Anda di halaman 1dari 20

PERNIKAHAN DALAM

AGAMA ISLAM
ERCA TRIANDARA
(12210223183)
KELAS 2E
DOSEN PENGAMPU:
YUSNIMAR YUSRI, M.PD.I
I P E RNI
S
KA
I
DEF I N

HAN

Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan


menyatu. Menurut istilah lain juga dapat berarti Ijab Qobul
(akadnikah) yang mengharuskan perhubungan antara
sepasang manusia yang diucapkan oleh kata-kata yang
DEFINISI ditujukan untuk melanjutkan kepernikahan, sesuai
peraturan yang diwajibkan oleh Islam.
PERNIKAHAN
Dalil-dalil Perintah
Pernikahan Dalam Al
Quran dan Sunnah Nabi
Islam memerintahkan ummatnya untuk
menikah. Anjuran ini tercantum dalam Al
Quran dan Sunnah Nabi Sallalahu Alaihi
Wasallam sebagai berikut :

QS. Ar. Ruum (30):21


QS. Adz Dzariyaat (51):49
QS. Yaa Siin (36):36
QS. An Nahl (16):72]
QS. At Taubah (9):71
QS. An Nisaa (4):1
QS. An Nuur (24):26
QS. Fathir (35):11
QS. Asy Syuro (42):11
Hukum Pernikahan

Hukum pernikahan bersifat


kondisional, artinya berubah menurut
situasi dan kondisi seseorang dan
lingkungannya.
Jaiz
Sunat
Wajib
Makruh
Haram
Mempelai laki laki dan perempuan
Mahar
Syarat Sah Ijab Kabul
Pernikahan Wali
Saksi
Pernikahan Yang
Diharamkan

Perempuan muhrim bagi laki-


Perempuan yang diharamkan
laki karena persemendaan ialah:
menikah oleh laki-laki :
Ibu mertua
Ibu susuan Ibu tiri
Nenek dari saudara ibu susuan Nenek tiri
Saudara perempuan susuan Menantu perempuan
Anak perempuan kepada Anak tiri perempuan dan keturunannya
saudara susuan laki-laki atau Adik ipar perempuan dan keturunannya
perempuan Sepupu dari saudara istri
Sepupu dari ibu susuan atau Anak saudara perempuan dari istri dan
bapak susuan keturunannya
Talak & Rujuk Menurut Ulama mazhab Hanafi dan
Hanbali mengatakan bahwa talak
adalah pelepasan ikatan perkawinan
Pengertian Talak secara langsung untuk masa yang akan
datang dengan lafal yang khusus.
Menurut mazhab Syafi'i, talak adalah
pelepasan akad nikah dengan lafal talak
atau yang semakna dengan itu.
Menurut ulama Maliki, talak adalah
suatu sifat hukum yang menyebabkan
gugurnya kehalalan hubungan suami
istri.
Talak & Rujuk
Pembagian Talak :
Dari segi cara suami
menjatuhkan
Dilihat dari segi boleh
tidaknya suami rujuk dengan
istrinya, maka talak dibagi
menjadi dua, yaitu talak raj'i
dan talak ba'in.
k & Ru
la j
Talak Raj'i: Talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya
Ta

uk

(talak 1 dan 2) yang belum habis masa iddahnya. Dalam


hal ini suami boleh rujuk pada istrinya kapan saja selama

Talak & Rujuk


masa iddah istri belum habis.
Talak Ba'in: Talak yang dijatuhkan suami pada istrinya
yang telah habis masa iddahnya. Dalam hal ini, talak ba'in
terbagi lagi pada 2 yaitu: talak ba'in sughra dan talak
ba'in kubra.
Li’an
Pengertial Li’an

Li’an adalah mashdar dari kata kerja


la’ana, yulaa’inu, li’aanan terambil dari
kata alla’nu yang berarti kutukan, jauh
atau laknat.
Li’an Tata cara li’an adalah sebagai berikut:
Suami bersumpah empat kali dengan kata
tuduhan zina dan atau pengingkaran anak
tersebut diikuti sumpah kelima dengan kata-
kata laknat Allah atas dirinya apabila tuduhan
dan atau pengingkaran tersebut dusta.
Istri menolak tuduhan dan atau pengingkaran
tersebut dengan sumpah empat kali dengan
kata tuduhan dan atau pengingkaran tersebut
tidak benar, diikuti dengan sumpah yang kelima
dengan kata-kata murka Allah atas dirinya bila
tuduhan dan atau pengingkaran tersebut benar.
Sumpahnya adalah : “Aku bersaksi dengan
nama Allah bahwa tuduhanku terhadap istriku
bahwa dia berzina adalah benar dan
sesungguhnya anak ini yang dikandungnya
adalah hasil perzinaan, bukan dari saya.
”Sumpah ini dilakukan empat kali dan sesudah
itu hakim memberi nasehat kepadanya, kalau
sekiranya sumpah yang telah diucapkannya itu
dusta hendaklah dicabut kembali. Apabila dia
tidak mencabut sumpahnya maka sumpah
yang kelima adalah: “…………..dan saya bersedia
menerima laknat Allah apabila aku
Li’an
Dasar hukum li’an
Dasar hukum pengaturan li’an bagi suami yang menuduh istrinya yang
berbuat zina adalah firman Allah surat An-Nur : 6 sebagai berikut :

