Anda di halaman 1dari 58

PERNIKAHAN

Disusun oleh :
Drs. H. Mochammad Nashor
KHITBAH (Pinangan)

Adalah : mengungkapkan keinginan


untuk mengawini seorang perempuan
tertentu, kemudian diumumkan kepada
khalayak oleh pihak yang terlibat dalam
proses pinangan baik sendiri atau secara
bersama-sama”
Contoh Pinangan
Contoh Pinangan
Tujuan KHITBAH

untuk mengetahui pasangan yang


akan menjadi pendamping
hidupnya
Fungsi KHITBAH
sebagai cara untuk saling mengenal
antara si peminang dan yang dipinang
agar tidak terjadi penyesalan di kemudian
hari
Dampak positif KHITBAH
Memberi dorongan untuk segera
melaksanakan pernikahan
Kedua belah pihak menjadi lebih yakin
untuk hidup bersama dengan damai,
bahagia dan sejahtera serta saling
mencintai dan menyayangi
Empat Alasan Memilih Pasangan
‫عن أبي هريَر َة رضي هللا عنه عن الّنِبِّي صّلى هللا عليه وسّلم قاَل‬

‫ َفاْظَفْر ِبَذ اِت الِّد يِن َتِر َبْت َيَد اَك‬،‫ َو ِلِد يِنَها‬،‫ َو َج َم اِلَها‬،‫ َو ِلَحَس ِبَها‬،‫ُتْنَك ُح اْلَم ْر َأُة َأِلْر َبٍع ِلَم اِلَها‬

Dari Abi Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Wanita itu dinikahi
karena empat hal. Karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan
agamanya. Namun dari empat itu paling utama yang harus jadi perhatian
adalah masalah agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan
selamat." (HR. Bukhari Muslim).
Empat Alasan Memilih Pasangan

‫ اَل َتْنِكُحوا الِّنَس اَء‬: ‫ َقاَل‬، ‫ َع ِن الَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬، ‫َع ْن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن َع ْم ٍر و‬
‫ َو اَل َتْنِكُحوُهَّن َع َلى َأْم َو اِلِهَّن ؛ َفَعَس ى َأْم َو اُلُهَّن‬، ‫ِلُح ْس ِنِهَّن ؛ َفَعَس ى ُح ْس ُنُهَّن َأْن ُيْر ِدَيُهَّن‬
‫ َو َأَلَم ٌة َس ْو َد اُء َخْر َم اُء َذ اُت ِد يٍن َأْفَض ُل‬، ‫ َو اْنِكُحوُهَّن َع َلى الِّد يِن‬، ‫َأْن ُيْطِغَيُهَّن‬

"Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya, bisa jadi


kecantikannya itu merusak mereka dan janganlah pula menikahi wanita
karena harta-harta mereka, karena bisa jadi hartanya menjadikan mereka
sesat. Akan tetapi nikahilah mereka berdasarkan agamanya, seorang wanita
budak berkulit hitam yang telinganya sobek tetapi memiliki agama adalah
lebih utama dari mereka.” (HR Ibnu Majah).
Keturunan Berakhlakul
Islam yang subur karimah

Kriteria Wanita yang patut


dipinang
Kriteria Wanita yang patut
dipinang
Diutamakan yang masih gadis

Mampu mengelola ekonomi

Tidak berasal dari kerabat dekat

Memikat hati
WANITA YANG BOLEH DIPINANG
Tidak ada halangan secara syar’I untuk memperistri
seorang perempuan baik untuk sementara atau
selamanya

Tidak ada laki-laki lain yang lebih dahulu


meminangnya

Tidak sedang menjalani masa iddah


MENGENAL WANITA YANG AKAN
DIPINANG
 Adab meminang
1. Peminang dianjurkan untuk melaksanakan shalat
istikharah
2. Peminang dianjurkan melihat calon yang dipinang
hanya wajah dan tangan
3. Orang tua harus transparan tentang keadaan anak
gadisnya
4. Orang tua si wanita harus tahu status peminang

 Cara mengenal wanita yang akan dipinang


1. Mengutus seorang perempuan yang dapat dipercaya
untuk melihat wanita yang akan dipinang
2. Melihat secara langsung wanita yang akan dipinang
yakni hanya sebatas wajah dan tangan
STATUS HUKUM WANITA YANG
TELAH DIPINANG
 Selama masih proses peminangan
maka status laki-laki peminang dan
perempuan yang dipinang adalah
berstatus “ ORANG LAIN “, sehingga
tidak halal baginya melakukan hal-hal
diluar ketentuan syari’at
HIKMAH KHITBAH
1. Dengan disyari’atkannya khitbah,
maka calon suami diharapkan
memiliki kemantapan hati untuk
melangkah dalam mengarungi
bahtera rumah tangga
2. Sebagai pengenalan terhadap
identitas calon istri yang bakal jadi
pasangan hidupnya
PROBLEMATIKA MEMINANG
1. Berjabat tangan antara peminang dan yang
dipinang dalam majelis pinangan
2. Berduaan tanpa disertai mahram
3. Tidak transparan dalam memberikan
informasi seperti status, kelebihan dan
kekurangannya
4. Peminang melihat selain wajah dan tangan
5. Wanita yang dipinang sudah memiliki
pilihan hidup sendiri diluar pengetahuan si
peminang
6. Tukar cincin pinangan
AKAD NIKAH
PENGERTIAN PERNIKAHAN

Pernikahan adalah perjanjian yang


Ulama’ Fikih membolehkan hubungan biologis
dengan ungkapan “ ankaha” atau
“zawwaja”

Perkawinan adalah ikatan lahir


UUP No.1/1974 batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk
keluarga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa “
HUKUM PERNIKAHAN
o Laki-laki yang ingin menikah
o mampu melaksanakan pernikahan
o Adanya kekhawatiran terjerumus ke
1. Wajib dalam perbuatan zina jika tidak
segera menikah

 Laki-laki yang ingin menikah


2. Sunah  mampu melaksanakan pernikahan
 tidak khawatir terjerumus ke dalam
perbuatan zina jika tidak segera
menikah
 merasa bahwa menikah
menjadikan hidupnya menjadi lebih
sempurna
HUKUM PERNIKAHAN
 Laki-laki yang tidak berkeinginan
3.Haram menikah
 tidak mampu menunaikan kewajiban
rumah tangga
 hanya bermaksud untuk
mempermainkan dan merusak calon
pasangannya.

 Laki-laki yang belum pantas


4.Makruh menikah
 belum punya keinginan kuat untuk
menikah
 tidak mampu memenuhi kewajiban
rumah tangga
 mampu menahan diri dari
perbuatan zina
HUKUM PERNIKAHAN

 Laki-laki yang sudah mampu


5. Mubah
menikah
 merasa bahwa menikah atau
tidak baginya sama saja tidak
menimbulkan apa-apa.
SYARAT DAN RUKUN NIKAH

1. Calon Suami

 Islam, seorang laki-laki, tidak dipaksa, tidak beristri


empat, bukan mahram, tidak mempunyai istri yg haram
dimadu dg calon istri yg akan dinikainya, tidak sedang
melaksanakan ihram.
SYARAT DAN RUKUN NIKAH

2. Calon Istri

 Islam, seorang perempuan, mendapat izin dari walinya,


tidak bersuami, tidak menjalani masa iddah, bukan
mahram, belum pernah di-li’an oleh yg menikahi, tidak
melaksanakan ihram.
SYARAT DAN RUKUN NIKAH

3. Wali Nikah

Islam, Baligh, Berakal, Merdeka, Laki-laki, Adil tidak fasiq


TIGA MACAM WALI NIKAH
Wali yang ada hubungan
1. Wali Nasab darah dengan perempuan
yang akan dinikahkan.

1.Ayah kandung, 2.Kakek dari ayah kandung, 3.Saudara laki-


laki kandung, 4.Saudara laki-laki seayah, 5.Anak laki-laki dari
saudara laki-laki kandung, 6.Anak laki-laki dari saudara laki-
laki seayah,
7.Saudara laki-laki dari ayah kandung, 8.saudara laki-laki dari
ayah seayah, 9.anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah
kandung, 10.anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah seayah
TIGA MACAM WALI NIKAH
2. Wali Hakim Wali nikah yang
ditunjuk oleh Menteri
Agama atau pejabat
yang ditunjuk olehnya,
1. Tidak ada wali nasab.
2. Tidak cukup syarat-syarat wali
yang diberi hak dan
aqrab kewenangan untuk
3. Ketidakjelasan keberadaan wali bertindak sebagai wali
aqrab nikah
4. Wali aqrab bepergian jauh
sejauh dua hari perjalanan
5. Wali aqrab yang menolak
menikahkan anak putrinya
6. Wali aqrab sedang ihram
7. Wali aqrab dipenjara dan tidak
bisa ditemuinya
TIGA MACAM WALI NIKAH

Wali yang yang


3. Wali ‘Adhal menolak
menikahkan anak
perempuannya
karena alasan
tertentu.
SYARAT DAN RUKUN NIKAH
4. Dua
orang Saksi

Islam, Balig, Berakal, Merdeka, Laki-laki, Adil tidak fasiq


SYARAT DAN RUKUN NIKAH

5. Ijab Kabul

Diucapkan secara bersambungan tanpa terputus,


menggunakan lafad yg jelas dan terus terang, tidak
menggunakan lafal yg mengandung makna nikah dalam
batas waktu tertentu
SYARAT DAN RUKUN NIKAH

6. Mahar

Dapat memberikan manfa’at pada calon istri


Contoh PERNIKAHAN
TUJUAN PERNIKAHAN

1. Untuk memperoleh ketenangan hidup

2. Untuk memperoleh rasa cinta kasih

3. Untuk memenuhi kebutuhan seksual secara sah

4. Untuk memperoleh keturunan yang sah


NIKAH YANG TERLARANG
 Nikah Syighar ( tukar-menukar )
yaitu menikahkan seseorang dengan putrinya dengan syarat
orang tersebut menikahkan dirinya dengan putrinya pula

 Nikah Mut’ah ( kawin kontrak )


yaitu pernikahan yang dilakukan oleh seorang laki-laki
dengan seorang wanita untuk masa tertentu

 Nikah Tahlil
yaitu Menikahi wanita yang telah ditalak tiga setelah
berakhirnya masa iddahnya , kemudian menceraikannya
kembali untuk diberikan kepada suaminya terdahulu

 Nikah Beda Agama ( nikah ahli millataini )


yaitu pernikahan yang dilakukan oleh laki – laki muslim
dengan seorang perempuan non muslim
PENGERTIAN MAHRAM

MAHRAM :
Perempuan yang haram dinikahi oleh laki-laki karena suatu
sebab

MACAM MAHRAM :
1. Mahram Mu’abbad (Hurmah Mu’abbadah) : perempuan
yang haram dinikahi untuk selama-lamanya
2. Mahram Ghairu Mu’abbad (Hurmah Muaqqatah) :
perempuan yang haram dinikahi tetapi untuk
sementara
CONTOH MAHRAM MUABBAD

1. Nasab ( keturunan )
 Ibu kandung ke atas
 Anak perempuan kandung ke bawah
 Saudara perempuan kandung
 Bibi ( saudara perempuan ayah )
 Bibi ( saudara perempuan ibu )
 Keponakan dari saudara laki-laki
 Keponakan dari saudara perempuan
CONTOH MAHRAM MUABBAD

2.Radla’ah (sepersusuan)
 Ibu sepersusuan
 Saudara perempuan sepersusuan
3.Mushaharah (perkawinan)
 Ibu mertua
 Anak tiri yang ibunya sudah digauli
 Istrinya anak (menantu perempuan )
 Ibu tiri ( istrinya ayah )
CONTOH MAHRAM GHOIRU MUABBAD

Saudara perempuan dari


istri yang masih sah.
KEWAJIBAN SUAMI

MATERI 1. Memberi mahar


2. Memberi nafkah, sandang, pangan dan
papan

NON 1. Menahan diri untuk tidak sikap kasar


MATERI
2. Menyikapi perbuatan istri dengan bijak
3. Tidak menyemburui istri secara
berlebihan
4. Tidak membiarkan istri dalam kesepian
KEWAJIBAN SUAMI
 Memberi nafkah keluarga agar terpenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan.
 Membantu peran istri dalam mengurus anak
 Menjadi pemimpin, pembimbing dan pemelihara
keluarga dengan penuh tanggung jawab demi
kelangsungan dan kesejahteraan keluarga.
 Siaga / Siap antar jaga ketika istri sedang
mengandung / hamil.
 Menyelesaikan masalah dengan bijaksana dan
tidak sewenang-wenang
 Memberi kebebasan berpikir dan bertindak pada
istri sesuai ajaran agama agar tidak menderita
lahir dan batin.
KEWAJIBAN ISTRI

 Mendidik dan mengasuh anak dengan


baik dan penuh tanggung jawab.
 Menghormati serta mentaati suami
dalam batasan wajar.
 Menjaga kehormatan keluarga.
 Menjaga dan mengatur pemberian
suami (nafkah suami) untuk mencukupi
kebutuhan keluarga.
 Mengatur dan mengurusi rumah
tangga keluarga demi kesejahteraan
dan kebahagiaan keluarga.
KEWAJIBAN SUAMI-ISTRI
 Saling mencintai, menghormati, setia dan saling bantu
lahir dan batin satu sama lain.
 Memiliki tempat tinggal tetap yang ditentukan kedua
belah pihak.
 Menegakkan rumah tangga.
 Melakukan musyawarah dalam menyelesaikan problema
rumah tangga tanpa emosi.
 Menerima kelebihan dan kekurangan pasangan dengan
ikhlas.
 Menghormati keluarga dari kedua belah pihak baik yang
tua maupun yang muda.
 Saling setia dan pengertian.
 Tidak menyebarkan rahasia / aib keluarga.
PROSES AKAD NIKAH

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara


seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa “

 Perkawinan dinyatakan sah apabila


dilakukan menurut agama dan disaksikan
oleh PPN (Petugas Pencatat Nikah)
UU No.1 tahun 1974
Proses Akad Nikah

Pra Akad Administrasi oleh PPPN


Nikah  Surat keterangan untuk nikah
(N1)
 Surat keterangan asal usul (N2)
 Surat persetujuan mempelai
(N3)
 Surat keterangan tentang orang
tua (N4)
 Surat izin orang tua (N5)
 Surat keterangan wali (N6)
 Surat pemberitahuan kehendak
nikah (N7)
Proses Akad Nikah

Di Kantor KUA
Saat Akad 1. Khutbah Nikah
Nikah 2. Ijab Qabul
3. Mahar
PERCERAIAN (TALAK)
• Memutuskan
• Melepaskan
BAHASA
• meninggalkan

Melepaskan ikatan pernikahan


dengan menggunakan lafad
ISTILAH
talak atau kata semakna dengan
talak
HUKUM PECERAIAN
 Jika pertengkaran suami isteri tidak
WAJIB dapat didamaikan lagi
 Dua orang wakil daripada pihak
suami dan isteri gagal membuat
kata sepakat untuk perdamaian
rumah tangga mereka
 Apabila pihak suami berpendapat
bahwa perceraian adalah lebih baik
 Jika tidak diceraikan keadaan
sedemikian, maka berdosalah
suami
Hukum TALAK
 Menceraikan isteri ketika sedang
Haram haid atau nifas
 Ketika keadaan suci yang telah
disetubuhi
 Ketika suami sedang sakit yang
bertujuan menghalang isterinya
untuk menuntut harta pusakanya

 Suami tidak mampu menanggung


nafkah isterinya
Sunah  Isterinya tidak menjaga muruah
suami
Hukum TALAK

 Suami menjatuhkan talak kepada


isterinya yang baik, berakhlak mulia
Makruh dan mempunyai pengetahuan agama

 Suami yang lemah keinginan nafsunya


atau isterinya belum datang haid atau
Mubah telah putus haidnya
Syarat dan Rukun TALAK
• Berakal
• Baligh
SUAMI • Dengan kehendak sendiri

• Akad nikah sah


• Belum diceraikan dengan
ISTRI
talak tiga oleh suaminya

• Ucapan yang jelas


menyatakan penceraiannya
LAFAD • Dengan sengaja dan bukan
paksaan
Macam Lafad TALAK
Lafad yang diucapkan suami
Talak dengan menggunakan kata-
sarih kata yang jelas.“ Saya talak
kamu” atau “Saya ceraikan
kamu” atau “Saya lepaskan
kamu menjadi isteri saya”

Lafad yang diucapkan suami


dengan menggunakan kata
Talak sindiran. “Pergilah kamu ke
kinayah rumah orang tuamu “ atau
“Pergilah kamu dari sini” atau
“Saya benci melihat muka
kamu”
Macam TALAK
Suami melafazkan talak satu atau talak dua
Talak kepada isterinya. Suami boleh merujuk kembali
raj’i isterinya ketika masih dalam idah. Jika masa
idah telah habis, maka suami tidak dibenarkan
merujuk melainkan dengan akad nikah baru

Suami melafazkan talak tiga atau melafazkan


Talak
talak yang ketiga kepada isterinya. Isterinya
ba’in
tidak boleh dirujuk kembali oleh suami melainkan
telah dinikahi oleh lelaki lain. Jika suami
barunya telah menyetubuhinya dan
menceraikannya serta telah habis masa idahnya,
maka suami pertama boleh menikahinya kembali
dengan akad nikah baru
Macam TALAK
Talak yang dijatuhkan oleh suami pada
Talak istrinya dalam keadaan suci dan tidak
Suni disetubuhi dalam masa suci itu

Talak yang dijatuhkan oleh suami pada


istrinya dalam keadaan haid atau dalam
Talak
keadaan suci dan telah disetubuhi saat
Bid’i
dijatuhkan talak

Talak yang dijatuhkan oleh suami pada


Talak istrinya dengan sesuatu sayarat atau sebab.
Taklik Apabila syarat atau sebab itu dilakukan atau
berlaku, maka terjadilah penceraian atau
talak.
SIGHAT TAKLIK TALAK
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Sesudah akad nikah saya ……… bin ……. berjanji dengan sepenuh hati,
bahwa saya akan menepati kewajiban saya sebagai seorang suami, dan akan
saya pergauli istri saya bernama …….. binti …….. dengan baik (mu'asyarah
bilma'ruf) menurut ajaran syari'at islam.
Selanjutnya saya membaca sighat taklik atas istri saya sebagai berikut :
Sewaktu-waktu saya :
1. Meninggalkan istri saya dua tahun berturut-turut,
2. Atau saya tidak memberi nafkah wajib kepadanya tiga bulan lamanya,
3. Atau saya menyakiti badan/jasmani istri saya,
4. Atau saya membiarkan (tidak memperdulikan) istri saya enam bulan
lamanya,
Kemudian istri saya tidak ridha dan mengadukan halnya kepada pengadilan
agama dan pengaduannya dibenarkan serta diterima oleh pengadilan tersebut,
sebagai iwadh (pengganti) kepada saya, maka jatuhlah talak saya satu
kepadanya.
Kepada Pengadilan tersebut saya kuasakan untuk menerima uang iwadh itu
dan kemudian menyerahkan kepada Direktorat Jendral Bimas Islam dan
Penyelengara Haji Cq. Direktorat Urusan Agama Islam untuk keperluan ibadah
sosial.
KHULUK (Talak Tebus)
o Talak yang diucapkan oleh suami
Khuluk dengan pembayaran dari pihak
istri kepada suami.

o Talak tebus ini boleh dilakukan


sewaktu suci maupun haid,
karena talak ini terjadi dari
kemauan isteri.
NUSYUZ
Sesuatu tindakan istri yang dapat
diartikan menentang kehendak
Nusyuz
suami dengan tidak ada alasan
yang dapat diterima menurut
hukum syara’

Contoh  Istri tidak mau menempati


NUSYUZ rumah yang disediakan suami
 Istri tidak mau melayani
suami, tanpa alasan yang
dibenarkan syara’
NUSYUZ

o Memberikan nasihat
Solusi o Masih berlanjut, maka suami
berhak berpisah ranjang
o Masih tetap, maka suami
berhak memukulinya dengan
pukulan yang tidak
membahayakan.
SYIQAQ
o Terjadinya perpecahan atau
Syiqaq persengketaan antara suami-istri
karena suatu sebab .

o Kedua belah pihak diharapkan


Solusi
mengutus seorang ketiga yang
berkompeten dan dapat
dipercaya sebagai mediator
untuk mendamaikan kedua belah
pihak yang sedang bertikai.
FASAKH
o Terjadinya perpecahan atau
Fasakh persengketaan antara suami-istri
karena suatu sebab .

Anda mungkin juga menyukai