Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

A. Wajibkah Mengimani Al-Mahdi Al-Muntazhar?


1. Kewajiban Iman Kepada Tanda-Tanda Hari Kiamat
Kewajiban untuk mengimani tanda-tanda hari Kiamat adalah perkara
yang ditetapkan secara qathI (tegas, pasti). Allah Swt. telah
mengisyaratkan bahwa hari Kiamat itu ada tanda-tandanya. Allah
berfirman:






Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu)
kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena Sesungguhnya
telah datang tanda-tandanya. Maka Apakah faedahnya bagi mereka
kesadaran mereka itu apabila kiamat sudah datang? (Muhammad [47]:
18)
Rasulullah saw. telah mengabarkan tanda-tanda hari Kiamat dan
menerangkan serta menjelaskannya lebih dari yang pernah dilakukan oleh
para nabi sbelum beliau.
Adapun beberapa tandanya seperti: dicabutnya ilmu, tersebarnya
kebodohan, berkuaasanya orang-orang yang bodoh, jual-beli hukum,
maraknya minuman arak, perempuan mencukupkan diri dengan sesamanya
(lesbian), laki-laki mencukupkan diri dengan sesamanya (gay), bangunan
banyak ditinggikan, masjid banyak dihiasi, anak-anak menjadi pemimpin,
umat ini melaknat generasi sebelumnya, dan banyak kekacauan, adalah
sebab-sebab yang telah terjadi.
Al-Qurthubi menambahkan, Tanda-tanda itu adalah alamat selesai
dan berakhirnya dunia. Di antara tanda-tanda itu adalah: keluarnya Dajjal,
turunnya Isa dan terbunuhnya Dajjal oleh beliau, keluarnya Yajuj dan
Majuj, munculnya Dabbah, dan terbitnya matahari dari arah
terbenamnya inilah tanda-tanda yang terbesar.
Tentang Yajuj dan Majuj Allah berfirman, Kemudian Dia
menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila Dia telah sampai di
antara dua buah gunung, Dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu
kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: "Hai
Dzulkarnain, Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang
membuat kerusakan di muka bumi, Maka dapatkah Kami memberikan
sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara
Kami dan mereka?". Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan
oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, Maka tolonglah
aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan
dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi".
hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu,
berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". hingga apabila besi itu sudah
menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang
mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu". Maka mereka tidak
bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulkarnain
berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, Maka apabila sudah
datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji
Tuhanku itu adalah benar". Kami biarkan mereka di hari itu bercampur
aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu
Kami kumpulkan mereka itu semuanya. (Al-Kahfi [18]: 92-99)
Dan firman-Nya, Dan apabila Perkataan telah jatuh atas mereka,
Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan
kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada
ayat-ayat Kami. (An-Naml [27]: 82)
2. Kewajiban Iman Kepada Al-Mahdi Al-Muntazhar
Al-Allamah As-Sifaraini berkata, Mengimani munculnya Al-Mahdi
wajib hukumnya. Ini sebagaimana ketetapan ahli ilmu dan tercantum di
dalam akidah Ahlussunnah wal Jamaah.
Shiddiq Hasan Al-Qanwaji Al-Bukhari menulis, Wajib hukumnya
mengimani apa saja yang dikabarkan oleh Nabi dan kabar yang shahih dari
beliau, baik yang kita saksikan atau pun yang tidak, bahwa itu semua benar
dan hak. Semua sama baikyang bisa kita terima dengan akal maupun yang
tidak masuk akal yang kita tidak mengetahui hakikat maknanya. Semua
nyata adanya dan bukan mimpi belaka. Di antara hal itu adalah tanda-tanda
hari Kiamat, bahwa Dajjal yang bermata satu pasti akan keluar di tengah-
tengah umat dan kemunculan Al-Mahdi Al-Muntazhar.

