Anda di halaman 1dari 25

Talak,

Rujuk,
dan Iddah
Kelompok 4
• Fauziah Nursakinah
• Gilang Akmal
• Intan Khoirun Nisa
• Jescenia Zafirah
• Jihan Amir
Objectives Methodology
01 You can describe the topic of
the section here
02 You can describe the topic of
the section here

Results analysis Conclusions


03 You can describe the topic of
the section here
04 You can describe the topic of
the section here
01

Talak
Melepaskan ikatan pernikahan dengan mengucapkan
secara sukarela ucapan talak dari suami ke istri.
Hukum Talak
Asal hukum talak adalah makruh karena talak merupakan perbuatan halal tetapi sangat dibenci oleh
Allah Swt. Nabi Muhammad Saw, bersabda:

”Perbuatan halal, tetapi paling dibenci oleh Allah adalah talak”. (HR. Abu Daud).

Para ulama sepakat membolehkan talak. Hukum talak menjadi wajib ketika terjadi perselisihan antara
suami istri, sedangkan dua hakim yang mengurus perkara keduanya sudah memandang perlu supaya
keduanya bercerai. Talak berhukum sunah jika suami sudah tidak sanggup lagi membayar dan
mencukupi kewajibannya (nafkahnya) atau perempuan tidak menjaga kehormatan dirinya.

Lalu ada keadaan yang menyebabkan talak menjadi haram hukumnya, yaitu menjatuhkan talak saat
istri dalam keadaan haid dan menjatuhkan talak sewaktu suci yang telah dicampurinya dalam
waktu suci itu.
Macam-Macam Talak
Talak Raj’i Talak Bain
Talak Raj’i, yaitu talak ketika suami boleh Talak Bain adalah talak yang dijatuhkan
rujuk tanpa harus dengan akad nikah lagi. suami pada istrinya yang telah habis
Dijatuhkan oleh suami ntuk pertama masa iddahnya. Talak bain dibagi
kalinya atau kedua kalinya dan suami boleh menjadi dua macam yaitu talak bain
rujuk kepada istri yang telah ditalaknya sughra dan talak bain kubra.
selama masih dalam masa Iddah.
Macam-Macam Talak
Talak bain kubro Talak bain sughra
Talak bain kubro yaitu talak yang dijatuhkan Talak bain sughra yaitu talak yang
suami sebanyak tiga kali (talak tiga) dalam waktu dijatuhkan kepada istri yang belum
yang berbeda. Dalam talak ini suami tidak boleh dicampuri dan talak khuluk (karena
rujuk atau menikah dengan bekas istri kecuali permintaan istri). Suami istri boleh rujuk
dengan syarat : dengan cara akad nikah lagi, baik masih
• Bekas istri telah menikah lagi dengan laki-laki dalam masa Iddah maupun sudah habis
lain; masa Iddahnya.
• Bekas istri telah dicampuri oleh suami yang
baru;
• Bekas istri telah dicerai oleh suami yang baru.
• Bekas istri telah selesai masa Iddahnya setelah
dicerai suami yang baru.
Alasan Jatuhnya Talak
Ila’ Lian
Lian yaitu sumpah seorang suami yang
Ila’ yaitu sumpah seorang suami bahwa ia tidak
menuduh istrinya berbuat zina. Sumpah itu
akan mencampuri istrinya. Ila’ merupakan adat
diucapkan 4x dan yang kelima dinyatakan
Arab jahiliyah. Masa tunggunya adalah 4 bulan.
dengan kata-kata : “Laknat Allah Swt. atas
Jika sebelum 4 bulan sudah kembali maka suami
diriku jika tuduhanku itu dusta”. Istri
harus menbayar denda sumpah. Bila sampai 4
juga dapat menolak dengan sumpah
bulan/lebih hakim berhak memutuskan untuk
empat kali dan yang kelima dengan kata-
memilih membayar sumpah atau mentalaknya.
kata.”
Murka Allah Swt. atas diriku bila tuduhan itu
benar”.
Alasan Jatuhnya Talak
Dzihar Khulu’ (talak tebus)
Dzihar yaitu ucapan suami kepada istrinya yang
berisi penyerupaan istrinya dengan ibunya
seperti: Khulu’ yaitu talak yang diucapkan oleh suami
”Engkau seperti punggung ibuku.” dengan cara istri membayar kepada suami. Talak
Ucapan ini mengandung pengertian tebus biasanya atas kemauan istri. Penyebab talak
ketidaktertarikan lagi dari suami kepada istri. antara lain:
Adapun jika suami memanggil istrinya dengan • istri sangat benci kepada suami;
sebutan ”Mama atau Ibu” dengan niat suami • suami tidak dapat memberi nafkah;
mengutarakan rasa sayang kepada istri bukanlah • suami tidak dapat membahagiakan istri.
disebut Dzihar.
Macam-Macam Talak
Fasakh
Fasakh ialah rusaknya ikatan perkawinan karena sebab-sebab tertentu yaitu:
diketahui bahwa istri adalah mahram suami;
• salah seorang suami / istri keluar dari agama Islam;
• semula suami/istri musyrik kemudian salah satunya masukIslam.

