Anda di halaman 1dari 10

Tugas Agama

Kelompok 3

ARDELIA DEANI ADITYA


ARYA SATYA NUGRAHA
AZIZAH
CERINT IRALLOZA TASYA
IQBAL AFFANDI
KENNY AZUKHRUF S
M.MUZAQI T H G
SALSABILA KHAIRUNNISA
Seputar Pernikahan
1.Iddah
Iddah adalah menanti yang diwajibkan atas perempuan yang diceraikan suaminya (cerai hidup ataupun cerai mati), gunanya
supaya diketahui kandungannya berisi atau tidak.[4] Perempuan yang ditinggalkan suaminya adakalanya hamil dan
adakalanya tidak. Maka ketentuan Iddahnya adalah sebagai berikut.
1.Bagi perempuan hamil iddahnya adalah sampai lahir anak yang dikandungnya itu, baik cerai mati maupun cerai
hidup. Firman Allah : Artinya : Dan perempuan yang hamil waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan
kandungannya (At Talaq : 4)
2.Perempuan yang tidak hamil adakalanya cerai mati atau cerai hidup. Cerai mati iddahnya adalah 4 bulan 10 hari Firman
Allah Artinya : Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri
itu) menangguhkan dirinya (beriddah) 4 bulan 10 hari ( Al Baqarah :234) Dan apabila dicerai hidup kalau dia haid maka
iddahnya adalah tiga kali suci sebagaimana firman Allah : Artinya Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri
(menunggu) tiga kali suci ( Al Baqarah 228) . Kalau perempuan itu tidak haid maka masa iddahnya adalah selama tiga bulan
hal ini berdasarkan firman Allah dalam surah At Talaq : 4. Artinya : Dan mereka yang telah putus haid karena usia di antara
perempuan-perempuan, jika kamu ragu (tentang masa Iddah-nya) maka iddah mereka adalah tiga bulan dan begitu pula
perempuan-perempuan yang tidak haid. ( At Talaq : 4)
2.Talaq
Talaq berasal dari kata itiaq menurut bahasa artinya melepaskan atau meninggalkan sedangkan menurut istilah syara talaq berarti
melepaskan atau membatalkan ikatan tali pekawinan yang sah.
Tali ikatan perkawinan itu berasal di tangan suami/ laki-laki, maka yang berhak menjatuhkan talak itu adalah sang suami, seorang
wanita minta cerai kepada suaminya tanpa ada alasan yang jelas, maka wanita tersebut diharamkan untuk mencium bau surga
diakhirat kelak.
Mengapa yang berhak untuk menjatuhkan talak itu suami / laki-laki karena dasarkan firman Allah SWT :



Artinya : Hai Nabi, apabila kami menceriakan istri-istrimu, maka ceraikanlah mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi)
iddahnya (yang wajar) Maksudnya ceraikanlah mereka diwaktu suci sebelum cidampuri (QS, Ats Thalqa : 1)
Dari firman Allah diatsa, jelaslah bahwa laki-laki / suami yang berhak untuk menjatuhkn talak kepada istri, karena rupanya laki-
laklah yang sebenarnya lebih menginginkan langgengnya rumah tangga jika dibandingkan dengan wanita pada saat terjadinya
kemelut keluarga.
Perkawinan pada hakikatnya merupakan anugrah tuhan yang patut kita syukuri, dan dengan bercerai berarti tidak menyusukuri dan
dengan bercerai berarti tidak mensukuri anugrah tersebut.[5] Namun talak sendiri termasuk perkara yang halal, tapi sangat dibenci
oleh Allah.
1.Hukum Talak
Talak yang diharamkanyaitu talak yang tidak diperlukan, talak ini dihukumi haram kaerna akan merugikan suami dan istri dan
tidak ada manfaatnya. Talak menjadi sunnah hukumnya apabila istri mengabaikan kewajibannya terhadap Allah, misalnya
meninggalkan sholat fardhu atau semacamnya, sedangkan suami sudah sering memperingatkan. Talak yang menjadi wajib
hukumnya jika terjadi perselisihan ataupun percekcokan antara suami dan istri yang sudah sangat berat, dan pihak hakim
menilai bahwa jalan terbaik untuk menghentikan perselisihan adalah dengan cara talak.
2.Pembagian Talaq
1. Talaq Tiga dinamakan bain kubra
2. Talaq Tebus dinamakan pula bain sugra dalam talaq ini suami tidak sah rujuk lagi, tetapi boleh menikah kembali, baik
dalam iddah ataupun sesudahnya.
3. Talaq satu atau dua dinamakan talaq rajI
3.Syarat-Syarat Talaq
Talaq itu mempunyai persyaratan dan talaq itu sendiri adalah jalan terakhir untuk berpisah dalam kehidupan bersuami istri,
apabila sudah tidak ada lagi harapan untuk rukun.Dahulu melakukan perceraian itu dibtuhkan 2 syarat yaitu
a. Yang berkaitan dengan pihak pentalak (suami)
b. Yang berkaitan dengan pihak di talak (istri)
Bagi suami yang hendak mentalak istrinya ia harus orang yang berakal, baliqh dan bukan karena dipaksa oleh pihak lain.
4.Cara menjatuhkan talaq
a. Dengan kata-kata yang jelas (Sharih) Talaq itu diucapkan dengan kata-kata yang jelas Engkau saya talaq meskipun
tidak disertai niat, maka jatuhlah talaq dan perceraianpun terjadi
b. Dengan kata-kata yang sama (Kinayah) Dalam pengucapan sindiran (Kinayah), tidak mengakibatkan jatuhnya talaq
kecuali dengan keterangan yang jelas, jadi kalau ada orang mengucapkan talak shorih (Jelas), tetapi dia tidak bermaksud
menceraikan sedang yang dimaksud aalah arti lain : perngakuan itu tidak bisa diterima dan talak pun benar-benar jatuh.
3.Rujuk
Rujuk ialah mengembalikan Isteri yang telah ditalak pada pernikahan yang asal sebelum diceraikan. Hokum rujuk menurut kata yang mutamat
adalah syah selain itu rujuk hukumnya sama hal dengan hokum nikah tetapi dalam pengertian yang berbeda.
1. Rukun Rujuk
a. Suami yang merujuk
b. Isteri yang dirujuk
c. Ucapan Rujuk
d. Saksi
2. Syarat Rujuk
a. Suami yang meruju dengan kehendak sendiri bukan karena paksa.
b. Isteri yang dirujuk dalam keadaan talak rajaI yang masih dalam keadaan iddah dan isteri tersebut telah dicampuri.
3. Ucapan Rujuk(Sighat)
ucapan yang dipergunakan ruju ada dua :
a. Ucapan yang sharih ialah ucapan yang tegas maksudnya untuk rujuk
b. Ucapan kinayah yaitu ucapan yang tidak tegas maksudnya untuk rujuk, dan rujuk dengan memakai ucapan ini memerlukan niat dan
apabila ia tidak menggunakan niat maka rujuk tidak sah.
4. Rujuk dengan Surat
Rujuk dengan surat yang ditulis suaminya sendiri tetapi tidak dibaca, termasuk ruju dengan ucaan kinayah artinya harus ada niat dari suaminya.
5. Syarat Shighat
Disyaratkan ucapan itu tidak bertaliq berarti tidak bergantung misalnya : Aku rujuk engkau jika engkau mau rujuk semacam ini tidak syah
walaupun isterinya mau. Dan tidak boleh memakai batas waktu. Demikianlah beberapa hal yang harus diperhatikan suami dalam merujuk
isteri-isteri yang mereka talaq yang masih dalam masa iddah.
4.Ila
Ila adalah sumpah suami bahwa ia tidak akan mencapuri istrinya dalam masa lebih empat bulan atau dengan tidak menyebut
masanya. Ila merupakan tradisi orang-orang jahiliyah Arab dengan maksud untuk menyakiti istrinya dengan cara tidak menggauli
dan membiarkan istrinya menderita berkepanjangan tanpa ada kepastian apakah dicerai atau tidak.
Setelah Islam datang, tradisi tersebut dihapus dengan cara membatasi waktu Ila paling lama empat bulan. Dengan demikian,
apabila masa empat bulan itu sudah lewat, suami harus memilih rujuk atau talak. Apabila yang dipilih rujuk, suami harus membayar
kafarat sumpah. Namun, jika yang dipilih talak, akan jatuh talak sugra.
.. : .

(
)
Artinya : Aisyah r.a. berkata, Rasulullah Saw. Telah bersumpah Ila diantara istrinya dan mengharamkan berkumpul dengan
mereka. Lalu beliau menghalalkan yang telah diharampkan dan membayar kafarat bagi yang bersumpah. (HR. Tirmidzi dan para
rawinya dapat dipercaya)[1]
5.Zihar
Zihar adalah ucapan suami kepada istrinya bahwa istrinya menyerupai ibunya. Contohnya : Engkau tampak olehku seperti
punggung ibuku. Zihar pada zaman jahiliyah merupakan cara untuk menceraikan istrinya. Setelah Islam datang, Islam melarang
perbuatan itu. Apabila zihar terlanjur dilakukan oleh suami, ia wajib membayar kafarat dan dilarang mencampuri istrinya sebelum
kafarat terbayar.
"