B. Siapakah Al-Mahdi Al-Muntazhar


1. Nama dan Nasabnya
Dia adalah Muhammad bin Abdullah Al-Qarsyi, salah seorang
keturunan Hasan bin Ali bin Abu Thalib. Rasulullah menggelarinya
dengan Al-Mahdi dan memberi kabar gembira dengan kemunculannya.
Dari Abdullah bin Masud katanya, Rasulullah saw. bersabda,
Kiamat tidak akan terjadi sampai semua manusia dipimpin oleh seseorang
dari Ahlulbaitku. Namanya sama dengan namaku, nama ayahnya sama
dengan nama ayahku. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan.
Dan dengan lafal lain beliau bersabda, Dunia tidak akan sirna sampai
tanah Arab dikuasai oleh seseorang dari Ahlulbaitku, namanya sama
dengan namaku.
Dari Ummu Salamah r.a Rasulullah saw. bersabda, Al-Mahdi
termasuk keturunanku dari putra Fathimah.
2. Kondisi Fisiknya
Dari Abu Said Al-Khudri r.a, Rasulullah saw. bersabda, Al-Mahdi
dari (keturunan)ku. Berdahi lebar dan berhidung mancung. Dia akan
memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah terpenuhi dengan
kezhaliman dan laku durjana. Dia akan berkuasa selama tujuh tahun.
Ibnu Qutaibah berkata, Berdahi lebar maksudnya rambut bagian
depan kepalanya rontok.
Sifat yang kedua, dia, aqnal anfi berhidung mancung. Maknanya
hidung yang panjang dan lancip di bagian ujungnya, serta sedikit bengkok
di tengahnya.
Ibnu Atsir berkata, Hidung yang qana adalah hidung yang panjang,
lancip ujungnya, dan bengkok di tengahnya.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Adi di dalam Al-Kamil
dari hadist Abdurrahman bin Auf, Rasulullah saw. bersabda, Sungguh,
Allah akan mengutus dari keturunanku seorang laki-laki yang bergigi rapi
dan berdahi lebar, dia akan memenuhi bumi dengan keadilan. Harta benda
akan berlimpah ruah pada zamannya.

3. Karakteristik Akhlaknya
a. Di dalam kitab Shahihnya Ibnu Hibban membuat satu bab berjudul:
Penjelasan bahwa akhlak Al-Mahdi menyerupai akhlak Rasulullah
saw., lantas dia menghadirkan hadist Ibnu Masud bahwa Nabi saw.
bersabda, Akan keluar seseorang dari umatku, namanya sama dengan
namaku, akhlaknya sama dengan akhlakku; dia akan memenuhi bumi
dengan keadilan sebagaimana telah terpenuhi dengan kezhaliman dan
laku durjana.
b. Dari Abu Ishaq, katanya Ali r.a pernah memandangi putranya, Hasan,
seraya berkata, Putraku ini akan menjadi orang besar sebagaimana
disebutkan oleh Nabi saw.; dan akan keluar dari sumsumnya seorang
laki-laki bernama sama dengan nama Nabi kalian; akhlaknya sama
dengan akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan perawakannya.
Saat mensyarahkan hadist ini Al-Abadi berkata, Akhlaknya sama
dengan Akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan perawakannya;
maknanya perilakunya sama tetapi tidak dengan postur tubuhnya.
c. Dari Ali bin Abu Thalib, katanya Nabi saw. bersabda, Al-Mahdi dari
kalangan kami, ahlulbait; Allah akan menjadikannya shalih dalam satu
malam.
Ibnu Katsir menjelaskan maksud, menjadikannya shalih dalam satu
malam adalah bahwa Allah menerima taubatnya, memberikan taufik
baginya, memahamkannya, dan menunjukkinya; setelah sebelumny
tidak demikian.
As-Suyuthi berkata, Sabda Nabi menjadikannya shalih dalam satu
malam maksudnya shalil (baca: siap) untuk memimpin dan menjadi
khalifah.

4. Zaman Kemunculannya
Tersebut di dalam hadist bahwa Al-Mahdi adalah seorang penduduk
Madinah. Madinah Al-Munawwarah yang dimuliakan oleh Allah. Bisa jadi
dia dilahirkan di sana dan tempat kemunculannya pertama kali pun di sana.
Namun dia tidak dikenal dan tidak ada seorang pun yang
memperdulikannya. Barulah ketika terjadi sengketa dan fitnah pasca
kematian khalifah kaum muslimin dia bermigrasi ke Mekkah.
Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud di dalam Sunan dari Ummu Salamah r.a, katanya Rasulullah saw.
bersabda, Akan terjadi persengketaan saat kematian seorang khalifah,
lantas keluarlah seseorang dari penduduk Madinah berlari menuju
Mekkah

