Anda di halaman 1dari 7

IDDAH

PAI
Kelompok 3
Nama Anggota :

Putri Balqis Rizkita Hidajat (26) Yurisa Dwi Ramdhani (33)

Saskia Zalsabilla (29) Natasya Hestidivya (19)

Ni Putu Ayu Lestari (21) Rizka Paramita (27)

Anisa (2) Zulaima Agisty Wistonia (35)

Farel Aji Wibowo Valen Alfarizki (32)


Pengertian
Menurut Bahasa, Al-‘Iddah berasal dari bahasa arab yang artinya sama dengan al-
hisab, dan al-ihsha yaitu bilangan dan hitungan.1 Dinamakan ‘iddah karena dia
mencakup bilangan hari yang pada umumnya dihitung oleh istri dengan quru’( suci dari
haidh atau haidh ) atau dengan bilangan beberapa bulan.

Menurut Istilah, iddah ialah Sebutan/nama bagi suatu masa di mana seorang
wanita/menangguhkan perkawinan setelah ia ditinggalkan mati oleh suaminya atau
setelah diceraikan baik dengan menunggu kelahiran bayinya, atau berakhirnya
beberapa quru', atau berakhirnya beberapa bulan yang sudah ditentukan.
Sebab Pensyari’atan ‘Iddah
Bercerai setelah dicampuri

Meninggalnya Suami
Li’an Fasakh
Khulu’

Khalwat (berdua-duaan
Hukum Iddah
Berdasarkan berbagai ayat dan hadis yang dipaparkan sebelumnya
menunjukkan bahwa ‘iddah ini wajib dijalankan bagi setiap wanita yang dicerai
ataupun ditinggal mati suaminya dengan ketentuan-ketentuan yang selanjutnya
akan dijelaskan di bawah.

Kewajiban ‘iddah ini juga merupakan ijma’ kesepakatan ‘ulama dan tidak ada
satupun dari mereka yang mengingkarinya

Kewajiban ‘iddah ini dapat juga dilihat berdasarkan ucapan Rasulullah Saw
kepada Fatimah binti Qais:

“Ber’iddahlah kamu di rumah Ibnu Ummi Maktum”.


Larangan dalam
Masa Iddah 2. Tidak diperbolehkan keluar rumah
kecuali dalam keadaan darurat
1. Tidak diperbolehkan menikah dengan
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam
laki-laki lain
at-Thalaq ayat 1 yang mana menjelaskan
Perempuan yang sedang menjalani masa
bahwa perempuan yang sedang dalam
iddah tidak boleh menikah selain dengan
masa iddah tidak diperbolehkan keluar
laki-laki yang meninggalkan atau
rumah yang ditinggali bersama suaminya
menceraikannya. Apabila menikah, maka
sebelum bercerai, kecuali apabila ada
pernikahannya dianggap tidak sah.
keperluan mendesak.
3. Melakukan Ihdad
Ihdad dilakukan oleh perempuan yang ditinggal mati
oleh suaminya sampai habis masa iddahnya. Kata ihdad
sendiri memiliki arti tidak memakai perhiasaan, wangi-
wangian, pakaian mencolok, pacar, dan celak mata.
Dalil Iddah
Para ulama telah sepakat mewajibkan ‘iddah bagi seorang wanita yang didasarkan pada
firman Allah Ta‘ala:
‫َو اْلُم َطَّلٰق ُت َيَتَر َّبْص َن ِبَاْنُفِس ِهَّن َثٰل َثَة ُقُر ْۤو ٍۗء َو اَل َيِح ُّل َلُهَّن َاْن َّيْك ُتْم َن َم ا َخ َلَق ُهّٰللا ِفْٓي َاْر َح اِم ِهَّن ِاْن ُك َّن ُيْؤ ِم َّن ِباِهّٰلل َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِۗر َو ُبُعْو َلُتُهَّن َاَح ُّق‬
‫ِبَر ِّد ِهَّن ِفْي ٰذ ِلَك ِاْن َاَر اُدْٓو ا ِاْص اَل ًحاۗ َو َلُهَّن ِم ْثُل اَّلِذ ْي َع َلْيِهَّن ِباْلَم ْع ُرْو ِۖف َو ِللِّر َج اِل َع َلْيِهَّن َد َر َج ٌةۗ َو ُهّٰللا َع ِزْيٌز َحِكْيٌم‬
“ Dan para istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) tiga kali quru'.
Al-Qur’an Tidak boleh bagi mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahim
mereka, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhir. Dan para suami mereka lebih
berhak kembali kepada mereka dalam (masa) itu, jika mereka menghendaki perbaikan.
Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang patut. Tetapi para suami mempunyai kelebihan di atas mereka.
Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana”. (QS. Al—Baqarah (2): 228)

Terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ummu ‘Athiyah rahiyallahu ‘anha:
Bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Seorang wanita tidak boleh berkabung atas mayit
lebih dari tiga hari, kecuali atas suaminya, yaitu (ia boleh berkabung) selama empat bulan
Hadits sepuluh hari.” (HR. Bukhari-Muslim).

Anda mungkin juga menyukai