Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 6

M.IRSYAD (2016030090)
HAMIDAH RIZALNI(2016030101)
A.PENGERTIAN PERNIKAHAN
Secara bahasa, arti nikah berarti mengumpulkan, menggabungkan, atau
menjodohkan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nikah diartikan sebagai perjanjian
antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri (dengan resmi) atau
pernikahan. Sedang menurut syariah,nikah berarti akad yang menghalalkan
pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya yang
menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing. Dalam Undang-undang
Pernikahan RI (UUPRI) Nomor 1 Tahun 1974, definisi atau pengertian
perkawinan atau pernikahan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
wanita sebagai suami istri, dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang berbahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pernikahan sama artinya dengan
perkawinan.
B.TUJUAN PERNIKAHAN
• 1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Asasi
• 2. Untuk Mendapatkan Ketenangan Hidup
• 3. Untuk Membentengi Akhlak
• 4. Untuk Meningkatkan Ibadah kepada Allah SWT.
• 5. Untuk Mendapatkan Keturunan yang Saleh
• 6. Untuk Menegakkan Rumah Tangga yang Islami
C. Hukum Pernikahan
• hukum asal melakukan pernikahan adalah mubah. Para ahli fikih
sependapat bahwa hukum pernikahan tidak sama penerapannya
kepada semua mukalaf, melainkan disesuaikan dengan kondisi
masing-masing, baik dilihat dari kesiapan ekonomi, fisik, mental
ataupun akhlak. Karena itu hukum nikah bisa menjadi wajib, sunah,
mubah, haram, dan makruh.
• 1. Wajib bagi orang yang telah mampu baik fisik, mental, ekonomi
maupun akhlak untuk melakukan pernikahan, mempunyai keinginan
untuk menikah, dan jika tidak menikah,maka dikhawatirkan akan
jatuh pada perbuatan maksiat, maka wajib baginya untuk menikah.
• 2. Sunah bagi orang yang telah mempunyai keinginan untuk menikah
namun tidak dikhawatirkan dirinya akan jatuh kepada maksiat,
sekiranya tidak menikah. Dalam kondisi seperti ini seseorang boleh
melakukan dan boleh tidak melakukan pernikahan.
• 3. Mubah bagi yang mampu dan aman dari fitnah, tetapi tidak
membutuhkannya atau tidak memiliki syahwat sama sekali seperti
orang yang impoten atau lanjut usia, atau yang tidak mampu
menafkahi, sedangkan wanitanya rela dengan syarat wanita tersebut
harus rasyidah (berakal)
• 4. Haram yaitu bagi orang yang yakin bahwa dirinya tidak akan
mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban pernikahan, baik
kewajiban yang berkaitan dengan hubungan seksual maupun
berkaitan dengan kewajiban-kewajiban lainnya. Pernikahan seperti ini
mengandung bahaya bagi wanita yang akan dijadikan istri. Sesuatu
yang menimbulkan bahaya dilarang dalam Islam.
• 5. Makruh yaitu bagi seseorang yang mampu menikah tetapi dia
khawatir akan menyakiti wanita yang akan dinikahinya, atau
menzalimi hak-hak istri dan buruknya pergaulan yang dia miliki dalam
memenuhi hak-hak manusia, atau tidak minat terhadap wanita dan
tidak mengharapkan keturunan.
D. Pengertian Khitbah dan Tata Caranya
• Arti khitbah adalah prosesi lamaran di mana pihak keluarga calon
mempelai pria bersilaturahmi ke rumah calon mempelai wanita.
Dalam pertemuan itu,keluarga calon mempelai pria akan
mengutarakan keinginan mereka.
• 2. Tata Cara Tata cara khitbah sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad
SAW, yakni dengan membaca hamdalah. Kemudian, menyebut pujian
kepada Allah, shalawat untuk Rasulullah SAW.Setelah itu,
disunnahkan juga membaca 'asyhadu an la ilaha illallah wahdahu la
syarika lah wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh'
ketika melakukan prosesi khitbah.
E.MACAM MACAM PERNIKAHAN
• 1. Pernikahan Az Zawaj Al Wajib
Pernikahan Az Zawaj Al Wajib adalah pernikahan wajib yang harus dilakukan
oleh individu yang memiliki kemampuan untuk melakukan pernikahan serta
memiliki nafsu biologis (nafsu syahwat), dan khawatir pribadinya melakukan
dosa paling berat dalam Islam yakni perbuatan zina yang dosa dan dilarang
Allah manakala tidak melakukan pernikahan.
2. Pernikahan Az Zawaj Al Mustahab
Pernikahan Az Zawaj Al Mustahab adalah pernikahan yang dianjurkan kepada
individu yang mampu untuk melakukan pernikahan dan memiliki nafsu
biologis untuk menghindarkan pribadinya dari kemungkinan melakukan zina
yang dosa.
3. Pernikahan Az Zawaj Al Makruh Pernikahan Az Zawaj Al Makruh
merupakan pernikahan yang kurang atau tidak disukai oleh Allah.
• 4. Pernikahan Az Zawaj Al Mubah
Pernikahan Az Zawaj Al Mubah adalah pernikahan yang diperbolehkan untuk
dilakukan tanpa ada faktor-faktor pendorong atau penghalang.
5. Pernikahan Haram
Pernikahan Haram adalah pernikahan yang berdasarkan hukum Islam haram
apabila seorang muslim menikah justru akan merugikan istrinya, karena ia
tidak mampu memberi nafkah lahir dan batin
6. Pernikahan Badal
Pernikahan badal adalah pernikahan tukar menukar istri. Hal ini terjadi
karena seorang laki-laki mengadakan perjanjian untuk menyarahkan istrinya
kepada orang lain dan mengambil istri orang lain tersebut sebagai istrinya
dengan memberi sejumlah uang tambahan.
7.Pernikahan Mut'ah
• Pernikahan ini terjadi karena seorang laki-laki menikahi seorang wanita
dengan memberikan sejumlah harta dalam waktu tertentu, dan pernikahan
ini akan berakhir sesuai dengan batas waktu yang telah di tentukan tanpa
talak serta tanpa kewajiban memberi nafkah atau tempat tinggal.
Pernikahan Mut'ah berasal dari kata tamattu' yang berarti bersenang
senang atau menikmati.
8.Pernikahan syighar
Menurut bahasa, pernikahan syighar diambil dari kata Assyighor yang berarti
mengangkat.Pernikahan ini diharamkan sebab tidak sesuai dengan hikmah
atau tujuan menikah
F. Rukun dan Syarat Pernikahan
• 1. Calon Suami
Calon suami dengan syarat-syaratnya sebagai berikut:
• a. Bukan mahram si wanita, calon suami bukan termasuk yang haram dinikahi karena adanya
hubungan nasab atau sepersusuan.
• b. Orang yang dikehendaki, yakni adanya keredaan dari masing-masing pihak. Dasarnya adalah
hadis dari Abu Hurairah r.a, yaitu: “Dan tidak boleh seorang gadis dinikahkan sehingga ia diminta
izinnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
• c. Mu’ayyan (beridentitas jelas), harus ada kepastian siapa identitas mempelai laki-laki dengan
menyebut nama atau sifatnya yang khusus.
• 2. Calon Istri
Calon istri dengan syarat-syaratnya sebagai berikut:
• a. Bukan mahram si laki-laki.
• b. Terbebas dari halangan nikah, misalnya, masih dalam masa idah atau berstatus seboran
istri orang.
3. Wali
Wali adalah bapak kandung mempelai wanita, penerima wasiat atau kerabat terdekat, dan seterusnya sesuai dengan urutan ashabah
wanita tersebut, atau orang bijak dari keluarga wanita, atau pemimpin setempat, Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada nikah, kecuali
dengan wali.” Umar bin Khattab r.a. berkata, “Wanita tidak boleh dinikahi, kecuali atas izin walinya,atau orang bijak dari keluarganya
atau seorang pemimpin.
4. Dua Orang Saksi
Syarat saksi adalah:
a. Berjumlah dua orang, bukan budak, bukan wanita, dan bukan orang fasik.
b. Tidak boleh merangkap sebagai saksi walaupun memenuhi kualifikasi sebagai saksi.
c. Sunah dalam keadaan rela dan tidak terpaksa.
5. Ijab Kabul (Sighat)
Syarat shighat adalah:
a. Tidak tergantung dengan syarat lain.
b. Tidak terikat dengan waktu tertentu.
c. Boleh dengan bahasa asing.
G.HIKMAH PERNIKAHAN

Nikah disyariatkan Allah Swt. melalui al-Qur’an dan sunah Rasul-Nya, seperti
dalam uraian di atas, mengandung hikmah yang sangat besar untuk
keberlangsungan hidup manusia, di antaranya sebagai berikut.
1. Terciptanya hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan
mahram, dalam ikatan suci yang halal dan diridai Allah Swt.
2. Mendapatkan keturunan yang sah dari hasil pernikahan.
3. Terpeliharanya kehormatan suami istri dari perbuatan zina.
4. Terjalinnya kerja sama antara suami dan istri dalam mendidik anak dan
menjaga kehidupannya.
5. Terjalinnya silaturahmi antar keluarga besar pihak suami dan pihak istri.

Anda mungkin juga menyukai