Anda di halaman 1dari 25

INDAHNYA

NAMA KELOMPOK
AZIZA PRATAMA
DINDA KARISA
ANGGUN MERANTI
DISKA
HOME
INDAHNYA MEMBANGUN MAHLIHAI
RUMAH TANGGA

PETA KONSEP
Hak dan
kewajiban suami
istri

Pernikahan
dalam UUPRI Sikap dan
Prilaku
saling
Pernikahan menasehati
Hikmah Pernikahan
dalam Islam

Ketentuan
Pernikahan
dalam Islam
Standar Kompetensi:

Memahami hukum Islam


tentang hukum keluarga
Kompetensi Dasar:
1. Menjelaskan ketentuan hukum perkawinan dalam Islam
2. Menjelaskan hikmah perkawinan
3. Menjelaskan ketentuan perkawinan menurut perundang-
undangan di Indonesia
INDIKATOR

• Menjelaskan hukum Islam tentang ketentuan Pernikahan


• Pernikahan Menurut UU Perkawinan Indonesia (UU No.1
tahun 1974)
• Menjelaskan hak dan kewajiban Suami Istri
• Menjelaskan hikmah nikah
• Menguraikan kompilasi hukum tentang perkawinan di
Indonesia
• Menjelaskan hikmah talak
• Menjelaskan hikmah ruju’
‫‪Tadarus‬‬

‫َيا َأُّيَه ا الَّن اُس اَّتُق وا َرَّبُك ُم اَّل ِذ ي َخ َلَق ُك ْم ِم ْن َنْف ٍس َو اِح َد ٍة َوَخ َل َق ِم ْنَه ا َزْوَج َه ا‬
‫َّل‬‫ل‬‫ا‬ ‫َّن‬ ‫ِإ‬ ‫ا‬ ‫َأل‬‫ا‬ ‫ِه‬ ‫ِب‬ ‫َن‬‫و‬ ‫ُل‬ ‫ا‬ ‫َت‬ ‫ي‬ ‫ِذ‬ ‫َّل‬‫ا‬ ‫َّل‬‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ ‫َّت‬
‫ُق‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ِن‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ِث‬ ‫َك‬ ‫ًال‬ ‫ا‬ ‫ِر‬ ‫ا‬ ‫َّث ِم‬
‫َه‬ ‫َو ْرَح َم‬ ‫َس َء‬ ‫َه‬ ‫ًر َو َس ًء َو‬ ‫َو َب ْنُه َم َج‬
‫َك اَن َعَلْيُك ْم َرِقيًب ا (‪َ )1‬وَآُت وا اْلَيَت اَم ى َأْم َو اَلُه ْم َوَال َتَتَب َّد ُلوا اْلَخ ِبيَث ِب الَّطِّيِب َوَال‬
‫َتْأُك ُلوا َأْم َو اَلُه ْم ِإَلى َأْم َو اِلُك ْم ِإَّنُه َك اَن ُح وًبا َك ِب يًرا (‪َ )2‬و ِإْن ِخ ْف ُتْم َأَّال ُتْق ِس ُطوا ِفي‬
‫اْلَيَت اَم ى َف اْنِكُح وا َم ا َط اَب َلُك ْم ِم َن الِّنَس اِء َم ْثَنى َو ُثَالَث َوُرَب اَع َف ِإ ْن ِخ ْف ُتْم َأَّال‬
‫ا‬ ‫ِّن‬‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ ‫ُت‬ ‫َآ‬ ‫)‬ ‫(‬ ‫وا‬ ‫و‬
‫ُل‬ ‫َّال‬‫َأ‬ ‫ى‬ ‫َن‬ ‫َأ‬ ‫ِل‬
‫ْيَم ْم َك ْد‬ ‫َذ‬ ‫ُك‬‫ُن‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ْت‬ ‫َك‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫ًة‬ ‫ِح‬ ‫ا‬ ‫وا‬‫ُل‬ ‫ِد‬
‫َس َء‬ ‫َو‬ ‫‪3‬‬ ‫َتُع‬ ‫َتْع َفَو َد ْو َم َم‬
‫َص ُد َقاِتِه َّن ِنْح َل ًة َف ِإ ْن ِط ْبَن َلُك ْم َعْن َش ْي ٍء ِم ْن ُه َنْف ًس ا َفُك ُل وُه َه ِنيًئ ا َمِريًئ ا (‪)4‬‬
‫[النساء‪] 4 – 1/‬‬
‫‪BACK‬‬
A. Ketentuan Hukum Islam Tentang Pernikahan

Pengertian
Munakahat berarti pernikahan atau perkawinan.