5. Tempat Dia Dibaiat dan Jumlah Orang yang Membaiatnya


Adapun tempat dia dibaiat adalah Mekkah tanpa diragukan lagi. Lebih
spesifiknya adalah Masjid Al-Haram, antara rukun (Kabah) dan maqam
(Ibrahim).
Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Ibnu
Hibban di dalam Ash-Shahih dari Abu Hurairah katanya Nabi saw.
bersabda, Seseorang akan dibaiat di antara rukun dan maqam. Dan
tidaklah menghalalkan Baitullah ini kecuali orang-orang yang
menghuninya. Maka jika mereka telah menghalalkannya jangan kamu
tanyakan kehancuran Arab. Setelah itu akan muncul orang-orang
Habasyah yang akan merobohkannya sehingga tak bisa dimakmurkan lagi
setelahnya selama-lamanya. Mereka itulah orang-orang yang
mengeluarkan harta tersimpannya.
Al-Qurthubi berkata, Yang dimaksud Seseorang akan dibaiat di
antara rukun dan maqam dalam hadits Abu Hurairah adalah Al-Mahdi
yang akan muncul di akhir zaman.
Al-Hakim meriwayatkan di dalam Al-Mustadrak dari Ummu Salamah
secara marfu, Seseorang dari umatku akan dibaiat di antara rukun dan
maqam oleh orang-orang sejumlah sahabat yang ikut perang Badar
Dari hadits ini dapat diambil faedah bahwa jumlah mereka yang
membaiat Al-Mahdi sama dengan jumlah sahabat yang ikut perang Badar,
sekitar 313 orang.

6. Tanda-Tanda Kemunculannya yang Kuat


Sesungguhnya tanda kemunculan Al-Mahdi yang paling kuat adalah
dibenamkannya satu pasukan di daerah Baida Madinah Al-Munawwarah.
Pasukan ini datang dari arah Syam hendak menghancurkan Kabah. Itu
terjadi ketika kabar kemunculan Al-Mahdi dan pembaiatannya di antara
rukun dan maqam tersebar luas.
Dalil-dalil yang menunjukkan hal itu adalah:
a. Dari Ummu Salamah r.a katanya Rasulullah saw. bersabda,
Seseorang akan berlindung di Baitullah. Sementara itu
diberangkatkanlah satu pasukan untuk (menyerang)nya. Ketika
mereka sampai di Baida dari bumi mereka pun ditelan bumi. Lantas
aku bertanya, Wahai Rasulullah, terus bagaimana dengan orang yang
tidak setuju (dengan mereka)? Beliau menjawab, Dia akan
dibenamkan bersama mereka. Hanya saja dia akan dibangkitkan pada
hari Kiamat sesuai niatnya.
b. Dari Ummul Mukminin, Hafshah r.a dia mendengar Nabi saw.
bersabda, Sungguh, satu paukan akan menuju ke Baitullah ini untuk
memeranginya. Ketika mereka sampai di Baida dari bumi bagian
tengah mereka akan dibenamkan dan orang yang paling depan pun
meneriaki orang yang terakhir, kemudian mereka semua dibenamkan.
Tidak ada yang tersisa kecuali satu orang yang akan mengabarkan
tentang mereka.
c. Dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi saw. bersabda, Seseorang yang
dipanggil As-Sufyani akan keluar dari dalam Damaskus. Kebanyakan
dari pengikutnya adalah dari (kabilah) Kalb. Dia akan membunuh
sehingga perut para wanita dibelah dan anak-anak dibunuh, sehingga
(kabilah) Qais berkumpul di sekitarnya, dan dia pun membantai
mereka sampai kepada orang yang paling lemah dari mereka. Lantas
seseorang dari Ahlulbaitku keluar menuju Harrah. Kabarnya didengar
oleh As-Sufyani sehingga dia memberangkatkan satu pasukan dari
pasukannya. Pasukan ini dapat dikalahkan. Maka As-Sufyani sendiri
berangkat bersama pasukannya. Tatkala mereka sampai di Baida
mereka pun ditelan bumi. Tidak ada seorang pun yang selamat kecuali
orang yang mengabarkan kejadian itu.
Dalil ini secara tegas menyebut bahwa pasukan yang ditelan bumi itu
datang dari arah Syam dan panglimanya adalah As-Sufyani.