Karena rusaknya tujuan pernikahan, seperti:


• terdapat unsur penipuan, misalnya mengaku laki-laki baikternyata
penjahat;
• suami/istri mengidap penyakit yang dapat mengganggu hubungan
rumah tangga;
• suami dinyatakan hilang.
• suami dihukum penjara 5 tahun/lebih.
Rukun Talak
1. Yang menjatuhkan talak adalah suami. Syaratnya baligh, berakal, dan kehendak sendiri.
2. Yang dijatuhi talak adalah istrinya.
3. Lafal dan Bilangan Talak. Lafal talak dapat diucapkan/dituliskan dengan kata-kata yang jelas atau dengan
kata-kata sindiran. Adapun bilangan talak maksimal tiga kali talak satu dan talak dua masih boleh rujuk
(kembali) sebelum habis masa Iddahnya dan apabila masa Iddahnya telah habis harus dilakukan akad nikah
lagi.
4. Pada talak tiga suami tidak boleh rujuk dan tidak boleh nikah lagi sebelum istrinya itu menikah dengan laki-
laki lain dan sudah digauli serta telah ditalak oleh suami keduanya itu.
5. Ada dua macam cara menjatuhkan talak, yaitu dengan cara sharih (tegas) maupun dengan cara kinayah
(sindiran).
• Cara sharih,
misalnya “Saya talak engkau!” atau “Saya cerai engkau!”. Ucapan talak dengan cara sharih
tidak memerlukan niat. Jadi kalau suami mentalak istrinya dengan cara sharih, jatuhlah
talaknya walupun tidak berniat mentalaknya.
• Cara kinayah,
misalnya “Pulanglah engkau pada orang tuamu!”, atau “Kawinlah engkau dengan orang
lain, saya sudah tidak butuh lagi kepadamu!”, Ucapan talak memerlukan niat. Jadi kalau suami
mentalak istrinya dengan cara kinayah, padahal sebenarnya tidak berniat
mentalaknya, talaknya tidak jatuh.
Rujuk
02 Hak sepenuhnya bagi suami yang ditetapkan Allah
SWT. Sekalipun tanpa persetujuan istri dan wali-nya,
rujuk tetap sah.
Hukum Rujuk
1. Mubah (boleh), adalah hukum asalnya
2. Wajib, yaitu ketika suami memiliki istri lebih dari satu dan pernyataan talak dijatuhkan sebelum
menyelesaikan hak-hak istri tersebut, maka wajib hukumnya bagi suami untuk kembali (rujuk) pada
istri yang di talak-nya.
3. Sunnah, yaitu ketika percerian berdampak buruk bagi kedua belah pihak dan keluarga, maka rujuk
adalah jalan terbaik.
4. Makruh, yaitu apabila setelah perceraian segalanya menjadi lebih baik dibanding harus kembali
(rujuk).
5. Haram, yaitu apabila dimaksudakan untuk menyakiti dan menganiaya salah satu pihak.
6. Q.S AL- Baqarah 231
Artinya: “Apabila kamu menthalaq istri-istrimu, lalu mereka mendekati akhir ‘iddahnya,
maka rujukilah mereka dengan cara yang ma’ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma’ruf
(pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu
menganiaya mereka”.
• Dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dari Umar bin Al-Khattab, beliau berkata:
“Bahwa Rasulullah SAW telah mentalak Siti Hafsah binti Umar Al-Khattab, kemudian
merujuknya”. Saat itu Rasulullah SAW berkata: “Jibril telah menemuiku, lalu berkata:
Rujuklah Hafsah, karena dia wanita yang rajin berpuasa dan Qiyamullail. Sungguh, dia
adalah istrimu di syurga”. (HR. Abu Daud dan Periwayat dengan sanad yang hasan).
Macam-Macam Rujuk

Talak satu dan dua Talak tiga


Macam rujuk ini disebut juga dengan istilah rujuk talak Rujuk talak ba’in ini tidak bisa dilakukan meskipun
raj’i. istri masih dalam masa ‘iddah, seperti halnya rujuk
Sesuai pula dengan firman Allah SWT. talak raj’i. Akan tetapi, bekas istri harus menikah
Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk terlebih dahulu dengan orang lain, keduanya sudah
lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan (talak bersetubuh, lalu suami kedua menceraikan wanita
ketiga) dengan cara yang baik. (QS. Al-Baqarah : 229). tersebut.
Dan diperkuat lagi dengan hadist rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh sahabat Umar Radhiyallahu ‘Anhu dan
Setelah ia diceraikan dan masa ‘iddahnya sempurna,
dipastikan status hadisnya shahih. barulah suami pertama bisa merujuk istrinya kembali.

“Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhu, waktu itu beliau


ditanya oleh seseorang dan ia berkata: “adapun engkau yang
telah menceraikan (istri) baru sekali atau dua kali, maka
sesungguhnya Rasulullah SAW menyuruh aku merujuk
istriku kembali.” (HR. Muslim)
Syarat dan Rukun Rujuk
1. Rujuk bisa dilakukan apabila bekas istri masih dalam masa ‘iddah dan tidak boleh rujukk jika
masa ‘iddah sudah habis. Jika sudah habis, maka bukan lagi rujuk, tetapi menggunakan akad
nikah baru lagi. Namun demikian, si istri tetap dalam hitungan sisa talak yang telah dijatuhkan.
Artinya, jika talak pertama, maka tinggal 2 talak tersisa, yaitu 1 kali talak raja’i, dan 1 kali terakhir
talak ba’in.
2. Diharuskan adanya ucapan “Rujuk”. Seperti kata suami: “aku rujuk kepada engkau”. Tidak masuk
sah menuut Imam Syafi’i jika tidak di ikrarkan dengan lisan. Kemudian, sebelum ikrar rujuk
diucapkan, maka haram mencampuri bekas istrinya.

Syarat dan rukun rujuk menurut Imam Syafi’i bisa dilakukan sebagaimana hal-hal berikut ini:
• Setelah istri ditalak dan menikah lagi, tetapi belum dicampuri oleh suami barunya. Maka, tidak
boleh dirujuki, karena di situ tidak ada masa ‘iddah sama sekali. Jadi, bisa rujuk alaskan bekas istri
sudah dicampuri suaminya, kemudian diceraikan dan menunggu masa ‘iddah-nya sempurna.
• Istri yang dicerai dengan disertai ‘iwadl dari pihak istri, tidak bisa melakukan rujuk. Sebaliknya,
bisa di rujuk apabila dicerai tanpa disertai ‘iwadl dari pihak istri.
Cara Rujuk
Kinayah Hikmah
Sharih (Jelas)
(Sindiran)
Contoh rujuk dengan ucapan kinayah Disaat terjadinya perceraian,
Contoh rujuk dengan ucapan mungkin ada rasa penyesalan
sharih dan sah meskipun dan harus disertai niat apabila
rujuknya ingin sah/jadi: “Saya diantara satu atau dua belah pihak.
tanpa disertai dengan adanya Saat itulah, rujuk bisa
niat: “Saya rujuk kepadamu kembali pegang engkau wahai
istriku” mempersatukan ikatan
wahai istriku” perkawinan tanpa harus
Dalam melakukan rujuk, suami tidak
disyaratkan memberi tahu dulu istri, menunggu lama, asalkan masih
karena rujuk itu adalah sepenuhnya pada masa ‘iddah dan dicerai
hak suami. Kemudian, ketika akan dengan talak raj’i (talak satu atau
rujuk tidak diharuskan dua).
menghandirkan saksi. Kalaupun
ingin menghadirkan saksi, boleh-
boleh saja.
Iddah
03
Pengertian
Iddah berasal dari kata"addad”,
menurut bahasa artinya menghitng.
Sedangkan menurut istilah syara'
ialah masa menunggu seorang istri
selama waktu tertentu setelah
terjadi talaq atau ditinggal mati oleh
suami.
Hukum Iddah
Bagi seorang istri yang mengalami talaq atau cerai, baik hidup atau pun mati maka wajib
menjalani masa iddah. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-qur'an :

