Anda di halaman 1dari 2

Nama : Annis Chumaedah T

NPM : 260110160014

Pandangan Mengenai Hukum

Mahasiswa adalah seseorang yang selalu berfikir kritis, suka beraksi dan
berbeda dibanding pelajar lainnya. Mahasisiwa adalah pelajar tingkatan tertinggi
yang sudah mempunyai gelar Maha. Dunia siswa dan mahasiswa sangat berbeda, di
dunia mahasiswa kita diajarkan untuk mandiri, tidak bergantung dengan orang lain,
menyertakan pendapat kita, menentang bila ada sesuatu yang salah dan berfikir kritis.
Sistem hukum adalah satu kesatuan yang terdiri dari unsur unsur yang mempunyai
interaksi satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan kesatuan tersebut.
Lantas bagaimana dengan sistem hukum yang berada di Indonesia? Apakah hukum
yang sudah dibuat sedemikian rupa ini sudah diterapkan dengan baik?

Hukum merupakan hal yang sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat,


dimana hukum menjadi tameng masyarakat untuk berlindung dan menjadi jeratan
bagi seseorang yang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma. Menurut
pandangan saya sebagai mahasiswa, hukum yang sudah berjalan di Indonesia masih
belum baik tapi bukan berarti semuanya buruk. Di Indonesia masih banyak sekali
yang melanggar hukum. Hukum juga sangat berkaitan dengan Pancasila. Contoh
contoh pelanggaran hukum yang terjadi di Indonesia yaitu dimulai dari sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa banyak sekali kasus kasus yang dipaparkan di media
bahwa sering terjadinya pembakaran tempat beribadah oleh seseorang yang berbeda
agamanya. Ini sudah melanggar sila 1 yang seharusnya kita berbuat baik agar
mendapatkan pahala dari Tuhan dan melanggar toleransi antar umat beragama tidak
menghargai satu sama lain. Lalu pada sila kedua, masih banyak sekali yang
melanggar sila ini seperti pembunuhan,pencurian,pemerkosaan dan tingkat
kriminalitas lainnya. Lalu pada sila ketiga Persatuan Indonesia dimana Indonesia
ini mempunyai semboyan yang sangat dikenal yaitu BHINEKA TUNGGAL IKA
yang artinya berbeda beda tetap satu jua namun masih saja ada yang melanggar
dimulai dari hal yang kecil saja, banyak orang yang tidak mau berbaur dengan orang
yang kurang mampu.

Pelanggaran untuk sila ke empat yaitu sesuatu diselesaikan tanpa musyawarah


mufakat yang tidak berasaskan kekeluargaan, lalu pelanggaran sila ke lima yaitu
belum adilnya hukum di Indonesia, hukuman yang tidak selaras dengan
kesalahannya. Nenek nenek yang mencuri mangga dihukum bertahun tahun
lamanya namun koruptor yang sudah menguras banyak uang punya masyarakat hanya
diberi hukuman yang ringan dan tidak membuat jera. Hukum di Indonesia ini masih
bisa di main masih di pandang sebelah mata masih banyak penyogokan oleh uang.
Uang bukan lah segalanya, memang sekarang yang paling terpenting yaitu uang
untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, tapi coba pikirkan kembali apakah uang
dapat membeli keluarga?orang yang disayangi?orang yang dipercaya?hati?cinta?
kasih sayang?rasa peduli? Tidak.

Pandangan orang orang sekitar terhadap hukum di Indonesia masih banyak


yang negative karena orang orang berfikir bahwa hukum hanyalah wacana, tidak
tegas. Tapi semua sumber masalah hukum itu bukan hanya dari kesalahan pemerintah
dan aparat aparat hukum saja, rakyat juga masih belum tinggi tingkat rasa pedulinya
kepada Indonesia karena masih saja ada yang membuang sampah sembarangan, tidak
mematuhi rambu rambu lalu lintas, mencuri dan lainnya. Jadi pemerintah sebagai
pemimpin yang baik sebaiknya mencontohkan sesuatu yang baik yang bisa dipercaya
oleh rakyat bahwa sistem hukum di Indonesia ini bukan hanya wacana dan bukan
hanya peraturan tertulis, bila pemerintah sudah benar dan bebas korupsi, kolusi,
nepotisme dan adil maka rakyat pun perlahan lahan akan sadar dan mempunyai rasa
jera bila dihukum sesuai dengan peraturan yang ada. Bahkan hal hal kecil yang
dianggap sepele harus di taati agar Indonesia menjadi negara yang baik dan menjadi
panutan bagi negara lain.

Anda mungkin juga menyukai