Anda di halaman 1dari 11

Ulmi Nurmawati

2110011311037
AK_1 B
Materi :
Pernikahan Dalam Islam
A. Pernikahan
1. Pengertian
Pernikahan dalam literatur fiqih Bahasa arab disebut nikah dan zawaj. Menurut
mon istilah (terminolgi) nikah atau zawaj adalah akad atau perjanjian yg mengandung maksud
memperbolehkan hubungan kelamin dengan menggunakan lafaz nikah atau zawaj
tue (syarifuddin: 2005,74).
Dalam pasal 1 UU perkawinan No. 1 tahun 1974, tentang perkawinan : bahwa
wed “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang Wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang Bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.”
thu
2. Anjuran untuk menikah
fri Dalam islam pernikahan termasuk ibadah muamalah yang sangat
dianjurkan,pernikahan merupakan perintah Allah dan Rasul yg sangat dianjurkan,
terdapat dalam firman Allah :
- Ar Rum (30) ayat 21
- An Nahl (16) ayat 72
- Ar Ra’d (13) ayat 38
3. Tujuan pernikahan
• Melanjutkan keturunan
• Untuk menjaga diri dari perbuatan yang dilarang Allah,seperti perbuatan zina
• Untuk menimbulkan rasa cinta antara suami dan istri, menimbulkan rasa kasih saying
antara orang tua dan anak-anaknya.
mon
• Untuk mentaati perintah Allah dan Rasul
• Membersihkan keturunan, keturunan yang bersih, yg jelas ayah, kakek dan
tue sebagainya yg diperoleh dengan perkawinan.

wed 4. Hikmah pernikahan


Diantara manfaat perkawinan, yaitu perkawinan menentramkan jiwa, meredam emosi,
thu menutup pandangan segala yang dilarang Allah dan untuk mendapatkan kasih saying
suami istri yang dihalalkan Allah. Dan manfaat lainnya yaitu menyalurkan nafsu seksual
fri dengan sebaik-baiknya, terhindar dari penyakit AIDS, mengembangkan keturunan dan
menjalin ikatan kekeluargaan yg penuh kasih sayang.

5. Hukum pernikahan
a. Wajib : bagi yg berkeinginan menikah, mampu manangung resiko
b. Sunnah : mampu mananggung resiko, tetapi ia tidak khawatir dirinya terjerumus
keperzinaan apabila tidak menikah
c. Haram : bila tidak mampu dalam menanggung resiko dan tangguang jawab
d. Makruh : bila tidak mampu memberikan nafkah dan ia belum ingin menikah
e. Mubah : bila berkeinginan menikah dan ia mampu menjga diri untk tidak berzina.
B. PRA PERNIKAHAN

1. Memilih Calon Pasangan


a. Memilih calon isteri
mon Beberapa motivasi yang pokok untuk memilih pasangan hidup diantaranya adalah,
karena kecantikan seorang wanita atau kegagahan seorang laki-laki, karena
tue kekayaannya, karena kebangsawanannya dan karena agamanya. Diantara alas an
yang banyak itu,maka yang paling utama djadikan motivasi adalah karena agamanya.
wed b. Memilih calon suami
Hendaknya mencari laki-laki yang taat beragama dan berakhlak. Karena orang
yang taat agama dan berakhlak akan mempergauli dengan baik dan tidak
thu
menyakitinya.
fri 2. Peminangan (Khitbah)
Khitbah dan al-khatab berasal dari bahasa Arab yang berarti "pembicaraan". Khitbah
percakapan yg berkaitan dengan lamaran utk menikah. Peminangan merupakan awal sebelum
menikah,sehingga kedua belah pihak saling mengenal hingga pernikahan berdasarkan
pandangan yang jelas.
Khitbah memiliki beberapa persyaratan yg dibagi menjadi 2 kategori,yaitu:
a. Persyaratan Mustahsinah,yaitu persyaratan yg berupa rekomendasi (tdk wajib) seorang pria yg
akan meminang perempuan untuk memeriksa perempuan yg akan dipinangnya.
Diantara syaratnya yaitu:
1. Perempuan yang akan dipinang sebaiknya setara dengan pria yang meminang, baik fisik
maupun non fisik seperti akhlak dan agama
2.Perempuan yang akan dipinang memiliki sifat penyayang dan dapat melahirkan keturunan
b. Persyaratan Lazimah,yaitu syarat yang harus dipenuhi sebelum khitbah dilakukan, yaitu :
mon
1) Perempuan yg akan dipinang bukan dlm pinangan pria lainnya sampai pria
tsb melepaskan pinangannya.
tue 2) Perempuan yg akan dipinanag bukan pada masa iddah,dan jika pada iddah
raj'i maka yg berhak mengawininya adalah mantan suaminya.
wed 3) Tidak bolehnya melamar wanita yg telah ditalak raj'I, hal ini disebabkan karena masih
sebagai wanita yg diperistri. Ketidakbolehan meminang seorang wanita yang sedang
thu dalam pernikahan dengan pria lainnya atau wanita yang bersuami.

fri 3. Esensi Peminangan


Peminanangan atau khitbah yakni, menunjukkan keinginan menikah terhadap perempuan
tertentu dengan memberitahu perempuan yang dimaksud oleh seorang atau keluarganya,yg
pelaksanaannya diadakan sblm terjadinya akad nikah.
Perbedaan "khitbah" dan "zawwaj",ialah diaman "zawwaj" merupakan akad yg nantinya
akan mengikat berbagai hal,berada dlm batas,syarat,hak tertentu. Hal ini berbeda dengan
khitbah yg hanya mengumumkan akan menikahkan calon istri.
4. Hukum dan hikmah melihat perempuan yg dipinang
Ulama membolehkan memandang perempuan yg ingin dinikahinya sebagaimana dlm Q.S.
Al-Ahzab (33):52 hal ini disebabkan bertemunya mata ke mata menjadi hati dan berlarutnya jiwa.
Hikmah dibolehkannya melihat wanita yang ingin dipinang atau dinikahi yakni supaya jiwa terasa
tenang untuk melanjutkan kejenjang berikutnya.
mon
Proses calon istri (nazar) dilakukan sblm peminangan ditingkatkan (mandub),dlm proses
nazar terdapat bbrp syarat yg harus dipenuhi,pertama calon suami memiliki niat kuat utk
tue menikah.Kedua batasan boleh memandang sangat terpaut dengan etika dan budaya yg
esensinya adalah dpt “melihat" ketertarikan diri utk menikahinya.
wed
C. Pelaksanaan Pernikahan
thu 1. Syarat dan rukun pernikahan
a. Syarat-syarat pernikahan :
fri - Adanya persetujuan dari kedua calon suami istri
- Beragama Islam
- Tdk ada hubungan kekeluargaan
- tidak ada hubungan semenda (pernikahan)
- Tidak ada hubungan sepersusuan
- Calon istri tidak terikat dengan suatu tali pernikahan
b. Rukun-rukun pernikahan : Adanya calon suami, Adanya calon istri, Adanya wali,
Adanya 2 org saksi laki-laki, Adanay ljab dan Qabul. Sedangkan mahar ditempatkan
sebagai syarat-syarat tdk mengontrol akad nikah,namun harus dilaksanakan di
masa pernikahan.
c. Macam-macam wali pernikahan
1. Wali dekat atau wali qarib,yaitu ayah dan akali tidaka ada ayah pindah ke kakek
2. Wali jauh atau wali 'abad yaitu wali nasab yang tidak memiliki kekuasaan memaksa
atau biasa adalah :
- Saudara laki-laki kandung
mon
- Saudara laki-laki sebapak
- Anak laki-laki saudara laki-laki kandung
tue - Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak
- Paman kandung (saudara laki-laki ayah seibu dan seayah)
wed - Paman sebapak
- Anak laki-laki paman kandung, Anak laki-laki paman sebapak, Sultan atau wali
thu d. Syarat-syarat wali pernikahan
Dewasa, Laki-laki, Muslim, Merdeka, Berfikiran sehat, Adil dalam artian tdk pernah
fri melakukan dosa besar dan tdk selalu melakukan dosa kecil.
e. Saksi-saksi pernikahan
1) Dua orang laki-laki 2) Islam 3) Baligh 4) Berakal dalam arti tidak pernah melakukan
dosa besar dan tidak selalu melakukan dosa kecil 6) Merdeka 7) Saksi dapat melihat dan
mendengar 8) tidak sedang dalam ihram haji.
2. Larangan pernikahan
adalah Wanita yg tidak boleh dinikahi seorang laki-laki atau sebaliknya.
a. Perempuan yang haram dinikahi selamanya
1.) Dengan sebab pertalian darah atau nasab :
a. Ibu, termasuk nenek dari pihak ibu dan bapak
mon
b. Anak perempuan termasuk cucu perempuan terus kebawah
c. Saudara perempuan kandung, seayah atau seibu
tue d. Saudara perempuan bapak, baik kandung maupun seayah atau seibu
e. Anak perempuan saudara laki-laki
wed f. Anak perempuan saudara perempuan
2.) Dengan sebab pertalian pernikahan yaitu : Mertua, anak tiri, menantu, ibu tiri
thu 3.) Dengan sebab pertalian persusuan (radla’ah)
a. Perempuan yg menyusui (ibu susuan)
fri b. Ibu dari perempuan yg menyusui
c. Ibu dari suami perempuan yang menyusukan
d. Saudara perempuan dari perempuan yg menyusui
e. Saudara perempuan dari suami perempuan yg menyusui
f. Anak dan cucu perempuan dari perempuan yg menyusui
b. Haram dinikahi sementara :
a.Perempuan yg masih berada dalam ikatan pernikahan
b.Mengumpulkan dua orang bersaudara
c.Perempuan yg dithalak dengan thalak tiga
d.Wanita dalam keadaan ihram, perempuan berzina, perbedaan agama
3. Batas umur pernikahan
Dalam hadist terdapat bahwa kemampuan dan kematangan untuk melakukan pernikahan
hanya akan ada pada orang yang sudah dewasa atau baligh.
4. Putusnya pernikahan
a. Kematian
mon
Bila salah sorang meninggal dunia, maka putuslah ikatan pernikahannya. Istri boleh
menikah lagi setelah habis masa iddah/menunggu, yaitu sampai melahirkan kalua dia
tue sedang hamil, 4 bulan 10 haru apabila dalam keadaan suci.
b. Talak ( melepas ikatan dan memisahkan )
wed 1.) Talak Sunni, yaitu talak yg dijatuhkan suami kepada istri dalam keadaan suci.
2.) Talak Bid’I yaitu talak yg dilakukan oleh suami dalam keadaan sdah dicampuri suami.
thu Adapun segi boleh tidaknya suami rujuk dengan istri nya : Talak raj’I dan Talak ba’in
c. Khuluk
fri Isteri dibolehkan meminta khuluk pada suaminya dengan alas an-alas an:
1) Suami cacat tubunya atauburuk akhlaknya
2) Suami suka jasmani istrinya
3) Suamitidak menunaikan kewajibanab dan kewajibannya
4) lsteri khawatirakan semakin menjauh dari Allah SWT
d. Fasakh
Fasakh Berasal dari Bahasa Arab dari kata fa-sa-kha yang secara etimologi mungkin
bertambah. Dalam KBBI, perbandingan pernikahan oleh pengadilan Agama berdasarkan
perbandingan yang diajukan atau suami tidak dapat dibenarkan oleh pengadilan agama
atau karena hukum pernikahan yang telah menyalahi pernikahan.
e. Taklik talak
Taklik talak adalah talak yang jatuhnya digantungkan pada suatu perkara atau alas an
tertentu yang telah disepakati.
f. lddah
Iddah adalah berasal dari kata al-add dan al-ihsha yang mencakup bilangan.Artinya jumlah
mon
bulan yang harus lewati seorang perempuan yang telah diceraikan (talak)atau ditinggal mati
oleh
tue suaminya. iddah yang dijalani oleh perempuan itu terdiri dari:
1)lddah isteri yang dicerai dan dia masih haid
wed 2)lddah isteri yang dicerai dan sudah tidak lagi haid
3)lddah isteri yang ditinggal mati suami
thu 4)lddah isteriyang dicerai dalam keadaan hamil.
Hikmah dari adanya masa iddah itu antara lain: Memberikan kesempatan kepada kedua
fri belah pihak untuk memilih perceraian atau mereka rujuk. Dan untuk mengetahui kebersihan
rahim seorang isteri,apakah ia hamil atau tidak.

D. Poligami dan Poliandri


Secara etimologi poligami berarti pernikahan yang banyak atau perkawinan yang lebih dari
seorang (Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam). Secara terminologis ,ada dua jenis poligami,yakni
Poliandri adalah seorang isteri yeng memilikidua atau lebih suami dalam waktu yang bersamaan,
sedangkan poligini adalah seorang laki-laki memiliki dua/lebih istri pada saat yang sama.
Islam menbolehkan seorang laki-laki muslim nikah dengan empati perempuan dalam waktu
yang sama jika ia dapat memelihara dan berlakuadil terhadap isteri-isterinya dalam soal nafkah.
E.Nikah mut’ah
Menurut istilah berarti suatu pernikahan kontrak untuk suatu periode tertentu sebagai
balasan bagi suatu imbalan jasa atau ajru. Disebut nikah mut’ah karena laki-laki bermaksud untuk
bersenang-senang dengan Wanita sementara waktu sampai batas waktu yang ditentukan. Adapun
nikah mut’ah dikalangan para ahli fiqih (fuqaha’) disebut juga nikah muaqqat (kawin sementara
mon
waktu) atau nikah inqita’ (kawin terputus).
F.Nikah tahlil
tue Sayyid sabiq (1970,134) kawin tahlil adalah seorang laki-laki menikahi seorang perempuan
yang sudah talak tiga sesudah habis masa iddahnya dan dia telah dukhul kepadanya kemudian ia
wed mentalak Wanita itu dengan maksud agar dia dapat menikah Kembali dengan bekas suaminya
yang pertama.
thu G. Pernikahan antar agama
Menurut Ketut Madra dan I.Ketut Artadi, perkawinan antar agama adalah ikatan lahir batin
fri antara seorang pria dengan Wanita yg masing-masing berbeda agamanya dan mempertahankan
perbedaan agamanya itu sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk rumah tangga yang
Bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Terimakasih
Waalaikumsalam wr.wb

Anda mungkin juga menyukai