Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ILMU FIQIH

THALAK

Oleh Kelompok IX :
1. Amarul Fadli
2. Ahmad Romdani
3. Ari Iskandar
4. Surya

Dosen Pembimbing : DRS. H. Zaenal ‘Arifin, M.Pd.I

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SHALAHUDDIN AL-AYYUBI
(STAISA) JAKARTA
1433/2012
KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM,
Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kita kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, taufik serta ridho-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Ilmu Fiqih yang berjudul Thalak ini, Shalatullah wa
Salamuhu tetap kami tujukan keharibaan baginda nabi besar Muhammad SAW,
keluarganya, para shahabatnya serta kita sebagai umatnya mudah-mudahan
mendapatkan syafa’at beliau di hari kiamat nanti.Amiin….
Pada umumnya setiap orang yang melakukan pernikahan pastilah bertujuan
membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, namun tidak semua
pernikahan akan selamanya harmonis suatu saat bisa saja terjadi percekcokan yang
mengakibatkan terjadinya thalak (perceraian), Allah SWT menjadikan thalak
sebagai obat yang pahit rasanya untuk suami istri yang telah gagal, thalak adalah
obat satu-satunya seperti pembedahan yang harus dilakukan untuk memelihara
keselamatan tubuh, Nah,,dalam makalah ini kami mencoba menguraiakan sedikit
tentang permasalahan ini dengan mengambil dari berbagai sumber agar pembaca
mengkajinya lebih lanjut.
DAFTAR ISI
THALAK

1. Definisi Thalak
Thalak berasal dari kata “ithlaq” yang artinya melepas atau meninggalkan.
Sedangkan menurut istilah artinya melepaskan ikatan perkawinan atau bubarnya
hubungan perkawinan.1
Thalak menurut bahasa berarti perpisahan dan melepaskan, menurut syara’
melepaskan ikatan suami istri yang sah oleh pihak suami dengan lafadz tertentu atau
yang sama kedudukannya seketika itu atau masa mendatan.2
Menurut kitab-kitab fiqih, thalak diartikan dengan :

‫ال اَ ِواْلماَ ِل‬ ِ ‫ْح‬ ِ ِ ‫رفْع َقي ِد النِّ َك‬.‫اح هنَا‬


َ ‫اح في ال‬ ْ ُ َ ُ ِ ‫اد بِالنِّ َك‬ ُ ‫لم َر‬
ُ ْ‫ َوا‬: ‫اح‬ ُ ‫النِّ َك‬
‫ف الْ ُف َق َه ِاء‬ِ ‫والطَّالَ ُق فِي عُر‬: ‫ص اَوما ي ُقوم م َقامه‬
ْ َ ُ َ َ ُ ْ َ َ ْ ٍ ‫ص ْو‬
ٍ
ُ ‫بِلَ ْفظ َم ْخ‬
‫ولَ ِك ْن‬، ِِ ِ
َ ‫لم ْيَص َّح ف ْيه الطَّالَ ُق‬
ِ َّ ‫الص ِح ْي ُح َخ‬
َ ‫ َفلَ ْو َكا َن فَا س ًدا‬،ً‫اصة‬ َّ ‫ُه َو‬
‫يَ ُك ْو ُن ُمتَ َار َكةُ اَ ْوفَ ْس ًخا‬
Yang maksudnya : Melepaskan ikatan perkawinan yang sah pada masa
dilafadzkan thalak atau pada masa hadapan dengan menggunakan lafadz yang
khusus atau apa saja yang menggantikan peranan lafadz thalak tersebut.3
Jadi Thalak adalah bubarnya hubungan perkawinan oleh pihak suami dengan
lafadz thalak ataupun isyarat ataupun dengan tulisan yang disertai dengan niat untuk
menjatuhkan thalak.
Oleh karena itu seandainya seorang suami berniat untuk menjatuhkan thalak
kepada istrinya namun suami tersebut tidak melafadzkan thalak ataupun tidak
melakukan semisal isyarat perbuatan ataupun tidak menuliskan lafadz talak tersebut,
maka thalak tersebut tidak akan berlaku.

1
‘Arifin, Zaenal, DRS.,M.Pd.I.,Ilmu Fiqih (Pengantar Hukum Islam),Jakarta:
Lembaga Pendidikan Pelita Umat (LPPU),Jilid 2,2011.Hal 67.
2

3
Al-Mausu’ah Al-Kuwaitiyyah,Jilid 29
2. Hukum Thalak
Golongan Hanafi berpendapat Thalak hukumnya terlarang kecuali ada alasan
tertentu yang dibenarkan.
Golongan Hambali berpendapat bahwa Thalak ada kalanya hukumnya wajib,
adakalanya haram, adakalanya mubah dan ada kalanya sunnah.
Thalak yang diharamkan yaitu Thalak yang tidak diperlukan, Thalak ini
dihukumi haram karena akan merugikan suami dan istri dan tidak ada manfa’atnya.4

3. Syarat-Syarat Thalak
a. Syarat-Syarat pihak yang menjatuhkan Thalak (Suami)
 Berakal (Tidak Gila)
 Baligh
 Sehat
 Suka Rela (Tidak Dipaksa)
b. Syarat-Syarat pihak yang dijatuhi Thalak (Istri)
 Istri dari laki-laki yang menthalak secara hakikat
 Istri dari laki-laki yang menthalak secara hukum

4. Macam-Macam Thalak
a. Thalak ditinjau dari segi sighat (ucapan)
 Thalak Terang-terangan
 Thalak Sindiran
b. Thalak ditinjau dari tempat kejadian
 Thalak Munjaz
Thalak Munjaz adalah Thalak yang kalimatnya tanpa disertai
syarat dan penetapan waktu
 Thalak Mudhaf
Thalak Mudhaf adalah kalimat thalak yang berkaitan dengan
masa jatuhnya thalak
 Thalak Mu’allaq
Thalak Mu’allaq adalh Thalak yang berlakunya dikaitkan oleh
suami dengan suatu perkara yang terjadi di masa mendatang

4
Alhamdani, H.S.A., Risalah Nikah, Bandung, Pustaka Amani, 1989, Hal 176.
c. Thalak ditinjau dari segi pengaruhnya
 Thalak Raj’i
Thalak Raj’i adalah Thalak yang dapat kembali sebelum
berakhirnya masa iddah.
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 229 :

‫ان‬ ٍ ‫اك مِب َعر‬


ٍ ‫وف َأو تَس ِريح بِِإحس‬ ‫الطَّ ُ ِ ِإ‬
َْ ٌ ْ ْ ُ ْ ٌ ‫الق َمَّرتَان فَ ْم َس‬
Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi
dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara yang baik.
 Thalak Baa’in
Thalak Baa’in adalah Thalak yang memisahkan istri dari suami
secara final sehingga tidak boleh merujuknya dan bila
hendak merujuknya haruslah dengan akad kembali.
Thalak Baa’in Sughra (Kecil)
Thalak Baa’in Sughra (Kecil) adalah Thalak yang kurang
dari 3 kali, dan bila bekas suami ingin kembali maka
haruslah dengan akad perkawinan yang baru.
Thalak Baa’in Kubro (Besar)
Thalak Baa’in Kubro (Besar) adalah Thalak yang genap
3 kali, dan bila bekas suami ingin kembali maka haruslah
dengan akad perkawinan yang baru dan sebelumnya sudah
dinikahi oleh lelaki lain dengan sah dan berniat
melestarikannya serta menggauli istrinya secara hakiki
kemudian suami kedua menceraikannya maka suami pertama
boleh mengawininya lagi setelah masa iddahnya habis.
Hadits ke-38
'Aisyah .ra berkata: ada seseorang mentalak istrinya tiga kali,
lalu wanita itu dinikahi seorang laki-laki. Lelaki itu
kemudian menceraikannya sebelum menggaulinya. Ternyata
suaminya yang pertama ingin menikahinya kembali. Maka
masalah tersebut ditanyakan kepada Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam, lalu beliau bersabda: "Tidak boleh, sampai
suami yang terakhir merasakan manisnya perempuan itu
sebagaimana yang dirasakan oleh suami pertama." Muttafaq
Alaihi dan lafadznya menurut Muslim.5
d. Thalak ditinjau dari segi hukum
 Thalak Sunni
Adalah Thalak yang sesuai dengan ketentuan agama, yakni thalak
yang dijatuhkan suami terhadap istri yang pernah dicampuri
dengan sekali thalak dalam keadaan suci dan belum
dicampuri kembali selama bersih itu.
Hadits ke-107
Dari Ibnu Umar bahwa ia menceraikan istrinya ketika sedang haid pada zaman
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Lalu Umar menanyakan hal itu kepada
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan beliau bersabda: "Perintahkan agar ia
kembali padanya, kemudian menahannya hingga masa suci, lalu masa haid dan suci
lagi. Setelah itu bila ia menghendaki, ia boleh menahannya terus menjadi istrinya
atau menceraikannya sebelum bersetubuh dengannya. Itu adalah masa iddahnya
yang diperintahkan Allah untuk menceraikan Allah untuk menceraikan istri."
Muttafaq Alaihi.
 Thalak Bid’i
Adalah Thalak yang menyalahi ketentuan agama, yakni thalak
yang dijatuhkan oleh suami terhadap istri yang pernah dicampurinya
dengan sekali thalak dimasa haidh dan menthalak 3 kali.

Hadits ke-110
Menurut riwayat Muslim, Ibnu Umar berkata (kepada orang yang bertanya
kepadanya): Jika engkau mencerainya dengan sekali atau dua kali talak, maka
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyuruhku untuk kembali kepadanya,
kemudian aku menahannya hingga sekali masa haid lagi, lalu aku menahannya
hingga masa suci, kemudian baru menceraikannya sebelum menyetubuhinya. Jika
engkau menceraikannya dengan tiga talak, maka engkau telah durhaka kepada
Tuhanmu tentang cara menceraikan istri yang Ia perintahkan kepadamu

5. Thalak karena penderitaan yang tak tertahankan.5


a. Thalak karena tidak diberi nafkah
Imam Malik, Syafi’I dan Ahmad berpendapat bahwa boleh
memisahkan anatara suami istri karena tidak memberi nafkah dengan
keputusan hakim apabila istri menuntut hal itu, sedangkan suami tidak
mempunyai harta.
Hadits ke-185
Dari Said Ibnu al-Musayyab tentang orang yang tidak mampu memberi
nafkah istrinya, ia berkata: Mereka diceraikan. Riwayat Said Ibnu Manshur
dari Sufyan dari Abu al-Zanad, ia berkata: Aku bertanya kepada Said Ibnu
al-Musayyab, apakah itu sunnah? Dia berkata: Ya, sunnah. Hadits ini
mursal yang kuat. Dari Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa ia menulis surat
kepada komandan militer tentang orang-orang yang meninggalkan istri
mereka: yaitu agar mereka menuntut dari para suami agar memberi nafkah
atau menceraikan. Apabila mereka menceraikan, hendaklah mereka
memberi nafkah selama mereka dahulu tidak ada. Dikeluarkan oleh Syafi'i
kemudian Baihaqi dengan sanad hasan.
b. Thalak karena penderitaan yang pedih
Dalam islam “Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh
membahayakan”. Maka jika wanita mendapatkan cacat yang parah pada
suaminya, ia boleh menuntut cerai.
Para fuqaha telah membagi cacat-cacat ini menjadi dua :
a. Cacat pada organ pembiakan di antaranya :
Impoten (tidak mampu berhubungan seksual)
Ar-Ratq (kebuntuan pada wanita)
Al-Qarn (tulang yang terdapat pada kemaluan wanita)
b. Cacat yang bukan pada organ pembiakan
Yaitu penyakit-penyakit yang berbahaya yang biasanya
dijauhi oleh manusia pada umumnya.

6. Hikmah Thalak
Pintu darurat terkadang memang harus dilewati, sebab kalau tidak akan
mendatangkan bahaya yang lebih besar, sama halnya dengan Thalak , kalau
suami istri tidak bisa hidup rukun lagi maka demi kebaikan semua pihak
termasuk anak-anaknya maka Thalak inilah yang memberikan jalan keluar.
Ibnu Sina dalam Kitab As-Syifa berpendapat bahwa jalan untuk cerai itu
diberikan, dan jangan ditutup sama sekali,karena menutup mati jalan perceraian
akan berbahaya dan kerusakan.6
5
6
‘Arifin, Zaenal, DRS.,M.Pd.I.,Ilmu Fiqih (Pengantar Hukum Islam),Jakarta:
Lembaga Pendidikan Pelita Umat (LPPU),Jilid 2,2011.Hal 69.

PENUTUP

Kesimpulan
Thalak adalah bubarnya hubungan perkawinan oleh pihak suami dengan lafadz
thalak ataupun isyarat ataupun dengan tulisan yang disertai dengan niat untuk
menjatuhkan thalak.
Hukum Thalak bisa makruh,sunnah,wajib,haram, tergantung kondisi dan
penyebabnya.
 Syarat-Syarat Thalak
a. Syarat-Syarat pihak yang menjatuhkan Thalak (Suami)
 Berakal (Tidak Gila)
 Baligh
 Sehat
 Suka Rela (Tidak Dipaksa)
b. Syarat-Syarat pihak yang dijatuhi Thalak (Istri)
 Istri dari laki-laki yang menthalak secara hakikat
 Istri dari laki-laki yang menthalak secara hukum.
 Macam-Macam Thalak
a. Thalak ditinjau dari segi sighat (ucapan)
 Thalak Terang-terangan
 Thalak Sindiran
b. Thalak ditinjau dari tempat kejadian
 Thalak Munjaz
 Thalak Mudhaf
 Thalak Mu’allaq
c. Thalak ditinjau dari segi pengaruhnya
 Thalak Raj’i
 Thalak Baa’in
Thalak Baa’in Sughra (Kecil)
Thalak Baa’in Kubro (Besar)
d. Thalak ditinjau dari segi hukum
 Thalak Sunni
 Thalak Bid’i

 Thalak karena penderitaan yang tak tertahankan.


a. Thalak karena tidak diberi nafkah
b. Thalak karena penderitaan yang pedih
 Hikmah Thalak
Ibnu Sina dalam Kitab As-Syifa berpendapat bahwa jalan untuk cerai itu
diberikan, dan jangan ditutup sama sekali,karena menutup mati jalan perceraian
akan berbahaya dan kerusakan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai