Anda di halaman 1dari 53

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

SEMESTER III

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
(UNISKA KEDIRI)
TAHUN 2020
PERISTILAHAN
 Administrasi Negara  Adminsitration is the activity
(Prancis= Droit Administratif, of a government or state in
Belanda= Administratiefrecht, the exercise of its power and
Inggris= Administratif Law, duties; or the axecutive of
Jerman= Verwaltungsrecht) government.
 Administration is the (American Heritage
practical management and Dictionary, Ridwan HR,
direction of the executive 2010:28).
departemen and its agencies.  Administrasi adalah kegiatan
(Black Law Dictionary, yang berkaitan dengan
1979:49) penyelenggaraan
pemerintahan
(KBBI, 1994:54)
PENGERTIAN
Hukum Administrasi Negara (sering disingkat HAN) adalah sebuah
cabang dari ilmu hukum yang mempelajari mengenai tindakan-tindakan
dalam menyelenggarakan sebuah Negara atau dengan kata lain Hukum
Administrasi Negara adalah Peraturan hukum mengenai administrasi
dalam suatu negara, dimana hubungan antar warga negara dan
pemerintahannya dapat berjalan dengan baik dan aman. Hukum ini juga
dikenal sebagai Hukum Tata Usaha Negara atau Hukum Tata
Pemerintahan.
Hukum Administrasi Negara adalah bagian dari
hukum publik dan diturunkan dari Hukum Tata
Negara, yang mengatur tindakan, kegiatan, dan
keputusan yang dilakukan dan diambil oleh
lembaga-lembaga pemerintah dalam menjalankan
roda negara sehari-hari. Hukum Administrasi
Negara diuji dan dilaksanakan dalam lingkungan
Peradilan Tata Usaha Negara (PERATUN).
HAN merupakan bagian dari Hukum publik yaitu
Hukum yang mengatur tindakan Pemerintah dan
mengatur hubungan antara Pemerintah dengan
warga Negara atau hubungan antara Organ
Pemerintah. HAN memuat keseluruhan peraturan
yang berkenaan dengan cara bagaimana Organ
Pemerintahan melaksanakan tugasnya. Jadi HAN
berisi aturan main yang berkenaan dengan fungsi
Organ-Organ Pemerintahan.
HAN adalah merupakan instrument juridis
yang digunakan oleh Pemerintah untuk
secara aktif terlibat dalam kehidupan
masyarakat, disisi lain HAN merupakan
Hukum yang dapat digunakan oleh anggota
masyarakat untuk mempengaruhi dan
memperoleh perlindungan dari Pemerintah.
Jadi HAN memuat peraturan mengenai
aktifitas Pemerintah.
A.D. Belinfante Hukum Administrasi

Administratie betekent Administratief Recht/


hetzelfde als bestuur. Alle Bestuursrecht/ Droit
activiteiten van de Administratif /
overheid die niet als Administrative Law/
wetgeving en Verwaltungsrecht
rechtspraak.
(A.D Belinfante, 1985:11)
Governmental authority
other than a court and Hukum yang mengkaji
other than a legislative tentang kegiatan yang
body berkaitan dengan
penyelenggaraan
pemerintahan.
Administrasi Negara sebagai gabungan
jabatan-jabatan yang dibentuk dan disusun
secara bertingkat yang diberi tugas untuk
melakukan sebagian tugas pemerintah
dalam arti luas yang tidak diserahkan
kepada badan-badan pembuat undang-
undang dan badan-badan kehakiman.
E. Utrecht Oppen Hein

 Hukum administrasi negara  Hukum Administrasi Negara


adalah hukum yang menguji adalah sebagai suatu gabungan
hubungan hukum istimewa ketentuan-ketentuan yang
yang diadakan, akan mengikat badan-badan yang
kemungkinan para pejabat tinggi maupun rendah apabila

melakukan tugas mereka yang badan-badan itu menggunakan

khusus wewenagnya yang telah


diberikan kepadanya oleh
Hukum Tata Negara
Hukum Tata Usaha Negara Hukum Administrasi Negara

