SEMESTER III
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
(UNISKA KEDIRI)
TAHUN 2020
PERISTILAHAN
Administrasi Negara Adminsitration is the activity
(Prancis= Droit Administratif, of a government or state in
Belanda= Administratiefrecht, the exercise of its power and
Inggris= Administratif Law, duties; or the axecutive of
Jerman= Verwaltungsrecht) government.
Administration is the (American Heritage
practical management and Dictionary, Ridwan HR,
direction of the executive 2010:28).
departemen and its agencies. Administrasi adalah kegiatan
(Black Law Dictionary, yang berkaitan dengan
1979:49) penyelenggaraan
pemerintahan
(KBBI, 1994:54)
PENGERTIAN
Hukum Administrasi Negara (sering disingkat HAN) adalah sebuah
cabang dari ilmu hukum yang mempelajari mengenai tindakan-tindakan
dalam menyelenggarakan sebuah Negara atau dengan kata lain Hukum
Administrasi Negara adalah Peraturan hukum mengenai administrasi
dalam suatu negara, dimana hubungan antar warga negara dan
pemerintahannya dapat berjalan dengan baik dan aman. Hukum ini juga
dikenal sebagai Hukum Tata Usaha Negara atau Hukum Tata
Pemerintahan.
Hukum Administrasi Negara adalah bagian dari
hukum publik dan diturunkan dari Hukum Tata
Negara, yang mengatur tindakan, kegiatan, dan
keputusan yang dilakukan dan diambil oleh
lembaga-lembaga pemerintah dalam menjalankan
roda negara sehari-hari. Hukum Administrasi
Negara diuji dan dilaksanakan dalam lingkungan
Peradilan Tata Usaha Negara (PERATUN).
HAN merupakan bagian dari Hukum publik yaitu
Hukum yang mengatur tindakan Pemerintah dan
mengatur hubungan antara Pemerintah dengan
warga Negara atau hubungan antara Organ
Pemerintah. HAN memuat keseluruhan peraturan
yang berkenaan dengan cara bagaimana Organ
Pemerintahan melaksanakan tugasnya. Jadi HAN
berisi aturan main yang berkenaan dengan fungsi
Organ-Organ Pemerintahan.
HAN adalah merupakan instrument juridis
yang digunakan oleh Pemerintah untuk
secara aktif terlibat dalam kehidupan
masyarakat, disisi lain HAN merupakan
Hukum yang dapat digunakan oleh anggota
masyarakat untuk mempengaruhi dan
memperoleh perlindungan dari Pemerintah.
Jadi HAN memuat peraturan mengenai
aktifitas Pemerintah.
A.D. Belinfante Hukum Administrasi
Hukum administrasi
adalah instrument yuridis
yang memungkinkan
pemerintah mengendalikan
kehidupan masyarakat dan
pada sisi yang lain
memungkinkan
masyarakat berpartisipasi
dalam pengendalian
(pemerintah) tersebut.
Philipus M. Hadjon
G.W KEETON
MATERIIL FORMIL
sumber hukum yang digunakan untuk 1. Sumber hukum formil hukum
menjawab pertanyaan: administrasi berkaitan dengan
1. Apakah faktor-faktor masyarakat pertanyaan “Dimanakah kita
yang mempengaruhi pembentukan dapatkan atau temukan
hukum (administrasi)? aturan-aturan hukum yang
2. Apakah faktor-faktor yang ikut mengatur kehidupan kita?
mempengaruhi materi (isi) dari
aturan-aturan hukum atau tempat 2. Sumber hukum formil hukum
darimana materi hukum itu administrasi terkait dengan
diambil? tempat atau sumber darimana
3. Apakah faktor yang membantu suatu peraturan memperoleh
pembentukan hukum, misalnya kekuatan hukum.
hubungan sosial?
4. mengapa hukum (administrasi) itu ATAU
mengikat?” atau “apa (kekuatan)
“Where does the judge obtain the
hukum (administrasi) hingga
mengikat dan dipatuhi oleh rules by which to decides the
manusia (subyek hukum)? cases?”
