan remaja
merasa nyaman dengan lingkungan, mereka tidak akan sadar dengan hal-hal
teologis. Karena itu, perlu membuat suatu lingkungan positif dengan berbagai
28
Gembala/
Pendeta
Youth Ministry
(Pembina Pemuda)
Ketua
Sekretaris Bendahara
khusus menangani bidan pemuda. Dari yang penulis lihat, kebanyakan gereja
yang luar biasa sesuai dengan bidangnya. Demikian halnya dalam pelayanan
kepada pemuda, gereja telah mempersiapkan tim dalam melayani mereka. Dari
sisi pengorganisasian pemuda, secara umum organisasi pemuda yang penulis lihat
kepada para pemuda untuk berkreasi dan berionovatif, namun harus tetap dalam
kontrol pembina. Selama hal ini masih sesuai rel, maka kegiatan-kegiatannya akan
disupport, baik dari segi ide, waktu maupun dananya. Dalam memanage pemuda
29
di era digital saat ini, gereja harus sepenuh hati, jika tidak, maka tidak akan
menghasilkan apa-apa. Gereja harus serius bahkan harus menyediakan dana yang
cukup untuk pelayanan pemuda. Memang yang sering menjadi masalah adalah
kurangnya support dana dari gereja, sehingga para pemuda setengah mati dalam
menyelenggarakan kegiatan-kegiatannya.
melatih mereka untuk melayani Allah. Salah satu metode yang paling efektif
dalam mencapai sasaran itu ialah memberikan tanggung jawab yang nyata kepada
kaum muda. Yang saya maksudkan dengan tanggung jawab yang nyata adalah
tugas-tugas yang mengembangkan mereka secara fisik, sosial, mental, dan yang
terpenting secara rohani. Sehingga mereka akan memiliki cita-cita dan melihat
visi tentang apa yang dapat dilakukan Allah melalui kehidupan mereka.40
tertentu. Kebutuhan diklat adalah jenis diklat yang dibutuhkan oleh seorang
pemegang jabatan atau pelaksana pekerjaan, tiap jenis jabatan atau unit organisasi
40
Warren S. Benson dan Mark H Senter, Pedoman Lengkap untuk Pelayanan
Kaum Muda (Bandung, Kalam Hidup: 1999), Hal. 243.
30
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam melaksanakan
musik dan bagaimana musik dapat berpengaruh terhadap tiga aspek penting
musik gereja menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan bagi pemain musik (tim
musik).43 Pendidikan musik memuat input dan output yang sama antara ketiga
aspek yang pertama yaitu aspek Pendidikan yang meliputi : (1) Psikomotor, yaitu
menggunakan metode-metode yang baik dan tepat. (2) Aspek kognitif, yaitu
dengan pemahaman teoretis dan fakta-fakta empiris dengan musik itu sendiri. (3)
31
musik. Sedangkan musik pendidikan memiliki makna bahwa segala jenis musik
banyak.45 Fungsi yang diberikan pada pusat Pelatihan Musik Gereja yaitu tempat
pendidikan dan pelatihan dalam bidang musik gereja serta pemberian informasi
mempelajarinya.46
merupakan kegiatan belajar. Dalam pelatihan yang baik, terjadi perubahan dalam
hal pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan ketermpilan, menjadi lebih baik,
32
pelatihan. Dalam proses pelatihan, peserta mendapatkan pengetahuan baru,
pandangan baru, perilaku baru, cara kerja baru, kecakapan baru dan keterampilan
baru. Pembelajaran melalui pelatihan tidak terjadi secara otomatis, hal ini berarti
dilatih. Oleh karena itu, yang terlibat dalam pelatihan bukan hanya trainer tetapi
kepada delapan unsurnya. Kedelapan unsur melodi itu menurut Malm, adalah: (1)
tangga nada; (2) nada pusat atau nada dasar; (3) wilayah nada); (4) jumlah nada;
(5) penggunaan interval; (6) pola cadensa; (7) formula melodi; dan (8) kontur.48
Tetapi tidak hanya itu,genre musik juga akan digunakan dalam pelatihan usik
gereja. Karena genre musik bukan menjadi masalah mendasar dalam musik
gereja, tetapi lebih kepada muatan musik tersebut. Dalam gereja, musik bisa saja
berasal dari genre musik tertentu, seperti pop, gamelan, musik gendang Karo, dan
47
Agus M. Hardjana, Training SDM yang Efektif, (Yogyakarta: Kanisius, 2001),
hal. 16
48
Yehezkiel Steven Natalous Terigan, Skripsi: Manajemen Organisasi Dan
Pelatihan Musik Di Gereja Bethel Indonesia House Of Sacrifice Medan”
(Sumatra:USU,2020). Hal. 14
33
John F. Wilson mengatakan musik itu sendiri tidak mampu menjadikan
kenyataannya, bagian pokok keberadaan musik gereja saat ini tidak memiliki
pada penggunaanya.50
50
John F. Wilson, An Intorduction to Church Music, (Chicago:Moody Press,
1965), hal.17
34