Anda di halaman 1dari 17

BAB PERNIKAHAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

POLTEKES YOGYAKARTA
A. PENGERTIAN DAN HUKUM PERNIKAHAN
 Pernikahan adalah akad yang menghalalkan antara laki - laki dan perempuan dengan akad
menikahkan atau mengawinkan. Pernikahan dalam agama islam dimaknai sebagai suatu
ibadah yang paling agung karna dalam melaksanakannya diperlukan adanya ilmu yang
luas dan ketaqwaan. Pernikahan juga sebagai jalan untuk menjaga kesucian diri dari
fitnah, menjaga pandangan, menjaga keimanan, dan menjadi jalan dakwah terhadap istri,
anak dan keluarga nantinya.

 Pernikahan di Indonesia telah ditetapkan dalam undang - undang Republik Indonesia No. 1
Tahun 1974. Undang - undang ini tidak hanya berlaku bagi semua warga Indonesia baik
pemeluk agama islam maupun agama lainnya.
 Hukum pernikahan dalam islam menurut Jumhur Ulama dibagi menjadi lima :
1) Sunnah: yaitu diperuntukan bagi para pemuda yang telah mempunyai kemampuan untuk
menikah dengan tujuan agar terjaga pandangan, kemaluan, dan bagi yang belum mampu
untuk berpuasa sebagai penjagaan.

2) Mubah: atau berarti boleh, yaitu bagi orang yang tidak mempunyai factor yang melarang
untuk menikah.

3) Wajib: yaitu orang yang telah matang dari segi biologis kedewasaan rohani dan memiliki
biaya, karna jika tidak segera dikhawatirkan akan terjatuh pada perbuatan zina.

4) Makruh: yaitu orang yang telah matang dari sisi biologisnya, kedewasaan rohaninya, namun
tidak memiliki biaya maka dianjurkan untuk berpuasa untuk penjagaan.

5) Haram: jika niat pernikahan hanya untuk menyakiti, mempermaikan, atau hanya
menginginkan hartnya.
B. RUKUN DAN SYARAT PERNIKAHAN

 Rukun Pernikahan
Rukun nikah merupakan unsur pokok yang harus dipenuhi untuk menjadi SAHNYA suatu
pernikahan. Masing - masing Rukun nikah mempunyai syarat tertentu yang harus dipenuhi demi
sahnya pernikahan, yaitu:

1) Calon suami
2) Calon istri
3) Ijab Qobul (ucapan penyerahan dan penerimaan)
4) Wali
5) Dua orang saksi (laki - laki)
 Syarat Pernikahan

Seorang muslim yang akan menikah disyaratkan oleh Allah untuk memilih pasangannya terlebih

dahulu yang sesuai dengan pondasi agama islam.

1) Memilih pasangan berdasarkan keimananya yang memiliki aqidah dan akhlak yang baik,
tidak mengutamakan kecantikannya, hartanya, keturunanya.

2) Memastikan garis nasab dan mahromnya, seorang muslim dilarang menikahi mahromnya
(orang yang dilarang dinikahi) yaitu: Orang Tua Kandung, Nenek dan Kakek dari Orang Tua

sampai ke atas nya, Saudara Kandung se-Ayah dan se-Ibu, Sesama Perempuan atau

sesama Laki-Laki, Paman atau Bibi dari Orang Tua, Keponakan,Cucu, Cicit, sampai ke

bawahnya.
Bagan mahram dan nasab
3) Mengkhitbah atau meminang. Khitbah dalam islam artinya hanyalah sebuah proses
pengantar untuk memastikan apakah pihak yang dilamar bersedia untuk dinikahi
dan apakah pihak keluarga bisa menerima (terutama wali, karena wali lah yang
akan menikahkan nantinya). Seorang yang sedang dalam pinangan orang lain
maka saudara muslim lainya tidak boleh meminang seorang tersebut.

4) Melakukan prosesi Akad Nikah, Akad Nikah secara umum berarti melangsungkan
kesepakatan, janji, untuk menjadi sepasang suami istri dan melangsungkan
bahtera rumah tangga dalam ikatan suci.dalam akad nikah ada rukun - rukun yang
setiap rukunya ada syarat - syarat yang hukumnya wajib untuk dipenuhi.
Syarat Menikah Untuk Calon Pengantin Laki-Laki

• Laki-Laki merupakan seorang Muslim, beriman


• Laki-Laki yang tertentu, bukan banci (jelas jenis kelaminnya adalah laki - laki)
• Calon pengantin laki - laki bukan mahram dari calon pengantin wanita
• Calon pengantin laki - laki mengetahui wali nikah yang sebenarnya dari pihak wanita
• Calon pengantin tidak boleh dalam keadaan Ihram atau Haji
• Calon pengantin laki - laki menikah karena kemauan sendiri, bukan paksaan atau perintah
orang lain

• Calon pengantin laki - laki tidak dalam memiliki 4 orang Istri saat menikah
• Calon pengantin laki - laki sudah mengetahui perempuan yang akan dijadikan pasangan (istri)
Syarat Menikah untuk Calon Pengantin Perempuan

• Perempuan adalah seorang Muslim, beriman


• Perempuan yang tertentu, bukan banci (jelas jenis kelaminnya adalah perempuan)
• Calon pengantin perempuan bukan mahram dari Calon Pengantin Laki-Laki
• Calon pengantin perempuan telah akil baligh (mengalami masa pubertas)
• Calon pengantin perempuan bukan dalam keadaan ihram atau haji
• Calon pengantin perempuan bukan dalam masa Iddah (masa tertentu setelah perceraian atau
ditinggal suami karena meninggal)

• Calon Pengantin Perempuan bukan Istri dari seseorang, atau sudah dalam ikatan pernikahan
C. WALI DAN SAKSI DALAM PERNIKAHAN
Wali Nikah
Wali dalam pernikahan adalah “wali perempuan yang melakukan akad nikah
dengan pengantin laki - laki sesuai dengan perempuan itu“. Sutau pernikahan tidak
sah tanpa adanya wali nikah. Syarat wali nikah :
1) Merdeka
2) Berakal
3) Baligh
4) Islam
5) Laki - laki

Wali nikah dalam islam terbagi ke dalam beberapa jenis :


1. Wali Nasab
1) Wali Nasab

Wali nasab adalah orang yang merupakan anggota keluarga pihak mempelai wanita yang

memiliki hubungan darah patrinial dan bisa menikahkan wanita tersebut dengan seorang

pria. Urutan yang berhak menjadi wali nikah bagi pengantin wanita :
• Bapak, kakek (orang tua bapak) dan seterusnya ke atas
• Saudara laki - laki kandung sebapak seibu
• Saudara laki - laki sebapak lain ibu
• Keponakan laki - laki dari saudara laki - laki kandung
• Keponakan laki - laki dari saudara laki - laki sebapak dan seterusnya
• Paman, yaitu saudara dari bapak sekandung
• Paman sebapak, yaitu saudara dari bapak sebapak lain ibu
• Anak-anak paman kandung (saudara sepupu)
• Anak laki - laki paman sebapak
2) Wali Hakim

Wali nikah yang utama adalah orang yang dalam urutan - urutan tersebut namun
apabila wali nasab tersebut tidak ada atau belum memenuhi syarat maka kuasa untuk
menjadi wali nikah diberikan kepada kepala negara dalam hal ini yang diwakili oleh menteri
agama dan selanjutnya diserahkan pada petugas pencatat nikah atau yang dikenal dengan
sebutan wali hakim .
 Saksi Nikah
Keberadaan saksi dalam pernikahan menjadi hal yang sangat penting pula. Hal ini
disebabkan karena saksi yang akan memastikan apakah pernikahan bisa dinilai sah atau
tidak. Untuk itu, berikut syarat dari adanya saksi dalam pernikahan.
- Saksi Pernikahan minimal ada 2 orang
- Saksi Pernikahan adalah laki-laki yang muslim, bukan perempuan
- Saksi Pernikahan Sehat Jasmani, Rohani, Akal pikiran mampu berpikir jernih
- Saksi Pernikahan sudah akhil balig
- Saksi Pernikahan dapat memahami kalimat ijab qobul
- Saksi Pernikahan dapat mendengar, melihat, dan berbicara dengan baik (tidak ada
gangguan)
- Saksi Pernikahan adalah orang yang bebas merdeka, tidak dalam tekanan atau pengaruh.
D. IJAB QOBUL DAN MAHAR

Ijab dan qobul dalam akad nikah ialah ucapan penyerahan dan penerimaan yang
dilakukan oleh mempelai perempuan dan mempelai laki - laki. Bacaan ijab dibacakan oleh
wali nikah kepada mempelai laki - laki. Dan bacaan qobul dibacakan oleh mempelai laki - laki.
Setelah pengucapan ijab dan qobul, meminta keterangan saksi.
 Mahar
Mengenai mahar dalam pernikahan dijelaskan Dalam QS : Annisa : 4 ,

“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian
dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari
maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai
makanan) yang sedap lagi baik akibatnya”

Mahar ini menjadi syarat sah juga untuk dilangsungkannya pernikahan artinya
hukumnya wajib. Dalam Islam mahar menjadi sebuah simbol dan arti bahwa wanita calon
istrinya perlu dihormati dan dimuliakan.

Mahar yang diberikan dapat berupa uang, emas, benda perhiasan, atau
jasa.meskipun wajib menyebutkan jumlah mahar dalam ijab dan qobul hukumnya sunnah.
E. WALIMAH
Walimatul ‘ursy atau pesta pernikahan hukumnya sunnah muakad,
demikin juga hukum mengumumkan penyelenggaraan pernikahan. Hal ini
berdasar pada hadist Rasulullah Saw :

‫َأْو ِلْم َو َلْو ِبَش ـاٍة‬


“Adakanlah pesta walaupun hanya memotong seekor kambing”

Sedangkan hokum seseorang dalam menghadiri walimah adalah wajib.


F. MACAM – MACAM PERNIKAHAN TERLARANG
1) Nikah Mut’ah
Pernikahan anatara laki - laki dan perempuan dengan menyebutkan batas waktu tertentu
ketika akad (nikah kontrak).
2) Nikah Syighar
Yaitu pernikahan antara 2 pasangan yang menjadikan perempuan sebagai maharnya.
Sehingga menghilangkan beban mahar yang sesungguhnya.
3) Nikah Tahlil
yaitu pernikahan yang dilakukan seorang dengan tujuan untuk menghalalkan perempuan
yang diinikahinya, dinikahi lagi oleh bekas suaminya yang telah mentalak tiga.
4) Pernikahan Silang
Yaitu pernikahan antara seorang yang beragama islam dengan seorang beragama non islam.

Anda mungkin juga menyukai