7. Perjalanan Hidupnya dan Khalifah Rasyidah


Pasca pembaiatan Al-Mahdi di antara rukun dan maqam yang diikuti
dengan tertelannya pasukan dari Syam yang hendak memeranginya, kabar
tentang Al-Mahdi dengan cepat tersebar ke berbagai penjuru negeri. Maka
orang-orang dan Ahluliman pun menemuinya. Dan jadilah Al-Mahdi
pemimpin mereka. Selanjutnya Al-Mahdi pun memimpin mereka dengan
sangat baik. Ada dua ciri khas yang menggambarkan pola
kepemimpinannya. Pertama keadilan dan kedua mengamalkan sunnah
Nabi saw..
Dari Ali bin Abu Thalib r.a bahwa Nabi saw. bersabda, Sekiranya
tidak tersisa dari masa ini kecuali satu hari, niscaya Allah akan mengutus
seseorang dari Ahlulbaitku yang akan memenuhinya dengan keadilan
sebagaimana telah dipenuhi dengan laku durjana.
Adapun tentang Al-Mahdi yang memberlakukan Sunnah Nabi saw.,
berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Hibban
di dalam Shahihnya dari Ummu Salamah r.a, Nabi saw. bersabda, Akan
terjadi persengketaan saat kematian seorang khalifah, lantas keluarlah
seseorang dari penduduk Madinah berlari menuju Mekkah. Maka beberapa
orang penduduk Mekkah mendatanginya dan mengeluarkannya, namun dia
tidak suka. Mereka membaiatnya di antara rukun (Kabah) dan maqam
(Ibrahim) Lalu dia membagi-bagi harta dan diberlakukanlah sunnah
Nabi mereka
Al-Abadi menyatakan, dengan diberlakukannya sunnah Nabi saw.
oleh Al-Mahdi, maka semua orang pun mengamalkan hadits dan
mengikutinya.
Allah akan membukakan untuk Al-Mahdi perbendaharaan bumi
sehingga bumi pun mengeluarkan barakahnya dan harta pun berlimpah.
Allah akan menurunkan hujan dan seluruh umat akan merasakan
kenikmatan yang belum pernah mereka rasakan.
Dari Abu Said Al-Khurdi r.a, Rasulullah saw. bersabda, Al-Mahdi
akan muncul di akhir umatku, Allah akan menurunkan hujan untuknya,
bumi akan mengeluarkan (hasil) tumbuh-tumbuhannya. Al-Mahdi akan
membagikan harta dengan tepat, binatang ternak berkembang pesat, dan
umat akan semakin besar. Al-Mahdi akan hidup selama tujuh tahun atau
delapan tahun.
8. Hubungannya Dengan Isa Putra Maryam
Nash-nash sharih menunjukkan bahwa kemunculan Al-Mahdi terjadi
sebelum turunnya Isa putra Maryam a.s. Perincian hal itu sebagai berikut:
Pasca kemunculan Al-Mahdi dan pembaiatannya, satu pasukan dari
Syam datang untuk menyerangnya. Allah menjadikan mereka tertelan
bumi. Setelah itu kabar tentang Al-Mahdi pun dengan cepat tersebar di
kalangan orang-orang. Ahluliman dari berbagai tempat menemuinya dan
membaiatnya. Lantas Allah menaklukkan berbagai negeri di tangan
mereka. Al-Mahdi menebar kebaikan dan keadilan di antara kaum
muslimin. Kemudian Allah mengizinkan kemunculan Dajjal yang buta
sebelah matanya. Dia akan merajalela di muka bumi, menimbulkan fitnah
bagi manusia.
Ringkasnya, Dajjal akan diikuti oleh Yahudi dan semua munafik.
Orang-orang yang beriman dengan benar bersama Al-Mahdi terkepung di
Baitulmaqdis. Sebagian mereka ada di Madinah Al-Munawwarah dan
sebagiannya lagi berada di Mekkah. Allah telah menetapkan Dajjal tidak
akan bisa memasuki Mekkah dan Madinah sebagaimana dijelaskan oleh
kabar dari Nabi saw..