Artinya "Perempuan-perempuan yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru' tidak
boleh menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah
dan hari akhirat. Dan suami-suami berhak merujuknya dalam masa menanti itu , jika mereka para suami
nenghendaki ishlah. Dan para mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang
ma'ruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari pada istrinya. Dan Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Q.S.Al-baqarah ayat 228)
Hukum Iddah
Bila pernah bergaul sebagaimana layaknya suami istri, maka wajib melakukan iddah dengan
ketentuan sebagai berikut :
● Bagi perempuan yang masi haid, maka iddahnya adalah tiga kali suci, sebagaimana yang dijelaskan
pada firman Allah tersebut diatas
● Bagi perempuan yang sudah tidak haid lagi karena usia maupun penyakit, maka iddahnya adalah
selama tiga bulan. Sebagaimana firman Allah :
Artinya " Perempuan-perempuan yang tidak haid lagi, baik karena usia maupun penyakit, maka
iddahnya tiga bulan. Demikian pula perempuan-perempuan yang belum mengalami haid".(Q.S.at-
Talaq ayat 4).
Adapun perempuan-perempuan yang tidak haid itu misalnya :
1. Masih kecil (belum baligh)
2. Sudah sampai umur tetepi belum haid
3. Sudah berusia lanjut sehingga tidak bisa haid lagi
Hukum Iddah
● Bagi wanita yang sedang mengandung, maka iddahnya sampai melahirkan. Firman Allah :
Artinya :"Perempuan-perempuan yang sedang mengandung iddahnya sampai melahirkan
anaknya (Q.S.at-Talaq ayat 4)
● Bagi wanita yang ditinggalkan mati suaminya dalam kenadaan tidak mengandung, maka iddahnya
adalah 4 bulan 10 hari. Sebagaimana firman Allah :
Artinya :"Orang yang meninggal diantara kamu, sedang mereka meninggalkan istri, iddahnya
empat bulan sepuluh hari".(Q.S.Al-Baqarah ayat 234)
● Wanita yang terkena darah Istihadhah
Istihadhah adalah darah yang berasal dari urat yang pecah / putus dan keluarnya bukan pada
waktu haid/nifas tetapi terkadang juga keluar pada masa haid dan saat nifas, karena dia adalah darah
berupa penyakit, maka tidak akan berhenti mengalir sampai wanita itu sembuh darinya.
Hukum Iddah
● Wanita yang ditalak tiga (talak baa'in).
Wanita yang telah ditalak tiga maka dia hanya menunggu masa iddah sekali haid saja untuk
memastikan bahwasanya dia tidak hamil. Olenya itu Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa wanita
yang dicerai atau ditalak tiga maka masa iddahnya sekali haid. Dengan sekali haid maka sudah
membuktikan bahwasanya rahimnya kosong dari janin dan setelah itu dia boleh menikah kembali
dengan laki-laki lain.
● Wanita Yang Melakukan Gugat Cerai (Khulu’).
Wanita yang berpisah dengan sebab gugat cerai, masa ‘iddahnya sekali haidh,
sebagaimana ditunjukkan oleh beberapa hadits dibawah ini:
Dari Ibnu Abbâs ra. bahwa istri Tsabit bin Qais menggugat cerai dari suaminya pada zaman
Nabi saw. memerintahkannya untuk menunggu sekali haidh. (HR Abu Dâud dan at-Tirmidzi).
Larangan Iddah
1. Dilarang khitbah (melamar) dan menikah pada wanita cerai hidup.
Sebagaimana Firman Allah dalam surah AlBaqarah ayat 235 : "Dan
janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) sebelum habis iddah".
2. Larangan khitbah secara terang-terangan (tasrih) namun boleh dengan
sendirian untuk wanita yang dicerai mati. Hal ini dijelaskan dari lanjutan ayat
235 dalam surah Al-Baqarah yang artinya :"Dan tidak ada dosa kamu
meminang wanita-wanita itu (yang ditinggal mati suaminya dalam masa
iddahnya) dengan sendirian".
3. Larangan untuk keluar rumah saat masih dalam masa iddah belum
habis, dengan bukan tanpa sebab. Hal tersebut untuk menjaga dan
melindungi wanita yang tengah rapuh dari gangguan-gangguan fitnah ketika
keluar tanpa dengan suami. Namun ulama Makkiyah berpendapat bahwa
mereka boleh keluar ketika benar-benar dalam keadaan darurat atau ada
kepentingan, termasuk apabila perempuan tersebut yang menjadi tulang
punggung untuk menafkahi keluarganya, seperti seorang, guru, pegawai atau
yang lainnya.
Larangan Iddah
1. Larangan bagi wanita yang dalam masa iddah, pakai wangi-wangian
atau yang berbau wangi dengan segala jenis. Hal tersebut di jelaskan
dalam hadit Nabi :"Janganlah perempuan itu menyentuh wangi-wangian".
(H.R Muslim). Termasuk mewarnai rambut, menggunakan celak dan
lainnya, kecuali perawatan tersebut diperlukan untuk pengobatan.
termasuk memakai baju cantik yang warna warni dengan maksud
mempercantik diri.
2. Tidak boleh menggunakan perhiasan atau sejenisnya, baik berupa emas
maupun yang lainnya, termasuk cincin, kalung, dan gelang
Hikmah Iddah
1. Untuk mengetahui apakah wanita tersebut yang telah diceraikan sedang
mengandung atau tidak dengan bekas suaminya
2. Untuk menjaga kemuliaan keturunan. Dalam hal ini terutama bagi wanita
yang telah diketahui mengandung setelah perceraiannya.
3. Untuk memberikan kesempatan kedua belah pihak, jika dikehendaki
untuk berdamai dan berkumpul kembali tanpa mengulangi akaq nikah,
bagi wanita yang mengalami talaq raj'i.
THE END.

Anda mungkin juga menyukai