 administratief recht dalam  Hasil kesepakatan staf


artia sempit. pengajar Fakultas Hukum
 Tata Usaha Negara merupakan seluruh Indonesia pada bulan
kegiatan tulis menulis, surat Maret 1973 di Cibulan.
menyurat, catat mencatat,  Istilah Hukum Administrasi
ketik mengetik, dan Negara (ada penambahan
penyimpanan serta atribut “negara”) tersebut
pengurusan naskah-naskah mendapat kritikan dari
yang hanya bersifat teknis berbagai ahli. Karena, istilah
ketatausahaan belaka. administrasi sudah mencakup
 Pengertian Tata Usaha Negara konotasi negara atau publik,
tidak bisa diartikan dengan sehingga hal tersebut tidak
kata pemerintahan perlu dan terkesan berlebihan
(pleonasme).
(S.F. Marbun, 1997:42-43)
(Philipus M.Hadjon, 1994:5)
Philipus M. Hadjon

Hukum administrasi
adalah instrument yuridis
yang memungkinkan
pemerintah mengendalikan
kehidupan masyarakat dan
pada sisi yang lain
memungkinkan
masyarakat berpartisipasi
dalam pengendalian
(pemerintah) tersebut.
Philipus M. Hadjon

Hukum Adminstrasi adalah: • Hukum terhadap


• Hukum untuk pemerintah yaitu hukum
penyelenggaraan yang menyangkut
pemerintahan (het recht voor perlindungan hukum bagi
het besturen door overheid; rakyat terhadap tindak
recht voor het bestuur: pemerintahan (het recht tegen
normering van het het bestuur).
bestuursoptreden),
• Hukum oleh pemerintah (Philipus M. Hadjon, et. al.,
(het recht dat uit dit bestuur 2010:4)
onstaat; recht van het bestuur
:nadere regelgeving,
beleidsregels, concrete
bestuursbesluiten)
 Pasal 1 angka 3 UU No. 30 Tahun 2014 “Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan adalah unsur yang
melaksanakan Fungsi Pemerintahan, baik di
lingkungan pemerintah maupun penyelenggara negara
lainnya”.
What is executive function??

Pasal 1 angka 2 UU No. 30 Tahun 2014:


Fungsi Pemerintahan adalah fungsi dalam melaksanakan
Administrasi Pemerintahan yang meliputi fungsi
pengaturan, pelayanan, pembangunan,
pemberdayaan, dan perlindungan.
Philipus M. Hadjon

Hukum administrasi • perlindungan hukum


mencakup hal-hal sebagai bagi masyarakat.
berikut: • menyusun dasar-dasar
• sarana-sarana
bagi pelaksanaan
(instrument) bagi
pemerintaan yang baik.
penguasa untuk mengatur
dan menyeimbangkan dan
mengendalikan berbagai (Philipus M. Hadjon, et. al.,
kepentingan masyarakat. 1993:28)
• mengatur cara-cara
partisipasi masyarakat
dalam proses penyusunan
dan pengendalian
tersebut, termasuk proses
penentuan kebijaksanaan.
FUNGSI
Fungsi Normatif
1. Norma pemerintah & norma 4. Fungsi prinsip keabsahan:
partisipasi. a. Bestuursnorm (Standar
2. Melahirkan asas legalitas (wet tata kelola)
en rechtmatig van het bestuur). b. Beroepgronden (Alasan
3. Prinsip legalitas tersebut naik banding)
melahirkan prinsi praduga
c. Toetsinggronden (Alasan
keabsahaan (presumptio justae
untuk ditinjau)
cuasa/vermoden van
rechtmatig), artinya gugatan
tidak menunda pelaksanaan
keputusan (vide Pasal 67 ayat
(1) UU No. 51/2009)
Fungsi Instrumental Fungsi Jaminan

1. Sarana (instrument) yuridis 1. Terkait dengan adanya


untuk mengendalikan & perlindungan hukum
mengatur masyarakat. Ex: terhadap hak asasi warga
regeling (Peraturan), bleid negara.
regel (Peraturan Kebijakan), 2. Perlindungan hukum dibagi
verguning (Perijinan), dll. menjadi 2, yakni: preventif
2. Dibagi menjadi 2 : (inspraak) & represif (hak
preventive instrumentum & gugat)
represif instrumentum.
3. Fungsi instrumental
berkaitan dengan prinsip
doeltreffenheid (Efektivitas)
dan doelmatigheid
(Efisiensi)
KEDUDUKAN HA