Di saat masalah Dajjal menyulitkan Al-Mahdi dan orang-orang yang
beriman bersamanya, Allah mengizinkan turunnya Isa putra Maryam a.s
untuk membela orang-orang yang beriman dan memerangi Dajjal dan
orang-orang musyrik. Isa a.s akan turun di menara timur putih yang ada di
timur Damaskus. Isa a.s akan bergabung dengan orang-orang yang
beriman di saat mereka hendak menunaikan shalat Subuh. Iqamat sudah
dikumandangkan. Demi melihat Isa, Al-Mahdi mundur dan
mempersilakan Isa untuk menjadi imam, namun Isa menolaknya. Maka
Al-Mahdi pun menjadi imam sedangkan Isa makmum di belakangnya. Hal
ini menunjukkan bahwa Isa a.s akan memimpin umat dengan syariat Islam.
Kemudian Isa akan keluar bersama orang-orang yang beriman untuk
memerangi Dajjal. Dan Allah pun menguasakan Isa a.s untuk itu sehingga
dia berhasil membunuh Dajjal di pintu Ludd di Palestian, sementara itu
orang-orang Islam membunuh orang-orang Yahudi sampai-sampai pohon-
pohon akan memberitahu, Hai muslim, hai hamba Allah! Ke sinilah, di
belakangku ada orang Yahudi. Bunuhlah dia! Kecuali pohon Gharqad;
sesungguhnya ia adalah pohon Yahudi.
Dalil-dalil yang menunjukkan hal itu sebagai berikut:
Dari Jabir bin Abdullah r.a katanya, Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda: Akan selalu ada satu kelompok dari umatku yang berperang di
atas kebenaran, selalu unggul sampai hari Kiamat Lantas turunlah Isa
putra Maryam dan berkatalah pemimpin mereka, Mari, silakan
mengimami kami! Dia menjawab, Tidak, sesungguhnya sebagian kalian
adalah pemimpin dari sebagian yang lain sebagai karunia Allah untuk
umat ini.
Hadits ini dan hadits sebelumnya memang tidak secara sharih
menyebut nama Al-Mahdi, namun dapat dipastikan bahwa imam yang
disebut itu adalah Al-Mahdi. Ibnu Sirin berkata, Al-Mahdi dari umat ini,
yaitu yang mengimami Isa putra Maryam a.s.
Al-Manawi di dalam Faidh Al-Qadir 6/17 menulis, Isa putra Maryam
akan turun saat shalat Subuh di menara putih timur Damaskus, dia
mendapati imam Al-Mahdi hendak mengerjakan shalat. Dia
mengetahuinya dan mundur, mempersilakan Isa untuk maju. Isa
memintanya untuk maju dan dia sendiri shalat di belakangnya. Ai, betapa
mulia dan terhormatnya umat ini!
Al-Allamah Al-Alusi di dalam tafsirnya menulis, Kebanyakan ahli
ilmu berpendapat bahwa Isa a.s saat turun, dia mengerjakan shalat Fajar
(Subuh) di belakang Al-Mahdi.
Al-Albani di dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dhaifah 1/109 berkata,
Adapun shalatnya Al-Mahdi mengimami Isa a.s maka itu telah ditetapkan
di dalam banyak hadits.
9. Lamanya Menetap di Dunia
Banyak kabar yang menjelaskan bahwa setelah Al-Mahdi dibaiat dan
dikuasakan, dia akan menetap di bumi selama lima, tujuh, atau Sembilan
tahun sampai meninggal.
Al-Qadhi Abu Bakar Ibnul Arabi berkata, Diperselisihkan tentang
masa menetapnya di bumi. Pendapat yang paling shahih adalah tujuh
tahun.
Diterangkan pula di dalam hadits dari Abu Said Al-Khudri r.a secara
marfu, Al-Mahdi dari (keturunan)ku, Berdahi lebar dan berhidung
mancung. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah
terpebuhi dengan kezhaliman dan laku durjana. Dia akan berkuasa selama
tujuh tahun.

C. Pendapat Para Ulama Tentang Al-Mahdi


1. Al-Hafizh Abu Al-Hasan Al-Aburi (wafat tahun 363 H)
Kabar-kabar telah mutawatir dan mustafidh dengan banyaknya
periwayat dari Al-Mushthafa, bahwa Al-Mahdi akan muncul, bahwa dia
termasuk Ahlulbait, dan bahwa dia akn memenuhi bumi dengan keadilan.
Juga, bahwa dia akan muncul bersama Isa a.s dan bekerja sama dengan
beliau untuk membinasakan Dajjal di pintu Ludd, suatu tempat di
Palestina, juga bahwa dia akan mengimami umat ini dan Isa mengerjakan
shalat di belakangnya.

2. Ibnul Qayyim (wafat tahun 751 H)


Kaum muslimin menunggu turunnya Isa putra Maryam dari langit
untuk mematahkan salib, membunuh babi, dan memerangi musuh-
musuhnya dari kalangan orang-orang Yahudi dan para penyembahnya,
orang-orang Nasrani. Mereka juga menunggu kemunculan Al-Mahdi dari
Ahlulnait Nabi. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana
telah dipenuhi dengan laku durjana.
3. Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani (wafat tahun 852 H)
Ketika mengomentari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari,
Hari Kiamat tidak akan terjadi sampai keluarnya seseorang dari
Qahthan beliau menulis, Telah disebutkan di muka bahwa saat Isa a.s
turun, dia akan mendapati Al-Mahdi sebagai imam kaum muslimin.
Dan di dalam pembahasan Tartib Al-Fitan beliau menulis, Pertama-
tama fitnah akan meluas, lalu mulailah gonjang-ganjing, dan kemudian
muncullah Al-Mahdi sehingga keamanan pun tercipta.
Dan ketika mengomentari hadits, Hari Kiamat tidak akan terjadi
sampai harta melimpahi kalian beliau menulis, Itu akan terjadi di
zaman orang-orang tidak lagi membutuhkan harta. Itu adalah di zaman
Dajjal; bisa jadi karena terciptanya keamanan yang berlebih dan keadilan
yang maksimal, saat setiap orang tidak merasa butuh kepada apa yang ada
di tangan orang lain. Itu adalah di zaman Al-Mahdi dan Isa putra Maryam.
Atau bisa jadi saat keluarnya api yang menggiring mereka ke Mahsyar
saat itu seseorang tidak menoleh kepada harta yang dapat
memberatkannya. Sebaliknya, dia hanya akan memperhitungkan
keselamatan dirinya sendiri.

4. Imam Az-Zarkasyi
Beliau mengomentari pernyataan An-Nawawi dengan berkata,
Maksudnya adalah Al-Mahdi yang ada di masa Isa a.s, yang mengerjakan
shalat dengannya, yang bekerja sama membunuh Dajjal, menaklukan
Konstantinopel, menguasai Arab dan non-Arab, dan memenuhi bumi
dengan keadilan. Dia dilahirkan di Madinah, dibaiat dalam keterpaksaan di
antara rukun dan maqam, diperangi oleh As-Sufyani, mencari suaka
kepada para raja di India dst.
5. Imam Abdul Husain Al-Ajurri
Mengkritik hadits Tidak ada Al-Mahdi selain Isa putra Maryam,
beliau berkata, Hadits-hadits dari Nabi saw. yang menegaskan
kemunculan Al-Mahdi yang adalah salah satu keturunan beliau dari
Fathimah, lebih shahih daripada hadits ini. Maka, hadits-hadits itulah yang
menjadi sandaran hukum, bukan hadits ini.

6. Al-Hafizh As-Suyuthi (wafat 911 H)


Memberi komentar terhadap hadits, Al-Mahdi adalah dari kami,
Ahlulbait beliau menulis, Diperselisihkan apakah Al-Mahdi keturunan
Hasan atau Husain. Mungkin saja keturunan keduanya. Yang lebih jelas:
ayahnya keturunan Hasan, ibunya keturunan Husain. Di antara yang
menunjukkan bahwa Al-Mahdi adalah keturunan Hasan, sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Ishaq katanya, Ali
memandangi putranya, Hasan, seraya berkata, Putraku ini akan menjadi
orang besar sebagaimana disebutkan oleh Nabi saw.; dan akan keluar dari
sumsumnya seorang laki-laki bernama sama dengan nama Nabi kalian;
akhlaknya sama dengan akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan
perawakannya.

7. Al-Allamah As-Sifaraini (wafat tahun 1188 H)


Di dalam nazham akidahnya beliau menulis,
Di antaranya imam penutup nan fashih
Muhammad Al-Mahdi dan Al-Masih.
Di dalam syarahnya beliau menulis, Banyak sekali riwayat tentang
kemunculan Al-Mahdi sehingga mencapai derajat muttawatir maknawi.
Dan hal itu telah meluas di kalangan ulama sunnah sehingga terhitung
sebagai salah satu akidah mereka. Lantas beliau menyebutkan beberapa
atsar berkenaan dengan Al-Mahdi.
8. Al-Allamah Mulla Ali Al-Qari (wafat tahun 1014 H)
Di dalam mensyarah Al-Fiqih Al-Akbar beliau menulis, Urutan
masalah ini (yakni tanda-tanda Kiamat) adalah Al-Mahdi. Pertama-tama
dia akan muncul di bumi Mekkah-Madinah, kemudian mendatangi
Baitulmaqdis. Dajjal mengejarnya dan mengepungnya dalam keadaan
demikian. Saat itulah Isa a.s turun dari langit. Isa a.s mendapati Al-Mahdi
saat iqamat telah dikumandangkan. Al-Mahdi memberi isyarat kepada Isa
supaya maju menjadi imam. Isa menolak dengan mengatakan, Iqamat tadi
dikumandangkan untukmu, maka kamu yang lebih berhak untuk menjadi
imam dan diikuti di tempat ini.

9. Al-Allamah Shiddiq Hasan Al-Qanwaji Al-Bukhari (wafat tahun 1307


H)
Di dalam kitab Al-Idzaah beliau berkata, Tidak diragukan lagi
bahwa Al-Mahdi akan muncul di akhir zaman tetapi tidak ada kepastian di
bulan apa dan di tahun berapa, mengingat kemutawatiran kabar dalam bab
ini. Jumhur umat, salaf, dan khalaf, telah menyepakatinya.

10.Al-Allamah Abu Ath-Thayyib Muhammad Syamsulhaqq Abadi


Di dalam Aun Al-Mabud beliau menulis, Ketahuilah bahwa yang
masyhur dari seluruh kaum muslimin sepanjang masa: di akhir zaman
nanti pasti muncul seseorang dari Ahlulbait yang mengokohkan agama
seakan-akan beliau mengutip perkataan Ibnu Khaldun. Lantas beliau
menulis, Banyak imam yang membawakan hadits-hadits tentang Al-
Mahdi. Di antara mereka adalah Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah,
Al-Bazzar, Al-Hakim, Ath-Thabarani,, dan Abu Yala Al-Maushili.
Mereka menyandarkannya kepada beberapa orang sahabat, seperti Ali,
Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Thalhah, Abdullah bin Masud, Abu Hurairah,
Anas, Abu Said Al-Khudri, Ummu Habibah, Ummu Salamah, Tsauban,
Qurrah bin Iyas, Ali Al-Hilali, dan Abdullah bin Al-Harits bin Juz.
11.Ibnu Atsir
Al-Mahdi maknanya orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah
kepada kebenaran. Selanjutnya Al-Mahdi sering digunakan untuk nama
sehingga jadilah seperti nama-nama yang lain pada umumnya. Dengan
itulah Al-Mahdi diberi nama Al-Mahdi hal mana Rasulullah saw. memberi
kabar gembira dengan kedatangannya di akhir zaman.

12.Al-Allamah Muhammad Nashiruddin Al-Albani


Di dalam risalah yang berjudul Wujub Al-Akhdzi bi Hadits Al-Ahadi
fil Aqidati beliau menyebut beberapa akidah yang diterima oleh khalaf
dari salaf. Di antaranya, Beriman kepada semua tanda-tanda hari Kiamat;
seperti kemunculan Al-Mahdi, turunnya Isa a.s, keluarnya Dajjal,
keluarnya Dabbah bumi dari tempatnya, dan lainnya yang hadits-haditsnya
shahih. Inilah sebagian akidah Islam yang benar yang termuat dalam
hadits-hadits yang tsabit (kuat), dan mutawatir atau mustafidh (banyak).
Umat menerimanya dan jumlahnya mencapai ratusan. Saya tidak menduga
ada seorang muslim yang berani mengingkarinya atau ragu terhadapnya.

Anda mungkin juga menyukai