PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala puji bagi Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat, taufik, serta hidayat-Nya.Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dengan judul
Ulumul Hadits.
Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan pada Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing kita semua dari zaman
jahiliah menuju ke zaman yang terang benderang seperti
sekarang ini yaitu dibawah naungan agama Islam yang kita
cintai.
Dalam makalah ini penulis diberi tugas studi Ulumul Alquran untuk membahas Tafsir Al-quran dengan metode
Maudhui. Tak terlepas dalam proses belajar, penulisan ini masih
banyak kekurangan baik dari pendekatan penelitian, bahasa
penulisan, karna penulis menyadari masih dalam obyektifitas
batas kemampuan penulis yang banyak membutuhkan
penyempurnaan. Setiap manusia, menurut Al-Quran,
diperintahkan untuk berfikir ,menelaah ,serta memahami isi Alquran(QS. Muhammad:24danQS.Shad:29).
[1]
Alquran
yang
mengenai
satu
judul/topik/sektor
pengertian
tafsir
maudhui
(tematik)
ialah
[2]
ayat-ayat
tersebut
dengan
penjelasan-
berarti
metode
ini
berusaha
untuk
memaksakan
pencarian
tunggal
yang
ditunjukkan
untuk
sebuah
3 Farmawi al, Abd al-Hayy, Mu jam al-Alfaz wa al-alam alOuraniyah, Dar al-`ulum, Kairo, 1968, hal. 52.
4 Sadr at, Muhammad Baqir, Pendekaian Temalik Terhadap
Tafsir AI-Quran , dalam Ulumul Quan, Vol I, No. 4,
1990, hal.
34.
[3]
dengan
menyeleksi
ayat-ayat
yang
mewakili
(representatif).5
Dari beberapa gambaran di atas dapat dirumuskan bahwa
tafsir maudhui ialah upaya menafsirkan ayat-ayat Alquran
mengenai suatu terma tertentu, dengan mengumpulkam semua
ayat
atau
sejumlah
ayat
yang
dapat
mewakili
dan
[4]
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asbabun Nuzul Surat AL- Baqarah ayat 228-231
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
16ibid
17Ibid hal. 317.
18Ibid hal.317
[10]
[11]
C. Al hukmu As syari22
21Ibid.
22 Syaikh al-Allamah Muhammad bin Abdurrahman adDimasyqi,Fikih empat madzhab, Hasyim Press, hlm. 366-367
[12]
[13]
[14]
Artinya Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
menikahi perempuan- perempuan yang beriman, Kemudian
kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya
Maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu
yang kamu minta menyempurnakannya. Maka berilah
mereka mut'ah24 dan lepaskanlah mereka itu dengan cara
yang sebaik- baiknya.(QS.Al-Ahzab : 49)
Sedang iddah perempuan yang hamil, ialah sampai
melahirkan, sebagaimana firman Allah:
23Terjemah Tafsir Ayat Ahkam ash-shabuni. Muaammal hamidy.
Hal 228
24yang dimaksud dengan mut'ah di sini pemberian untuk menyenangkan hati
isteri yang diceraikan sebelum dicampuri.
[15]
ArtinyaTempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu
bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah
kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati)
mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq)
itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka
nafkahnya hingga mereka bersalin, Kemudian jika mereka
menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah
kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di
antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu
menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh
menyusukan (anak itu) untuknya.(QS. At-Thalaq : 6).
Adapun perempuan yang tidak pernah haid atau yang
memang sudah putus dari haid, iddahnya tiga bulan, sebagaiman
firman Allah:
[16]
ArtinyaDan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi
(monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika
kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), Maka masa
iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula)
perempuan-perempuan yang tidak haid. dan perempuanperempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah
sampai mereka melahirkan kandungannya. dan barang
-siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah
menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.(QS.
At-Thalaq : 4).
Ini semua sebagai takhshish (pengecualian) dari ayat
diatas.Jadi iddah tiga kali quru yang dimaksud ialah bagi
perempuan yang sudah bukan anak-anak, bukan yang sudah
putus dari haid dan bukan dalam keadaan hamil.
[17]
b. Abu
Hanifah
dan
Ahmad
mengatakan
bahwa,
yang
Tahukah kamu, apakah aqra itu?Aqra ialah suci.
Imam Syafii mengatakan bahwa perempuan dalam hal ini
lebih tahu.Sebab peristiwa itu hanya terjadi pada diri perempuan.
c. Firman Allah mengatakan Talaklah mereka itu untuk
menghadapi iddah mereka (QS. At-Thalaq : 1), dimana
sudah jelas, bahwa talak di waktu haid itu dilarang. Maka
yang dimaksud ayat ini yaitu talak mereka dalam keadaan
suci. Jadi quru yang dimaksud dalam ayat diatas adalah
suci.27
2. Alasan Imam Hanifah dan Ahmad28
a. Iddah
itu
ditetapkan
gunanya
untuk
mengetahui
[18]
berarti
suci.
Tetapi
kini aku
Tinggalkanlah sholatmu pada hari-hari haidmu (HR.
Daruquthni)
c. Sabda Nabi SAW, yang mengatakan :
29Ibid.230
[19]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
[20]
DAFTAR PUSTAKA
Al-maraghi, ahmad musthafa. 1984. Terjemah Tafsir Al Maraghi.
Semarang: Toha Putra
Hamidy, Muammal dan Imron A.Manan. 2008. Terjemah Ayat
Ahkam Ash Shabuni. Surabaya: Bina Ilmu
Ash Shabuni, Muhammad Ali. Tafsir Ayat Ahkam Minal Quran.
[21]
MAKALAH
TAFSIR AYAT HUKUM PERDATA
Thalaq
Dosen Pengampu : Zainal Arifin, S.Ag, M.Hi
Di Susun Oleh :
NAMA : SAPARUDDIN
NIM
: 1221000091
[22]
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat serta ridho
yang telah dianugrahkan kepada penulis, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan juga. Shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan petunjuk bagi
kebenaran iman, ilmu dan amal untuk sekalian umatnya, sehingga
berbahagialah mereka yang sadar dan ikhlas mengikutinya.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam upaya menyelesaikan makalah.
Penulis menyadarai bahwa penyusunan makalah ini sangat sederhana,
dalam arti terlalu jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk penulis di harapkan demi kesempurnaan
selanjutnya.
[23]
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
................................................................................................................
................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
................................................................................................................
................................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Asbabun Nuzul Surat AL- Baqarah ayat 228-231
................................................................................................................
................................................................................................................
4
B. Makna Ijmali
................................................................................................................
................................................................................................................
6
C. Al hukmu As syari
................................................................................................
................................................................................................
10
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
................................................................................................................
................................................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA
[24]
[25]