Dalam istilah syari’at nikah berarti melakukan suatu akad


atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang
laik-laki dan seorang perempuan serta menghalalkan
hubungan kelamin antara keduanya dengan dasar
sukarela dan persetujuan bersama demi terwujudnya
keluarga yang bahagia yang diridhai oleh Allah swt

“Saya shalat, tidur, berpuasa, makan dan menikahi wanita. Barang


siapa yang tidak suka dengan perbuatan(sunnah)ku maka dia
bukanlah dari golonganku”
(H.R. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik r.a)
Hukum Nikah

1. Sunah
Bagi yang ingin menikah, mampu menikah dan mampu pula
mengendalikan diri dari perzinaan (walaupun tidak segera menikah)

2. Wajib
Bagi yang ingin menikah, mampu menikah dan ia khawatir berbuat
zina jika tidak segera menikah

3. Makruh
Bagi yang ingin menikah tetapi belum mampu memberi nafkah
terhadap istri dan anaknya

4. Haram
Bagi yang ingin menikah dengan maksud menyakiti wanita yang
akan dinikahinya
TUJUAN PERNIKAHAN
1. Memperolah rasa cinta dan kasih sayang.
]21/‫ [الروم‬....... ‫ َوَجَعَل َبْيَنُك ْم َم َوَّدًة َوَرَمْحًة‬......
Artinya: “… dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang….”
2. Memperoleh ketenangan hidup
]21/‫ [الروم‬....‫َو ِم ْن َآَياِتِه َأْن َخ َلَق َلُك ْم ِم ْن َأْنُفِس ُك ْم َأْزَواًج ا ِلَتْس ُك ُنوا ِإَلْيَه ا‬
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya …”
3. Memenuhi kebutuhan seksual (birahi) secara sah dan diridhoi Allah swt
4. Memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat
5. Mewujudkan keluarga bahagia dunia dan akherat
Rukun Nikah :

1.Ada calon suami.


Syarat seorang suami:
- Seorang laki-laki dewasa
- Beragama islam
- Tidak dipaksa/terpaksa
- Tidak sedang dalam ihram haji arau umrah
- Bukan muhrim calon istrinya
2. Ada calon istri
Syarat sorang istri:
- seorang wanita yang cukup umur
- bukan perempuan musyrik
- tidak dalam ikatan perkawinan dengan laki-laki lain
- bukan mahram calon suaminya
- tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah
Rukun Nikah
3. Ada wali nikah. Yaitu wali yang menikahkan mempelai laki-laki dengan
mempelai wanita atau mengizinkan penikahannya. Yaitu, kepala
negara yang
Pembagian wali nikah beragama Islam.
Di Indonesia
Wali
Yaitu, wali Nikah wewenang
yang presiden sebagai
mempunyai wali hakim
pertalian Wali Wali dilimpahkan
darah dengan Nasab Hakim kepada
mempelai Syarat-Syarat seorang wali nikah: pembantunya yaitu
wanita yang a. Beragama Islam menteri agama.
akan b. Laki-laki Dan menteri
dinikahkannya c. Baligh dan berakal agama
d. Merdeka dan bukan hamba melimpahkan
sahaya kepada
e. Bersifat adil pembantunya
f. Tidak sedang ihram haji atau kepala kantor
umrah urusan agama di
setiap kecamatan
3. Ada dua orang saksi
syarat saksi:
- beragama islam
- laki-laki
- baligh dan berakal sehat
- dapat mendengar
- dapat melihat
- dapat berbicara
- adil
- tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah

4. Ada akad nikah


yaitu ucapan ijab qabul.
Ijab adalah ucapan wali (dari pihak mempelai wanita) sebagai
penyerahan kepada laki-laki
Qabul adalah ucapan mempelai laki-laki sebagai tanda
penerimaan.
Muhrim
Pengertian Muhrim
Muhrim secara bahasa berarti diharamkan. Dalam masalah fikih
muhrim bermakna wanita yang haram untuk di nikahi
Karena keturunan:
a. Ibu kandung dan
Karena hubungan seterusnya keatas
sepersusuan: b. Anak perempuan
a. Ibu yang menyusui kandung dan
b. Saudara perempuan seterusnya ke bawah
sesusuan c. Saudara perempuan
Wanita (sekandung, sebapak
Karena perkawinan: yang atau seibu)
a. Ibu dari istri haram d. Anak perempuan
b. Anak tiri, apabila suami dinikahi dari saudara laki-laki
sudah berkumpul dan seterusnya ke
dengan ibunya bawah
c. Ibu tiri baik sudah e. Anak perempuan
dicerai atau belum Karena ada dari saudara
d. Menantu. Baik yang pertalian perempuan dan
sudah dicerai atau muhrim dengan seterusnya ke
belum istri bawah
KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI

Suami:
a.Memberi nafkah
b.Memimpin serta membimbing istri dan anak-anak
c. Bergaul dengan istri dan anak-anak yang baik
d.Menjaga istri dan anak dari bencana
e. Membantu istri dalam tugas sehari-hari
Istri :
a. Taat pada suami dalam batas yang sesuai dengan ajaran Islam
b. Memelihara diri serta kehormatan dan harta benda suami
c. Membantu suami dalam memimpin keselamatan dan kesejahteraan
keluarga
d. Menerima dan menghormati pemberian suami
e. Hormat dan sopan pada suami dan keluarganya
f. Memelihara, mengasuh dan mendidik anak
Perceraian
Perceraian berarti pemutusan ikatan perkawinan antar suami
dan istri
Fasakh

Talak Li’an

Hal-hal yang
dapat
memutuskan
pernikahan

Zihar Khulu’

Ila’
Iddah
Yaitu: masa menunggu bagi istri yang ditinggal mati atau bercerai
dari suaminya untuk bisa mneikah kembali

Lama masa iddah


1. Karena suami wafat
a. 4 bulan sepuluh hari bagi istri yang tidak hamil. Baik sudah
bercampur atau belum
b. Sampai melahirkan jika istri sedang hamil

2. Karena talak, fasajh dan khulu’


a. Tidak ada iddah bagi istri yang belum bercampur

b. bagi yang sudah bercampur:


- 3 kali suci, bagi yang masih menstruasi
- 3 bulan., bagi yang sudah berhenti menstruasi
- sampai melahirkan, bagi istri yang sedang hamil
Rujuk

Rujuk berarti kembalinya suami kepada ikatan pernikahan dengan


istrinya yang dicerai dalam masa iddah

Rukun rujuk
a.Istri sudah bercampur dengan suami yang mentalaknya dan
masih berada dalam masa iddah
b.Keinginan rujuk suami atas kehendaknya sendiri
c.Ada dua orang laki-laki yang adil sebagai saksi
d.Ada shigat atau ucapan rujuk

Sunnah Wajib

Hukum
Rujuk

Makruh Haram
B. Hikmah Pernikahan

1. Pernikahan merupakan cara yang benar, baik


dan diridhai Allah swt untuk memperoleh anak
serta mengembangkan keturunan yang sah
2. Melalui pernikahan suami-istri dapat memupuyk
rasa tanggungjawab membaginya dalam rangka
memelihara, mengasuh dan mendidik anak-
anaknya
3. Menjalin hubungan silaturahim antara keluarga
suami dan keluarga istri
C. Pernikahan Menurut Perundang-undangan di
Indonesia

Pernikahan diatur dalam keputusan menteri agama RI no.


