BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Khitbah
1. Pengertian Khitbah
b. Wanita yang ditalak suaminya yang masih berada dalam masa iddah
raj’iyyah, haram dan dilarang untuk dipinang
1
Tihami dan Sohari sahrani, fikih munahkahat; kajian nikah lengkap, (Jakarta: PT raja grafindo
persada, 2009). H. 24
3
Artinya:
2
Amir syarifudin, Hukum perkawinan islam di Indonesia, (Jakarta, kencana), hal.50
4
﴿َو اَل ُج َن اَح َع َلۡي ُك ۡم ِفيَم ا َع َّر ۡض ُتم ِبِهۦ ِم ۡن ِخ ۡط َب ِة ٱلِّن َس ٓاِء َأۡو َأۡك َن نُت ۡم ِفٓي َأنُفِس ُك ۚۡم َع ِلَم ٱُهَّلل َأَّنُك ۡم َس َت ۡذ ُك ُر وَن ُهَّن
َو َٰل ِكن اَّل ُت َو اِع ُد وُهَّن ِس ًّر ا ِإٓاَّل َأن َت ُقوُل وْا َق ۡو اٗل َّم ۡع ُر وٗف ۚا َو اَل َتۡع ِز ُم وْا ُع ۡق َد َة ٱلِّن َك اِح َح َّت ٰى َي ۡب ُل َغ ٱۡل ِك َٰت ُب َأَج َلُهۚۥ
﴾٢٣٥ مَٞو ٱۡع َلُم ٓو ْا َأَّن ٱَهَّلل َي ۡع َلُم َم ا ِفٓي َأنُفِس ُك ۡم َفٱۡح َذ ُروُۚه َو ٱۡع َلُم ٓو ْا َأَّن ٱَهَّلل َغ ُفوٌر َح ِلي
Artinya:
“dan tidak berdosa bagi kamu meminang perempuan dengan kata sindiran
atau sembunyikan dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan
menyebutkan kepada perempuan itu” (QS. Al-baqarah:235)
a. Melamar kepada wanita yang masih dalam masa iddah dari perceraian
dengan laki-laki lain, baik dengan talak raj’i atau ba’in atau dengan fasakh
atau ditinggalkan mati. Meskipun demikian, diperbolehkan kalau dengan
kata-kata sindiran kepada janda yang masih dalam iddah selain talaq raj’i.
b. Melamar wanita bekas istrinya yang pernah dijatuhi talaq selama masih
dalam masa iddah baik dia maupun dari perceraian dengan laki-laki lain
(muhallilnya).
c. Melamar wanita yang diketahui olehnya telah dilamar oleh laki-laki serta
lamarannya diterima.3
a. Syarat Mustahsinah
3
M Bagir Al Habsyi, Fiqih Praktis, (Bandung: Mizan) hal. 18
5
3) Wanita yang akan dipinang itu hendaklah wanita yang jauh hubungan
darah dengan laki-laki yang meminangnya. Agama melarang seorang
laki-laki mengawini seorang wanita yang sangat dekat hubungannya
darahnya.
4
amal Muchtar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan bintang, 1974) hlm
28-29
5
Kamal Muchtar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan bintang, 1974) hlm
29-30
6
6) Disunatkan agar istri yang diambil masih gadis. Karena gadis pada
umumnya masih segar dan belum pernah mengikat cinta dengan laki-
laki lain, sehingga kalau beristri dengan mereka akan bisa lebih kokoh
tali perkawinannya dan cintanya kepada suami lebih menyentuh
jantung hatinya, sebab biasanya cinta itu jatuhnya pada kekasih
pertama.6
b. Syarat Lazimah
َو ُبُعوَلُتُهَّن َأَح ُّق ِبَر ِّد ِهَّن ِفي َٰذ ِلَك ِإۡن َأَر اُد ٓو ْا ِإۡص َٰل ٗح ۚا
Artinya:
9
Abd. Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm 74
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimmpulan
Arti dari dari khitbah adalah meminang, atau melamar atau meminta seorang
wanita untuk dijadikan istri orang yang melamar. Menurut istilah, peminangan
11
Ada beberapa syarat syarat dan kriteria wanita yang akan di khitbah oleh
seorang pria yaitu salah satunya adalah Syarat Mustahsinah dan Syarat lazimah.
Syarat lazimah adalah syarat-syarat yang wajib dilaksanakan demi sah nya
keberlangsungan peminangan. Jika syarat lazimah tidak dilaksanakan maka
kihtbah dianggap tidak sah.
Arti dari kafa’ah adalah setara, keseimbangan, keserasian antara suami dan
istri. Kafa’ah berarti sama, sederajat, sepadan atau sebanding. Maksud kafa’ah
dalam perkawinan yaitu laki-laki sebanding dengan calon istrinya, sama dalam
kedudukannya, sebanding dalam tingkatannya, sosial dan sederajat dalam
akhlak serta kekayaannya
DAFTAR PUSTAKA
Tihami dan sahrani Sohari, fikih munahkahat; kajian nikah lengkap, (Jakarta: PT raja
grafindo persada, 2009).
Muchtar Kamal, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan bintang,
1974)
Fatah Idris Abdul, Ahmadi Abu, Terjemah Ringkas Fiqih Islam Lengkap, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1988)
Depag RI, Ilmu Fiqh, dalam Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana,
2010),
Sabiq Sayyid, Fiqh Sunnah, terj. Moch. Thalib, Fiqh Sunnah, (Bandung: Alma’arif, 1993),