Anda di halaman 1dari 10

Seruan Untuk Pemuda

Muqoddimah

‫رواه البخارى و مسلم رحمهما ال تعالى بسندهما إلى عبد ال بن مسعود رضى ال عنه أن رسول ال‬
‫ و‬,‫ فإنه أغض للبصر‬,‫ من استطاع منكم الباءة فليتزوج‬,‫ "يا معشر الشباب‬:‫صلى ال عليه وسلم قال‬
‫ ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء" (رواه البخارى فى كتاب النكاح باب من لم‬,‫أحصن للفرج‬
)‫ ورواه مسلم فى كتاب باب استحباب النكاح إذا تاقت نفسه إليه ووجد مؤنه‬,‫يستطع الباءة فليصم‬
Setinggi puja sedalam sanjung hanya milik Allah Swt semata, limpahan karunia tanpa
pamrih, cucuran anugrah yang tiada henti merupan ayat kasih sayang tak terhingga, yang
melebihkan manusia dengan akal dan nafsu, pada saat makhluk lain cuma diberikan salah
satu dari nikmat itu. Kirim salam dan sholawat kita layangkan ke haribaan Nabi besar
Muhammad Saw, beliau telah memberikan sumbu penerang buat mengarungi gemerlapnya
kehidupan, teladan dalam setiap segi dan penuntun langkah terbaik sepanjang zaman.
Barangkali Hadits di atas sudah sangat popular sekali, apalagi dikalangan muda mudi, yang
merupakan objek utama dalam Hadits ini, Namun sebagai tadzkiroh alangkah baiknya kita
telusuri kembali secara mendalam tentang kandungan hadits tadi.
Secara simple dapat diartikan: wahai sekalian pemuda.! Siapa di antara kalian yang sudah
sanggup berkeluarga maka hendaklah ia menikah, karna hal itu lebih menjaga pandangan,
dan memelihara syahwat/kemaluan, dan siapa yang belum sanggup/menikah, maka
hendaklah ia berpuasa karna itu meredakan/syahwat.

Inilah kurang lebihnya transelit redaksi Hadits diatas, namun untuk lebih menarik marilah
kita bahas secara mendetail.

a. Sahabat yang meriwayatkan.

Pe-rawi Hadits ini adalah Abdullah bin Mas'ud bin Ghafil bin Habib Al-Hazly. Ayahnya
meninggal di masa jahiliyah dan ibunya masuk Islam menjadi Sohabiyah, makanya
terkadang beliau di nisbahkan ke ibunya dengan sebutan "Ibnu ummi abdin" karna ummu
abdin adalah kuniyah dari ibunya, adapun kuniyah beliau adalah Abu Abdurrahman. Suatu
riwayat menyebutkan beliau adalah orang ke-enam pertamakali masuk Islam, makanya
beliau punya posisi yang signifikan di kalangan sahabat, beliau ikut hijrah dua kali dan
mengikuti semua peperangan yang menyertakan Rasulullah Saw bahkan ambil andil dalam
pembunuhan Abu Jahal di perang Badar, beliau termasuk ulamanya para sahabat, ahli di
bidang Fiqih lagi Zuhud dan beliau termasuk Mufti di kalangan sahabat, selalu menyertai
Rasulullah makanya beliau banyak meriwayatkan Hadits dan mendalam tentang Alquran.
Sewaktu di Makkah dia sering membaca Alquran dengan suara jahar/nyaring sehingga
terdengar oleh orang-orang kafir, akibatnya ia sering di siksa, Rasulullah Saw mem-bai'at
Zubeir ra sebagi saudara angkat sang Abdullah ini , dan ketika di Madinah kembali
Rasulullah Saw mem-persaudarakan-nya lagi dengan Sa'ad bin Mu'adz ra.
Banyak riwayat yang menunjukan kemuliaan beliau, salah satunya riwaya Bukhari-Muslim
bahwasanya Musa Al-Asy'ariy ra berkata: ketika saya dan saudara saya datang dari Yaman,
kami menyangka bahwa Abdullah bin Mas'ud itu adalah ahli bait/bagian dari keluarga
Rasulullah, melihat interaksi Abdullah dan ibunya dengan Rasulullah Saw.
Beliau termasuk ahli Alquran dari segi qira'at, hukum, sababunnuzul dan bagian ilmu
Alquran lainnya. Bukhari-Muslim meriwayatkan, Abdullah bin Amru ra berkata, aku pernah
mendengar Rasulullah Saw bersabda: kalian bacalah/pelajari Alquran itu dari empat orang:
dari Ibnu ummi Abdin(Abdullah bin Mas'ud), dari Ubey bin Ka'ab, dari Salim (bekas hamba
Abu Khudzaifah), dan dari Mu'adz bin Jabal.

Kemudian paling seru ketika Abdullah bin Mas'ud berkomentar tentang dirinya sendiri,
diriwayatkan Bukhari-Muslim, Abdullah bin Mas'ud berkata " aku telah membaca/mendapat

1
langsung tujuh puluh surah Alqur'an dari Rasulullah Saw, dan para sahabat lain tahu kalau
aku paling tahu tentang Alquran, seandainya aku tahu ada orang yang paling tahu tentang
Alquran melebihi saya, niscaya saya akan menemuinya.

Umar bin Khattab ra mengutus beliau ke Kaufah (kota di Iraq) sebagi guru, dan besertanya
ada Ammar sebagai gubernur disana, Saidina Umar ra berkata kepada kaum muslim Kaufah
" dua orang ini adalah pembesar sahabat Rasulullah Saw, maka ikuti kamulah mereka"

Beliau meriwayatkan 848 Hadits Nabi Saw dan wafat tahun 32 Hijriyah di masa Khilafah
Utsman bin Affan ra, ada yang bilang beliau wafat tahun 33 Hijriyah, tapi yang pertama tadi
lebih kuat kata Imam Ibnu Hajar rh.

b. Makna kalimat.

Ma'syara adalah ungkapan untuk sekelompok komunitas yang ada kesamaan sifat,
misalnya mas'syara al-anbiaya, atau ma'syara asy-syabab, ma'syara an-nisaa' dan lain-lain.
As-Syabab adalah jama' bagi As-Syaab, yang artinya adalah orang yang sudah
dewasa/baligh dan belum sampai umurnya 30 tahun.
Al-Ba'ah, menurut bahasa/ethimologi artinya adalah jima', bersetubuh,hubungan intim, atau
biaya/material, jadi maksud kalimat ba'ah dalam Hadits adalah maka siapa yang sudah
sanggup jima' maka hendaklah ia menikah, atau siapa yang ada biaya hendaklah ia nikah.
Akantetapi yang lebih bagusnya adalah menggabungkan makna yang dua ini yaitu" siapa
yang sudah mampu zahir-batin (biaya-jima') maka hendaklah ia menikah.
Falyatazawwaj, kalimat Az-zawaj disini adalah Nikah yaitu: akad atas perempuan dan
menggaulinya sehingga tercapai tujuan nikah itu.
Aghaddu, artinya sangat memejamkan, yang asal kalimatnya adalah Ghaddu yang
maknanya: bahwa memejamkan seseorang matanya, seperti menghalangi mata supaya
tidak melihat maksiat misalnya.
Ahshanu, asalnya Al-ihshaan artinya;mencegah, benteng,tembok.
As-shaum, menurut bahasa artinya: menahan, dan menurut istilah fiqih adalah: menahan
diri dari makan dan minum dan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar
kedua/pada sahur sampai terbenam matahari/magrib.
Wijaa', artinya dalam Hadits ini bahwa puasa itu memutus syahwat.

c. Isi dan kandungan Hadits.

Hadits di atas mencakup banyak kesimpulan yang sangat bermanfaat:

Pertama:
Rasulullah Saw mengarahkan seruan hadits ini kepada pemuda/I, karna di usia muda inilah
semangat untuk menikah itu kuat, juga gejolak nafsu itu tinggi, maka supaya tidak
terjerumus ke jalan yang salah makanya Rasulullah Saw mengendalikan dengan
menunjukkan jalan yang benar. Yaitu menikah dengan syah bagi orang yang sanggup,
sementara yang masih belum mampu di anjurkan untuk berpuasa. Walaupun sepertinya
Hadits ini di tujukan kepada kaula muda, tapi bagi orang tua dan lanjut usia juga di anjurkan
demikian. Makanya kita tidak boleh beranggapan negative ketika ada laki-laki umur enam
puluhan mau menikah, karna ini dianjurkan dalam agama, ulama terdahulu bahkan sahabat
juga melakukannya, suatu riwayat ketika Khalifah Utsman bin Affan berjumpa dengan
Abdullah bin mas'ud yang sudah tua, sang Khalifah menganjurkan supaya dia menikah lagi
dan memilih gadis muda, siapa tahu jiwa mudanya kembali berulang dengan beristri muda.

Kedua: anjuran untuk menikah.

Banyak ayat Alquran juga Hadits Nabi Saw yang menganjurkan untuk menikah, Allah Swt
berfirman:

2
‫ لكل‬,‫ وما كانا لرسول أن يأتى بأية إل بإذن ال‬,‫ولقد أرسلنا رسل من قبلك وجعلنا لهم أزواجا و ذربة‬
)38 ‫اجل كتاب ( الرعد‬
Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan kami
memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. dan tidak ada hak bagi seorang
Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. bagi tiap-tiap
masa ada Kitab (yang tertentu)

‫ وال‬,‫ إن يكونوا فقراء يغنهم ال من فضله‬,‫وانكحوا اليامى منكم والصالحين من عبادكم وإماءكم‬
)32 ‫واسع عليم( النور‬
Dan kawinkanlah orang-orang yang masih sedirian diantara kamu, dan orang-
orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha luas (pemberian-Nya)
lagi Maha Mengetahui.

Kemudian banyak sekali hadits yang menganjurkan nikah, Rasulullah Saw bersabda;

‫ وخير‬,‫ الدنيا متاع‬:‫ قال رسول ال صلى ال عليه وسلم‬:‫عن عبد ال بن عمر رضي ال عنهما قال‬
)‫متاع الدنيا المراة الصالحة (رواه مسلم و أحمد وغيرهما‬
Bersumber dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah Saw bersabda: dunia ini adalah perhiasan,
dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah perempuan yang solehah.(HR Muslim dan Ahmad
dll)
Di dalam hadits ini kita tela'ah bagaimana Allah Swt memuliakan kaum wanita(yang
solehah), sampai pada tahap sebaik-baik perhiasan dunia, tak berharga emas permata tak
bernilai dolar rupiah kalau bersanding dengan wanita solehah.

‫ مااستفاد المؤمن بعد تقوى‬:‫روى إبن ماجه بسنده إلى أبى أمامة عن النبي صلى ال عليه وسلم قال‬
‫ وإن اقسم عليها‬,‫ وإن نظر إليها سرته‬,‫ إن أمرتها أطاعته‬,‫ال عز وجل خيرا له من زوجة صالحة‬
)‫أبرته وإن غاب عنها حفظته فى نفسها وماله (سنن إبن ماجه‬
Ibnu majah meriwayatkan dengan sanadyang bersambung ke Abi Umamah, Rasulullah Saw
bersabda: Hal yang paling berharga bagi seorang mukmin setelah taqwa adalah mendapat
istri solehah, apabila di perintah ia menurut, apabila di pandang menyenangkan, apabila
suami membagi haknya ia tetap berbuat baik, dan apabila suami tidak disampingnya ia
memelihara diri dan harta suaminya.

,‫ الحياء‬:‫ أربع من سنن المرسلين جميعا‬:‫روى أبو أيوب النصارى عن النبى صلى ال عليه وسلم قال‬
)‫ (رواه أحمد والترمذى‬.‫ والنكاح‬,‫ والسواك‬,‫والتعطر‬
Abu Ayyub meriwayatkan dari Rasulullah Saw, bahwa beliau bersabda:
Empat macam termasuk sunnah semua Rasul as, yaitu: sifat malu, memakai harum-
haruman/parfum, bersiwak/sugi dan nikah.(HR Ahmad dan Turmudzi)

Ketiga : Nikah itu wajib atau tidak.

3
Mengenai hukum nikah para ulama beselisih pendapat, Madzhab Zahiriyah, segelintir
ulama Syafi'iyah dan satu riwayat yang bersumber dari Ahmad bin Hanbal mengatakan
kalau nikah itu hukumnya wajib, dalil mereka antara lain firman Allah Swt:

‫ وال‬,‫ إن يكونوا فقراء يغنهم ال من فضله‬,‫وانكحوا اليامى منكم والصالحين من عبادكم وإماءكم‬
)32 ‫واسع عليم( النور‬
Dan kawinkanlah orang-orang yang masih sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu
yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.
dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Dan juga:
,‫ فإن خفتم أل تعتدلوا فواحدة أو ما ملكت أيمانكم‬,‫فانكحوا ما طاب لكم من النساء مثنى وثلث ورباع‬
‫ذالك أدنى أل تعولوا‬
)3 ‫(النساء‬
Maka kawinilah wanita-wanita yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika
kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja atau budak-budak
yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

juga mereka Mereka berdalil dengan Hadits Nabi Saw:

‫رواه البخارى و مسلم رحمهما ال تعالى بسندهما إلى عبد ال بن مسعود رضى ال عنه أن رسول ال‬
‫ و‬,‫ فإنه أغض للبصر‬,‫ من استطاع منكم الباءة فليتزوج‬,‫ "يا معشر الشباب‬:‫صلى ال عليه وسلم قال‬
‫ ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء" (رواه البخارى فى كتاب النكاح باب من لم‬,‫أحصن للفرج‬
)‫ ورواه مسلم فى كتاب باب استحباب النكاح إذا تاقت نفسه إليه ووجد مؤنه‬,‫يستطع الباءة فليصم‬
artikan " wahai sekalian pemuda.! Siapa di antara kalian yang sudah sanggup berkeluarga
maka hendaklah ia menikah, karna hal itu lebih menjaga pandangan, dan memelihara
syahwat/kemaluan, dan sipa yang belum sanggup/menikah, maka hendaklah ia berpuasa
karna itu meredakan/syahwat."

Akan tetapi Imam Nawawi/salah satu ulama Syafi'yah mengatakan; mayoritas ulama
berpendapan bahwa perintah hadits di atas adalah perintah sunat bukan perintah wajib.dan
perintah hadits di atas adalah suruhan untuk menikah bagi yang ingin dan sanggup
menikah, dan perintahnya itupu bukan wajib kalau menurut pendapat madzhab kita(Syafi'i).
maka nikah atau menyetubuhi hamba perempuan itu tidak wajib, walaupun karna takut jatuh
kepada dosa. Seperti ini mayoritas pendapat semua madzhab, tidak ada satu madzhab
yang mewajibkan nikah kecuali Daud Az-zohiry (Pendiri madzhab Zohiriyah) dan satu
riwayat yang bersumber dari Ahmad bin Hanbal, mereka mengatakan bahwa siapa yang
takut terjerumus kepada dosa maka ia wajib menikah atau menggauli hamba, bahkan
sebagian mereka mengatakan walaupun bukan karna takut dosa nikah itu tetap wajib
hukumnya.

Imam ibnu Hazm dari ulama Zohiriyah mengatakan " bagi orang yang sanggup bersetubuh,
maka wajib baginya menikah atau menggauli hamba bila ia mampu, jika ia tidak mampu
maka ia mesti banyak berpuasa".

Imam Al-mazriy dari madzhab Malik mengatakan " nikah itu sunat, tetapi terkadang ia jadi
wajib apabila takut jatuh kepada zina".

4
Imam Qurtubiy mengatakan " orang yang sanggup menikah dan takut terjerumus kepada
zina tidak di perselisihkan lagi tentang wajibnya nikah padanya".

Banyak sekali pernyataan ulama dalam masalah ini, makanya lebih netralnya adalah
pendapat yang di ambil Imam Ibnu Hajar (ulama Syafi'iyah) dari perkataan Ibnu Daqiq Al-'id
(ulama Syafi'iyah) yang mengatakan: sebahagian ulama mengatakan bahwa nikah itu
mencakup hukum yang lima; Wajib bagi orang yang takut terjerumus kepada dosa, sedang
ia mampu untuk menikah. Haram bagi orang yang tidak mampu bersetubuh dan tidak punya
material juga ia tidak selera untuk nikah. Makruh bagi orang yang tidak merasa apa-apa
walaupun tidak menikah, atau bahkan kalu ia menikah ia kan semakin jauh dari agama.
Sunat bagi orang yang mampu dan berniat untuk menyalurkan syahwat dijalan yang
benar/niat 'iffatunnafsi dan memperoleh keturunan. Dan Mubah/boleh bagi orang yang
selain keadaan yang diatas semuanya.
Sebenarnya memang mayoritas ulama mengatakan bahwa nikah itu hukumnya tidak wajib,
tapi madzhab yang empat sependapat di suatu kondisi hukum nikah itu bisa jadi wajib.

Madzhab Maliki berpendapat: nikah itu wajib apabila seseorang takut terjerumus kepada
zina dan tidak mampu membeli hamba perempuan untuk menyalurkan syahwatnya,
sementara ia tidak sanggup berpuasa ataupun ia sanggup tapi puasa itu sudah tidak
mampu membendung hasratnya.

Madzhab Hanafi berpendapat: nikah itu jadi wajib kalau memenuhi syarat yang empat:
1. benar-benar yakin akan terjerumus kepada zina, kalau masih sekedar takut
terjerumus, belum diwajibkan.
2. benar-benar tidak sanggup berpuasa sebagai inisiatif lain mengatasi gejolak nafsu.
3. tidak sanggup membeli hamba sahaya perempuan sebagai inisiatif lain buat
menyalurkan syahwat.
4. mampu memberikan mahar dari harta yang halal.

Madzhab Syafi'I berpendapat: sebenarnya pada dasarnya nikah itu mubah/boleh, jadi
boleh seorang menikah dengan tujuan supaya mendapat kenikmatan dan kelezatan. Dan
kalau seseorang berniat nikah itu untuk memperoleh keturunan dan mengikuti sunnah maka
ia jadi sunat. Dan nikah itu jadi wajib bagi laki-laki yang takut terjatuh ke zina, begitu juga
misalnya perempuan yang tidak aman kecuali dengan menikah maka ia wajib menikah.

Madzhab Hanbali berpendapat: nikah itu wajib bagi laki-laki atau perempuan yang takut
terjerumus kepada zina, dan tidak ada perbedaan bagi orang yang mampu memberikan
belanja ataupun tidak, semuanya wajib. Yang terpenting adalah kapan ia bisa menikah ia
wajib menikah, kalau masalh rezeki cukup tawakkal kepada Allah Swt dan jalani usaha yang
halal.

Kesimpulan dari ini semua bahwa nikah itu wajib dalam beberapa kondisi. Dan pendapat
yang paling mengena sekali di hati kita adalah bahwa mengenai hukum perintah nikah itu
mencakup hukum yang lima yaitu;wajib, haram, makruh, sunat dan mubah. Mengenai
klasifikasi hukum ini tergantung kondisi seseorang.

Keempat:
Hubungan kalimat " menjaga pandangan" dan "memelihara syahwat/kemaluan" yang
terdapat dalam hadits dengan kehidupan bermasyarakat.
Hadits diatas tentunya merupakan jalan taat kita kepada Allah Swt. Sebenarnya ketika
ketika seorang melakukan suatu ketaatan selalu banyak kaitannya dengan macam-macam
ketaatan lain, yang mungkin juga bisa di amalkan, dan bahkan terkadang tiada henti-
hentinya sampai mengantarkannya ke Surga. Seperti apa yang di gambarkan Rasulullah
dalam potongan haditsnya:

5
‫الحديث‬...‫ وإن البر يهدى إلى الجنة‬,‫وإن الصدق يهدى إلى البر‬
Dan sesungguhnya sifat benar/jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu
mengantarkan kesurga.

Demikian juga maksiat itu, suatu kejahatan selalu banyak kaitannya dengan kajahatan yang
lain sehingga terkadang sulit di hentikan sampai mengantarkan seseorang ke jurang
Neraka, barangkali itu juga isyarat sambungan Hadits diatas:
‫الحديث‬....‫ وإن الفجور يهدى إلى النار‬,‫وإن الكذب يهدى إلى الفجور‬
Dan sifat pendusta itu membawakan kepada dosa, dan dosa itu mengantarkan keneraka..

Makanya bisa kita lihat di kehidupan sehari-hari dengan nyata dan jelas, biasanya orang
yang sering meninggalkan shalat akan mudah mengerjakan maksiat lain, orang yang tidak
berbuat baik kepada orang tuanya/durhaka, akan susah berbuat baik kepada orang lain. Itu
semua adalah karna hati keras dan penuh kegelapan, dan keterkaitan antar maksiat itu.
Demikian juga situasi orang yang mengerjakan taat itu, baisanya kalau sholatnya terjaga, ia
akan hati-hati memilih rizki mana yang boleh diambil, akan berpikir sebelum melakukan
tindkan.
‫الية‬....‫إن الصلة تنهى عن الفحشاء والمنكر‬
Sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar…

Demikian jugalah halnya dua potongan kalimat hadits diatas, Rasulullah menganjurkan
menikah salah satu tujuannya adalah untuk menjaga pandangan dan syahwat/kemaluan,
supaya tidak terjerumus kepada maksiat. Dengan menikah pandangan seseorang biasanya
kan terjaga, juga tingkah lakunya akan terkontrol, karna hasrat kemanusiaannya sudah
terpenuhi dengan sesuatu yang halal dengan ikatan suci. Maka orang yang menikah demi
mematuhi tuntunan agama otomatis akan menjalani kehidupannya dengan perhitungan
yang baik, sama ada dari segi rizki, pekerjaan ataupun interaksi sosial lainnya, dari situ akan
terhindar suap,korupsi dan berbagai kejahatan social lain, dengan demikian bangsa akan
bangkit dan masyarakat sejahtera.
Makanya kalau ingin mensejahterakan masyarakat dan bangsa salah satu pondasinya
adalah dengan anjuran berkeluarga/ menikah menurut perintah agama. Dari segi lain kita
lihat juga bahwa tujuan menikah itu kan salah satunya supaya jiwa manusia itu tenang dan
nyaman, dengan situasi seperti ini akan memudahkan masyarakat untuk berkonsentrasi dan
bisa berkreasi, produktif dan melahirkan gabrakan-gabrakan baru, dengan berkeluarga
kehidupan berhura-hura, main-main tanpa tujuan itu setidaknya akan terhindari, demikian
juga kriminal yang menyangkut perempuan seperti pemerkosaan atau kejahatan
kemanusiaan seperti prostitusi insyaAllah akan bisa di tepis. Ini semua tentu sangat
menjamin untuk kebangkitan suatu bangsa. Dengan masayrakat yang tenang, konsen,
creative, produktif dan spiritual yang mantap pasti islam akan maju.

Kelima: tujuan pernikahan.


banyak ayat maupun hadits yang mengungkapkan sekitar pernikahan dan faedah dan
tujuannya, antara lain:

1. menciptakan ketenangan.
Salah satu tujuan pernikahan itu adalah untuk menenteramkan jiwa manusia. Karna dengan
menikah akan banyak hasrat yang terpenuhi seperti kebutuhan biologis misalnya, atau
kecendrungan manusia untuk mencurahkan kasih dan cinta kepada pasangan atau
keturunannya, dengan menikah InsyaAllah semua ini bisa terpenuhi. Dengan menikah akan
terciptra suasana saling melengkapi antar pasangan. Seperti itu juga yang diungkapkan
Allah Swt dalam Alquran surat Ar-ruum ayat 21:

6
‫ إن فى ذالك لبات‬,‫ومن ااياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة ورحمة‬
‫لقوم يتفكرون‬
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri/suami dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Termasuk nikmat dan karunia Allah Swt kepada manusia khususnya muslimin adalah
masalah pendamping hidup suami/istri dari jenis manusia sendiri, susah dibayangkan kalau
misalnya pasangan kita adalah jin misalnya, sebagai makhluk halus tentu akan sangat
repot. Jadi dengan nikmat ini suami merasa tenang di dampingi istri demikian juga
sebaliknya. Kalimat sakana/sakinah yang berarti=tenang/tentram merupakan kalimat yang
sangat ideal sekali dalam hal ini, sungguh merupakan sastra ilahi yang takkan terbandingi
walaupun seluruh ahli bahasa mencoba menirunya, karna dalam kandungan kalimat
"sakana=tenang/tentram" ini banyak sekali sinonim yang semuanya menyatu dalam kata
"tenang" ini dan bisa di rasakan suami-istri, antara lain dalam bahasa arab itu; sakana itu
semakna dengan;al-aman=merasa aman, at-toma'ninah=tentram, as-sa'adah=bahagia, ar-
ridha=suka, al-qona'ah=merasa cukup, at-taufiq, dan al-'ishmah=penjagaan, perlindungan,
kalimat ini semua telah berpadu dalam satu makna kalimat Alquran diatas yaitu: ‫لتسكنوا‬
=supaya kamu tenang/tentram. Oleh karna salah satu tujuan pernikahan adalah supaya
tercipta ketenangan di kedua belah pihak, maka bahtera rumah tangga itu mesti berorientasi
kepada agama, serta mewujudkan cinta, kasih sayang serta saling memahami dan
pengertian. Sebab tidak mungkin ketentraman itu akan tercapai kalau misalnya yang ada
adalah pertengkaran, keras kepala, egoisme dan jauh dari sentuhan cinta.

2. membentuk masyarakat.

Salah satu tujuan pernikahan adalah membentuk masyarakat yang baik dan berbudi, seperti
apa yang kita sebutkan sebelumnya, dengan menikah itu akan banyak sakali hal-hal buruk
yang bisa dihindari dan tentunya akan sangat besar pengaruhnya terhadap moral
masyarakat, dan dengan menikah akan berpadu suami-sitri untuk saling melengkapi,
barangkali itulah yang di isyarat Allah Swt dalam Alquran surat Al-baqarah 187:
 ‫هن لباس لكم وأنتم لباس لهن‬
mereka adalah Pakaian bagimu, dan kamupun adalah Pakaian bagi mereka.

Kalau kita berhenti sejenak mentela'ah ayat diatas, begitu tepat sekali ungkapan Allah Swt
yang mengatakan bahwa suami-istri/wanita-lelaki itu adalah "pakean" bagi sesama. Karna
dengan memakai kata ini akan banyak sekali makna yang bisa di gandengkan. Dengan
pakean tubuh kita akan tertutup, kulit kita akan terjaga, dan pakaian itu adalah sesuatu yang
kita kenakan untuk tubuh kita. Sama dengan suami-istri dengan adanya ikatan nikah
pandangan akan terjaga melirik wanita atau pria lain, dengan sendirinya kelakuan akan
terpelihara, juga paling pentingnya masing-masing bisa menyalurkan kebutuhan biologis
dengan jalan yang halal dan di ridhai agama.

3. sarana ekspresi cinta

salah satu tujuan pernikahan yang terkadang di lalaikan orang banyak adalah dengan
menikah keindahan dan ketulusan cinta akan terdistribusi secara optimal. Setiap kalimat
yang terucap kata yang dibisikkan rayuan yang di nyanyikan dan kemesraan yang di berikan
bukan lagi sekedar gombal belaka tanpa wujud nyata, namun lebih dari itu, semuanya
merupakan kisah romantis yang bisa dibuktikan dan di jalankan meniti hidup yang indah ini.
Pantaslah Rasul Muhammad Saw mengatakan, dari riwayat Ibnu Abbas ra:

7
‫ لم نر للمتحابين مثل‬:‫روى عبد ال ابن عباس رضي ال عنهما عن النبي صلى ال عليه وسلم قال‬
.‫التزوج‬
artinya: kami tidak menyaksikan kemesraan pecinta seumpama cinta suami istri.

Hadits diatas sepertinya menggambarkan bagaimana proses saling mencintai yang benar
menurut persepsi islam. Karena seperti realita yang kita saksikan banyak sekali pergaulan
yang beratas nama cinta dan kasih sayang antara lawan jenis tanpa ada ikatan halal. Yang
pada akhirnya akan merusak moral masyarakat bangsa lebih-lebih agama.

4. peluang untuk kaya.

Allah Swt berfirman di surat An-nur ayat 32:

‫ وال‬,‫ إن يكونوا فقراء يغنهم ال من فضله‬,‫وأنكحوا البامى منكم والصالحين من عبادكم وإمائكم‬
‫واسع عليم‬
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian (tidak bersuami perawan atau janda) diantara
kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan
mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Albazzar meriwayatkan dalam kitabnya; bahwa saidah 'A'isyah berkata:

." ‫ " تزوجوا النساء ياتينكم بالمال‬:‫قال رسول ال صلى ال عليه وسلم‬
Artinya: menikahlah dengan perempuan niscaya mereka mendatangkan harta.

Memang ketika kita meneliti kehidupan masyarakat;jarang sekali orang lajang yang jadi
kaya raya, rata-rata orang kaya itu adalah orang yang sudah menikah, kecuali misalnya
harta yang di peroleh dari warisan, maksudnya disini orang yang kaya karna usaha dan
kesuksesan karirnya sendiri. Secara logika kalau kita mencermati memang benar sekali
apa yang di ungkapkan Firman dan Hadits diatas, bahwa dengan menikah bisa kaya, kalau
sudah menikah hidup akan terarah, jauh dari berpoya-poya dan menghamburkan uang,
sendirinya akan berusaha untuk hemat. Dengan menikah pula sifat malas akan menjauh
karna sadar akan tanggung jawab.

5. memperoleh keturunan.

Salah satu tujuan nikah yang paling mulia adalah untuk memperoleh keturunan(anak) dan
mempertahankan eksistensi manusia di bumi ini khususnya komunitas muslim. Ada banyak
faedah dari memperoleh keturunan ini antara lain:
a. membuat Rasullah Muhammad Saw bangga dengan banyaknya umatnya nanti di
akhirat. Makanya di hadits yang diriwayatkan ibnu hibban yang bersambung
sanadnya ke Anas bin malik ra bahwa Rasul Saw menyuruh umatnya menikah dan
sangat melarang untuk membujang. Karna dengan menikah akan memperoleh
keturunan yang akan menambah jumlah kaum muslimin. Dalam hadit lain Rasulullah
bersabda:

‫ فإني مكاثر بكم النبياء يوم القيامة‬,‫تزوجوا الودود الولود‬


Artinya: nikahilah perempuan yang lembut dan keturunan peranakan(yang banyak anak),
karna banyaknya kalian membuat aku bangga nanti di hadapan para nabi lain.

8
b. memenuhi hasrat manusia untuk memperoleh keturunan, pada dasarnya sudah
menjadi fitrah kalau setiap manusia itu ingin punya keturunan, baik ia laki-laki terlebih
kaum perempuan pasti ingin punya anak. Bahkan tidak jarang keluarga jadi
berantakan pernikahan menjadi seolah hampa tak berarti kalau belum dikaruniai
keturunan, seakan-akan salah satu tujuan hidup ini adalah untuk memperoleh anak
yang akan membantu diwaktu muda, mengasuh sesudah tua dan mendo'akan
setelah meninggal dunia.
c. Meneruskan eksistensi manusia muslim dimuka bumi ini. Sehingga selalu ada
generasi penerus yang menyembah sang pencipta Allah Swt, walaupun pada
dasarnya Allah Swt tidak butuh dengan pengabdian para hambanya.
d. Mengharapkan syafa'at/tolongan dari anak keturunan. Baik anak yang meninggal
sebelum dewasa kemudian orang tuanya sabar, apalagi yang panjang umurnya
sehingga bisa mendo'akan kedua ibu bapaknya. Rasulullah Saw bersabda:

.‫ او ولد صالح يدعو له‬,‫ او علم ينتفع به‬,‫ من صدقة جارية‬:‫إذا مات ابن أدم انقطع عمله إل من ثلثة‬
Artinya; apabila manusia itu meninggal, putuslah semua sarana amalnya kecuali dari tiga
sumber: sedekah jariyah, ilmu yang baik yang pernah diajarkan, dan anak soleh yang
mendo'akannya.

Dari semua pemaparan hadit di atas dapat kita tarik beberapa kesimpulan:

1. Rasulullah Saw menganjurkan umatnya supaya menjaga pandangan dari hal-hal


yang tidak baik, dan itu sangat berpengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat.
2. masalah urusan syahwat yang merupakan karunia Allah Swt yang sangat berharga
itu harus benar-benar dijaga, dan jangan disalah gunakan kepada hal-hal yang
haram, padahal sudah di kasih solusi yang halal.
3. dari Hadits ini madzhab malikiyah mengatakan bahwa "onani"/mengeluarkan mani
dengan tangan hukumnya adalah haram, karna dalam kandungan hadits itu
disebutkan bahwa Rasulullah cuma memberikan dua solusi dalam masalah syahwat
ini;yaitu nikah atau puasa, kalau seandainya onani itu di perbolehkan, pastilah
Rasulullah menyebutkannya juga, apalagi objek utama hadits ini adalah kalangan
muda mudi.
4. disitu juga anjuran supaya syababul islam itu mesti menyibukkan diri untuk taat
kepada Allah Swt, dan memikirkan sesuatu yang berguna dunia akhirat.
5. yang paling pokok di kandungan Hadits ini adalah;anjuran untuk menikah bagi yang
sudah sanggup zohir batin, karna itu adalah sunnah Rasul Saw dan anjuran Allah
Swt.

Referensi:
- Ruhu waroyhan min hadyi saidi waladi 'adnan oleh DR. Marwan bin Muhammad bin
Musthafa Syahin.Ustadz Al-Hadits wa ulumihi di Alazhar Cairo.

Ismai'il nasution

9
10

Anda mungkin juga menyukai