154/1991 tentang pelaksanaan intruksi presiden RI no. 1/1991
tanggal 1991 mengenai Kompilasi Hukum Islam di Bidang Hukum
Pernikahan

Pengertian dan Tujuan Pernikahan


Pengertian pernikahan
Dalam pasal 2 dan 3 dari Kompilasi Hukum Islam, pernikahan
adalah akad yang sangat kuat untuk menaati perintah Allah swt
dan melaksanakannya merupakan ibadah
Tujuan pernikahan
Untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan
rahmah
Sahnya Pernikahan:
Dalam pasal 4 dari Kompilasi Hukum Islam pernikahan sah jika
dilakukan menurut hukum islam sesuai dengan pasal 2 ayat (1)
undang-undang RI no. 1 tahun 1974 tentang pernikahan yang
menegaskan pernikahan sah apabila dilakukan menurut hukum
masing-masing agama dan kepercayaannya

Penjelasan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia:


 Dengan perumusan pasal 2 ayat (1) ini, tidak ada pernikahan di luar
hukum masing-masing agama dan kepercayaanya itu sesuai dengan
Undang – Undang Dasar 1945

 Yang dimaksud dengan hukum masing-masing agama dan


kepercayaannya itu termasuk ketentuan perundang-undangan yang
berlaku bagi golongan agama dan kepercayaannya itu sepanjang
tidak bertentangan atau tidak ditentukan lain dalam undang-undang
ini
Akta Nikah

Dalam pasal 7 ayat (1) dari Kompilsai Hukum Islam di bidang


hukum pernikahan dijelaskan bahwa pernikahan hanya bisa
dibuktikan dengan Akta nikah yang dikeluarkan oleh Pegawai
Pencatat Nikah.

Akta Nikah mempunyai nama lain Buku Nikah adalah surat


keterangan yang dibuat oleh pegawai pencatat nikah yakni
Kantor Urusan Agama Kecamatan. Di dalamnya memuat
informasi tempat berlangsungnya penikahan, yang terjadi
pada hari, tanggal, bulan, tahun dan jam telah terjadinya
akad nikah antara seorang laki-laki dan seorang perempuan
berikut para saksinya
Kawin Hamil

Dalam pasal 53 ayat (1), (2) dan (3) dari Kompilasi Hukum Islam
di bidang hukum pernikahan dijelaskan:
a. Seorang wanita hamil di luar nikah dapat dinikahkan dengan
pria yang menghamilinya

b. Perkawinan dengan wanita hamil yag disebut pada ayat (1)


dapat dilangsungkan tanpa menunggu kelahiran terlebih
dahulu

c. Dengan dilangsungkannya pernikahan pada saat wanita


hamil, tidak diperlukan perkawinan ulang setelah anak yang
dikandung lahir

BACK
EVALUASI

1. HUKUM DASAR NIKAH ADALAH MUBAH, NAMUN DAPAT


BERUBAH SESUAI DENGAN KONDISI. SEBUTKAN DAN
JELASKAN!

2. SEBUTKAN RUKUN NIKAH!

3. SEBUTKAN HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI

4. SEBUTKAN TUJUAN PERNIKAHAN!

5. APA YANG DIMAKSUD MUHRIM? SEBUTKAN 3 PENYEBAB


WANITA HARAM DINIKAHI!

BACK
Lanjutan….
6. APA YANG DIMAKSUD DENGAN TALAK? SEBUTKAN 2 MACAM
TALAK!

7. SEBUTKAN APA YANG DIMAKSUD FASAKH, KHULU, LI’AN, ILA,


ZIHAR!

8. APA YANG DISEBUT RUJUK ITU?

9. APA YANG DIMAKSUD IDDAH DAN SEBUTKAN MACAMNYA!

10. BAGAIMANAKAH PROSES PELAKSANAAN PERKAWINAN


MENURUT UU PERKAWINAN TH 1974?
WASSALAM….

BACK

Anda mungkin juga menyukai