)(
- )) ((
-
.
.
(Kedaulatan) merupakan hak rakyat yang bersifat mutlak
dalam merumuskan berbagai peraturan secara umum
melalui suara mayoritas wakilnya (di parlemen). Oleh
karena itu, maka sesungguhnya kehendak rakyat yang
lahir dari sistem Demokratis yakni: minimal dari sisi
teori- bahwa kehendak rakyat bebas tidak terbatas, bersifat
mutlak terbebas dari batasan-batasan di luar kehendaknya,
maka ia menjadi tuan bagi dirinya sendiri, tidak ada
kedaulatan lain selain kedaulatannya.[6] Berdasarkan
pemahaman ini, Demokrasi menjelaskan bahwa ia tegak di
atas asas kedaulatan di tangan rakyat.[7]
:
:
.
-
- - -
.
.
- -
.
.
)(
.
JAWABAN ULAMA:
..
.
:
.
- )) ((
-
.
(Kedaulatan) merupakan hak rakyat yang bersifat mutlak
dalam merumuskan berbagai peraturan secara umum
melalui suara mayoritas wakilnya (di parlemen). Oleh
karena itu, maka sesungguhnya kehendak rakyat yang
lahir dari sistem Demokratis yakni: minimal dari sisi
teori- bahwa kehendak rakyat bebas tidak terbatas, bersifat
mutlak terbebas dari batasan-batasan di luar kehendaknya,
maka ia menjadi tuan bagi dirinya sendiri, tidak ada
kedaulatan lain selain kedaulatannya.[20]
..
:
..
: ..
Saya memandang di antara kewajiban bagiku, bagi seluruh
orang berilmu dan jurnalis muslim yang beriman terhadap
apa yang diwajibkan Allah SWT kepadanya yakni
berdakwah menyeru kepada-Nya, menyuruh kepada yang
maruf dan mencegah kemungkaran, dan berupaya keras
menyelamatkan umat manusia dan khususnya umat Islam
dari berbagai hal yang membinasakan dan menimbulkan
kesengsaraan.. Saya memandang diantara kewajiban yang
tegas: wajib bagi kita menjelaskan kepada masyarakat,
penguasa dan rakyatnya bahaya besar yang mengancam
mereka dengan kehancuran akidah, akhlak, pergaulan
sosial, perekonomian dan dunia kesehatan serta
mengancam mereka dengan kesengsaraan yang pasti bagi
orang yang bersekutu di dalamnya dan berjalan di atas
jalan kaum pragmatis.. Inilah bahaya besar yang
dinamakan DEMOKRASI.[22]
: } {
.
:
=
: = :
: =
:
: = : .
.
:
.
:
.[65 : ]
.
:
. :
.
Para pengikut hawa nafsu menjawab pertanyaan ini
dengan jawaban beragam, namun mereka semua bersekutu
pada poin berhukum dengan hawa nafsu, permusuhan
terhadap wahyu, dan pemisahan negara dari agama.
-
..
. -
.
Sesungguhnya tidak ada kewenangan hukum kecuali milik
Allah, dan ini termasuk kekhususan tauhid al-uluhiyyah
yang khusus bagi Allah SWT, tidak ada seorang manusia
pun yang boleh mengklaimnya, maka pembuat hukum
adalah Allah, Maha Raja itu adalah Allah, yang
mengharamkan pun adalah Allah semata dan Dialah Allah
Dzat Yang Disembah.
Masuklah kalian ke dalam seluruh aturan-aturan Islam
(al-syariiah al-islaamiyyah) baik dari sisi keyakinan
maupun amal.
:
.
(
) :
.
- -
)) :--
[41]((
.
.
.
.
Tidak ada siyaasah (politik) kecuali apa yang sejalan
dengan hukum syara (as-siyaasah asy-syariyyah).[50]
Dengan kata lain, bisa kita pahami pula dari pernyataan al-
Hafizh al-Nawawi bahwa negara sekular tidak termasuk
dalam makna al-Imamah ini.
} {
.
.
.
.
.{ } :
} :
.
.{
.
:
.
Imamah menurut Ahlussunnah adalah wajib diantara
kewajiban agama terbesar, dan fardhu diantara kefardhuan
agama terbesar dan terkuat, bahkan agama tidak bisa tegak
tanpa imamah. Karena tujuan al-Syari (Allah Pemilik
syariah / Nabi SAW pembawa syariah) terkait syariat
muamalah, munakahah, jihad, hudud, qishas dan
menampakkan syiar-syiar agama dalam hari-hari raya dan
jamaah-jamaah, semuanya tidak bisa terlaksana dengan
sempurna, kecuali dengan imam yang diangkat melalui
perintah al-Syari dan yang menjadi rujukan kaum muslim
terkait urusan mereka. Dengan demikian, mengangkat
imam itu termasuk kepentingan kaum muslim yang paling
sempurna dan tujuan agama yang terbesar.[61]
-
.
.
.
.
.
- -
. -
. -
:
.
.
JAWABAN ULAMA:
JAWABAN ULAMA:
:
.
)) ((
:
)) :
((
Perincian dalam masalah ini (perbedaan pendapat)
dijelaskan Imam al-Syafii rahimahullaah- dalam kitab Al-
Risaalah, ketika ia menjelaskan pembagian lain di samping
perbedaan yang dirahmati, yakni: perbedaan pendapat yang
diharamkan. Dan ketika Imam al-Syafii ditanya, apa yang
dimaksud dengan perbedaan yang diharamkan? Ia
menjawab: Setiap perkara yang hujjahnya sudah
ditegaskan Allah dalam kitab suci-Nya atau melalui lisan
Nabi-Nya dengan nash-nash petunjuk yang jelas, yang tidak
memperbolehkan adanya perbedaan pendapat bagi orang-
orang yang mengetahuinya.[71]
JAWABAN:
. :
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia
termasuk golongan kaum tersebut. (HR. Ahmad & Abu
Dawud, dishahihkan oleh Imam Ibn Hibban)[79]
:) (
.
.
. :
NASKAH BUKU:
[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Democracy
[2] Http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
[3] http://en.wikipedia.org/wiki/Democracy
: [ 41]
[75] http://www.globalsecurity.org