Anda di halaman 1dari 12

MODUL

PERNIKAHAN
PAI DAN BUDI PEKERTI
KELAS XII

DALAM
ISLAM

Nama Siswa :
Kelas :

By: Ega Suherman, S.Pd.


Kompetensi Dasar

3.6 Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan pernikahan dalam Islam


4.6 Menyajikan prinsip-prinsip pernikahan dalam Islam

Pembelajaran 1
1. Silahkan baca ayat di bawah ini dengan tartil!

2. Cari hukum bacaan tajwid pada ayat di bawah ini! Berikan keterangan seperti contoh!

idzhar
A. Pengertian
Kata nikah berasal dari bahasa Arab yang berarti (al-jam’u) atau” bertemu, berkumpul”. Menurut
istilah, nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk hidup
bersama dalam suatu rumah tangga melalui akad yang dilakukan menurut hukum syariat Islam.
Dalam kompilasi hukum Islam (KHI) dijelaskan bahwa perkawinan adalah pernikahan, yaitu akad
yang kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah Swt. dan melaksanakannya
merupakan ritual ibadah. Sementara itu, menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974, tentang
Perkawinan Pasal 1 dijelaskan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang kekal dan
bahagia berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Keinginan untuk menikah adalah fitrah manusia. Hal itu berarti sifat pembawaan manusia
sebagai makhluk Allah Swt. Setiap manusia yang sudah dewasa dan sehat jasmani rohaninya
pasti membutuhkan teman hidup yang berlainan jenis. Teman hidup yang dapat memenuhi
kebutuhan biologis yang dapat dicintai dan mencintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi, yang
dapat diajak bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan hidup
berumah tangga.
B. Hukum Nikah
Hukum Nikah Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah dalam artian
boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Meskipun demikian ditinjau dari segi kondisi orang yang
akan melakukan pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi wajib, sunah, makruh, dan
haram.
Adapun penjelasannya adalah sebagi berikut:
1. Jaiz atau mubah, artinya dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum nikah.
2. Wajib, yaitu orang yang telah mampu/sanggup menikah. Bila tidak menikah, khawatir ia akan
terjerumus ke dalam perzinaan.
3. Sunah, yaitu orang yang sudah mampu menikah, tetapi masih sanggup mengendalikan
dirinya dari godaan yang menjurus kepada perzinaan.
4. Makruh, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan dan telah memiliki keinginan atau
hasrat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberikan nafkah tanggungannya.
5. Haram, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan, tetapi ia mempunyai niat yang buruk,
seperti niat menyakiti perempuan atau niat buruk lainnya.
C. Tujuan Nikah
Secara umum tujuan pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi hajat manusia (pria
terhadap wanita atau sebaliknya) dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang bahagia, sesuai
dengan ketentuan-ketentuan agama Islam. Secara umum tujuan pernikahan dalam Islam dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup (sakinah). Ketentraman dan
kebahagiaan adalah idaman setiap orang. Nikah merupakan salah satu cara supaya hidup
menjadi bahagia dan tentram
2. Untuk membina rasa cinta dan kasih sayang. Nikah merupakan salah satu cara untuk
membina kasih sayang antara suami, istri, dan anak
3. Untuk memenuhi kebutuhan seksual yang sah dan diridhai Allah Swt.
4. Untuk melaksanakan Perintah Allah Swt. menikah merupakan pelaksanan perintah Allah Swt.
Oleh karena itu menikah akan dicatat sebagai ibadah
5. Mengikuti Sunah Rasulullah Saw
6. Untuk Memperoleh Keturunan yang Sah
Sebelum pernikahan berlangsung, dalam agama berlangsungnya pernikahan disebut dengan
Islam tidak dikenal istilah pacaran tetapi dikenal masa pertunangan.
dengan nama “khitbah”. Khitbah atau
Pada masa pertunangan ini biasanya seorang
peminangan adalah penyampaian maksud atau
peminang atau calon suami memberikan suatu
permintaan dari seorang pria terhadap seorang
barang kepada yang dipinang (calon istri)
wanita untuk dijadikan istrinya, baik secara
sebagai tanda ikatan cinta. Hal yang perlu
langsung oleh si peminang maupun oleh orang
disadari oleh pihak-pihak yang bertunangan
lain yang mewakilinya. Yang diperbolehkan
adalah selama masa pertunangan, mereka tidak
selama khitbah adalah seorang pria hanya dapat
boleh bergaul sebagaimana suami istri karena
melihat muka dan telapak tangan. Wanita yang
mereka belum sah dan belum terikat oleh tali
dipinang berhak menerima pinangan itu dan
pernikahan. Larangan-larangan agama yang
berhak pula menolaknya. Apabila pinangan
berlaku dalam hubungan pria dan wanita yang
diterima, berarti antara yang dipinang dengan
bukan muhrim berlaku pula bagi mereka yang
yang meminang telah terjadi ikatan janji untuk
berada dalam masa pertunangan.
melakukan pernikahan.m Semenjak
diterimanya pinangan sampai dengan
Wanita-wanita yang haram dipinang ada dua kelolmpok yaitu:
1. Yang haram dipinang dengan cara sindiran atau terus terang adalah wanita yang termasuk
muhrim, wanita yang masih bersuami, wanita yang berada dalam masa ‘Iddah talak roj’i dan
wanita yang sudah bertunangan.
2. Yang haram dipinang dengan cara terus terang, tetapi dengan cara sindiran adalah wanita yang
berada dalam ‘Iddah (menunggu) wafat dan wanita yang dalam Iddah talak bain (talak tiga).
Pembelajaran 2:
Apakah kamu tahu mengenai informasi berita di bawah ini?

berikan tanggapan menurut hasil analisismu mengenai berita yang tengah viral beredar di masyarat
tersebut jika dikaitkan dengan hukum dan tujuan pernikahan!
D. Rukun Nikah dan Syarat-syaratnya
Sah atau tidaknya suatu pernikahan bergantung kepada terpenuhi atau tidaknya rukun serta syarat
nikah.

Contoh Ijab:
Wali perempuan berkata kepada pengantin laki-laki:
“Saya nikahkan dan kawinkan, anak saya yang bernama Zulaikha binti Solehudin dengan saudara
Adam Mahendra, dengan mas kawin 50 gram emas dan alat sholat dibayar tunai”.
Contoh qabul:
Calon suami menjawab:
“saya terima nikah dan kawinnya Zulaikha binti Solehudin dengan mas kawin 50 gram emas dan
alat sholat dibayar tunai”.

Perempuan yang menikah tanpa seizin walinya nikahnya tidak sah. Rasulullah Saw, bersabda yang
Artinya:”Perempuan mana saja yang menikah tanpa seizin walinya maka pernikahan itu batal (tidak
sah)”. (HR. Empat Ahli Hadits kecuali Nasai).
Pelajaran 3

1. Bagaimana pendapatmu tentang berita tersebut?


2. Analisis olehmu, bagaimana status pernikahan ketika sudah hamil duluan?
3. Analisis olehmu berkaitan dengan status hak bayi yang dilahirkan, baik itu bayi yang
dilahirkan berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan, dikaitkan dengan pendapat
ulama!
E. Mahram
Menurut pengertian bahasa mahram berarti yang diharamkan. Menurut Istilah dalam ilmu fikih,
mahram adalah wanita yang haram dinikahi. Penyebab wanita yang haram dinikahi ada empat
macam yaitu:
1. Wanita yang haram dinikahi karena keturunan
a. Ibu kandung dan seterusnya ke atas (nenek dari ibu dan nenek dari ayah)
b. anak perempuan kandung dan seterusnya ke bawah (cucu dan seterusnya) saudara
perempuan sekandung, sebapak, atau seibu
c. saudara perempuan dari bapak
d. saudara perempuan dari ibu
e. anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya ke bawah
f. anak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya ke bawah
2. Wanita yang haram dinikahi karena hubungan sesusuan:
a. ibu yang menyusui.
b. saudara perempuan sesusuan
3. Wanita yang haram dinikahi karena perkawainan
a. ibu dari istri (mertua)
b. anak tiri (anak dari istri dengan suami lain) apabila suami sudah kumpul dengan ibunya.
c. ibu tiri (istri dari ayah), baik sudah dicerai atau belum.
Artinya: “Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh
ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji
dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh)”. (Q.S. an-Nisa/4: 22)
d. Menantu (istri dari anak laki-laki), baik sudah dicerai maupun belum.
e. Wanita yang haram dinikahi karena mempunyai pertalian mahrom dengan istri.
F. Wali nikah
Wali nikah dalam satu pernikahan dibagi menjadi dua:
1. Wali nasab yaitu wali yang mempunyai pertalian darah dengan mempelai wanita yang akan
dinikahkan. Adapun susunan urutan wali nasab adalah sebagai berikut:
a. ayah kandung, (ayah tiri tidak sah jadi wali)
b. kakek (ayah dari ayah mempelai perempuan) dan seterusnya ke atas
c. saudara laki-laki sekandung
d. saudara laki-laki seayah
e. anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
f. anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah
g. saudara laki-laki ayah yang seayah dengan ayah
h. anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah yang sekandung dengan ayah
i. anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah yang seayah dengan ayah

2. Wali hakim, yaitu seorang kepala negara yang beragama Islam. Di Indonesia, wewenang
Presiden sebagai wali hakim dilimpahkan kepada pembantunya, yaitu menteri agama.
Kemudian Menteri Agama mengangkat pembantunya untuk bertindak sebagai wali hakim,
yaitu Kepala Kantor Urusan Agama Islam yang berada di setiap kecamatan. Wali hakim
bertindak sebagai wali nikah apabila memenuhi kondisi sebagai berikut.
1. Wali nasab benar-benar tidak ada.
2. Wali yang lebih dekat (aqrab) tidak memenuhi syarat dan wali yang lebih jauh (ab’ad)
tidak ada.
3. Wali aqrab bepergian jauh dan tidak memberi kuasa kepada wali nasab urutan berikutnya
untuk berindak sebagai wali nikah.
4. Wali nasab sedang berikhram haji atau umroh.
5. Wali nasab menolak bertindak sebagi wali nikah.
6. Wali yang lebih dekat masuk penjara sehingga tidak dapat berintak sebagai wali nikah.
7. Wali yang lebih dekat hilang sehingga tidak diketahui tempat tinggalnya.
8. Wali hakim berhak untuk bertindak sebagai wali nikah, sesuai dengan sabda Rasulullah
Saw. yang artinya:” Dari Aisah r.a. berkata, Rasulullah Saw. bersabda: Tidak sah nikah
seseorang kecuali dengan wali dan dua orang saksi yang adil, jika wali-wali itu menolak
jadi wali nikah maka sulthan (wali hakim) bertindak sebagai wali bagi orang yang tidak
mempunyai wali”. (HR. Darulquthni)

Pembahasan mengenai
1. Talaq
2. Sebab talaq
3. Masa idah
4. Rujuk
5. Hikmah perkawinan

Silahkan cari pada sumber berikut:

https://cendikia.kemenag.go.id/storage/uploads/file_path/file_15-10-
2020_5f883f0ad7559.pdf

BUKU PAI KELAS XII BAB 4 PERNIKAHAN DALAM ISLAM


SOAL LATIHAN

1. Mahmud menikahi Sarah, tetapi posisi Mahmud sedang berada di kairo dan sarah berada di
bandung. Pada saat pernikahannya di kairo dihadiri oleh salim sebagai sebagai orang tua kandung
sarah yang mengakadkan, sedangkan rasyadan dan rusydi sebagai saksi. Berdasarkan diskripsi
tersebut, hukum pernikahan tersebut adalah…
A. Sah, karena telah memenuhi rukunnya
B. Tidak sah, karena tidak dihadiri penghulu
C. Tidak sah, karena tidak dihadiri mempelai perempuan
D. Sah, karena secara usia keduanya telah memenuhi syarat
E. Sah, sesuai dengan hukum adat yang berlaku di masyarakat
2. Ibu Siti ketika menikah dengan bapak ahmad membawa seorang putri yang bernama aisyah.
Pernikahannya kandas ditengah jalan, dan bercerai. Seandainya bapak ahmad ingin menikah
kembali, terlarang baginya untuk menikahi aisyah karena aisyah merupakan mahram dengan
sebab…
A. Dimadu
B. Keturunan
C. Persususan
D. Pernikahan
E. Pertalian agama
3. Perilaku Zina sudah mewabah di kalangan masyarakat kita, tidak hanya orang tua dan remaja
bahkan anak usia sekolah sudah banyak yang melakukannya. Dalam Islam, berzina adalah dosa
besar. Menikah merupakan jalan yang menghalalkan hubungan laki-laki dan perempuan yang
bukan Muhrim. Dengan menikah akan menjaga kehormatan dan martabat manusia. Pernikahan
di Indonesia diatur melalui UU RI No. 1 tahun 1974. Berikut ini yang bukan termasuk ketentuan
pernikahan dalam UU RI No. 1 tahun 1974 adalah ....
A. Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan
kepercayaannya itu.
B. Pada asasnya seorang pria hanya boleh memiliki seorang isteri. Seorang wanita hanya boleh
memiliki seorang suami.
C. Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah.
D. Perkawinan sah dilaksanakan, bagi laki-laki dan perempuan yang berbeda agama.
E. Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Pernikahan beda agama seringkali memunculkan masalah, sejak awal pernikahan mendapat
pertentangan dari orang tuanya, pencatatan pernikahan, dan sesudah menikah yaitu saat
mendidik atau mengarahkan anak untuk memilih agama yang diyakininya. Oleh karena itu, UU
nomor 41 tahun 1974 tidak mensahkan perkawinan beda agama. Selain tidak sahnya perkawinan,
undang-undang tersebut menjelaskan tentang pencatatan pernikahan yang sah, yaitu bila
dilakukan oleh ...
A. Petugas Pencatat Kantor Kelurahan
B. Pegawai Kantor Catatan Sipil
C. Petugas Dinas Kependudukan
D. Pegawai Pencatat Kantor Pengadilan Negeri
E. Pegawai Pencatat Nikah KUA
5. Usia pernikahan Farhan dan Nadiah hanya mampu bertahan selama 15 tahun, dikarenakan
adanya pertengkaran yang tidak dapat diredam satu sama lain, sehingga mereka berdua memilih
jalan yang terbaik bercerai, masa iddah bagi Nadiah adalah ....
A. 3 bulan
B. 4 bulan
C. 5 bulan
D. 6 bulan
E. 7 bulan
6. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.
1. Taat kepada suami
2. Memberikan nafkah
3. Menjaga diri dan kehormatan keluarga
4. Memimpim keluarga
5. Merawat dan mendidikan anak
Hal-hal yang termasuk kewajiban istri terhadap suami maupun keluarga adalah ....
A. 1, 2 dan 3
B. 2, 3 dan 5
C. 1, 3 dan 5
D. 2, 3 dan 4
E. 2, 3 dan 5
7. Perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini!
1) Hasyim menikah dengan saudara sepersusuannya
2) Abd Hamid melakukan nikah dengan cara nikah siri
3) Zaid menikah dengan kakak iparnya, ketika kakaknya wafat
4) Hafidz, sebelum menikah melakukan khitbah terlebih dahulu.
5) Amir menikah dengan anak dari bibinya dari pihak bapak
Dari pernyataan diatas, pernikahan yang dilakukan siapakah yang dilarang?
A. Zaid
B. Amir
C. Abd Hamid
D. Hasyim
E. Hafidz
8. Ibu Maryam ditinggal wafat suaminya pada tanggal 12 Maret 2010, setelah suaminya selesai
dimakamkan tidak dibenarkan untuk menikah lagi dengan orang lain sebelum menjalankan masa
iddah. Masa iddah Ibu Maryam selama…
A. 4 bulan
B. 4 bulan 5 hari
C. 4 bulan 10 hari
D. 4 bulan 15 hari
E. 4 bulan 20 hari
9. Secara biologis manusia saling membutuhkan antara pria dan wanita, oleh karena itu menikah
merupakan solusinya, agar kehidupan manusia tidak sama dengan kehidupan hewan. Perhatikan
pernyataan berikut ini!
1) Senantiasa memohon pertimbangan Allah SWT dengan shalat.
2) Tetap memelihara kesucian diri dalam pergaulan.
3) Hindari pasangan yang memiliki kepribadian kurang baik.
4) Untuk memperoleh keturunan yang sah.
5) Tercapainya ketentaraman hati dan pikiran
6) Untuk mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera.
Dari pernyataan di atas, yang termasuk hikmah pernikahan adalah nomor....
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 2 dan 4
C. 4, 5 dan 6
D. 3, 5 dan 6
E. 2, 3 dan 4
10. Dampak negatif dari pengiriman tenaga kerja wanita (TKW) ke luar negeri antara lain hubungan
keluarga menjadi tidak harmonis dan sering berujung pada perceraian. Suami istri yang terpisah
terlalu lama sering tidak mampu mengendalikan nafsunya sehingga terjadilah perselingkuhan dan
akhirnya suami menjatuhkan talak.
Talak yang masih dapat ruju’ (kembali) kepada istrinya disebut talak ....
A. ba’in kubra
B. ba’in sughra
C. mutlaq
D. raj’i
E. bid’i

Anda mungkin juga menyukai