Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 3

1. M. Hudan Al Oktone (19120000008)


2. Hanafiah Qurota A. (19120000020)
3. Dina Silaturahmi (19120000050)
4. Nia Dwi Rahmawati (19120000102)
Hak Dan Kewajiban
Suami Istri Dalam
Masa Iddah
Masa Iddah merupakan sebuah waktu yang dimiliki oleh wanita ketika
dirinya ditinggal wafat atau diceraikan oleh suami.

Dalam kitab Kifâyatul Akhyâr


Artinya: “Iddah adalah nama masa tunggu tertentu bagi
seorang wanita guna mengetahui kekosongan rahimnya.
Kekosongan tersebut bisa diketahui dengan kelahiran,
hitungan bulan, atau dengan hitungan quru’ (masa suci).”
Hak Perempuan Selama Masa Iddah

1. Perempuan dalam Masa Iddah dari Talak Raj‘I


Dia berhak mendapat tempat tinggal layak, nafkah, pakaian, dan biaya hidup
lainnya dari mantan suami.

2. Perempuan dalam Masa Iddah dari Talak Ba’in


Baik karena khulu‘, talak tiga, atau karena fasakh dan tidak dalam keadaan hamil, berhak
mendapat tempat tinggal saja tanpa mendapat nafkah.
Kecuali jika dia durhaka sebelum ditalaknya atau di tengah masa iddahnya.
3. Tidak Boleh Menikah Dulu
Perempuan yang tengah menjalani masa iddah dari talak raj‘i tidak diperbolehkan
menikah dengan laki-laki lain atau menerima lamaran baru walaupun berupa sindiran.
Allah berfirman: “Dan janganlah kamu ber’azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah,
sebelum habis iddahnya.” (QS Al-Baqarah: 235).

4. Boleh Menerima Tawaran, Tapi Tidak Lamaran


Perempuan yang sedang menjalani iddah karena ditinggal wafat atau ditalak ba’in
suaminya tidak boleh menerima lamaran terang-terangan, tetapi boleh menerima
lamaran berupa penawaran.
5. Berhak untuk tetap tinggal dirumah suaminya selama menjalani masa
iddah.

6. Wanita yang berada dalam iddah talak raj’i terlebih lagi yang sedang hamil,
berhak mendapatkan nafkah lahir dari suaminya. Bagi wanita yang ditinggal
mati suaminya tenru tidak lagi mendapatkan apa-apa kecuali harta waris,
namun berhak untuk tetap tinggal di rumah suaminya sampai berakhirnya
masa iddah.
7. Wanita tersebut wajib berihdad (iddah wanita yang ditinggal
mati suaminya) yaitu tidak mempergunakan alat-alat kosmetik
untuk mempercantik diri selama empt bulan sepuluh hari.

8. Wanita yang berada dalam iddah talak raj’i ia berhak


mendapatkan harta waris dari suaminya yang wafat, sedangkan
wanita yang telah ditalak tiga tidak berhak mendapatkanya.
Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya
penghidupan kepada bekas istri (pasal 41 UU No. 1 1974). Ketentuan ini dimaksud agar
bekas istri yang telah diceraikan suaminya jangan sampai menderita karena tidak
mampu memenuhi kebutuhan kehidupannya. Dengan demikian apabila terjadi
perceraian, suami mempunyai kewajiban-kewajiban tertentu yang harus dipenuhi
kepada bekas istrinya, kewajiban-kewajiban tersebut ialah:

a). Memberikan mut’ah yang layak kepada bekas istrinya, baik berupa uang atau
benda, kecuali bekas istri tersebut qobla al dhukhul;
b). Memberikan nafkah kepada bekas istri selama masa iddah, kecuali bekas istri telah
dijatuhi talak ba’in atau nasyuz dan dalam keadaan tidak hamil.
c). Melunasi mahar yang masih terutang dan apababila perkawinan itu qabla al
dhukul mahar dibayar setengahnya;
d). Memberikan biaya hadanah untuk anak-anaknya yang belum mencapai umur 21
tahun.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai