Anda di halaman 1dari 11

MUNAKAHAT

(PERNIKAHAN)
Disusun Oleh:
Nuraisah
Riska Destina Oktavia
Riza Inayah
• Azas Islam yang berhubungan dengan mu’amalat sekaligus juga mu’asyarat adalah
munakahat (pernikahan). Bagian ini sangat penting untuk dibahas dan dikaji, karena
Allah menciptakan manusia hakekatnya berpasang-pasangan, yaitu laki-laki dan
perempuan, sebagaimana Allah ciptakan nenek moyang kita Nabi Adam A.S., dan Siti
Hawa. Dari sinilah cikal bakal manusia berkembang biak menjadi banyak sampai hari
akhir nanti.Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisaa ayat 1 yang berarti :
• “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
Pengertian Nikah

• Menurut bahasa nikah yaitu menghimpun atau mengumpulkan. Sedangkan menurut


istilah syara’ nikah adalah suatu ‘aqad yang menghalalkan seorang laki-laki dengan
perempuan yang bukan muhrim untuk bersatu menjadi suami istri dengan ucapan ijab
dan qabul yang disaksikan oleh beberapa orang saksi dan wali dengan syarat dan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh hukum syara’.
Hukum Menikah

• Pada dasarnya menikah hukumnya adalah sunnah muakkad yaitu sunnah yang
sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw., dan mendekati wajib. Namun bisa berubah
sesuai dengan kondisi dan niat seseorang. Jika seseorang menikah dengan niat untuk
menjauhi dari perzinahan, maka hukumnya sunah. Akan tetapi, jika diniatkan untuk
sesuatu yang buruk, maka hukumnya menjadi makruh, bahkan haram.
Hukum nikah menurut ilmu fiqih terdiri dari lima hukum

o Wajib
Hukum wajib menikah, bagi orang yang sudah mampu, baik dzahir maupun bathin, dan
merasa takut terjadi perzinahan jika tidak menikah.
o Sunnah
Hukum nikah sunnah bagi yang ingin menikah, dan ia mampu memberikan nafkah, tetapi
masih bisa menahan diri dari keburukan syahwat.
o Makruh
Yaitu bagi yang tidak mampu memberikan nafkah kepada istrinya, maka lebih baik
menahannya untuk menikah.
o Mubah
Hukum mubah berlaku bagi yang tidak terdesak oleh hal-hal yang mengharuskan segera
menikah atau yang mengharamkannya. Maksudnya boleh dilakukan atau tidak tergantung
dari kondisi yang bersangkutan.
Rukun Nikah
o Adanya mempelai atau calon pengantin laki-laki
o Adanya calon mempelai wanita
o Adanya wali yang menikahkan, dari pihak wanita
o Adanya 2 orang saksi
o Adanya ijab dan qabul (serah terima) dari wali dan mempelai laki-laki.
Syarat Nikah
1. Syarat calon suami :
a. Islam
b. Lelaki yang tertentu
c. Bukan lelaki mahram dengan calon isteri
d. Mengetahui wali yang sebenar bagi akad nikah tersebut
e. Bukan dalam ihram haji atau umrah
f. Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
g. Tidak mempunyai empat orang isteri yang sah dalam satu masa
h. Mengetahui bahawa perempuan yang hendak dikahwini adalah sah dijadikan
isteri
• 2. Syarat calon isteri
• a. Islam
• b. Perempuan yang tertentu
• c. Bukan perempuan mahram dengan calon suami
• d. Bukan seorang khunsa
• e. Bukan dalam ihram haji atau umrah
• f. Tidak dalam idah
• g. Bukan isteri orang
3. Syarat wali
a. Islam, bukan kafir dan murtad
b. Lelaki dan bukannya perempuan
c. Baligh
d. Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
e. Bukan dalam ihram haji atau umrah
f. Tidak fasik
g. Tidak cacat akal fikiran, gila, terlalu tua dan sebagainya
h. Merdeka

4. Syarat-syarat saksi
a. Sekurang-kurangya dua orang
b. Islam
c. Berakal
d. Baligh
e. Lelaki
f. Memahami kandungan lafaz ijab dan qabul
g. Dapat mendengar, melihat dan bercakap
h. Adil (tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak terus menerus melakukan dosa-dosa kecil)
i. Merdeka
5. Syarat ijab
a. Pernikahan nikah ini hendaklah tepat
b. Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran
c. Diucapkan oleh wali atau wakilnya
d. Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti perkawinan mut’ah (nikah
kontrak), dimana suami istri yang sah dalam tempoh tertentu seperti yang dijanjikan
dalam persetujuan nikah mut’ah)
e. Tidak secara taklik (tiada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafazkan)
Hikmah Menikah
• Meninggikan harkat dan martabat manusia
• Memuliakan kaum wanita
• Melanjutkan keturunan
• Wujud kecintaan Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai