Anda di halaman 1dari 27

Sejarah Mesin Cetak

Saat ini, penggunaan mesin cetak sudah banyak dilakukan untuk berbagai keperluan. Salah satunya
adalah untuk mencetak buku dan surat kabar. Fungsi mesin cetak untuk membuat banyak salinan
halaman yang identik dimanfaatkan betul oleh perusahaan percetakan yang memang
selalu mencetak buku atau Koran dalam jumlah eksemplar yang cukup banyak.

Saat ini, untuk membuat 1000 sampai 10000 eksemplar buku atau koran tidaklah terlalu sulit. Mesin
cetak modern sudah dilengkap dengan berbagai alat canggih yang memungkinkan melakukan
banyak cetakkan dalam sekali pengerjaan. Berbeda dengan mesin cetak zaman dulu yang sederhana
dan tanpa mempergunakan alat-alat canggih.

Saat mesin cetak ditemukan oleh Johannes Gutenberg, ia harus meletakkan huruf yang akan dicetak
secara bersamaan. Tiap huruf ia tempatkan di atas balok logam yang berada dalam sebuah logam.
Setelah itu, ia akan menutupi huruf-huruf dalam balok logam dengan kertas dan diolesi tinta.
Dengan demikian, huruf tersebut akan meninggalkan beberapa tinta di atas kertas.

Nah, untuk mengetahui perbedaan yang dimiliki mesin cetak modern dengan mesin cetak zaman
dulu, rasanya kita perlu mengetahui sejarah dan perkembangan mesin cetak. Bagaimana awal mula
penciptaan mesin cetak hingga berkembang menjadi sangat modern? Berikut adalah uraiannya.

Sejarah Mesin Cetak

Jauh sebelum mesin cetak Johannes Gutenberg diciptakan, bentuk pencetakan sederhana sudah
dapat ditemukan dengan mudah di beberapa kawasan Asia Timur, seperti Cina dan Korea. Dulu,
Sekitar 175 AD, pencetakkan memiliki bentuk yang sangat sederhana, hanya ada tampilan berupa
huruf terbalik di atas kayu atau perunggu yang memang sudah mulai dibuat pada masa ini.

Alat tersebut dibubuhi tinta, kemudian ditempatkan di atas kertas dan digosek dengan lembut
menggunakan tongkat bambu. Kemudian, alat cetak ini akan meninggalkan tinta pada kertas yang
ditempelinya. Pada lapisan kertas, huruf tersebut tidak lagi terlihat terbalik (stempel).

Baru pada 1440, terobosan besar terjadi ketika Johannes Gutenberg dari Jerman, tepatnya dari Kota
Mainz menciptakan sebuah metode pencetakkan seperti yang telah dijelaskan di awal. Penemuan
mesin cetak oleh Gutenberg ini tidak terlepas dari beberapa eleman dasar mesin cetak yang lebih
dulu diciptakan di kawasan Asia Timur.

Dampak Penemuan Mesin Cetak

Sebelum ditemukannya mesin cetak, Eropa dan Asia merupakan dua benua yang memiliki kemajuan
hampir merata. Namun, setelah kawasan itu menemukan mesin cetaknya masing-masing, keduanya
mengalami kemajuan yang cenderung signifikan. Asia yang diwakili dengan cetakan balok dari
Cina mengalami kemajuan yang tidak begitu pesat.

Sebaliknya, Eropa, bahkan dunia, telah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dengan
penemuan mesin cetak Gutenberg. Mungkin terkesan berlebihan jika kita menandai kemajuan
sebuah bangsa hanya dilihat dari sisi temuan mesin cetak saja. Meskipun demikian, tak dapat
dipungkiri jika penemuan mesin cetak itu telah membawa suatu perubahan dan makna yang
sangat penting bagi kehidupan.
Sebagai salah satu contoh, dalam bidang pendidikan, saat ini kita semua bisa dengan mudah
menemukan berbagai informasi dalam bentuk buku. Buku-buku dengan segudang ilmu di dalamnya
tersebar dengan cepat ke tiap negara berkat adanya mesin cetak.

Mesin Cetak sebagai Pendorong Kemajuan Zaman

Siapa yang tidak mengenal mesin cetak? Barangkali kemajuan ilmu pengetahuan tidak akan sepesat
ini jika mesin cetak tidak pernah ditemukan. Penemuan mesin cetak merupakan salah satu
penemuan yang revolusioner dan mengubah sejarah peradaban manusia karena dengan adanya
mesin cetak segala informasi dan pengetahuan bisa diperbanyak dan disebarluaskan dalam tempo
yang relatif cepat.

Berbagai jenis buku, surat kabar, majalah, selebaran, bahkan undangan tidak akan pernah ada tanpa
adanya mesin cetak. Jika tidak ada mesin cetak, pengetahuan barangkali hanya di monopoli oleh
segelintir orang saja karena tidak bisa disebarluaskan kepada khalayak luas.

Dengan demikian, pengetahuan yang diterima hanya berdasarkan aktivitas lisan dari mulut ke mulut
yang berarti semakin besar resiko menyimpang dari aslinya karena sebuah informasi bisa
ditambahkan atau dikurangi oleh sang penutur.

Mesin Cetak – Soft Copy VS Hard Copy

Meski kini kita telah memasuki era digital, di mana segala sesuatu bisa disimpan dalam file digital
dan segala informasi bisa dipublikasikan dengan cepat dan mudah melalui internet, tetapi
kebutuhan untuk melakukan cetakmencetak sepertinya tidak akan pernah mati.

Ada banyak kelemahan file yang disimpan dalam bentuk digital (soft copy), jika dibandingkan dengan
file yang dicetak di kertas (hard copy), antara lain sebagai berikut:

* File yang disimpan dalam bentuk digital berisiko rusak terserang virus.

* Untuk mengakses file digital mengandalkan tenaga listrik dan peralatan yang memadai seperti
laptop atau komputer atau tablet PC dan juga koneksi internet. Komponen-komponen tersebut
sangat rawan rusak atau mengalami gangguan sehingga akan menjadi kendala dalam mengakses file-
file dalam bentuk digital. Berbeda dengan file yang dicetak di kertas bisa diakses kapan saja di mana
saja, dengan mudah, dan tanpa membutuhkan berbagai device pendukung.

* Ada kalanya hard copy atau hasil print di atas kertas lebih berkesan formal dan elegan
dibandingkan dengan soft copy atau file yang disimpan dalam bentuk digital. Untuk menyimpan
surat-surat atau undangan-undangan penting hingga kini masih tabu menggunakan file digital untuk
menyebarluaskannya.

Perusahaan-perusahaan media massa cetak juga tidak merasa risau dengan adanya teknologi
internet karena meskipun banyak portal berita di internet, tetapi pelanggan koran cetak juga masih
tinggi. Kedua jenis media ini tidak saling mematikan, tetapi justru mendukung satu sama lain dan
memiliki fungsi yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam.
Asal-Usul Mesin Cetak

Dunia mengenal Johannes Gutenberg sebagai orang paling berjasa dalam menemukan mesin cetak.
Berkat usahanya, mesin cetak modern pertama memang berhasil diciptakan. Namun, sebenarnya
tradisi cetak-mencetak telah ada sejak tahun 175 di Cina maupun Korea.

Mesin cetak sederhana telah diciptakan pada masa itu dengan menggunakan balok kayu, perunggu,
tinta, dan tongkat bambu. Mesin cetak pertama di dalam masyarakat Asia Timur ini belum
menggunakan mesin, tetapi masih mengandalkan tenaga manusia secara manual. Negeri Cina
tampaknya mulai memproduksi buku di tahun 800-an Masehi. Hal ini terbukti dengan ditemukannya
buku bertahun 868.

Namun teknologi yang digunakan masih sangat sederhana dan satu set cetakan dibuat untuk sebuah
buku saja sehingga ketika harus mencetak buku lain tentunya sistem ini menjadi tidak praktis.
Perkembangan mesin cetak selanjutnya tidak terlalu signifikan atau bisa dibilang tidak ada
perkembangan lebih lanjut hingga Gutenberg menciptakan mesin cetak yang revolusioner
pada tahun 1440-an.

Mesin Cetak – Komponen Esensial dalam Percetakan Modern

Penemuan mesin cetak Gutenberg ini dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah. Dengan
kemudahan informasi dan ilmu pengetahuan disebarluaskan dalam jumlah banyak kepada khalayak
membuat dunia mengalami kemajuan luar biasa pesat. Untuk itu, tidak berlebihan jika mesin cetak
Gutenberg ini dianggap sebagai awal percetakan modern.

Pada dasarnya, terdapat empat komponen esensial yang bisa ditemukan dalam percetakan modern,
yaitu sebagai berikut:

* Huruf cetak yang mampu bergerak, juga sistem pengaturan dan pemasangan huruf-huruf sesuai
dengan yang diinginkan. Ini membuat percetakan modern sangat efektif digunakan untuk mencetak
berbagai macam buku dalam waktu singkat, tidak seperti percetakan kuno seperti yang ada di
masyarakat Cina lama.

* Hal esensial lainnya adalah mesin cetak itu sendiri yang tentunya merupakan komponen utama
dalam sebuah sistem percetakan.

* Tinta yang sesuai untuk menghasilkan cetakan tertentu. Ada beberapa jenis tinta dengan beragam
fungsi dan tujuan pula. Penemuan ragam tinta ini membuat hasil cetakan semakin sempurna.

* Faktor esensial lainnya dari percetakan modern adalah kertas yang digunakan sebagai media untuk
mencetak tulisan. Kini orang bisa mencetak tidak saja di atas kertas melainkan juga pada plastik,
kain, dan sebagainya. Namun kertas adalah bahan terbaik untuk media cetakan karena bahannya
sangat praktis dan efisien.
Gutenberg dan Mesin Cetak

Sebenarnya mesin cetak pertama bukan ditemukan oleh Gutenberg, karena mesin cetak tradisional
telah ada di masyarakat Cina dan Korea jauh sebelumnya. Kertas sebagai media cetakan terbaik juga
telah ditemukan jauh sebelm Gutenberg lahir. Namun, yang membuat Gutenberg berjasa
dalam dunia percetakan adalah karena kemampuannya membuat mesin cetak yang

efektif dan efisien untuk mencetak dalam jumlah besar, dalam waktu singkat, dan dengan kualitas
yang terjaga.

Dengan kata lain, Gutenberg melakukan banyak penyempurnaan mulai dari mengembangkan
penggunaan metal logam campuran untuk huruf cetaknya, menemukan cara menuangkan cairan
logam yang digunakan membentuk huruf cetak blok secara teliti, menemukan alat penekan yang
penting dalam proses mencetak, dan sebagainya.

Campuran logam yang dikembangkannya, yaitu timbal, timah, dan antimon juga membuat hasil
cetakan menjadi berkualitas tinggi dan jauh lebih bagus dibandingkan hasil cetakan tanah liat, kayu,
maupun perunggu yang banyak digunakan dalam percetakan tradisional di Asia Timur.

Tinta yang digunakannya pun berbahan dasar minyak dan bukannya air yang mudah luntur juga
diperkenalkan oleh Gutenberg untuk semakin menyempurnakan temuannya. Tinta dengan bahan
dasar minyak tentunya membuat hasil cetakan tahan lama dan tidak mudah luntur.

Mesin Cetak – Penemuan Revolusioner

Banyak yang menyebut penemuan mesin cetak modern oleh Gutenberg ini merupakan penemuan
revolusioner, penemuan yang menjadi tonggak sejarah peradaban manusia, dan sebagainya.
Sebutan-sebutan itu tidaklah berlebihan, jika kita menengok perkembangan dan kemajuan jaman
yang terjadi setelah ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg.

Ilmu pengetahuan berkembang pesat ketika bisa diakses oleh banyak orang. Penemuan dan inovasi-
inovasi baru ditemukan di masa-masa setelah mesin cetak tercipta. Jika Anda membandingkan
kemajuan Cina dan Eropa pada masa sebelum Gutenberg lahir atau sebelum mesin cetak modern
ditemukan, Anda akan melihat betapa kedua wilayah itu memiliki tingkat kemajuan yang hampir
sama.

Namun segera setelah mesin cetak Gutenberg ditemukan, Eropa mengalami perkembangan pesat
luar biasa dan mengalahkan perkembangan di Asia yang masih mengandalkan cetak-mencetak
dengan alat tradisional.

Meskipun kemajuan zaman tidak hanya semata-mata ditentukan oleh mesin cetak, tetapi tidak bisa
dipungkiri bahwa peran mesin cetak dalam menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan informasi
mendorong masyarakat dan peradaban semakin maju.
Mesin Cetak dan Perkembangan di Era Teknologi Digital

Mesin cetak digunakan untuk membuat banyak salinan halaman yang identik. Kini digunakan untuk
mencetak buku dan surat kabar. Kini segalanya dilakukan secara otomatis. Saat mesin cetak
ditemukan oleh Johannes Gutenberg, ia harus meletakkan huruf bersama-sama. Tiap huruf ada di
balok logam dalam sebuah bingkai. Lalu ia bisa memindahkan kertas dan tinta di atasnya, mirip
seperti perangko. Huruf itu akan meninggalkan beberapa tinta di kertas itu.

Sejarah Percetakan

Penemu Mesin Cetak pertama kali adalah Johannes Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg (sekitar
1398 – 3 Februari 1468) adalah seorang pandai logam dan pencipta berkebangsaan Jerman yang
memperoleh ketenaran berkat sumbangannya bagi teknologi percetakan pada tahun 1450-an,
termasuk aloy logam huruf (type metal) dan tinta berbasis-minyak, cetakan untuk mencetak huruf
secara tepat dan cepat. Gutenberg berasal dari sebuah keluarga bangsawan dan menerima latihan
awal sebagai seorang tukang emas.

Pada tahun 1428, disebabkan oleh politik, dia pindah ke Strasbourg dan tinggal di sana selama 20
tahun. Nama panjangnya adalah Johanes Gensfleisch Gutenberg. Beliau dilahirkan di Mainz,
Germany pada 1397. Pada tahun 1428, karena politik beliau berpindah ke bandar Strasbourg dan
tinggal di sana selama 20 tahun. Di Strasbourg, beliau bekerja sebagai tukang logam.
Gutenberg bekerja menghasilkan accesoris yang diberikan kepada para pemuka agama Kristen.
Kemudian dia pulang ke Mainz dan bekerja sebagai seorang tukang emas.

Bentuk pencetakan yang sangat sederhana dapat ditemukan di Cina dan Korea sekitar tahun 175 AD.
Tampilan yang terbalik di atas kayu, dan kemudian perunggu telah dibuat pada tahun ini. Alat ini
kemudian dibubuhi tinta kemudian ditempatkan di atas secarik kertas dan digosok dengan lembut
menggunakan sebuah tongkat bambu.

Dampak dari mesin cetak Gutenberg di Eropa hampir sama dengan perkembangan tulisan,
penemuan abjad atau Internet, hingga ke efeknya di masyarakat. Seperti tulisan tidak menggantikan
berbicara, percetakan tidak pernah mencapai posisi kekuasaan yang total. Naskah yang ditulis
tangan terus dihasilkan, dan berbagai macam model grafik komunikasi terus menerus memengaruhi
satu sama lain.
Mesin Cetak Gutenberg

Karya Johannes Gutenberg dalam mesin cetak di mulai sekitar 1436 ketika dia sedang bekerja sama
dengan Andreas Dritzehan, seseorang yang pernah dibimbing oleh Gutenberg dalam pemotongan
batu permata, dan Andreas Heilmann, pemilik pabrik kertas. Tetapi rekor resmi itu baru muncul
pada tahun 1439 ketika ada gugatan hukum melawan Gutenberg; saksi-saksi yang ada
membicarakan mengenai cetakan Gutenberg, inventaris logam (termasuk timah), dan cetakan
ketikannya.

Masyarakat di Eropa pada saat itu juga sedang mengembangkan cetakan yang dapat dipindah-
pindahkan, termasuk pandai emas Procopius Waldfoghel dari Perancis dan Laurens Janszoon Coster
dari Belanda. Tetapi, mereka tidak dikenal karena telah menyumbang kemajuan spesifik kepada
mesin cetak.

Mesin Cetak Elektronik Pertama

Kemampuan membuat mesin cetak sederhana yang bersanding dengan jam tadi membuat Seiko
sadar, bahwa dengan segenap kemampuan yang ada mereka bisa membuat "mesin cetak" elektronik
sederhana. Pasa 1968 dibuatlah mesin cetak elektronik generasi pertama dengan seri EP-101. Cara
kerjanya sederhana, yaitu dengan memutar sabuk karet berisi deretan angka 0 sampai 9 dan A
sampai Z sesuai informasi yang diterima.

Perkembangan Mesin Cetak di Era Digital

Perkembangan sekarang media cetak adalah didukung perkembangan teknologi yang semakin
canggih. Sehingga membawa perubahan pada bagian bentuk, format, struktur, tekstur dan model
dari iklan tersebut, akan tetapi perkembangan teknologi tidak mempengaruhi atau mengubah isi dari
suatu iklan yang muncul di media. Pembuatan media cetak sekarang dengan teknologi yang canggih
adalah dengan menggunakan komputer untuk mendesain iklan suatu produk dengan menggunakan
grafis dan dicetak dengan printer.

Perkembangan teknologi media cetak yang berkaitan dengan perkembangan media cetak itu sendiri
seperti munculnya majalah, Koran, surat-surat kabar yang isinya tentang artikel yang bertemakan
politik, kesenian, kebudayaan, kesustraan, opini-opini public dan informasi tentang kesehatan dapat
mewarnai kehidupan masyarakat. Misalnya dalam artikel yang bertemakan politik, bahwa politik
yang semakin menjamu dalam Negara.

Kemudian peristiwa-peristiwa penting yang mempengaruhi sejarah kehidupan masyarakat. Surat


kabar atau yang biasa disebut Koran adalah salah satu media cetak jurnalisme dimana isinya
memuat artikel-artikel tentang seputar informasi-informasi atau berita tentang seputar kehidupan
manusia, mulai dari yang bertemakan politik, kesehatan, hukum, sosial, ekonomi sampai periklanan.
Adapun majalah yang terbit zaman dulu, dan masih tetap sama isinya dengan majalah sekarang, itu
karena kepercayaan masyarakat terhadap media cetak tersebut. Biasanya dari artikel artikel yang
termuat di media cetak tersebut, yang memuat kritikan yang dapat membuka mata masyarakat
sehingga terjadi revolusi. Selain kritikan, surat kabar juga memuat tulisan-tulisan dan dokumen-
dokumen penting yang merupakan kinerja pemerintah yang dapat menjadi skandal dan korupsi
pemerintah.

Dari uraian diatas jelas diketahui bahwa penemuan mesin cetak sangat mempengaruhi peradaban
manusia. Bahkan penemuan mesin cetak telah membuat manusia berlomba-lomba dalam
pengambangan ilmu pengetahuan dan itu berimbas pada cepatnya perkembangan teknologi
terbukti hanya dalam kurun waktu 500 tahun terakhir peradaban manusia telah memperlihatkan
kemajuannya yang sangat pesat.

Bahkan semenjak era komunikasi interaktip di dua dekade terakhir kemajuan teknologi semakin tak
terprediksi peningkatannya. Hal yang penting bagi mahasiswa kita seharusnya tidak hanya
menjadi pengguna semata. Tidak hanya sebagai konsumen teknologi namun kita pun dituntut untuk
mampu memberikan kontribusi positif dalam perkembangan teknologi ini. Serta menggunakan
kekreatifan untuk lebih meningkatkan kemajuan produk teknologi agar lebih menyumbang berbagai
manfaat bagi masyarakat banyak.

Demikian ulasan singkat mengenai sejarah dan perkembangan mesin cetak di dunia yang dihimpun
dari berbagai sumber, koreksi bila ada kesalahan atau ada penambahan diucapkan terima kasih.
Sinematografi

Tentang Sinematografi

Sejarah sinematografi sangat panjang, namun di sini tidak akan dibahas tentang “perjalanan”
sinematografi dari awal. Kemajuan teknologi akan terus berkembang, demikian juga dengan
teknologi sinematografi, sehingga kini dikenal dengan sinematografi digital. Kemajuan ini tentu saja
akan lebih memudahkan para sineas dalam berkarya. Sebelum lebih lanjut membahas sinematografi,
baiknya kita fahami dulu makna dari sinematografi itu sendiri. Sinematografi adalah kata serapan
dari bahasa Inggris cinematograhy yang berasal dari bahasa latin kinema ‘gambar‘. Sinematografi
sebagai ilmu serapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar
dan menggabung gabungkan gambar tersebut hingga menjadi rangkaian gambar yang dapat
menyampaikan ide.

Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang
mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannya pun mirip. Perbedaannya fotografi
menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian
ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan
rangkaian gambar.Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik rangkaian
gambar atau dalam senematografi disebut montase atau montage.

D.O.P

D.O.P atau Director of Photography adalah seorang seniman yang melukis dengan cahaya. Dia harus
familiar dengan komposisi dan semua aspek teknik pengendalian kamera dan biasanya dipanggil
untuk menyelesaikan permasalahan teknis yang muncul selama perekaman film. D.O.P sangat jarang
mengoperasikan kamera. Kerja D.O.P sangat dekat dengan sutradara untuk mengarahkan teknik
pencahayaan dan jangkauan kamera untuk setiap pengambilan gambar. “Itu adalah salah satu alasan
utama kita untuk berusaha mendapatkan uang untuk menjadi entertain. Karena jika bukan untuk
bakat dan pengetahuan sinematografer tidak ada jalan untuk membuat dunia kata-kata penulis
kedalam gambar yang bisa dilihat oleh semua orang” demikian kata Sinematografer Michael Benson.

Banyak orang berpikir bahwa sutradara mengatur seorang aktor apa yang harus dia lakukan dan
D.O.P mengambil gambar. Ini benar, tetapi ada banyak lagi proses selain hal tersebut. Perubahan
dari script ke dalam layar lebar adalah melalui lensa seorang D.O.P. Pembuatan film adalah bekerja
bersama dengan apa yang ada disana, dan memfilter apa yang ada disini melalui suatu alat yang
disebut kamera. Sampai frame pertama digunakan, ini hanyalah sebuah kontrak, ide, konsep, script
dan harapan.

Sinematografi tidaklah hanya melihat melalui kamera dan mengambil gambar. Namun tentu saja
memerlukan mata yang tajam dan imaginasi yang kreatif. Ini juga memerlukan pengetahuan tentang
kimia dan fisika, persepsi sensor yang tepat dan tetap fokus kepada detail. Hampir dari semua itu
memerlukan kemampuan untuk memimpin dan juga mendengar, untuk menjadi bagian dari tim
kreatif dan proses, dapat dengan memberikan saran yang membangun dan kritis. Sinematografer
memerlukan waktu yang panjang dalam pekerjaannya dan memerlukan pengamat, waktu yang
pendek untuk masuk ke dunia yang baru
Bekerja dengan Sutradara

Tanggung jawab utama dari D.O.P adalah untuk menciptakan jiwa dan perasaan dalam gambar
dengan pencahayaan mereka. Tergantung kepada gaya sutradara, anda dapat memutuskan untuk
memilih penampilan film anda sendiri, atau, biasanya setelah meeting dengan sutradara dan
biasanya dilakukan bagian artistik yang anda pilih untuk mengatur teknik pencahayaan yang sesuai.
Atau sutradara memiliki ide sendiri seperti apa bentuk film ini dan ini akan menjadi tugas D.O.P
untuk memenuhi keinginan ini. Semua jalan kerja yang berbeda-beda ini hanyalah panduan yang
menyenangkan dalam usaha untuk memenuhi harapan sutradara dan memberikan apa yang dia
inginkan dan semoga memberikan kebanggaan dan kesetiaan seorang sutradara.

Sutradara dan sinematografer seharusnya secara konstan berdiskusi tentang angle kamera, warna,
pencahayaan, blocking dan pergerakan kamera. Sutradara tahu apa yang dia inginkan. Bagaimana
dia mengerjakan ini biasanya tergantung kepada sinematografer. Sinematografer menawarkan ide
dan menerima penolakan. Sutradara adalah kapten dari kapal. Seberapa banyak atau sebatas mana
kolaborasi yang dia inginkan adalah keputusannya

Sinematografer Darius Khondji mengatakan ”Saya melihat pekerjaan saya adalah untuk membantu
director dalam memvisualisasikan film. Ini akan menjadi proses yang terus-menerus, ada banyak
hubungan dengan sutradarara tidak hanya sebatas profesional, sering kali menjadi teman dekat
dalam kolaborasi kami. “

“Sebagai seorang manager, saya mempelajari banyak hal tentang bagaimana mengatur orang. Saya
belajar bagaimana merencanakan dan apa peran penting sebuah tim. Saya belajar cara menangani
lokasi, bekerja sebagai AD, mengendarai mobil, dan sebagian pertunjukan, bahkan sebagai
pemegang kunci. Semua posisi adalah pelajaran yang tidak ternilai,” kata Neil Roach.

Salah satu pelajaran terpenting yang telah dipelajari Neil Roach sepanjang karirnya tentang
pembuatan film adalah mengenai kolaborasi. “Saat anda bekerja dengan sutradara yang tepat, anda
dapat menghasilkan kerja yang menakjubkan” Dia berkata, “Tidak menjadi masalah dengan
sutradara, yang harus anda lakukan adalah anda bekerja yang terbaik. Karena tugas alami seorang
kameramen adalah selalu berkata ‘tidak’. Tidak, anda menginginkan terlalu banyak cahaya. Atau
‘tidak’ anda tidak dapat melakukan ini dan itu. Dalam hati, saya selalu menggambarkan ini untuk
menyenangkan diri saya sendiri, dan memperoleh apa yang saya inginkan pada waktu yang sama,
memberikan pegawai apapun yang mereka inginkan.”

Sebagai seorang kepala departemen senior, D.O.P diharapkan dapat menjadi contoh keseluruhan
unit. Sering kali hanya individu dari sinematografer yang bekerja sebatas kualitas fotografi saja.
Ketepatan waktu, perilaku kru, pakaian, kesopanan semua menjadi satu, setidaknya bagian dari
D.O.P sehingga mereka menetapkan standar profesional untuk setiap kru. D.O.P bertangung jawab
untuk semua hal yang berkaitan dengan fotografi pencahayaan film , exposure, komposisi,
kebersihan, dll, yang semua itu adalah tanggung jawab mereka

“Operator kamera memainkan peran yang terpenting dalam membuat film dengan sutradara.
Seorang operator pemula akan tidak percaya diri dengan sutradara. Ada segitiga sutradara, kamera
(dan operator) , serta aktor” Michael Benson menjelaskan “Saat segitiga tersebut rusak, jalur
komunikasi juga akan rusak. Ini dapat menjadi berbagai bentuk, tetapi segitiga tersebut adalah hal
terpenting dari film dan pencerita dapat berafiliasi dengan ini. Operator adalah orang yang tahu jika
suatu pengambilan sudah fokus. Saat ini ada suatu kesalahan bahwa teknologi dapat
membetulkannya. Tetapi jika pengambilan tidak fokus, tidak ada teknologi yang dapat merubah
supaya fokus”

Grip

Grip bertanggung jawab pada dolly track dan semua gerakan yang dilakukannya. Dia juga
bertanggung jawab untuk memindahkan tripod untuk setup selanjutnya: focus puller biasanya
bersama dengan kamera. Salah satu hal terpenting adalah kamera tidak boleh dipindahkan saat dia
masih berada di tripod. Grip juga bertanggung jawab terhadap gedung, atau mengatur gedung,
mengawasi gedung, setiap konstruksi yang diperlukan untuk mendukung jalur atau pergerakan
kereta supaya bisa berjalan. Tingkat dan kerataan kerja dorongan track adalah kunci sukses
pengambilan gambar. Perawatan jalur dolly dan peralatannya adalah tugas grip. Mereka akan sering
membangun atau membuat beberapa hal kecil untuk memperbaiki kamera di hampir setiap objek

Gaffer

Gaffer adalah seorang kepada elektrik dan akan bekerja langsung dengan D.O.P. Beberapa D.O.P
akan menentukan bentuknya dan pintu gudang dan yang tidak dia inginkan- ini tergantung kepada
bagaimana mereka ingin bekerja bersama, Sering D.O.P akan dekat dengan gaffer daripada anggota
kru lain. Mereka sangat vital untuk kesuksesannya

Sejak pertama kali sinematografer Ward Russell “naik“ menjadi Director Photography, dia
memberikan nasihat kepada gaffernya “Saya selalu memberitahukan kamu bahwa kamu dapat
belajar dari bayangan daripada dengan melihat cahaya Anda dapat mengatakan arah, kelembutan,
intensitas, dan perbandingan kepada bayangan. Bayangan memberikan kamu kontras dan kontras
yang memberikan kamu bentuk dan drama. Exposure saya selalu sesuai, tidak lebih, seberapa detail
saya ingin melihat dalam bayangan sama dengan seberapa terang saya ingin dari cahaya. Untuk
saya, sekali anda memiliki titik yang tepat untuk cahaya, proses kreatifnya adalah seberapa banyak
cahaya yang dapat anda ambil“

Kamera Film

Manusia telah dibohongi oleh film selama berabad-abad. Salah satu alasannya adalah oleh satu
peralatan kecil sederhana (yang juga merupakan peralatan dasar sinematografer), kamera film,
untuk merekam langsung dari imaginasi kita. Hal pokok dari kamera film adalah beberapa kotak,
salah satunya dengan lensa di depan dan mekanisme yang dapat ditarik sesuai dengan lama film
setidaknya enam belas kali setiap detik.

Hal lainnya memiliki panjang yang sesuai untuk mekanisme film, dengan ruang yang tersisa untuk
mengambil gambar setelah exposure. Saat gambar-gambar dari alat ini diproyeksikan oleh
mekanisme yang sesuai, mereka memberikan representasi dari scene asli dengan semua
pergerakannya yang ada didalamnya untuk ditampilkan dengan benar.
Bagian mesin yang sangat tepat ini memiliki sejumlah fungsi, yang masing-masing memerlukan
pemahaman dan perawatan, dari kamera untuk tetap menghasilkan yang terbaik dan konsisten.
Seorang kameramen pemula harus mencoba untuk familiar dengan itu semua dan nyaman dengan
pengoperasian kamera, sehingga dia dapat berkonsentrasi untuk aspek kreatif dari cinematography.
Pergerakan mekanisme film adalah berbeda dengan kamera saat hanya sebagai sebuah kamera. Ilusi
dari pergerakan gambar diciptakan oleh pergantian fotografi yang cepat.

Menghasilkan gambar yang bergerak cepat dengan panjang tertentu dari gambar yang ada adalah
yang menjadi perhatian dari pandangan manusia. Jika gambar dipancarkan ke retina, mata manusia
akan melihat gambar, singkatnya, secara keseluruhan dan seterusnya, untuk periode yang singkat,
gambar akan tetap berada di dalam manusia saat menjadi redup atau menghilang.

Jika gambar kedua ditembakkan ke retina manusia akan dapat melihat dua gambar yang
berkelanjutan tanpa ada sorotan yang pertama.. Proses flashing gambar yang berkelanjutan ini akan
membuat otak menganggap tidak ada jarak antara dua gambar tersebut dan pergerakannya lembut.
Laju flashing gambar ke mata adalah sepuluh flash setiap detiknya, dalam laju ini efek kedip akan
tidak terasa. Hanya di sekitar enam belas atau delapan belas gambar baru per detik yang
menyebabkan pergerakan dianggap sebagai suatu pergerakan yang dapat diterima dan efek kedip
dapat dikurangi sampai ke titik yang dapat diabaikan.

Seiring pergantian abad, laju frame menjadi 18 frame per detik (fps) menjadi sesuatu yang umum.
Saat ini baik kamera dan proyektor masih dengan tuas tangan dan memiliki kecepatan 2 putaran per
detik yang akan menghasilkan laju frame, yang sangat nyaman.

Beberapa teknik komposisi sinematografi yang dimaksud diantaranya adalah :

1. Rule of Thirds

Komposisi dalam sinematografi yang pertama adalah rule of thirds. Yang dimaksud dengan rule of
thirds adalah teknik komposisi yang membagi frame ke dalam 3×3 bagian atau 9 kotak.

Aturan ini mengusulkan bahwa titik awal perkiraan yang berguna untuk setiap pengelompokkan
komposisi adalah menempatkan point of interest utama di tempat kejadian pada salah satu dari
empat persimpangan garis interior. Aturan komposisi ini merupakan atuan sederhana yang efektif
untuk komposisi frame apapun. Aturan komposisi ini juga telah digunakan oleh seniman selama
berabad-abad (Baca juga: Tugas Kru dalam Film).

2. Headroom

Headroom atau head room adalah salah satu konsep komposisi estetika yang membahas posisi
vertikal relatif subyek di dalam framegambar. Headroom sejatinya mengacu pada jarak antara
bagian atas kepala subyek dan bagian atas frame. Namun, istilah ini terkadang digunakan sebagai
pengganti lead room, nose room, atau look room. Jumlah headroom yang secara estetika dianggap
menyenangkan adalah kuantitas yang dinamis, yang berubah secara relatif terhadap seberapa
banyak frame yang diisi oleh subyek (Baca juga: Tugas Asisten Sutradara).
3. Noseroom atau Lookroom

Noseroom atau lookroom atau looking room adalah salah satu konsep komposisi yang cenderung
menempatkan aktor di tangah-tengah frame gambar. Noseroom atau lookroom adalah ruang antara
subyek dan tepi layar. Jika sebuah karakter diputar ke samping, seolah-olah pandangannya memiliki
bobot visual tertentu. Hasilnya, kita jarang memposisikan kepala di bagian tengah frame dengan
tepat, kecuali saat sang aktor kurang lebih melihat melihat langsung ke arah kamera atau menjauh
dari kamera. Umumnya, semakin kepala berpaling ke samping maka semakin banyak noseroom yang
diperbolehkan (Baca juga : Tugas Editor Film).

4. Lead Room atau Lead Space

Yang dimaksud dengan lead room adalah ruang terbuka yang dilihat oleh aktor dalam film dan ruang
ini berada di depan atau di hadapan aktor. Jika aktor sedang melihat frame kiri, maka aktor harus
ditempatkan pada frame kanan begitu juga sebalikyan. Hal ini membuat framing atau pembingkaian
menjadi nyaman karena subyek sedang melihat ruang terbuka di depannya (Baca juga : Tugas
Produser Film).

5. Leading Lines

Leading lines pada umumnya adalah garis imajiner yang membentang dari satu obyek ke obyek lain
untuk menarik perhatian khalayak dari fokus obyek utama ke obyek sekunder. Leading
lines menciptakan adanya pergerakan yang menambah energi gambar (Baca juga : Jenis-jenis
Kamera Digital).

6. Diagonals

Sebagaimana halnya leading lines, diagonal juga menarik perhatian khalayak ke arah yang
menciptakan gerakan. Teknik komposisi ini lebih banyak diterapkan dalam fotografi, namun dalam
sinematografi teknik komposisi ini juga merupakan cara yang bagus untuk menciptakan kinesis (Baca
juga : Karakteristik Audiens dalam Komunikasi Massa).

7. Figure to ground

Komposisi dalam sinematografi selanjutnya adalah figure to ground. Komposisi ini berkaitan erat
dengan mata manusia yang cenderung memperhatikan hal-hal yang kontras. Adanya kontras antara
subyek dan latar belakang dapat menciptakan kedalaman dan dapat membantu khalayak untuk
mengarahkan subyek ke dalam ruang (Baca juga: Mediamorfosis dalam Komunikasi Massa).

8. Pattern and repetition

Komposisi dalam sinematografi selanjutnya adalah pattern dan repetition. Komposisi ini terkait
dengan ketertarikan manusia pada pola. Dengan menggunakan pola dan pengulangan, akan menarik
perhatian khalayak kepada gambar (Baca juga: Karakteristik Komunikasi Massa).

9. Balance

Keseimbangan visual ataupun kekurangseimbangan visual adalah salah satu bagian penting
komposisi dalam sinematografi. Setiap elemen dalam komposisi visual memiliki bobot visual masing-
masing. Elemen-elemen tersebut dapat diatur ke dalam komposisi yang seimbang maupun
komposisi yang tidak seimbang. Bobot visual sebuah obyek utamanya ditentukan oleh ukuran obyek
dan dipengaruhi oleh posisi obyek tersebut dalam sebuah frame, warna obyek, serta pergerakan
obyek (Baca juga: Teori Komunikasi Massa).

10. Frame within a Frame

Terkadang komposisi menuntut sebuah frame yang berbeda dari aspek rasio film. Untuk
mengatasinya adalah dengan dengan menggunakan frame within a frame dalam artian
menggunakan elemen-elemen framing dalam mengambil gambar. Frame within a frame sangat
berguna bagi film berformat layar lebar dan dapat digunakan tidak hanya untuk mengubah aspek
rasio pengambilan gambar tetapi juga untuk memusatkan perhatian pada elemen cerita yang
penting (Baca juga: Karakteristik Komunikasi Massa).

11. Static Composition

Kemudian, komposisi dalam sinematografi berikutnya adalah static composition atau komposisi
statis. Yang dimaksud dengan komposisi statis adalah komposisi yang mayoritas menggunakan garis
horizontal dan garis vertikal. Secara teori, garis horizontal dan vertikal bersifat menenangkan (Baca
juga: Teori Komunikasi Massa McQuail).

12. Dynamic Composition

Selain komposisi statis atau static composition, ada pula yang disebut dengan komposisi dinamis
atau dinamic composition. Komposisi dinamis adalah komposisi yang memiliki banyak garis diagonal.
Dinamisme atau kegembiraan berasal dari fakta bahwa diagonal agak mengganggu (Baca
juga: Fungsi Emosi dalam Komunikasi Massa).

13. Deep Space Composition

Komposisi dalam sinematografi selanjutnya adalah deep space composition. Yang dimaksud
dengan deep space composition adalah komposisi visual yang secara total menempatkan informasi
atau subyek yang penting pada semua bagian frame dan menciptakan sebuah ilusi kedalaman (Baca
juga : Tradisi dalam Komunikasi Massa).

14. Shot Composition

Pada umumnya, dalam sebuah komposisi terbagi menjadi tiga bidang yaitu background atau latar
belakang, middleground atau latar tengah, dan foreground atau latar depan. Yang dimaksud dengan
latar belakang sebuah komposisi adalah bidang dalam komposisi yang terletak jauh di belakang
aktor. Sedangkan, yang dimaksud dengan latar tengah sebuah komposisi adalah bidang visual yang
terletak antara latar belakang dan latar depan.

Terakhir, yang dimaksud dengan latar depan sebuah komposisi adalah bidang visual yang tampak
paling dekat dengan actor. Skala komponen ini sering berkorelasi dengan dominasi gambar.
Biasanya, latar depan seringkali paling dominan karena skala obyek gambar yang lebih besar. Namun
hal ini tidaklah mutlak karena terdapat berbagai macam faktor lainnya yang dapat mengubah
dominasi komposisi (Baca juga : Anonimitas dalam Komunikasi Massa).
15. Framing

Framing dan komposisi adalah bagian terpenting dalam sinematografi. Framing adalah
memposisikan kamera berdasarkan adegan yang diputuskan untuk diambil gambarnya.
Sebuah frame dapat berupa frame statis maupun frame bergerak tergantung pada jenis adegan yang
akan diambil gambarnya
Psikologi Persepsi dan Desain Komunikasi Visual

Sebelum kita melangkah mengenai hubungan antara psikologi persepsi dan desain komunikasi
visual, ada baiknya kita bahas mengenai apa itu desain komunikasi visual itu sendiri.

Desain Komunikasi Visual bisa dikatakan adalah seni menyampaikan pesan (arts of
commmunication) dengan menggunakan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui
media berupa desain. Dengan tujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku
target audience sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis,
tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya yang disusun berdasarkan
khaidah bahasa visual yang khas. Isi pesan diungkapkan secara kreatif dan komunikatif serta
mengandung solusi untuk permasalahan yang hendak disampaikan (sosial maupun komersial
ataupun berupa informasi, identifikasi maupun persuasi).

Psikologi

Psikologi atau psychology secara etimologi atau asal-usul kata berasal dari kata psycho, yang
berasal dari bahasa Yunani psukh? yang artinya pikiran, jiwa (mind). Sementara -logy sendiri berarti
ilmu, jadi artinya adalah ilmu yang mempelajari jiwa dan pikiran.

Psikologi adalah sebuah disiplin ilmu yang bersifat akademis dan terapan yang melingkupi
studi mengenai proses mental dan perilaku. Bidang yang dipelajari oleh para psikolog adalah perihal
persepsi, kognisi (proses penyerapan pengetahuan), emosi, kepribadian dan hubungan
interpersonal. Psikologi juga dikenal akan terapan pada aktivitas kehidupan manusia sehari-hari
seperti: keluarga, pendidikan dan pekerjaan, juga perlakuan terhadap permasalahan kejiwaan
manusia. Beberapa sub bidang psikologi diantaranya psikologi pengembangan sumber daya
manusia, psikologi olahraga, psikologi kesehatan, psikologi industri, psikologi media dan psikologi
hukum.

Sekilas Sejarah Psikologi

Studi mengenai psikologi dalam konteks filosofi sendiri sudah dimulai jauh pada peradaban
kuno di Mesir, Yunani, Cina dan India.

Namun pemikiran yang memakai eksperimen psikologi sebagai dasarnya adalah dimulai
pada buku karangan Alhazen yaitu Book of Optic (dalam bahasa Arab Kitab al-Manazir atau Latin –
Opticae Thesaurus) ditulis pada tahun 1021. Sebuah buku yang berisi penjelasan-penjelasan awal
mengenai psikologi persepsi visual dan ilusi optis.

Gb. 1. Alhazen atau Alhacen atau Ibn al Haytham

Psikoanalisis – salah satu tokoh yang paling terkenal dari psikoanalisis ini adalah Sigmund Freud.
Studinya mengenai perkembangan kepribadian, sosialisasi, identifikasi, agresi, kebudayaan dan
perilaku manusia. Teori-teorinya mengenai hal bahwa manusia memiliki keinginan (homo volens).
Tokoh-tokoh lainnya adalah Carl Jung, Adler, Abraham, Horney dan Bion.
Psikologi kognitif – studinya pada bidang Sikap, bahasa dan berpikir, dinamika kelompok dan
propaganda. Berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir (homo sapiens). Tokoh-
tokoh dari spikologi kognitif ini antara lain Lewin, Heider, Festinger, Piaget dan Köhlberg.

Behaviourisme – berpendapat bahwa manusia adalah sebuah mesin (homo mechanicus)


yang bisa dilakukan pelaziman atas perilakunya. Tokoh-tokoh dari aliran ini adalah Hull, Miler dan
Dollard, Rotter, Sklinner, Bandura yang menekankan studi pada persepsi interpersonal, konsep diri,
eksperimen, sosialisasi, kontrol social, ganjaran dan hukuman.

Humanisme – berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang bermain (homo ludens).
Studi dari aliran ini adalah pada konsep diri, transaksi interpersonal, masyarakat dan individu.
Mereka yang ada pada aliran ini antara lain Rogers, Combs dan Snygg, Maslow, May Satir, Peris.

Sub-sub Bidang Psikologi

Psikologi memiliki wilayah cakupan yang sangat luas berikut beberapa pendekatan yang
berbeda-beda mengenai proses mental dan perilaku. Berikut beberapa sub bidang psikologi
tersebut:

1. Psikologi klinis

2. Psikologi konseling

3. Psikologi pendidikan

4. Psikologi forensik

5. Hukum dan psikologi

6. Psikologi kesehatan

7. Human factors psychology

8. Psikologi industri/organisasi

Psikologi sekolah (kombinasi psikologi pendidikan dan psikologi klinis)

Psikologi Persepsi

Dalam psikologi, persepsi visual adalah kemampuan manusia untuk menginterpretasikan


informasi yang ditangkap oleh mata. Hasil dari persepsi ini disebut sebagai penglihatan (eyesight,
sight atau vision). Unsur-unsur ragam psikologi dalam penglihatan secara umum terangkum dalam
sistem visual (visual system). Sistem visual pada manusia memungkinkan untuk beradaptasi dengan
informasi dari lingkungannya.
Masalah utama dari persepsi visual ini tidak semata-mata apa yang dilihat manusia melalui
retina matanya. Namun lebih daripada itu adalah bagaimana menjelaskan persepsi dari apa yang
benar-benar manusia lihat.

Studi awal dari psikologi persepsi dimulai dari dua kelompok besar dari pemikiran Yunani
Kuno yang menjelaskan mengenai bagaimana penglihatan itu mengemban tugasnya. Yang pertama
adalah teori emission, sedangkan yang kedua adalah teori intromission.

Berikutnya adalah apa yang sudah kita singgung di depan yaitu tulisan dari Alhazen Book of
Optics. Kemudian ada yang disebut sebagai teori gestalt dan analisa pergerakan mata (analysis of
eye-movements).

Gb. 2.Contoh Teori Gestalt: Segitiga Kanizsa

Peranan Psikologi Persepsi dalam Desain Komunikasi Visual

Bahwa ada faktor untuk harus menyampaikan suatu pesan yang sifatnya persuasif, maka
peranan psikologi persepsi sangat dibutuhkan di sini. Sebagai penyampai pesan kita harus
memahami keadaan dan sifat-sifat dari sasaran kita (target audience). Dengan kita memahami apa,
siapa dan bagaimana dari sasaran kita. Sehingga semua apa yang kita sampaikan akan mengena dan
efisien. Sebuah pesan akan percuma jika tidak dipahami oleh penerimanya. Bila kita bicara dengan
perbandingan biaya yang kita keluarkan, maka hal tersebut sama saja dengan pemborosan. Dengan
demikian sebelum kita melakukan penyampaian pesan, kita harus pahami dulu sasaran kita. Setelah
itu baru menentukan bagaimana pesan tersebut disampaikan.

Warna dalam Desain Grafis

Penggunaan warna dalam desain grafis memiliki tujuan agar karya seorang desainer dapat
“berbicara” kepada audience, dan dapat menyampaikan apa yang ingin disampaikan oleh desainer
tersebut. Artikel kali ini akan membahas tentang penggunaan warna dalam desain grafis. Artikel ini
dibuat dengan merangkum dari beberapa sumber. Untuk lebih jelasnya mari terlebih dahulu kita
mengenal apa itu warna.

Warna merupakan salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia. Bumi kita memiliki
banyak sekali warna. Warna yang terdapat di alam sangatlah penting bagi kita, karena dapat
membantu kita beradaptasi untuk bertahan hidup di alam. Warna juga merupakan bagian penting
dari seni visual kita.

Dalam konsep modern, memanipulasi warna untuk mendapatkan efek yang diinginkan diyakini baik
secara subjektif maupun teknis. Pada dasarnya, banyak warna yang kita lihat dibagi dalam beberapa
kelompok.
Warna yang berdiri sendiri bukan merupakan warna yang didapat melalui hasil pencampuran
beberapa warna. yang termasuk kategori warna primer adalah:

* Merah

* Biru

* Kuning

Warna yang kita dapat berdasarkan hasil pencampuran warna primer. Yang termasuk kategori
warna sekunder adalah:

* Hjau

* Ungu

* Orange

* Abu-abu, dll.

Warna yang kita dapat setelah mencampurkan beberapa warna primer dan sekunder.

Selain itu terdapat pula Kumpulan warna utama yang terdiri dari : Merah, Oranye, Kuning, Hijau,
Biru, dan Ungu. Namun menurut Sir Issac Newton ada 7 warna utama yaitu: Merah, Oranye, Kuning,
Hijau, Nila, dan Ungu. Namun warna favorit seorang seniman untuk menghasilkan impresi yang kuat
terdiri dari satu lusin warna yaitu: hitam, abu-abu, putih, merah muda, merah, oranye, kuning, hijau,
biru, ungu, coklat dan biru langit.

Seorang ahli menyatakan bahwa : Warna bukan merupakan sifat dasar cahaya namun sering
berkaitan dengan respon fisiologis mata terhadap cahaya. Warna benda tergantung pada bentuk
objek dalam lingkungannya juga karakterisitik mata dan otak dalam mengamati benda tersebut. Hal
ini meyakini bahwa mata manusia dapat membedakan rbuan warna yang berbeda-beda. Sebagian
besar manusia memiliki tiga jenis reseptor warna, organ-organ yang menerima warna dan
mengirimkan mereka ke otak, tapi ada pula banyak hewan, seperti beberapa spesies laba-laba,
beberapa marsupial, burung, reptil, beberapa jenis ikan, juga beberapa manusia berjenis kelamin
perempuan, memiliki empat jenis reseptor. Hal ini menjelaskan kenapa wanita bisa membedakan
lebih banyak warna.

Psikologi Warna adalah: Sistem yang diakui untuk menyelidiki pengaruh warna terhadap perilaku,
perasaan, dan emosi manusia.

Mata menerima cahaya yang dipantulkan dari permukaan obyek dan mengirimkannya ke otak yang
kemudian bertindak atau bereaksi dengan menciptakan impuls berdasarkan pada ‘warna’ cahaya
yang masuk, yang kemudian mengontrol perilaku seseorang atau hewan. Hal ini seperti kita
tersenyum pada bayi, tersenyum tetapi berpaling atau meringis pada bayi yang sedang menangis.
Dengan cara yang sama, penelitian telah menunjukkan bahwa orang bereaksi dengan cara yang
berbeda untuk warna yang berbeda. [Asumsi ini juga tergantung pada budaya, periode waktu dan
aspek religius.] Ini adalah fakta membuktikan bahwa ketika kita melihat makanan berwarna merah,
kita cenderung untuk merasa lebih cepat lapar daripada ketika kita melihat makanan yang
berwarna pucat .

Berikut ini adalah warna dan pengaruh positif dan negatif-nya terhadap suasana hati seseorang
maupun hewan.

Warna digunakan secara ekstensif dalam bahasa. Ada peribahasa, pepatah, kata kerja phrasal dan
beberapa ekspresi umum digunakan dalam perumpamaan dan metafora (‘warna idiom’) untuk
mengekspresikan suasana hati, perasaan dan perilaku manusia dan hewan. Kata-kata itu antara lain:

* “White Lies”

* “Perjanjian Hitam diatas Putih”

* “Green Card”

* “I Feel blue”, dll.

Warna juga digunakan untuk mewakili ras manusia yang berbeda: orang kulit putih (Kaukasia ),
orang kulit hitam (Ethiopia atau ras hitam), orang-orang berkulit kuning (Mongolia),orang berkulit
kayu manis coklat berwarna (ras Amerika atau wajah merah), dan orang-orang berkulit coklat (ras
Melayu).

Orang-orang yang bekerja dengan warna dalam profesi atau pekerjaan mereka harus memiliki
beberapa pengetahuan dasar tentang ilmu warna dan kombinasi warna, dan bagaimana warna
mempengaruhi suasana hati manusia dan hewan.

Warna dapat berubah ke nuansa yang berbeda tergantung pada materi yang di proyeksikan
(dicetak). Sebuah warna tertentu mungkin terlihat pucat bila digunakan pada selembar kain yang
menyerap cairan, dan warna yang sama terlihat cerah bila digunakan pada kertas mengkilap, namun
terlihat dengan warna berbeda bila digunakan pada selembar plastik. Dan kombinasi warna yang
dibuat pada layar komputer mungkin tidak sama saat dicetak di atas kertas, bukan berarti berubah
menjadi warna yang berbeda, tetapi memberikan sebuah efek warna yang agak berbeda dari aslinya.

Untuk mendapatkan penguasaan atas penggunaan kombinasi warna, seniman, pelukis atau grafis
desainer maupun logo desainer harus memiliki beberapa pengetahuan dasar tentang dinamika dan
terminologi kombinasi warna dan warna, dan cara penggunaan warna dalam desain grafis. Beberapa
pengetahuan tersebut adalah sebagai berikut:

* CHROMATICS : Studi tentang fisiologis warna.

* Psikologis Warna : Studi mengidentifikasi efek warna pada emosi dan aktivitas manusia;

* Terapi chromatic : Menggunakan psikologi warna secara ilmiah (‘terapi berwarna’ digunakan
sebagai bentuk pengobatan alternatif dikaitkan dengan berbagai tradisi Timur);

* Teori warna : Seni pencampuran warna dan dampak visual dari kombinasi warna;

* Kode warna : sebuah sistem untuk menampilkan informasi menggunakan warna yang berbeda;
* Kontras warna : “Ilusi optik” – suatu kondisi di mana mata (persepsi warna atau visi) dimanipulasi
menjadi percaya sesuatu yang tidak ada atau sesuatu yang tidak apa itu sebenarnya.

Ketika kita membahas warna dan web-desain pada komputer, desainer didorong untuk tetap
berpegang pada ‘web-safe’ warna aman yang terdiri dari 216 warna yang umum digunakan. Namun,
David Lehn dan Hadly Stern, telah menemukan bahwa hanya 22 dari 216 warna yang digunakan
dalam web-desain yang andal dan konsisten (pada 16-bit display komputer). Formasi 22 warna dapat
dianggap “benar-benar aman” untuk digunakan dalam web-desain karena relatif konsisten.

Fakta lain yang harus diketahui web-desainer atau profesional lainnya, dalam menggunakan
kombinasi warna harus diingat adalah bahwa tidak semua orang dapat mengidentifikasi semua
warna. Orang yang tidak bisa mengenali semua warna umumnya disebut ‘buta warna’.

Pada beberapa orang parsial mata, penuaan dan defisit warna bawaan semua menghasilkan
perubahan persepsi warna yang menghasilkan penurunan efektivitas visual kombinasi warna
tertentu. Sebuah kombinasi dari dua atau tiga warna yang kontras tajam dengan seseorang dengan
penglihatan normal mungkin kurang jelas atau bahkan membingungkan untuk seseorang dengan
buta warna!

Oleh karena itu, desainer web seharusnya tidak menganggap desain mereka bisa diterima oleh
setiap orang.

Branding atau desain logo adalah seni memberikan simbol atau ikon untuk produk komersial
perusahaan atau hanya sebagai simbol pengakuan untuk klub atau asosiasi.

Sebuah desain logo adalah simbol yang paling mudah diingat dan sering ditampilkan oleh sebuah
bisnis. Hal ini menyebabkan “warna” memainkan peranan utama dalam menciptakan desain logo.

Ada tiga jenis logo:

* Logo teks – Terdiri atas kata-kata sederhana tanpa gambar, desain atau simbol yang menjelaskan
sifat dari bisnis tertentu;

* Logo simbol – Terdiri atas gambar, desain atau simbol tetapi tanpa kata-kata tertulis;

* Teks dan simbol logo – gabungan antara beberapa kata-kata tertulis dan gambar, desain atau
simbol di dalamnya.

Ini adalah fakta yang sangat terkenal bahwa pikiran manusia didesain untuk menanggapi warna, dan
pikiran bawah sadar seseorang merubah warna menjadi pesan, dan bahwa warna dapat
mempengaruhi pendapat seseorang dalam waktu kurang dari yang dibutuhkan mata untuk
berkedip.

Beberapa logo desainer yang tanpa pengetahuan dasar seringkali mengabaikan pilihan warna di logo
kliennya, dan klien mungkin kehilangan / pelanggan potensial nya atau klien bukannya memikat
mereka.
Typografi

huruf. Huruf mempunyai ukuran (point/punt) dari 8, 10, 11, 12, 14, 18, 20,30, 42 dan sebagainya.
Adapun tiap-tiap huruf mempunyai ketinggiansendiri, seperti huruf a, c, e, m, n o, r, s, u, v, w, x,
z disebut tubuh huruf,huruf b, d, f, h, k, l, t disebut tongkat atas, dan huruf g, p, q, y disebuttongkat
bawah.

CARA BERKOMUNIKASI VISUAL DENGAN TIPOGRAFI YG DIPERMUDAH OLEH READIBILTY &


LEGIBILITY

Typography adalah andalan utama pekerja grafis dalam berkomunikasivisual. Segala hal di dunia ini
akan berjalan baik jika komunikasi antarasemua elemennya berjalan dengan baik. Bagaimana
penggunaan tipografisebagai perangkat komunikasi visual ?Komunikasi terbangun oleh bahasa, dan
bahasa didirikan oleh struktur-struktur yang merupakan susunan dari kata-kata dan elemen terkecil
darisemua itu adalah tulisan yang mudah dibaca atau dimengerti danmerupakan rangkaian-
rangkaian kode atau simbol yang ditampilkandalam bentuk huruf-huruf.Setiap bentuk huruf dalam
sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yangmenyebabkan mata kita dapat membedakan antara
huruf ‘m’ dengan ‘p’atau ‘C’ dengan ‘Q’. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austriapada
tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang
dikenal denganteori Gestalt. Teori ini berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam perilakumanusia. Salah
satu hukum persepsi dari teori ini membuktikan
bahwauntuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperlukan adanyakontras antara ruang posi
tif yang disebut dengan figure dan ruangnegative yang disebut dengan
ground.Seperti diatas, bahwa huruf merupakan bagian terkecil dari strukturbahasa tulis dan merupa
kan elemen dasar untuk membangun sebuahkata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata
atau kalimatbukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepadasebuah objek
ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan
untukmenyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual. Huruf memilikiperpaduan nilai fungsion
al dan nilai estetika. Pengetahuan mengenaihuruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang di
sebut tipografi( typography ).Berkomunikasi secara visual dengan tipografi biasanya menggunakan
: TipefaceHierarki VisualPenggabungan Legibility dan ReadibilityFont Family Tipografi Mikro

Tipografi Makro

TYPEFACE

Typeface atau sering disingkat type yang berarti jenis huruf dalamkomunikasi visual digunakan untu
k membuat hierarki atau prioritaspembacaan. Sebagai contoh jika kita bandingkan Arial Black dan
TimesNew Roman dalam ukuran yang sama, maka Arial Black akan cepatdibaca / diprioritaskan kare
na memiliki berat yang lebih serta tegas.Penggunaan jenis huruf dalam sebuah karya desain biasanya
dibatasisekitar tiga buah. Hal ini dilakukan agar visualisasi karya tidak rumitpenanda visualnya.
Hierarky Visual

Dalam suatu publikasi sering kali diperlukan hierarki dalam penyusunantype. Tidak ada aturan baku
dalam penyusunan tersebut karena dalamgrafis modern senantiasa digali kemungkinan-
kemungkinan baru yanglebih menantang serta dapat menarik perhatian responden atau
target.Namun demikian, susunan hierarki tetap masih harus ada. Hanya sajahierarki itu perlu
disusun berdasarkan alasan yang berbeda-beda hinggamembentuk prioritas pembacaan. Hierarki
visual disusun oleh tiga hal,yaitu : ukuran font, huruf kapital, dan jenis huruf.

Legibility dan Keterbacaan

Legibility adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu tulisan tanpaharus bersusah payah. Hal
ini bisa ditentukan oleh:1.Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke,dan
sebagainya.2.Penggunaan warna3.Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut
dalam kehidupansehari-hariKeterbacaan adalah tingkat kenyamanan suatu susunan huruf
saatdibaca, yang dipengaruhi oleh:1.Jenis huruf 2.Ukuran3.Pengaturan, termasuk di dalamnya alur,
spasi, kerning, perataan,dan
sebagainya4.Kontras warna terhadap latar belakang Jika digabungkan kedua hal tersebut maka akan
ada kontribusi solusipenggunaan ilmu tipografi dalam membentuk komunikasi visual secaralebih
baik.

Font Family

Font Family erat kaitannya dalam membuat hierarki visual denganpenggunaan tipeface berlebih. Hal
ini bisa dilakukan karena jenis fontadalah mirip atau mempunyai kesamaan tertentu. Perubahan
berat dari

struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan antara tinggi darihuruf yang tercetak
dengan lebar stroke. Bila ditinjau dari berat huruf,maka anggota dari keluarga huruf ini dapat dibagi
menjadi tiga kelompokpokok, yaitu: light, regular dan bold. Secara lengkap dibagi menjadi
limakelompok, yaitu: light, regular, semibold, bold dan Black. Setiap anggotakeluarga huruf baik
light, regular, dan bold memiliki kesamaan ciri fisik,namun dengan tampilnya perbedaan berat dapat
memberikan dampakvisual yang
berbeda.Seperti contoh, huruf bold karena ketebalannya memiliki potensi yangkuat dalam menarik
perhatian mata. Biasanya kelompok huruf bold
inibanyak sekali digunakan untuk judul (headline) sebuah naskah, baikuntuk iklan, poster, maupun
media terapan lainnya.

Tipografi Mikro

Adalah ilmu tipografi yang menyangkut tampilan visual rancangan huruf secara mendasar, seperti
desain tata letak serta eksekusi-eksekusi visualyang terdiri dari perhitungan besar huruf, leading,
dan kerning.
Tipografi Makro

Adalah ilmu tipografi yang menyangkut kepada pengintegrasianpermasalahan strategi kreatif dari
konsep desain, filosofi, kaitan huruf dengan sejarah, sasaran khalayak, serta penggunaan huruf seba
gaisebuah solusi komunikasi.

Huruf adalah sebuah grafem dari suatu sistem tulisan, misalnya alfabet Yunani dan aksara
yang diturunkannya. Dalam suatu huruf terkandung suatu fonem, dan fonem tersebut membentuk
suatu bunyi dari bahasa yang dituturkannya. Setiap aksara memiliki huruf dengan nilai bunyi yang
berbeda-beda. Dalam aksara jenis alfabet, abjad, dan abugida, biasanya suatu huruf melambangkan
suatu fonem atau bunyi. Berbeda dengan logogram atau ideogram, yang hurufnya mewakili
ungkapan atau makna suatu lambang, misalnya aksara Tionghoa. Dalam aksara
jenis silabis atau aksara suku kata, suatu huruf melambangkan suatu suku kata, contohnya
adalah Hiragana dan Katakana yang digunakan di Jepang. Beberapa aksara, misalnya alfabet Yunani
dan keturunannya, memiliki varian dari satu huruf yang sama, disebut dengan istilah huruf besar dan
huruf kecil. Huruf besar biasanya dipakai di awal kata, sedangkan huruf kecil ditulis setelahnya.

Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata kita
dapat membedakan antara huruf ‘m’ dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Sekelompok pakar psikologi
dari Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori
Gestalt. Teori ini berbasis pada ‘pattern seeking’ dalam perilaku manusia. Salah satu hukum persepsi
dari teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperlukan
adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negative yang disebut
dengan ground.

Di dunia huruf terdapat dua kategori besar pilihan, yakni serif / huruf berkait dan sans-serif / rupa
huruf tanpa kait. Serif adalah penamaan untuk kaki dekoratif kecil yang ada di bagian ujung huruf.
Jenis huruf serif memiliki basis dasar yang lebih kuat dengan "kaki" yang dimilikinya. Bentuk ini
membantu mata pembaca dalam melakukan penelusuran secara horizontal di sepanjang garis
tulisan. Sans serif seringkali lebih mudah dibaca secara online (tampilan di layar komputer),
meskipun hal ini masih tergantung pada ukuran, gaya dan pilihan warna huruf.

Huruf atau biasa juga dikenal dengan istilah “Font” atau “Typeface” adalah salah satu elemen
terpenting dalam Desain Grafis karena huruf merupakan sebuah bentuk yang universal untuk
menghantarkan bentuk visual menjadi sebuah bentuk bahasa. Huruf dan tulisan memiliki arti amat
penting bagi manusia. Bahkan, yang namanya peradaban atau masa sejarah ditandai dengan
peristiwa dikenalnya tulisan oleh manusia. Zaman sebelum ada tulisan sering disebut zaman
prasejarah.

Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata. Energi ini dapat
dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa diperhatikan kaidah-kaidah
estetika, kenyamanan keterbacaannya, serta interaksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen
visual di sekitarnya.
Keterbacaan adalah tingkat kenyamanan suatu susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi oleh:

1) Jenis huruf

2) Ukuran

3) Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya

4) Kontras warna terhadap latar belakang

Ada juga beberapa keluarga ‘Huruf’ yang terbagi menjadi empat bagian yaitu :

· Berat

Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan antara tinggi
dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Bila ditinjau dari berat huruf, maka anggota dari
keluarga huruf ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok pokok, yaitu: light, regular, dan bold. Setiap
anggota keluarga huruf baik light, regular, dan bold memiliki kesamaan ciri fisik, namun dengan
tampilnya perbedaan berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda. Seperti contoh, huruf
bold karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata. Biasanya
kelompok huruf bold ini banyak sekali digunakan untuk judul (headline) sebuah naskah, baik untuk
iklan, poster, maupun media terapan lainnya.

· Proporsi

Perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar dari huruf itu sendiri dapat dibagi
menjadi tiga kelompok bila ditinjau dari perbandingan proporsi terhadap bentuk dasar huruf
tersebut. Pembagiannya adalah condense, regular, dan extended.

· Kemiringan

Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic ini biasanya
digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Di samping itu, huruf-huruf ini juga
dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Umumnya, huruf italic
digunakan untuk teks dalam jumlah yang tidak terlalu panjang, seperti untuk keterangan gambar
(caption), highlight dari naskah (copy blurb) serta kadang juga digunakan sebagai headline atau sub-
head. Apabila kita perhatikan secara seksama, huruf italic dirancang dengan sudut kemiringan
tertentu untuk mencapai toleransi terhadap kenyamanan mata kita dalam membacanya. Sudut
kemiringan yang terbaik adalah 12 derajat. Mata kita akan sukar mengidentifikasikan huruf italic
apabila sudut kemiringan lebih besar dari 12 derajat, akan mempengaruhi keseimbangan bentuk
huruf.

· Set Characters

Setiap alfabet memiliki berbagai character yang terdiri dari huruf besar atau yang disebut
uppercase (sering juga disebut dengan capitals atau caps) dan huruf kecil atau yang disebut
lowercase. Istilah ini berasal dari subsistem teknologi mesin cetak yang awalnya ditemukan oleh
Johan Gutenburg. Pada masa itu cetakan huruf yang berupa potongan-potongan blok metal
disimpan dalam sebuah kotak yang disebut dengan type case. Huruf besar disimpan di dalam kotak
pada bagian atas (upper case), sedangkan huruf kecil diletakkan pada bagian bawah dari kotak
(lower case). Kelengkapan character dalam sebuah alfabet (set character) biasanya memiliki
uppercase yang berjumlah 26 dan lowercase dalam jumlah yang sama. Selain uppercase dan
lowercase masih terdapat berbagai jenis character yang melengkapi sebuah alfabet. Sebagai catatan,
setiap jenis huruf digital memiliki jumlah character yang berbeda-beda, hal ini tergantung pada
seberapa banyak si perancang huruf mendesain jumlah character. Satu set characters yang lengkap
biasanya terdiri dari lebih 200 jenis character. Penambahan character seperti ligatures disebut
sebagai expert set characters.

1.2 Pengertian Tipografi

Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan
properti visual yang pokok dan efektif. Hadirnya tipografi dalam sebuah media terpan visual
merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi visual lain seperti
lukisan. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetiknya, huruf memiliki potensi untuk
menterjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan
melalui abstraksi bentuk-bentuk visual.

Adi Kusrianto (2006;2) menuturkan Latar belakang tipografi atau ilmu tentang huruf dimulai sejak
manuia berusaha menuangkan pesan-pesan yang ingin disampaikannya melalui tulisan. Mengenal
latar belakang itu diperlukan agar pembaca dapat memahami perkembangan dari tahap ke tahap
budaya manusia dalam hal tulis menulis Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata
huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan
tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca
semaksimal mungkin.

Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf
sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan.
Dalam suatu karya desain, semua elemen yang ada pada void (ruang tempat elemen-elemen desain
disusun) saling berkaitan. Tipografi sebagai salah satu elemen desain juga mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh elemen desain yang lain, serta dapat mempengaruhi keberhasilan suatu karya
desain secara keseluruhan. Penggunaan tipografi dalam desain komunikasi visual disebut dengan
desain tipografi. Tulisan tangan adalah sederetan tanda-tanda yang mempunyai arti dan dibuat
dengan tangan.

Komponen dasar daripada tipografi adalah huruf (letterform), yang berkembang dari tulisan
tangan (handwriting). Berdasarkan ini, maka dapat disimpulkan bahwa tipografi adalah sekumpulan
tanda-tanda yang mempunyai arti. Penggunaan tanda tanda tersebut baru dapat dikatakan sebagai
desain tipografi apabila digunakan dengan mempertimbangkan graphic clarity dan prinsip-prinsip
tipografi yang ada. Ada empat buah prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan
suatu desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility.

Legibility adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca. Dalam suatu
karya desain, dapat terjadi cropping, overlapping, dan lain sebagainya , yang dapat menyebabkan
berkurangnya legibilitas daripada suatu huruf. Untuk menghindari halini, maka seorang desainer
harus mengenal dan mengerti karakter daripada bentuk suatu huruf dengan baik. Selain itu,
penggunaan huruf yang mempunyai karakter yang sama dalam suatu kata dapat juga menyebabkan
kata tersebut tidak terbaca dengan tepat. Legibility adalah tingkat kemudahan mata mengenali
suatu tulisan tanpa harus bersusah payah.

Hal ini bisa ditentukan oleh:

1. Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke, dan sebagainya.

2. Penggunaan warna

3. Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari

Readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf yang
lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan huruf dan huruf baik untuk membentuk suatu
kata, kalimat atau tidak harus memperhatikan hubungan antara huruf yang satu dengan yang
lain. Khususnya spasi antar huruf. Jarak antar huruf tersebut tidak dapat diukur secara matematika,
tetapi harus dilihat dan dirasakan. Ketidak tepatan menggunakan spasi dapat mengurangi
kemudahan membaca suatu keterangan yang membuat informasi yang disampaikan pada suatu
desain komunikasi visual terkesan kurang jelas. Huruf-huruf yang digunakan mungkin sudah cukup
legible, tetapi apabila pembaca merasa cepat capai dan kurang dapat membaca teks tersebut
dengan lancar, maka teks tersebut dapat dikatakan tidak readible.

Prinsip yang ketiga adalah Visibility. Yang dimaksud dengan visibility adalah kemampuan suatu
huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak baca
tertentu. Fonts yang kita gunakan untuk headline dalam brosur tentunya berbeda dengan yang kita
gunakan untuk papan iklan. Papan iklan harus menggunakan fonts yang cukup besar sehingga dapat
terbaca dari jarak yang tertentu. Setiap karya desain mempunyai suatu target jarak baca, dan huruf-
huruf yang digunakan dalam desain tipografi harus dapat terbaca dalam jarak tersebut sehingga
suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan baik.

Prinsip pokok yang terakhir adalah clarity, yaitu kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam
suatu karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat yang dituju. Untuk suatu
karya desain dapat berkomunikasi dengan pengamatnya, maka informasi yang disampaikan harus
dapat dimengerti oleh pengamat yang dituju. Beberapa unsur desain yang dapat mempengaruhi
clarity adalah, visual hierarchy, warna, pemilihan type, dan lain-lain.

Keempat prinsip pokok daripada desain tipografi tersebut di atas mempunyai tujuan utama untuk
memastkan agar informasi yang ingin disampaikan oleh suatu karya desain komunikasi visual dapat
tersampaiakn dengan tepat. Penyampaian informasi tidak hanya merupakan satu-satunya peran dan
digunakannya desain tipografi dalam desain komunikasi visual. Sebagai seuatu elemen desain,
desain tipografi dapat juga membawa emosi atau berekspressi, menunjukan pergerakan elemen
dalam suatu desain, dan memperkuat arah daripada suatu karya desain seperti juga desain-desain
elemen yang lain. Maka dari itu, banyak kita temui desain komunikasi visual yang hanya
menggunakan tipografi sebagai elemen utamanya, tanpa objek gambar.

Anda mungkin juga menyukai