( " )
" "
Artinya : Dari Ibnu Abbas r.a. bahwasannya seorang laki-laki telah bersumpahzhihar terhadap istrinya, kemudian ia
mempergaulinya. Ia menghadap Nabi Saw. Dan berkata, Sesungguhnya aku telah mempergauli istriku sebelum membayar
kafart. Beliau bersabda, Janganlah kamu mendekati istrimu sebelum kamu melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah. (HR.
Imam empat dan dianggap shahih oleh Tirmidzi. Nasai merajihkan mursalnya hadis)Al-Bazzar meriwayatkan dari jalur lain dari
Ibnu Abbas r.a. dan ia menambahkan, Bayarlah Kafarat dan janganlah kamu ulangi. [2]
Hadits ini menunjukkan tidak bolehnya seseorang yang melakukan ila atauzhihar untuk menggauli istrinya sebelum
membayar kafarat, yakni memerdekakan seorang hamba sahaya, atau jika tidak mampu dengan berpuasa dua bulan berturut-turut,
atau jika tidak mampu, maka memberi makan kepada 60 orang miskin.
6.Lian
Lian adalah sumpah suami sebanyak empat kali yang menuduh istrinya telah berbuat zina. Pada sumpah yang
kelima ia mengucapkan Laknat Allah atasku sekiranya aku berdusta dalam tuduhanku. Sebaliknya, istri dapat
menolak tuduhan itu tidak benar. Kemudian, pada sumpah yang kelima ia mengucapkan kata-kata, Laknat
Allah atas diriku sekiranya tuduhan itu benar.
Apabila seseorang menuduh orang lain berzina, sedangkan saksi yang cukup tidak ada, orang itu akan dikenai
hukuman dera (dipukul atau dicambuk) sebanyak 80 kali. Akan tetapi, jika yang menuduh adalah suaminya
sendiri, suami dapat memilih 2 hal, yaitu memilih dera 80 kali atau ia me-Lian istrinya. Akibat hukum yang
terjadi apabila lian suami itu benar adalah :
a. Suami tidak dikenai hukuman
b. Istri dikenai hukuman 80 kali
c. Suami istri bercerai selama-lamanya
d. Kalau ada anak, anak tersebut tidak dapat diakui oleh suaminya.
7.Khuluk
Khuluk adalah talak tebus, yaitu talak yang dijatuhkan oleh suami denganiwad (tebusan) oleh istri kepada suami. Contohnya,
Suami berkata Aku talaq kamu dengan bayaran sekian banyak atau istri berkata Aku menebus talaq ke atas diriku dengan
bayaran sekian banyak.
Khuluk dapat dilakukan apabila ada alasan-alasan sebagai berikut :
a. Istri sangat membenci suaminya karena sebab-sebab tertentu dan dikhawatirkan istri tidak dapat mematuhi suaminya.
b. Suami istri dikhawatirkan dapat menciptakan rumah tangga bahagia dan akan menderita apabila pernikahan dipertahankan.


:
" " " "
:
Artinya : dari Ibnu Abbas r.a. bahwasannya istri Tsabit bin Qais datang kepada Nabi Saw. Dan berkata, Wahai Rasulullah, aku
tidak suka (durhaka kepada suami) setelah masuk Islam. Maka Rasulullah Saw. Bertanya, Apakah kamu mau mengembalikan
kebunnya? ia menjawab Ya Rasulullah Saw. Bersabda (kepada Tsabit bin Qais), Terimalah kebun itu dan ceraikanlah
sekali. (HR. Bukhari. Dan dalam riwayat lain, Rasulullah Saw. Menyuruh Tsabit menceraikannya)[3]
8.Fasakh
Fasakh adalah rusaknya ikatan perkawinan antara suami dan istri karena sebab-sebab tertentu. Sebab-sebab tersebut meliputi sebab-
sebab yang merusak pernikahan dan sebab-sebab yang menghalangi tujuan pernikahan.
a. Sebab-sebab yang merusak pernikahan :
1) Setelah menikah, ternyata diketahui istrinya itu adalah mahramnya
2) Salah seorang diantara suami istri keluar dari Islam
3) Pada mulanya suami istri sama-sama musyrik, kemudian istrinya masuk islam, sementara suaminya tetap musyrik atau
sebaliknya
b. Sebab-sebab yang menghalangi tujuan pernikahan :
1) Terdapat penipuan didalam pernikahan, misalnya sebelum akad nikah suaminya mengaku orang baik-baik, tetapi ternyata dia
jahat
2) Suami atau istri mengidap suatu penyakit atau cacat yang menyebabkan hubungan rumah tangga terganggu
3) Suami atau istri hilang ingatan atau gila

Anda mungkin juga menyukai