1. Achmad Farizky
2. Al Fajar Ikhwan M
3. Ardi Ridan Santara
4. Najwa Salsabila
5. Nazwa Adlia Putri
6. Rachmad Bhakti Eka P
7. Rista Anggrainy Pratiwi
8. Shinta Rakha Putri D.
PERNIKAHAN
APASI PERNIKAHAN ITU?!
1. Jaiz/mubah. Hukum ini adalah hukum asli pernikahan yang artinya bagi yang sudah memenuhi syarat.
ia berhak menikah.
2. Sunnah, Hukum ini berdasarkan pemahaman bahwa siapa saja yang mampu memenuhi syarat nikah,
namun tidak khawatir berbuat zina, maka ia disunnahkan melakukan pernikahan
3. Wajib, Hukum.ini dikenakan bagi yang sudah memenuhi syarat, karena dikhawatirkan terjadi perzinaan
maka ia wajib melakukan pernikahan
4. Makruh, mempunyai keinginan menikah, tetapi belum mampu memberi nafkah
5. Haram, hukum ini dikenakan bagi siapa saja yang menikah namun mempunyai maksud jahat/buruk,
baik untuk pasangannya maupun diri sendiri
Tujuan Nikah
1. Tercapainya ketentraman hati dan pikiran karena kehidupan yang diliputi cinta,
mawaddah wa rahmah lahir dan batin antara suami dan istri
2. Untuk memperoleh keturunan yang sah
3. Sebagai alat kendali bagi manusia agar tidak terjerumus ke dalam jurang
kemaksiatan
4. Untuk mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera
5. Memenuhi kebutuhan seksual yang halal, sah dan suci
Rukun Nikah
Ada 5 Rukun Nikah yaitu:
1. Adanya calon suami
2. Adanya calon Istri
3. Wali mempelai perempuan, yaitu seseorang yang mengizinkan dan menikahkan mempelai
perempuan. Ada 2 wali, yaitu:
a. Wali Nasab, yaitu walu yang berdasarkan nasab ( pertalian darah) yaitu Bapak kandung, Kakek dari
bapak, Saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki sebapak
b. Wali Hakim, yaitu walinyang berdasarkan wewenang
4. Dua orang saksi, syarat menjadi saksi/wali: beragama islam, laki-laki, adil dan tidak fasik
5. Akad atau Sigat (Ijab Qabul)
Orang yang Tidak Boleh Dinikahi
Al- Qur'an telah menjelaskan tentang siapa yang tidak boleh (haram)
dinikahi. Mahram dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Keturunan
a. Ibu dan seterusnya ke atas
b. Anak perempuan dan seterusnya ke bawah
c. Bibi, baik dari bapak atau ibu
d. Anak perempuan dari saudara perempuan atau saudara laki-laki
2. Pernikahan
a. Ibu dari Istri (Mertua)
b. Anak tiri, bila ibunya sudah dicampuri
c. Istri bapak (ibu tiri)
d. Istri anak (menantu)
3. Persusuan
a. Ibu yang menyusui
b. Saudara perempuan persusuan
4. Dikumpul
a. Saudara perempuan dari istri
b. Bibi perempuan dari istri
c. Keponakan perempuan dari istri
Hak dan Kewajiban Suami-Istri
1. Kewajiban Suami :
a. Menjadi pemimpin, memelihara, dan membimbing keluarga lahir dan batin
b. Memberi nafkah, pakaian, dan tempat tinggal kepada istri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuan yang diusahakan secara
maksimal
c. Bergaul dengan istri secara ma'ruf dan memperlakukan keluarga dengan cara baik
d. Masing-masing anggota keluarganya, terutama suami dan istri bertanggung jawab sesuai dengan fungsi dan perannya
e. Memberi kebebasan berfikir dan bertindak kepada istri sepanjang sesuai norma islam, membantu tugas istri serta tidak mempersulit
kegiatan istri.
