Kelas :SLTP/SLTA 4 C
A. Pengertian Khitbah
Kata khitbah adalah Bahasa arab standar yang terpakai pergaulan sehari-
hari,terdapat dalam firman assla dan terdapat pula dalil ucapan nabi serta
di syari’atkan dalam suatu perkawinan yang waktu pelaksanaannya di
adakan sebelum berlangsungnya akad nikah.Keadaan ini pun sudah
membudaya di tengah masyarakat dan di laksanakan sesuai tradisi
masyarakat setempat.jadi khitbah artinya adalah peminang yaitu melamar
untuk mengatakan permintaan atau ajakan mengikat perjodohan dari
seorang laki-laki dengan seorang perempuan calon istrinya.Ada pun
pengertian lainnya
B.Syarat-syarat
Syarat-syarat meminang ada dua macam, yaitu:
1. Syarat mustahsinah,
2. Syarat lazimah
C. Melihat Pinangan
قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم و يحفظوا فروجهم ذلك أزكى لكم إن هللا خبير بما يصنعون
Dari keterangan ayat di atas bisa diketahui bahwa melihat itu dilarang oleh
Islam meskipun demikian itu masih bersifat umum sebab masih ada
ketentuan dalam fiqh yang mengecualikan yaitu dibolehkannya melihat
perempuan lain karena darurat atau hajad. Oleh karena itu dalam hal
peminangan diperbolehkan melihat pada wanita yang akan dipinang sesuai
dengan hadis’
تطاعmmإن اسmmرأة فmmعن جابر بن عبد هللا قال قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم اذا خطب احدكم ام
)ان ينظر منها الى ما يدعوه الى نكاحها فليفعل (رواه احمد و ابو داود
Dari Jabir: aku pernah mendengar Nabi bersabda: Apabila salah satu
diantara kamu meminang seorang perempuan kemudian ia mampu untuk
melihat sebagian dari apa yang bisa mendorongnya untuk menikahinya
maka kerjakanlah.
Meminang wanita yang telah dipinang orang lain hukumnya haram jika
jelas pinangan pertama diterima, kecuali jika peminangan pertama
mengizinkan. Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW Melarang
seseorang melamar wanita pinangan saudaranya, sebelum peminangan
pertama ditolak atau mengizinkan. Jika sudah jelas ditolak atau sudah ada
izin dari peminang pertama, baru dia boleh meminangnya (HR, alBukhari,
Muslim, dan Ahmad). Jika ada isyarat peminang pertama akan diterima,
menurut asy-Syafi‟I dalam qaul jadid, orang lain tidak haram
meminangnya, sebab penerimaan itu belum tegas. Sama halnya jika wanita
yang dipinang itu hanya diam (Wahbah Zuhaili, 2012). Namun, bila
seseorang pria meminang wanita yang sudah dipinang orang lain dalam
kondisi yang tidak diperbolehkan, lalu wanita itu jadi menikah dengan
peminang kedua, akad nikahnya tetap sah. Sebab, larangan itu
dilakukannya sebelum akad, sehingga tidak merusak akad (Wahbah
Zuhaili, 2012). Dalam menghubungkan hadist di atas terdapat beberapa
hadist tentang memilih pasangan dalam peminangan yaitu: ُ „ُّ Artinya:
“Dunia adalah hiasan, dan sebaik-baik hiasan dunia adalah wanita
Sholehah” (Al-Hadist Riwayat Muslim)
Selama akad nikah dengan ijab dan Kabul ini belum terlaksana,
maka perkawinan itu belum terwujud dan belum terjadi, baik menurut
adat, syara’, maupun undang-undang. Wanita tunangannya tetap sebagai
orang asing bagi si peminang (pelamar) yang tidak halal bagi mereka
untuk berduaan dan bepergian berduaan tanpa disertai salah seorang
mahramnya seperti ayahnya atau saudara laki-lakinya.