Kebebasan pers di Indonesia pada era reformasi turut dipengaruhi oleh perkembangan teknologi
informasi. Teknologi informasi memberikan dukungan bagi masyarakat awam untuk bisa
menyampaikan pendapat serta memberikan dan menyebarkan informasi dengan lebih
cepat. Media daring menjadi faktor pendukung utama dalam proses pengumpulan,
pelaporan, analisis, dan penyebaran informasi oleh masyarakat. Perkembangan media daring
membentuk model baru atas kebebasan pers di Indonesia dalam bentuk jurnalisme warga yang
dibangun melalui komunitas maya berbasis blog.[7] Namun, kebebasan pers di Indonesia masih
mengalami pembatasan. Pembatasan-pembatasan tersebut beraneka ragam dari penyensoran
dan pelarangan penerbitan hingga kriminalisasi dan ancaman kekerasan.