Anda di halaman 1dari 11

Ihdad Wanita Karir

Hukum Keluarga Kontemporer


Dosen Pengampu: Eka Ristianawati, M.HI.
Pengertian ihdad
 Secara etimologis (lughawi) ihdad berarti al-man’u
(cegahan atau larangan)
 Secara terminologi
Wahbah al-Zuhaili: meninggalkan harum-haruman, perhiasan, celak mata
dan minyak yang wangi maupun tidak wangi, demikian adalah khusus
yang berkaitan dengan anggota badan wanita.

Sayyid Sabiq: ihdad adalah meninggalkan bersolek seperti memakai


perhiasan, celak mata, pakaian sutera, dan wangi-wangian, dan memakai
inai. Hanya saja hal ini diwajibkan atas seorang isteri yang ditinggal mati
suaminya selama masa iddah dengan maksud untuk menunjukkan
kesetiaan dan menjaga hak-hak suami”.
Hukum Islam tentang Pelaksanaan Ihdad

 semua ulama kecuali Imam al-Hasan al-Bashri.,


sepakat pendapatnya menyatakan bahwa ihdad
hukumnya wajib bagi wanita muslimah yang
merdeka selama masa ‘iddah kematian suami.

 Dasar yang dijadikan pegangan oleh Jumhur


Ulama antara lain adalah Hadis Ummu Salamah,
isteri Nabi Muhammad SAW, sebagai berikut :
 “Zainab berkata; Aku mendengar Ummu Salamah
berkata; Seorang wanita pernah datang kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata,
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya anak
perempuanku ditinggal mati oleh suaminya,
sementara matanya juga terasa perih. Bolehkah ia
bercelak?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab: "Tidak." Beliau mengulanginya
dua atau tiga kali. Kemudian Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Masa berkabungnya
adalah empat bulan sepuluh hari. Sesungguhnya
pada masa jahiliyah dulu, salah seorang dari kalian
melempar kotoran setelah satu tahun”. (HR.
Bukhari).
Ihdad Wanita yang Ditalak Ba’in
 Wanita yang ditalak ba’in(talak tiga) oleh suaminya
tidak bisa berkumpul kembali dengan bekas
suaminya sebagai suami-isteri, kecuali isteri yang
ditalak itu telah kawin dengan orang lain.
 Imam Malik: tidak ada ihdad kecuali karena kematian
suami.
 Imam Abu Hanifah: ihdad pada ‘iddah wanita yang
ditalak ba’in hukumnya wajib.
 Jumhur ulama berpendapat tidak mewajibkan
berihdad bagi wanita yang ditalak ba’in, tetapi sunnat
saja melakukannya.
Ihdad Wanita yang Ditalak raj’i
 “Sepakat fuqaha tentang tidak wajibnya
ber-ihdad bagi wanita yang ditalak raj’I
.karenaia(wanita yang ditalak raj’i) pada
hakikatnya masih berstatus sebagai isteri,
yang baginya boleh berhias diri di hadapan
suaminya agar suaminya tertarik (suka)
pada dirinya dan mau mengembalikannya
kepada keadaan yang semula yakni sebagai
seorang istri.”
Ihdad Wanita yang ditinggal mati keluarga dekat.

Sayyid Sabiq dan Wahbah al-Zuhaili


mendasarkan pendapatnya tentang kebolehan
wanita berihdad karena kematian keluarga
dekatnya selama tiga hari dan haram lebih
dari itu dengan catatan atas izin dari suami.
Tinjauan Umum tentang ‘Iddah
 Etimologi, kata ‘iddah berasal dari kata kerja
‘adda ya’iddu yang bermakna al-ihsha’,
hitungan, perhitungan atau sesuatu yang
dihitung.

 Terminologis: ‘Iddah merupakan suatu nama


atau sebutan untuk waktu bagi seorang isteri
yang sedang menunggu dan dilarang menikah
setelah meninggalnya suami, atau setelah
berpisahnya suami dengan istri”
Ketentuan iddah

 Dittinggal mati suami: 4 bulan 10 Hari


 Karena talak: 3 kal quru’/sesuci/3 bulan
 Wanita hamil: sampai melahirkan
Pengertian Wanita Karier
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
wanita berarti perempuan dewasa.
 karier berarti perkembangan dan kemajuan
dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan dan
sebagainya.
 karier berarti juga pekerjaan yang
memberikan harapan untuk maju.
Ihdad wanita karir
 Imam Hanafi: wanita yang ditinggal mati suaminya:
diperbolehkan untuk keluar rumah (tidak
bermalam), karena talak: tidak diperbolehkan (harus
berihdad)
 Imam maliki dan Hanabilah: Iddah mati dan iddah
talak diperbolehkan untuk keluar rumah pada siang
hari (tidak berihdad) dan tidak diperbolehkan
untuk bermalam.
 Imam syafi’i: (1) ihdah (2) tetap tinggal didalam
rumah. Diperbolehkan untuk keluar rumah jika ada
udur syar’I yang tidak bisa dihindari.

Anda mungkin juga menyukai