Kewajiban Istri:
a. Taat dan patuh pada perintah suami sesuai dengan ajaran islam
b. selalu menjaga kehormatan diri dan rumah tangga
c. Bersyukur atas nafkah yang diterima dan menggunakannya dengan sebaik-baiknya
d. Membantu suami dan mengatur rumah tangga sebaik mungkin
• Bentuk Talaq
- Talaq raj'i, yaitu talaq yang membolehkan suami kembali kepada mantan istrinya tanpa melakukan perkawinan baru selama masih
dalam masa iddah
- Talaq ba'in, talaq ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu talaq ba'i. sugra yang merupakan talaq yang tidak dapat dirujum kembali kecuali
dengan melangsungkan akad nikah yang baru , dan talaq ba'in kubra adalah talaq yang tidak dapat dirujuk kembali, kecuali mantan
istrinya sudah menikah terlebih dahulu dengan laki-laki lain
JUMLAH ATAU BATAS TALAQ
Suami-istri yang telah bercerai masih mungkin untuk berkumpul kembali, namun untuk menghindari
ti dakan sewenang-wenang, maka jumlah talaq yang membolehkan suami kembali kepada istrinya
dibatasi hanya sampai 2 kali
Setelah talaq jatuh 3 kali, suami-istri tidak.boleh kembali kecuali istri telah menikah lagi dengan
orang lain, atas sasar suka sama suka sesudah bergaul dan bercerai lagi
a. Li'an yaitu suami dan istri saling melaknat. Suami menuduh istri berzina, tetapi tidak dapat
membuktikannya dengan 4 saksi, maka dia harus bersumpah 4x sumpah dengan menyatakan: "Kalau saya
berdusta, maka laknat Allah swt. untuk diri saya." Kemudian istrinya menolak dengan 4x sumpah dengan
ucapan seperti di atas. Setelah itu, maka suami-istri menjadi cerai (Q.S. An-Nur/24: 6-9).
b. Zihār secara bahasa artinya punggung, secara istilah seorang laki-laki yang menyamakan istrinya seperti ibu
sendiri (seperti mengatakan: "Kamu seperti punggung ibuku"), maka untuk menghalalkan kembali suami wajib
membayar kafarat (baca Q.S. Al-Mujādalah/58: 3-4).
c. lla'yaitu seorang suami yang marah sampai mengharamkan istrinya bergaul dengannya atau bersumpah
hendak menjauhkan dirinya dari istrinya. Jika ingin menggauli kembali istrinya, wajib membayar kafarat
sumpahnya (Q.S. Al-Baqarah/2: 226-227).
d. Ta'lik Talaq, yaitu seorang suami yang melanggar janjinya ketika diucapkan saat akad nikah, seperti tidak
memberi nafkah istri 6 bulan berturut-turut, atau menyakiti badan istri, sejalan dengan itu sang istri tidak
ridha kemudian mengadukan ke Pengadilan Agama, maka jatuhlah talaq satu..
2. Khulu
Khulu' yaitu talaq yang diminta oleh istri kepada suaminya dengan memberi iwadh atau tebusan yang disebabkan oleh
beberapa hal tertentu. Adapun faktor-faktor yang dapat dijadikan alasan istri untuk meminta talaq tebus (khulu') ialah
suami ternyata seornag pezina, pemabuk, penjudi, dan hal-hal maksiat lainnya. Dengan demikian khulu' dapat
dilakukan jika ternyata antara suami dan istri tidak ada persesuaian hidup, dan inisiatif justru datangnya dari pihak istri,
bukan dari pihak suami
3. Fasakh
Pengertian dari talaq ini adalah talaq yang dijatuhkan oleh hakim atas pengaduan istri. Talaq fasakh dapat dilakukan karena:
°Adanya aib atau cacat pada salah satu pihak.
° Suami tidak mampu memberikan nafkah (keterangan Q.S. Al- Aḥzāb/33: 49 dan Q.S. Al-Baqarah/2: 229).
° Adanya penipuan atau penghianatan dari pihak suami.
° Diketahui adanya hubungan mahram antara suami-istri 5(Q.S. An-Nisa'/4: 23).
4.'Iddah
a. Pengertian Iddah adalah masa menanti bagi kaum perempuan yang diceraikan suaminya (baik cerai hidup maupun cerai mati).
