Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN PERS

PADA ERA REFORMASI


z
DI INDONESIA
Bak jamur di musim hujan kenapa macam
gitu?

Karena pada era reformasi pada tahun 1998,


perkembangan pers sangat pesat karena
perizinan untuk melakukan usaha penerbitan
pers sudah dipermudah.
Hal ini selaras dengan dikeluarkan UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 40
Tahun 1999 tentang Pers plus kode etik
jurnalistik (KEJ).

Undang undang ini disambut gembira karena


tercatat beberapa kemajuan penting
dibanding dengan Undang undang
sebelumnya, yaitu UU No. 21 1982 Tentang
Pokok-pokok Pers
Didalam undang undang pers yang baru ini,
dengan tegas dijamin adanya kemerdekaan
pers sebagai hak asasi warga negara
(pasal 4). Itu lah sebabnya mengapa tidak lagi
disinggung perlu tidak nya surat izin terbit.
UU no.40 tahun 1999 yang secara tersirat mengumumkan bahwa :
•Pers Indonesia tidak lagi menganut teori kebebasan yang dikontrol oleh
pemerintah, tetapi menjadi pers yang bebas dan bertanggung jawab kepada
kepentingan umum.
•UU no. 40 tahun 1999 memberikan kewenangan mengontrol pers kepada
masyarakat umum, bukan lagi kepada pemerintah.
•Undang-undang tersebut menjadi sebuah landasan kemerdekaan pers di
Indonesia, yang menghilangkan praktek pembatasan surat izin penerbitan dan
semacamnya.
•Undang undang ini juga mencakup keseluruhan pers.
Undang-undang yang menyiratkan kebebasan pers ini secara ‘kebetulan’
berurutan setelah undang-undang yang merealisasikan upaya pemerintah
dalam menegakkan HAM karena tak dapat kita pungkiri, kebebasan bersuara
di dalam pers juga merupakan hak asasi manusia. Hal-hal yang diangkat
dalam pers Indonesia pun mulai beragam. Produk peneritan pun tidak lagi
hanya sebatas koran, mulai muncul produk penerbitan dalam bentuk majalah
dan tabloid
Berdasarkan ketentuan pasal 33 UU No. 40
tahun 1999 tentang pers, fungi pers ialah sebagai
media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol
sosial
Pers adalah salah satu sarana bagi warga negara untuk
mengeluarkan pikiran dan pendapat serta memiliki
peranan penting dalam negara demokrasi. Pers yang
bebas dan bertanggung jawab memegang peranan
penting dalam masyarakat demokratis dan merupakan
salah satu unsur bagi negara dan pemerintahan yang
demokratis.
Ada 2 pengertian tentang pers, yaitu sbb :
1. Dalam arti sempit ; Pers adalah media cetak yang mencakup surat
kabar, koran, majalah, tabloid, dan buletin-buletin pada kantor berita.

2. Dalam arti luas ; Pers mencakup semua media komunikasi, yaitu media
cetak, media audio visual, dan media elektronik. Contohnya radio, televisi,
film, internet, dsb.
Pemerintah mengharapkan dukungan dan ketaatan
masyarakat untuk menjalankan program dan kebijakan
negara. Sedangkan masyarakat juga ingin mengetahui
program dan kebijakan pemerintah yang telah, sedang, dan
akan dilaksanakan.
Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Pasal 33 disebutkan mengenai fungsi
pers, dalam hal ini pers nasional. Adapun fungsi pers nasional adalah sbb :
1. Sebagai wahana komunikasi massa.
Pers nasional sebagai sarana berkomunikasi antar warga negara, warga negara
dengan pemerintah, dan antar berbagai pihak.
2. Sebagai penyebar informasi.
Pers nasional dapat menyebarkan informasi baik dari pemerintah atau negara kepada
warga negara (dari atas ke bawah) maupun dari warga negara ke negara (dari bawah
ke atas).
3. Sebagai pembentuk opini.
Berita, tulisan, dan pendapat yang dituangkan melalui pers dapat menciptakan opini
kepada masyarakat luas. Opini terbentuk melalui berita yang disebarkan lewat pers.
4. Sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol serta sebagai lembaga
ekonomi.
UU No. 40 Tahun 1999 Pasal 2 menyebutkan :
“Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan
rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi,
keadilan, dan supremasi hukum.”
Dapat disimpulkan bahwa fungsi dan peranan pers di Indonesia
antara lain sbb :
1. media untuk menyatakan pendapat dan gagasan-gagasannya.
2. media perantara bagi pemerintah dan masyarakat.
3. penyampai informasi kepada masyarakat luas.
4. penyaluran opini publik.
kebebasan pers di Indonesia memiliki landasan hukum yang termuat didalam
ketentuan-ketentuan sbb :
1. Pasal 28 F, yang menyatakan setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya,
serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang ada.

2. Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, yang


antara lain menyatakan bahwa setiap orang berhak berkomunikasi dan
memperoleh informasi.

3. Pasal 19 Piagam PBB tentang Hak Asasi Manusia yang berbunyi, “Setiap
orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam
hak ini termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa gangguan, dan untuk
mencari, menerima, dan menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui
media apa saja dan dengan tidak memandang batas-batas wilayah.”

Anda mungkin juga menyukai