1. Hukum administrasi 3. Dalam arti luas, HTN


merupakan bagian dari meliputi Hukum Konstitusi
hukum publik (dat (HTN sempit) dan Hukum
bestuursrecht deel uitmaakt Administrasi.
van het publiekrecht). 4. Dalam arti sempit, HTN
2. HTN merupakan staat in merupakan Hukum
rust, sedangkan HA Konstitusi (constitutional
merupakan staat in bewegin. law).
5. HTN dan HA memiliki
perbedaan, namun tidak
dapat dipisahkan
SUMBER HUKUM
ADMINISTRASI
PENGERTIAN
Black Law Dictionary

1. Source of law is something (such 2. In the literature of jurisprudence the


as a constitution, treaty, statute problem of ‘source s’ relates to the
question: Where does the judge obtain
or custom) that provides the rules by which to decides the cases?
authority for legislation and for in the sense, among the sources of law
judicial decisions; a point of will be commonly liste; statutes, judicial
origin for law or legal analysis. precedents, custom, the opinion of
expert, morality, and equity
Sumber hukum adalah sesuatu
Dalam literatur yurisprudensi, masalah 'sumber'
(seperti konstitusi, perjanjian, berkaitan dengan pertanyaan: Dari mana hakim
undang-undang atau kebiasaan) yang mendapatkan aturan untuk memutuskan perkara?
memberikan kewenangan untuk Artinya, diantara sumber-sumber hukum akan
banyak yang terdaftar; undang-undang, preseden
undang-undang dan keputusan (hal yang telah terjadi lebih dahulu dan
peradilan; titik asal untuk hukum atau dapat dipakai sebagai contoh) peradilan, adat
analisis hukum. istiadat, pendapat ahli, moralitas, dan kesetaraan.
JENIS SUMBER HUKUM

G.W KEETON

BINDING SOURCES PERSUASIVE SOURCES


Binding sources merupakan persuasive sources merupakan
sumber hukum yang mengikat sumber hukum yang tidak
karena dibentuk oleh pihak yang mengikat karena tidak dibentuk
berwenang untuk membentuk atau dibuat oleh pihak yang
hukum seperti peraturan berwenang, namun lebih pada
perundang-undangan sumber hukum yang bersifat
(legislation) dan preseden anjuran seperti prinsip moral
(judicial precedent) dan keadilan (principle of
morality and equity) dan
pendapat ahli hukum yang
diakui (profesional opinion)
ALGRA

MATERIIL FORMIL
sumber hukum yang digunakan untuk 1. Sumber hukum formil hukum
menjawab pertanyaan: administrasi berkaitan dengan
1. Apakah faktor-faktor masyarakat pertanyaan “Dimanakah kita
yang mempengaruhi pembentukan dapatkan atau temukan
hukum (administrasi)? aturan-aturan hukum yang
2. Apakah faktor-faktor yang ikut mengatur kehidupan kita?
mempengaruhi materi (isi) dari
aturan-aturan hukum atau tempat 2. Sumber hukum formil hukum
darimana materi hukum itu administrasi terkait dengan
diambil? tempat atau sumber darimana
3. Apakah faktor yang membantu suatu peraturan memperoleh
pembentukan hukum, misalnya kekuatan hukum.
hubungan sosial?
4. mengapa hukum (administrasi) itu ATAU
mengikat?” atau “apa (kekuatan)
“Where does the judge obtain the
hukum (administrasi) hingga
mengikat dan dipatuhi oleh rules by which to decides the
manusia (subyek hukum)? cases?”
SUMBER HUKUM ADMINISTRASI MATERIL
JENIS SUMBER HUKUM
SEJARAH
ADMINISTRASI MATERIIL

1. SEJARAH 1. sebagai sumber pengenalan


(tempat menemukan) hukum
2. SOSIOLOGIS pada saat tertentu yang meliputi
3. FILOSOFIS undang-undang, putusan-
putusan hakim, tulisan-tulisan
ahli hukum (geschriften van
juristen) dan tulisan-tulisan
mengenai lembaga hukum;
2. sebagai sumber dimana pembuat
undang-undang mengambil
bahan dalam membentuk
peraturan perundang-undangan
yang meliputi sistem-sistem
hukum masa lalu
SOSIOLOGIS FILOSOFIS

Di dalam pembentukan hukum, sumber hukum filosofis terkait


ada faktor-faktor sosial yang dengan pertanyaan “isi hukum
mempengaruhinya. Faktor- itu darimana?”, atau untuk
faktor tersebut dapat berupa menjawab pertanyaan
kondisi atau keadaan masyarakat “mengapa kita harus
yang akan diatur, permasalahan mematuhi hukum?
sosial yang dihadapi dan faktor- Makna sumber hukum filosofis:
faktor sosial lainnya (agama, 1. sebagai sumber isi hukum
suku, ras dan sebagainya). yang adil.
2. sebagai sumber untuk
menaati kewajiban terhadap
hukum atau sebagai sumber
untuk kekuatan mengikat
dari hukum
SUMBER HUKUM ADMINISTRASI FORMIL
JENIS PER-UU-AN

1. Algemene Verbindende 1. Pasal 1 angka 2 UU


Voorschriften 12/2011: “Peraturan
(Peraturan umum yang perundang-undangan
mengikat) adalah peraturan tertulis
2. Praktek Administrasi yang memuat norma
Negara atau Hukum hukum yang mengikat
Tidak Tertulis secara umum dan dibentuk
3. Yurisprudensi atau ditetapkan oleh
4. Doktrin lembaga yang berwenang
atau pejabat yang
berwenang melalui
prosedur yang ditetapkan
dalam peraturan
perundang-undangan yang
berlaku”
PER UU-AN PER UU-AN

2. Hirarki Per-UU-an dalam Pasal Lihat juga Pasal 8 UU No. 12


7 ayat (1) UU No. 12 Tahun
Tahun 2011
2011.
a. Undang-Undang Dasar
Perencanaan penyusunan
Negara Republik Indonesia Peraturan Perundang- undangan
Tahun 1945; lainnya sebagaimana dimaksud
b. Ketetapan Majelis dalam Pasal 8 ayat (1)
Permusyawaratan Rakyat; merupakan kewenangan dan
c. Undang-Undang/Peraturan disesuaikan dengan kebutuhan
Pemerintah Pengganti lembaga, komisi, atau instansi
Undang-Undang; masing-masing.
d. Peraturan Pemerintah; Rancangan Undang-Undang
e. Peraturan Presiden; dapat berasal dari DPR atau
f. Peraturan Daerah Provinsi; Presiden.
dan
g. Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota.
Praktek Administrasi Negara atau Hukum
Tidak Tertulis
1. Dengan dasar bestuurzorg 3. Untuk dapat dikatakan
atau kewajiban untuk sebagai sumber hukum
memberikan pelayanan publik, formil hukum administrasi,
pemerintah diberikan praktek administrasi negara
kewenangan bebas atau hukum tidak tertulis
(discretionary power) tersebut, harus dilakukan
dengan dasar freies ermessen.
secara teratur dan tanpa
Pemerintah memiliki
keberatan (bezwaar)
kewenangan bebas untuk
menilai dan memutus sesuai
atau banding (beroep)
dengan kebijakan yang dimiliki dari warga negara. Hukum
dalam pelayanan publik. tidak tertulis tersebut berupa
2. Tindakan-tindakan pelayanan asas-asas umum
tersebut, akan melahirkan pemerintahan yang baik
hukum tidak tertulis atau (algemen beginselen
konvensi. van bohorlijke bestuur).
4. Dalam kepustakaan Ilmu hukum, kebiasaan atau
hukum tidak tertulis dapat menjadi sumber
hukum formil apabila memenuhi 2 (dua) syarat
yakni:
a. syarat materiil yakni kebiasaan tersebut
dipraktekkan secara terus menerus dari satu
generasi ke generasi selanjutnya;
b. opinion necessitates artiya bahwa orang
taat pada kebiasaan tersebut, tidak disebabkan
oleh adanya sanksi hukum yang mengancam,
tetapi lebih pada adanya kewajiban moral
(moral duties) untuk menaatinya.
Yurisprudensi

1. Terminologi yurisprudensi 3. Adapun dalam sistem civil


berasal dari bahasa Latin law, jurisprudensi diartikan
‘jurisprudentia’ yang berarti sebagai putusan hakim
pengetahuan hukum yang diikuti secara
(rechtsgeleerdheid). berulang dalam kasus
2. Dalam sistem common law, yang sama oleh para
jurisprudensi diartikan hakim lainnya.
sebagai ilmu hukum umum
“a general jurisprudenceis
the study of the principle…”.
Doktrin

1. Doktrin adalah ajaran-ajaran 4. Kalau ilmu hukum dimuat


atau pendapat ahli hukum dan dipertahankan dalam
yang berpengaruh dan diakui putusan pengadilan,
oleh ahli hukum yang lain ilmu hukum adalah
sebagai sebuah kebenaran. hukum.
2. Adegium menyatakan bahwa 5. Pada hakikatnya doktrin
communis opinion dapat menjadi sumber
doctorum yang artinya hukum formil hukum
bahwa orang tidak boleh administrasi apabila
menyimpang dari pendapat doktrin tersebut
umum para ahli hukum. dijadikan dasar
3. Doktrin atau ajaran-ajaran pertimbangan (ratio
ilmu hukum tidak decidendi) oleh hakim
memiliki kekuatan dalam putusannya.
mengikat seperti peraturan
perundang-undangan.
KEDUDUKAN & KEWENANGAN
PEMERINTAH
KEDUDUKAN PEMERINTAH (rechtpositie)
1. Teori twee petten artinya 5. Pejabat merupakan wakil
bahwa pemerintah tunduk dari jabatan
kepada hukum publik & (vertegenwoordiging).
hukum privat. 6. Dari perspektif tanggung
2. Dalam perspektif hukum gugat dan tanggung jawab,
publik “de staat is apabila tindakan hukum
ambtenorganisatie”. publik pejabat tersebut
3. Jabatan merupakan kring menimbulkan kerugian bagi
van vaste werkzaamheden masyarakat, maka itu akan
(lingkaran kegiatan permanen) menjadi tanggung jawab
4. Dalam lapangan hukum dan tanggung gugat
publik, jabatan bertindak jabatan, karena disebabkan
atas dasar adanya oleh kesalahan jabatan
kewenangan (bevoegd) (faute de service).
7. Kedudukan hukum 8. Apakah bentuk-bentuk
(rechtpositie) pemerintah jabatan pemerintah
dalam hukum publik adalah tersebut?
sebagai wakil jabatan Lihat Pasal 1 angka 8 UU No.
(vertegenwoordiging). 51/2009:
Sebagai wakil jabatan, maka “Badan atau Pejabat Tata
pemegang jabatan tidak Usaha Negara adalah
memiliki kewenangan. badan atau pejabat tata
Kewenangan hanya dimiliki usaha negara yang
oleh jabatan yang bersifat menjalankan urusan
tetap dan diatur oleh pemerintahan
peraturan perundang- berdasarkan peraturan
undangan perundang-undangan yang
berlaku”
10. Dalam hukum privat, 12. Ada 3 (tiga) kriteria badan
pemerintah mempunyai hukum publik.:
kedudukan hukum sebagai a. dilihat dari pendiriannya,
wakil dari badan hukum badan hukum itu diadakan
(rechtspersoon). dengan konstruksi hukum
11. Badan hukum yang publik yang didirikan oleh
dimaksud adalah badan penguasa dengan undang-
umum (openbaar undang atau peraturan-
lichaam) yang berbeda peraturan lainnya.
dengan badan hukum b. lingkungan kerjanya, yaitu
lainnya. Badan umum melaksanakan perbuatan-
tersebut dapat berbentuk perbuatan publik.
Negara, Lembaga-Lembaga c. badan hukum itu
Negara, Kementerian, diberikan kewenangan
Provinsi, Kabupaten/Kota publik seperti membuat
dan sebagainya. keputusan atau peraturan
yang mengikat umum.
13. Pemerintah di dalam 15. Sebagai wakil badan umum,
perbuatan hukum perdata apabila terjadi
memiliki kedudukan yang persengketaan, baik sebagai
setara dengan subyek hukum penggugat maupun tergugat,
lainnya. maka pemerintah
14. Pemerintah dapat bertindak mewakili badan umum.
sebagai penggugat dan 16. Yang bertanggung gugat
tergugat di pengadilan. dalam perbuatan hukum
perdata adalah badan
umum, buka jabatan.
TEORI KEWENANGAN
(THEORIE VAN BEVOEGDHEID )
Kewenangan Pemerintah

