wb
Selamat datang di pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
KELAS XII
SMAN 1 WANGON
PERNIKAHAN DALAM ISLAM
( munakahat )
PENDIDIKAN AGAMAISLAM
KELAS XII
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengetahui pengertian pernikahan dalam
islam
Mengetahui hikmah pernikahan dan tujuannya
Mengetahui hukum, rukun dan syarat nikah
Memahami muhrim dan perwalian
Mengetahui hak dan kewajiban suami istri.
Mengetahui hal- hal yang memutuskan ikatan
pernikahan ( talak, cerai dan rujuk )
Menjelaskan masa iddah.
Pernikahan adalah sunatullah yang
berlaku umum bagi semua
makhlukNya.
QS. Adz-Zariat ayat 49 :
َو ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َخ َلْقَنا َز ْو َج ْيِن َلَع َّلُك ْم َتَذ َّك ُروَن
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang –
pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran
Allah SWT.”
Rasululloh SAW. juga banyak menganjurkan kepada para
remaja yang sudah mampu untuk segera menikah agar kondisi
jiwanya lebih sehat, seperti dalam hadist berikut :
“Wahai para pemuda! Siapa saja diantara
kalian yang sudah mampu maka
menikahlah, karena pernikahan itu lebih
menundukkan pandangan dan lebih
menjaga kemaluan. Jika belum mampu
maka berpuasalah, karena berpuasa dapat
menjadi benteng ( dari gejolak nafsu )”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
PENGERTIAN
“NIKAH” secara bahasa berarti mengumpulkan,
menggabungkan, atau menjodohkan.
Dalam KBBI, “nikah” diartikan sebagai
perjanjian antara laki – laki dan perempuan untuk
bersuami istri (dengan resmi) atau “pernikahan”
“NIKAH” menurut Syariah berarti akad yang
menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan
perempuan yang bukan mahramnya yang
menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing.
Pengertian pernikahan menurut Undang – Undang
Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 yaitu…
◦ Seagama
◦ Saling ridha
◦ Bukan mahram
◦ Mu’ayyan ( orangnya jelas )
◦ Mengetahui Wali Nikah
◦ Baligh
◦ Tidak Atas Paksaan
RUKUN PERNIKAHAN
1. Calon suami : dengan syarat: laki-laki yang sudah berusia
dewasa (menurut undang – undang perkawinan),
beragama Islam, tidak dipaksa/terpaksa, tidak sedang
dalam ihram haji atau umrah, dan bukan mahram calon
istrinya.
2. Calon istri : dengan syarat: wanita yang sudah cukup
umur (menurut undang – undang perkawinan): bukan
perempuan musyrik, tidak dalam ikatan perkawinan
dengan orang lain, bukan mahram bagi calon suami dan
tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah.
.3. Ada wali nikah, yaitu orang yang menikahkan mempelai laki-
laki dengan mempelai wanita atau mengizinkan pernikahannya.
a) Wali Nasab, yaitu wali yang mempunyai pertalian darah
dengan mempelai wanita yang akan dinikahkan.
b) Wakil Hakim, yaitu kepala negara yang beragama Islam.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang wali nikah adalah
sebagai berikut:
a) Beragama Islam.
b) Laki-laki.
c) Balig dan berakal.
d) Merdeka dan bukan hamba sahaya.
e) Bersifat adil.
f) Tidak sedang ihram haji atau umrah.
4. Ada dua orang saksi.
5. Ada akad nikah yakni ucapan ijab kabul
Ijab adalah ucapan wali (dari pihak mempelai wanita), sebagai
penyerahan kepada mempelai laki-laki. Qabul adalah ucapan
mempelai laki-laki sebagai tanda penerimaan. Suami wajib
memberikan mas kawin (mahar) kepada istrinya, tetapi
mengucapkannya dalam akad nikah hukumnya sunnah.
Suruhan untuk memberikan mas kawin terdapat dalam Al-
Qur’an yang artinya: “Berikanlah mas kawin (mahar) kepada
wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh
kerelaan…” (Q.S. An-Nisa’, 4: 4)
Kewajiban bersama suami dan
istri :
Memelihara dan mendidik anak dengan sebaik –
baiknya
Berbuat baik terhadap mertua, ipar dan kerabat yang
lainnya baik dari suami atau istri
Setia dalam hubungan rumah tangga dan memenuhi
keutuhannya
Saling bantu membantu antara keduanya
Menjaga penampilan lahiriyah dalam rangka
merawat keutuhan cinta dan kasih sayang diantara
Kewajiban Suami :
Memberi nafkah, sandang, pangan, dan tempat tinggal
kepada istri dan anak-anaknya, sesuai dengan kemampuan
yang diusahakan secara maksimal (Q.S.Al-Baqarah 168 dan
172
Memimpin, memelihara dan membimbing keluarga lahir
dan batin serta menjaga dan bertanggung jawab atas
kesejahteraan keluarganya (Q.S.at-Tahrim 6)
Bergaul dengan istri dan anak-anak dengan baik (makruf).
Memberi kebebasan berfikir dan bertindak kepada istri
sepanjang sesuai norma Islam
Kewajiban Istri :
Taat kepada suami dalam batas-batas yang
sesuai dengan ajaran Islam.
Memelihara diri serta kehormatan dan harta
benda suami, baik di hadapan atau di
belakangnya.
Menerima dan menghormati pemberian suami
walaupun sedikit, serta mencukupkan nafkah
yang diberikan suami, sesuai dengan kekuatan
dan kemampuannya, hemat, cermat, dan
bijaksana.
Membantu suami dan mengatur rumah tangga
sebaik mungkin
HIKMAH PERNIKAHAN :
Terciptanya hubungan antara laki – laki dan perempuan
yang bukan mahram, dalam ikatan suci yang halal dan di
ridhai Allah SWT
Mendapatkan keturunan yang sah dari hasil pernikahan
Terpeliharanya kehormatan suami istri dari perbuatan zina
Terjalinnya kerjasama antara suami dan istri dalam
mendidik anak dan menjaga kehidupannya
Terjalin silaturahim antar keluarga besar pihak suami dan
pihak istri
Wassalamu’alaikum
wr.wb