SUMBER HUKUM ADMINISTRASI MATERIL
JENIS SUMBER HUKUM
SEJARAH
ADMINISTRASI MATERIIL
Tanggungjawab Jabatan dan Tetap pada pemberi mandat Tanggungjawab jabatan dan
Tanggung Gugat tanggung gugat beralih kepada
delegataris
Tata Naskah Dinas a.n., u.b., a.p. Tanpa a.n. dll (langsung)
Sifat Kewenangan
a. Kewenangan Terikat: apabila peraturan
dasarnya menentukan kapan dan dalam keadaan
bagaimana kewenangan tersebut dapat digunakan.
b. Kewenangan fakultatif: terjadi dalam hal
badan tata usaha negara tidak wajib menerapkan
wewenangnya atau sedikit banyak masih ada
pilihan.
c. Kewenanga bebas: apabila peraturan dasarnya
memberikan kebebasan kepada badan tata usaha
negara untuk menentukan mengenai isi dari
keputusan yang akan dikeluarkan. Kewenangan
tersebut oleh Hadjon dibagi menjadi 2 yakni
kewenangan i) untuk memutus secara mandiri,
dan ii) kebebasan penilaian terhadap tersamar.
• Penggunaan kewenangan bebas (diskresi) dapat
dilakukan dengan tujuan:
1. Melancarkan penye. Pemerintahan
2. Mengisi kekosongan hukum
3. Memberikan kepastian hukum
4. Mengatasi stagnansi pemerintahan
Lihat Pasal 22 ayat (2) UU 30/2014
• Lingkup diskresi:
1. Karena per-UU-an yang memberikan pilihan
2. Karena per-UU-an kosong
3. Kerana per-UU-an tidak lengkap/tidak jelas
4. Karena adanya stagnansi pemerintahan untuk
pentingan yang lebh luas
Lihat Pasal 23 UU 30/2014
Batasan Kewenangan
Setiap wewenang itu dibatasi oleh isi/materi
(materiae), wilayah/ruang (locus), dan waktu
(tempus). Cacat dalam aspek-aspek tersebut
menimbulkan cacat wewenang atau dalam artian
bahwa di luar-luar batas-batas itu suatu tindakan
pemerintahan merupakan tindakan tanpa wewenang
(onbevoegdheid). Tindakan tanpa wewenang bisa
berupa i) onbevoegdheid ratione materiae, ii)
onbevoegdheid ratione loci, dan iii)
onbevoegdheid ratione temporis.
Psl. 15 UU No. 30/2014
Larangan dalam penggunaan kewenangan
1. Dotournement de pouvoir.
Terjadi apabila badan/pejabat pemerintahan
menggunakan kewenangan selain tujuan
pemberian kewenangan.
Dotournement de pouvoir terkait dengan
pelanggaran atas prinsip specialiteit
beginselen.
2. Willekeur
Terjadi apabila badan/pejabat pemerintahan
dalam mengambil keputusan tidak rasional,
dan tidak hati-hati dengan memperhatikan
segala sesuatu yang berkaitan, sehingga
seharusnya tidak sampai pada pengambilan
tindakan tersebut.
Willekeur terkait dengan pelaksanaan atas
pelanggaran atas prinsip rasionalitas.
3. Ultra vires
Terjadi apabila badan/pejabat pemerintahan
menggunakan kewenangannya lebih dari
kewenangan yang telah diberikan oleh
peraturan perundang-undangan atau
pejabat/badan pemerintahan menggunakan
kewenangannya di luar batas kewenangannya.
Bandingkan dengan Pasal 17 & 18 UU No.
30/2014
Penyalahgunaan kewenangan terdiri atas:
a. Melampui kewenangan: tempory & loci
b. Mencampuradukkan kewenangan: materi dan
tujuan
c. Bertindak sewenang-wenang: tidak ada dasar
hukum dan melanggar putusan pengadilan
yang sudah inkracht van gewisde.
SYUKRAN KATSIRA ‘ALA
IHTIMAMIKUM