Menurut Philipus M. Hadjon, “dalam hukum


tata negara wewenang (bevoegdheid)
dideskripsikan sebagai kekuasaan hukum
(rechtsmacht). Jadi dalam konsep hukum
publik, wewenang berkaitan dengan kekuasaan
Pasal 1 angka 5 UU No. 30 Tahun 2014:
“Wewenang adalah hak yang dimiliki oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara
negara lainnya untuk mengambil keputusan dan/atau
tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan”.
Pasal 1 angka 6 UU No. 30 Tahun 2014
“Kewenangan Pemerintahan yang selanjutnya disebut
Kewenangan adalah kekuasaan Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara
lainnya untuk bertindak dalam ranah hukum publik”.
Unsur Kewenangan
a. Pengaruh: ialah bahwa penggunaan wewenang
dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku
subyek hukum.
b. Dasar hukum: dasar hukum, bahwa wewenang
itu selalu harus dapat ditunjuk dasar hukumnya,
dan
c. Konformitas hukum: mengandung makna
adanya standard wewenang, yaitu standard
umum ( semua jenis wewenang) dan standard
khusus (untuk jenis wewenang tertentu)”.
Macam-Macam Kewenangan
1. Atribusi
• Pasal 1 angka 22 UU No. 30 Tahun 2014:
“Atribusi adalah pemberian Kewenangan
kepada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan oleh Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 atau Undang-Undang”.
• Wewenang yang diberikan oleh
pembentuk UUD/UU kepada organ
pemerintahan.
• Wewenang atribusi merupakan wewenang yang
melekat pada suatu jabatan.
• Kewenangan atribusi diperoleh apabila: a) diatur
dalam UUD dan/atau undang-undang; b)
merupakan Wewenang baru atau sebelumnya
tidak ada; dan c) Atribusi diberikan kepada
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan (Psl 12
ayat (1) UU No. 30/2014).
• Tanggung jawab dan tanggung gugat berada di
badan/jabatan pemegang kewenangan.
• Atribusi tidak boleh didelegasikan, kecuali diatur
dalam UUD/UU.
2. Pelimpahan, dibagi menjadi 2:
a. Delegasi:
 Pasal 1 angka 23 UU No. 30 Tahun 2014:
“Delegasi adalah pelimpahan Kewenangan dari
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang
lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang lebih rendah dengan
tanggung jawab dan tanggung gugat beralih
sepenuhnya kepada penerima delegasi”.
 Wewenang yang bersumber dari pelimpahan
suatu organ pemerintahan kepada organ lainnya
sebagai wewenang nya sendiri dengan dasar
peraturan perundang-undangan
 Kewenangan Delegasi diperoleh apabila: a) diberikan
oleh Badan/Pejabat Pemerintahan kepada Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan lainnya; b)
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden, dan/atau Peraturan Daerah; dan c)
merupakan Wewenang pelimpahan atau sebelumnya
telah ada.
 Prinsip Delegatus non potest delegare (Pasal 13 ayat
(3, 4) UU No. 30/2014)
 Pemberi Delegasi tidak boleh menggunakan lagi
kewenangannya = asas contrarius actus (NB:
bandingkan dengan Pasal 13 ayat (5) UU No.
30/2014)
 Tanggung jawab dan tanggung gugat berpindah
kepada penerima delegasi (Pasal 13 ayat (7) UU No.
30/2014)
b. Mandat:
 Pasal 1 angka 24 UU No. 23 Tahun 2014:
“Mandat adalah pelimpahan Kewenangan
dari Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang lebih tinggi kepada
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
yang lebih rendah dengan tanggung jawab
dan tanggung gugat tetap berada pada
pemberi mandat”.
 Mandat terjadi apabila organ pemerintahan
lebih tinggi mengizinkan kewenangannya
kepada pejabat yang lebih rendah atas
namnanya (hubungan atasan bawahan).
 Mandat diperoleh apabila: a) ditugaskan oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan di atasnya;
dan b) merupakan pelaksanaan tugas rutin yang
terdiri atas Plh & Plt (Pasal 14 ayat (1, 2) UU No.
30/2014)
 Pemberi mandat dapat menggunakan sendiri
kewenangan yang telah dimandatkan (Pasal 14 ayat
(5) UU No. 30/2014)
 Penerima mandat tidak boleh mengambil kebijakan
yang bersifat strategis (organisasi, kepegawaian dan
alokasi anggaran Pasal 14 ayat (6) UU No. 30/2014
 Tanggung gugat tetap pada pemberi mandat Pasal
14 ayat (8) UU No. 30/2014.
Perbedaan Delegasi dan Mandat:
Mandat Delegasi

Dalam hubungan rutin atasan Dari suatu organ pemerintahan


bawahan: hal biasa kecuali kepada organ lain: dengan
Prosedur pelimpahan
dilarang tegas peraturan perundang-undangan

Tanggungjawab Jabatan dan Tetap pada pemberi mandat Tanggungjawab jabatan dan
Tanggung Gugat tanggung gugat beralih kepada
delegataris

Kemungkinan si pemberi Setiap saat dapat menggunakan Tidak dapat mengguakan


menggunakan wewenang itu lagi sendiri wewenang yang wewenang itu lagi kecuali setelah
dilimpahkan itu ada pencabutan dengan
berpegang pada asas “contraries
actus”

Tata Naskah Dinas a.n., u.b., a.p. Tanpa a.n. dll (langsung)
Sifat Kewenangan
a. Kewenangan Terikat: apabila peraturan
dasarnya menentukan kapan dan dalam keadaan
bagaimana kewenangan tersebut dapat digunakan.
b. Kewenangan fakultatif: terjadi dalam hal
badan tata usaha negara tidak wajib menerapkan
wewenangnya atau sedikit banyak masih ada
pilihan.
c. Kewenanga bebas: apabila peraturan dasarnya
memberikan kebebasan kepada badan tata usaha
negara untuk menentukan mengenai isi dari
keputusan yang akan dikeluarkan. Kewenangan
tersebut oleh Hadjon dibagi menjadi 2 yakni
kewenangan i) untuk memutus secara mandiri,
dan ii) kebebasan penilaian terhadap tersamar.
• Penggunaan kewenangan bebas (diskresi) dapat
dilakukan dengan tujuan:
1. Melancarkan penye. Pemerintahan
2. Mengisi kekosongan hukum
3. Memberikan kepastian hukum
4. Mengatasi stagnansi pemerintahan
Lihat Pasal 22 ayat (2) UU 30/2014
• Lingkup diskresi:
1. Karena per-UU-an yang memberikan pilihan
2. Karena per-UU-an kosong
3. Kerana per-UU-an tidak lengkap/tidak jelas
4. Karena adanya stagnansi pemerintahan untuk
pentingan yang lebh luas
Lihat Pasal 23 UU 30/2014
Batasan Kewenangan
Setiap wewenang itu dibatasi oleh isi/materi
(materiae), wilayah/ruang (locus), dan waktu
(tempus). Cacat dalam aspek-aspek tersebut
menimbulkan cacat wewenang atau dalam artian
bahwa di luar-luar batas-batas itu suatu tindakan
pemerintahan merupakan tindakan tanpa wewenang
(onbevoegdheid). Tindakan tanpa wewenang bisa
berupa i) onbevoegdheid ratione materiae, ii)
onbevoegdheid ratione loci, dan iii)
onbevoegdheid ratione temporis.
Psl. 15 UU No. 30/2014
Larangan dalam penggunaan kewenangan
1. Dotournement de pouvoir.
Terjadi apabila badan/pejabat pemerintahan
menggunakan kewenangan selain tujuan
pemberian kewenangan.
Dotournement de pouvoir terkait dengan
pelanggaran atas prinsip specialiteit
beginselen.
2. Willekeur
Terjadi apabila badan/pejabat pemerintahan
dalam mengambil keputusan tidak rasional,
dan tidak hati-hati dengan memperhatikan
segala sesuatu yang berkaitan, sehingga
seharusnya tidak sampai pada pengambilan
tindakan tersebut.
Willekeur terkait dengan pelaksanaan atas
pelanggaran atas prinsip rasionalitas.
3. Ultra vires
Terjadi apabila badan/pejabat pemerintahan
menggunakan kewenangannya lebih dari
kewenangan yang telah diberikan oleh
peraturan perundang-undangan atau
pejabat/badan pemerintahan menggunakan
kewenangannya di luar batas kewenangannya.
Bandingkan dengan Pasal 17 & 18 UU No.
30/2014
Penyalahgunaan kewenangan terdiri atas:
a. Melampui kewenangan: tempory & loci
b. Mencampuradukkan kewenangan: materi dan
tujuan
c. Bertindak sewenang-wenang: tidak ada dasar
hukum dan melanggar putusan pengadilan
yang sudah inkracht van gewisde.
SYUKRAN KATSIRA ‘ALA
IHTIMAMIKUM

Anda mungkin juga menyukai