1. Fitrah laki-laki /
perempuan
2. Membuahkan keturunan
3. Membahagiakan
4. Aturan norma
5. Pengembangan budaya
kemanusiaan
11
Hubungan Tak Wajar
1. Tidak tahu
2. Tidak menjaga diri / lalai
3. Tindak kekerasan
4. Tuntutan sosial-ekonomi
5. Kebablasan
12
Bentuk
1. Onani / masturbasi
2. Homo / lesbian
3. Sodomi
4. Rebutan pacar
5. Hubungan pra nikah
6. Perselingkuhan
7. Kawin – cerai
13
Pendorong
1. Pola hidup
2. Sikap liberal
3. Hedonisme
4. Mobilitas dan kemudahan akses
5. Dunia maya
14
Faktor Pendorong Hubungan Bebas
1. Fisik siaga
2. Semangat terjaga
3. Kesempatan ada
4. Pengendalian diri terlena
5. Ingin mencoba
15
Ekses perilaku menyimpang
1. Fisik : hamil / pengguguran
2. Ketidakseimbangan : masalah keperawanan
3. Penyakit kelamin
4. Depresi dan trauma
5. Kelemahan dalam vitalitas
6. Penolakan untuk menikah
7. Keretakan dalam rumah tangga
16
ARTI DAN HUKUM NIKAH
TUJUAN PERNIKAHAN
RUKUN NIKAH
Kewajiban Suami Istri
Hikmah Menikah
Talak (Perceraian)
Idah Rujuk
Perkawinan Menurut UU
Pengertian perkawinan
“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Perkawinan adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau untuk
mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah
.
Azas-azas Perkawinan dalam UU no
1 Tahun 1974
1. Menganut azas monogami.
2. Menganut prinsip calon suami istri harus sudah
matang jiwa raganya . Standar umur dewasa 21
tahun.
3. Bahwa perkawinan baru dikatakan sah bilamana
dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaan itu.
4. Bahwa tujuan perkawinan membentuk keluarga
yang bahagia, kekal dan sejahtera
5. Menganut prinsip mempersukar terjadinya
perceraian
6. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan
hak dan kedudukan suami
Arti dan Hukum Nikah
Nikah menurut syara’: melakukan suatu akad
/ perjanjian untuk mengikat diri antara
lelaki dengan wanita untuk menghalalkan
hubungan keduanya dengan sukarela dan
persetujuan kedua belah pihak dalam rangka
mewujudkan rumah tangga yang diridhoi
ALLAH swt.
Firman Allah Swt. :… fan kihuu maa thaaba lakum
ninan nisaa-i matsnaa wa tsulaatsa wa rubaa’a fa in
khiftum allaa ta’diluu fa waahidatan … (QS An Nisa:
3)
Artinya: … maka kawinilah perempuan-perempuan
lain yang kamu sukai, dua, tiga, atau empat, tetapi
jika kamu tidak akan dapat berlaku adil, maka
nikahilah seorang saja …
Hukum Nikah
Hukum asal menikah : Mubah/boleh. hukum mubah
ini dapat berubah-sesuai dengan keadaan :
Sunah ( dianjurkan ) : Orang yang ingin
menikah, mampu menikah,dan mampu
mengendalikan diri.
Wajib ( Diharuskan ) : Orang yang ingin
menikah, mampu menikah,dan ia khawatir
berbuat zina.
Makruh ( dibenci / lebih baik ditinggalkan ) :
Orang yang ingin menikah tetapi belum mampu
memberi nafkah.
Haram ( dilarang ) : Bermaksud menyakiti
wanita yang akan ia nikahi.
mengapa harus nikah
Firman Allah Swt.
Wa min aayaatihii an khalaqa lakum min
anfusikum azwaajal li taskuunuu ilaihaa wa
ja’ala bainakum mawaddataw wa rahmatan inna
fii dzaalika la aayaatil li qaumiy
yatafakkaruun. ( QS Ar Rum 21)
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia
menciptakan untuk kamu istri dari jenismu supaya kamu
tentram bersamanya. Dan Dia menjadikan cinta dan kasih
sayang di antara kamu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu menjadi tanda-tanda bagi orang-orang yang
berpikir.
TUJUAN PERNIKAHAN
UNTUK MEMPEROLEH RASA CINTA
DAN KASIH SAYANG yang benar
UNTUK MEMPEROLEH KETENANGAN dan
kebahagiaan HIDUP
UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN
SEKSUAL SECARA SAH DAN DIRIDHOI
ALLAH SWT
UNTUK MEMPEROLEH KETURUNAN YANG
SAH DALAM MASYARAKAT
“ HARTA DAN ANAK ANAK ADALAH
PERHIASAN KEHIDUPAN
DUNIA” (Q.S. AL-KAHFI, 18:46)
SAH TIDAKNYA PERNIKAHAN
DILIHAT dari TERPENUHI
TIDAKNYA RUKUN NIKAH :
ADA CALON SUAMI
ADA CALON ISTRI
ADA WALI NIKAH
DUA ORANG SAKSI
IJAB DAN QOBUL
Wali adl : orang yang terdekat dgn mempelai wanita :
Ayah kandung mempelai wanita
Kakek dari mempelai perempuan.
Saudara laki-laki yang seibu-sebapak.
Saudara laki-laki yang sebapak saja.
Anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu-sebapak.
Ayah tiri tidak boleh menjadi wali.
Anak laki-laki dari saudara laki-laki yang sebapak.
Saudara bapak yang laki-laki (paman).
Anak laki-lakipaman yang dari pihak bapak.
Wali hakim :berlaku jika No 1-8 tidak ada / sedang
berhalangan.
Syarat syah wali /saksi nikah :
Islam,
Laki-laki
Balig, sudah berumur minimal 15 tahun.
Berakal sehat
Merdeka, adalah orang yang mempunyai hak untuk
mengurus dirinya.
Ijab adalah : ucapan wali
mempelai wanita yg
sedang menikahkan
Qobul adalah : jawaban mempelai
laki-laki ketika
menerima pernikahannya
Syarat nya :
Ijab qobul dilakukan dalam satu
majlis
Ijab qobul tidak boleh
mengandung persyaratan ( khiyar
syarat )
Ijab qobul itu dilakukan dengan
jelas , mudah dan tunai /
langsung saat itu.
Q.S ANNISA : 23