Artinya : “Dan orang-orang yang menuduh istrinya berzina, padahal mereka


tidak ada mempunyai saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang
itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, bahwa sesungguhnya dia
adalah termasuk orang-orang yang benar”.
Li’an

Kafarah Li’an
Sesuai dengan firman Allah SWT:

Artinya : “Dan orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang


baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi
maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera dan
janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka
itulah orang-orang yang fasik.”(An-Nur : 4).
Dampak-dampak yang ditimbulkan oleh li’an
diantaranya :
L i ’ an Hukuman jatuh pada keduanya (suami dan istri).
Masing-masing suami dan istri haram untuk bersenang-
senang dengan pasangannya disebabkan karena li’an,
bahkan sebelum adanya tafriq (pemisahan) qadi

Li’an
terhadap keduanya.
Terjadi firqah (perceraian) antara keduanya sesuai
dengan kesepakatan fuqaha.
Apabila li’an dikibatkan karena tidak mengakui status
anak maka garis keturunan sang anak tidak dapat
dihubungkan dengan sang suami, tapi dihubungkan
dengan ibunya.
Ila’
Pengertian Ila’

Menurut bahasa, Ila’ adalah sumpah


semata-mata (mutlak). Dikatakan,
ala-yuli-ila’ ketika seseorang
bersumpah, baik bersumpah untuk
tidak mendekati istrinya ataupun yang
lain. Sedangkan menurut istilah
syariat, ila’ adalah sumpah suami
untuk tidak mendekati istrinya selama
empat bulan, baik berupa sumpah
kepada Allah ataupun
mengantungkan adanya tindakan
mendekati si istri pada perbuatan
yang sulit dilaksanakan oleh jiwa
manusia.
Ila’ Dasar Hukum Ila’ :
Allah SWT berfirman

‫ُو ِق َف َحَّتى ُيَط ِّلَق َأْو َيِف يَء َو اَل َيَق ُع َع َلْي ِه َط اَل ٌق ِإَذ ا َم َض ْت‬
‫اَأْلْر َبَع ُة اَأْلْش ُه ِر َحَّتى ُيوَق َف‬

Artinya ; “Kepada orang-orang yang


mengila’ istrinya diberi tangguh bulan
(lamanya). Kemudian jika mereka
kembali (kepada istrinya), maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. Dan jikalau
mereka berazam (bertetap hati untuk)
talak, maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Tahu.” (Q.S.Al-
Baqarah : 226-227).
Ucapan ila’ itu terbagi menjadi dua macam :
Ucapan yang sharih adalah ucapan yang menunjukkan kepada tujuan tanpa ada
kemungkinan kepada sesuatu yang lain. Contohnya: “Demi Allah, aku tidak akan
berhubungan badan denganmu”.
Ucapan kinayah adalah ucapan yang mengandung makna lain. Seperti : “Aku tidak
akan menyelimutimu”, “Aku tidak akan masuk kepadamu”, dan “Aku tidak akan
Ila’ menyatukan kepalamu dengan kepalaku”. Contoh-contoh ucapan seperti ini tidak
dapat menjadi ila’, kecuali dengan adanya niat. Seandainya suami mengaku,
bahwa dirinya menghendaki makna selain bersetubuh maka ucapannya itu
dibenarkan dalam pengadilan.
Muddah (masa), yaitu masa ila’ adalah 4 bulan atau lebih.
Suami.
Istri.
Ila’
Kaffarah yang harus dibayar untuk menebus ila’ adalah:
Memberikan makan kepada sepuluh orang miskin, atau
Memberikan pakaian kepada sepuluh orang miskin,
atau Memerdekakan seorang budak
Apabila tidak mampu melaksanakan salah satu dari
ketiga alternatif di atas, kaffarahnya adalah berpuasa
selama tiga hari.
Pengertian Khulu’

Menurut bahasa khulu’ yaitu berasal dari


khala’ ats-tsauba idzaa azzalaba (‫)خلع الثوب‬
Khulu’ yang artinya melepaskan pakaian; karena
isteri adalah pakaian suami dan suami
adalah pakaian isteri.
Menurut istilah yaitu permintaan cerai
yang diajukan oleh istri terhadap suami
denan memberikan ganti rugi sebagai
tebusan,yakni istri memisahkan dirinya dari
suaminya dangan memberikan ganti rugi
kepadanya.
Khulu di perbolehkan oleh Allah bahkan
ada yang mewajibkannya ketika keduanya
(suami-istri) atau salah satu dari keduanya
(suami/istri) khawatir tidak dapat
menjalankan hukum-hukum Allah dengan
dalil QS. Al-Baqoroh ayat 229.

Anda mungkin juga menyukai