Tujuan ditetapkan 'iddah, salah satunya adalah adanya kehamilan atau tidak.
b. Macam-macam 'Iddah:
1. Perempuan yang ditinggal mati suaminya, 'iddahnya ada 2 macam:
• Apabila sedang hamil, 'iddahnya sampai anak lahir.
• Apabila tidak hamil, 'iddahnya 4 bulan 10 hari. Pahami Q.S. Al-Baqarah/2: 234.
b. Hukum Ruju
Asal hukumnya "mubah" (boleh), bisa jadi sunah apabila maksud ruju' untuk memperbaiki hubungan antara keduanya. Bisa jadi makruh
apabila perceraian lebih bermanfaat bagi kehidupan mereka, dan bisa menjadi haram apabila menyebab- kan satu pasangan, baik istri
maupun suami teraniaya.
c. Rukun Ruju
1. Istri disyaratkan
• Sudah pernah bercampur suami-istri
• Dalam talaq raj'i
• Masih dalam iddah
2. Suami disyaratkan : Balig, berakal, dan dengan kemauan sendiri (tanpa paksaan)
3. Siqat (Ucapan)
• Sarih ( terang-terangan)
• Kinayah (sindiran)
6. Hadanah
Pengertian haḍānah adalah "mengasuh dan memelihara anak kecil yang belum dapat mengatur dan menjaga dirinya
sendiri." Persoalan haḍānah timbul apabila terjadi perceraian antara suami-istri , sedangkan mereka mempunyai anak
yang belum mumayyiz (masih kecil dan belum balig).
Keadaan seperti ini, menjadikan istri lebih berhak mengasuh anak tersebut sampai anak itu mengerti dan dapat
mengatur dirinya sendiri (balig). Sekalipun anak tersebut diasuh oleh ibunya dan tinggal bersamanya, namun nafkah
belanjanya tetap menjadi tanggung jawab ayahnya (keterangan H.R. Abu Daud dan Hakim).
Syarat-syarat menjadi hadanāh:
1. Berakal sehat
2.
3. Melaksanakan ajaran agama
4. Dapat menjaga ehormatan dirinya
5. Dapat siperca
6. Menetap bersama anak yang dididiknya
Dalam UU No. 1 tahun 1974 pasal 2 ayat (1) ditegaskan bahwa perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum agama masing-masing
Selanjutnya dijelaskan:
Demikian istri yang shalihah, Rasulullah saw. memberikan gambarannya sebagai "sebaik-baiknya perhiasan dunia, adalah istri shalihah",
meski fisiknya terlihat lemah, tetapi ternyata memiliki energi yang luar biasa, karena mampu memberikan inspirasi kepada suami dengan
konstribusinya, melalui:
a. Ketaatan sebagai bentuk bakti istri terhadap suami, sepanjang ketaatan tersebut tidak bertentangan dengan syariat
b. Ikhlas dan bersyukur atas pemberian suami, meski sedikit. Dikabulkan segala keinginannya, sesuai syar'i dengan penuh rasa hormat. Jika
terpaksa menolak, dilakukan dengan cara yang santun.
c. Pelayanan seorang istri kepada suami, mengatur makanannya dan waktunya, menjaga ketenangan dan istirahatnya.
d. Cara bagaimana seorang istri dalam menjaga harta benda suaminya, menjaga rahasia-rahasianya, memperhatikan sanak saudaranya.
e. Memberikan semangat dan motivasi kepada suami, agar tidak mudah putus asa dalam memperjuangkan kebenaran, akibatnya suami lebih
tabah, ulet, sabar, kuat dalam menghadapi lika-liku kehidupan.
f. Menjaga penampilan diri, dengan menjaga kecantikan lahirbbatin, merawat keindahan fisik maupun psikis.
Adapun tanda-tanda seorang istri shalihah adalah memiliki sikap baik dalam berbagai hal, selalu menjaga kehormatan diri, baik suami sedang
di rumah maupun di luar rumah, senantiasa menjaga suami dari godaan luar yang menjerumuskan, dan selalu taat dengan ketaatan yang
berlandaskan rasa cinta kepada Allah swt. dan Rasul-Nya
TERIMAA KASIHH !!