Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut bahasa, nikah bermakna penyatuan perkumpulan atau dapat diartikan


sebagai akad atau hubungan badan. Pernikahan atau munakahat dalam islam memiliki hukum
dan syarat tertentu, karena pernikahan merupakan hal yang sakral. Oleh karena itu
langsungkanlah pernikahan dengan syarat dan syariat yang di tentukan oleh hukum negara
maupun agama. Pernikahan dapat dibagi dalam lima bagian yaitu, sunnah, wajib, makruh,
mubah, dan haram.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan munakahat?


2. Bagaimanakah hukum dari munakahat?
3. Bagaimana rukun dan syarat dari munakahat?
4. Bagaimanakah dasar hukum dari munakahat?
5. Sebutkan prinsip – prinsip dari munakahat?
6. Apa saja hikmah dari munakahat?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui tentang pengertian dari munakahat


2. Untuk mengetahui apa saja hukum dari munakahat
3. Untuk mengetahui apa saja rukun, dan syarat dari munakahat
4. Untuk mengetahui dasar hukum dari munakahat
5. Untuk mengetahui prinsip dari munakahat
6. Untuk mengetahui hikmah dari munakahat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Munakahat
Munakahat atau Pernikahan adalah suatu ikatan lahir antara dua orang, laki-laki dan
perempuan, untuk hidup bersama dalam satu rumah tangga dan keturunan yang
dilangsungkan. menurut ketentuan syariat islam, Hubungan antara seorang laki - laki dan
perempuan adalah merupakan tuntunan yang telah diciptakan oleh Allah SWT, dan untuk
menghalalkan hubungan ini maka disyariatkanlah akad nikah. Pergaulan antara laki - laki dan
perempuan yang diatur dengan pernikahan ini akan membawa keharmonisan, keberkahan dan
kesejahteraan, baik bagi laki - laki maupun perempuan. Pergaulan yang diikat dengan tali
pernikahan akan membawa mereka menjadi satu dalam urusan kehidupan sehingga antara
keduanya itu dapat menjadi hubungan saling tolong menolong, dapat menciptkan kebaikan
bagi keduanya dan menjaga kejahatan yang mungkin akan menimpa kedua belah pihak itu.
Dengan pernikahan seseorang juga akan terpelihara dari kebinasaan hawa nafsunya. Allah
SWT berfirman dalam surat An - Nisa Ayat 3 sebagai berikut :
‫اب َما فَا ْن ِكحُوْ ا ْاليَ ٰتمٰ ى فِى تُ ْق ِسطُوْ ا اَاَّل ِخ ْفتُ ْم َواِ ْن‬ َ َ‫ِّمنَ لَ ُك ْم ط‬
ۤ‫ء‬Qِ ‫ث َم ْث ٰنى النِّ َسا‬
َ ‫اح َدةً تَ ْع ِدلُوْ ا اَاَّل ِخ ْفتُ ْم فَاِ ْن ۚ َور ُٰب َع َوثُ ٰل‬ ِ ‫َماوْ اَ فَ َو‬
ْ‫ك ۗ اَ ْي َمانُ ُك ْم َملَكَت‬ ٓ
َ ِ‫تَعُوْ لُوْ ۗا اَّل اا ْدنى ذل‬
ٰ ٰ َ َ

Artinya:

”  Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan

yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi:

dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka

(nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian

itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zhalim.” (An - Nisa : 3).

B. Hukum dan Dalilnya


a. sunnah

 bagi orang yang berkehendak dan baginya yang mempunyai biaya sehingga dapat

memberikan nafkah kepada istrinya dan keperluan - keperluan lain yang mesti dipenuhi.

b. wajib

bagi orang yang mampu melaksanakan pernikahan dan kalau tidak menikah ia akan

terjerumus dalam perzinaan.

c. makruh

bagi orang yang tidak mampu untuk melaksanakan pernikahan Karena tidak mampu

memberikan belanja kepada istrinya atau kemungkinan lain lemah syahwat.

d. haram
 bagi orang yang ingin menikahi dengan niat untuk menyakiti istrinya atau menyia -

nyiakannya. Hukum haram ini juga terkena bagi orang yang tidak mampu memberi belanja

kepada istrinya, sedang nafsunya tidak mendesa

e. mubah

 bagi orang - orang yang tidak terdesak oleh hal - hal yang mengharuskan segera
nikah atau yang mengharamkannya.

C. Rukun dan Syarat


a. Calon suami
Calon suami harus memenuhi syarat - syarat sebagai berikut :

 Beragama Islam

 Benar - benar pria

 Tidak dipaksa

 Bukan mahram calon istri

 Tidak sedang ihram, haji, atau umroh

 Usia sekurang - kurangnya 19 Tahun

b. Calon istri
Calon istri harus memiliki syarat - syarat sebagai berikut :

 Beragama Islam

 Benar - benar perempuan

 Tidak dipaksa,

 Halal bagi calon suami

 Bukan mahram calon suami

 Tidak sedang ihram, haji, atau umroh

 Usia sekurang - kurangnya 16 Tahun

c. Wali
Wali harus memenuhi syarat - syarat sebagi berikut :

 Beragama Islam

 Baligh (dewasa)

 Berakal Sehat
 Tidak sedang ihram, haji, atau umroh

 Adil (tidak fasik)

 Mempunyai hak untuk menjadi wali

 Laki - laki

d. Dua orang saksi


Dua orang saksi harus memenuhi syarat - syarat sebagai berikut :

 Islam

 Baligh (dewasa)

 Berakal Sehat

 Tidak sedang ihram, haji, atau umroh

 Adil (tidak fasik)

 Mengerti maksud akad nikah

 Laki – laki

Pernikahan yang dilakukan tanpa saksi tidak sah. Sabda Nabi SAW. :

“Tidak sah nikah melainkan dengan wali dan dua orang saksi yang adil.” (Riwayat

Ahmad.)

e. Ijab dan Qabul


“Allah dan kamu menghalalkan mereka dengan kalimat Allah”. (HR. Muslim).

D. Dasar Hukum Munakahat


1. Menikah merupakan sunnah para Nabi dan ri- salah para Rasul, sebagaimana
terdapat dalam QS. Al-Ra’d/13: 38.

Terjemahnya: “Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus beberapa Rasul sebelum

kamu dan kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan .“keturunan

2. Menikah merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah swt. QS. Al-Ruum/30: 21
Terjemahnya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan- Nya ialah dia menciptakan untukmu istri-

istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan

dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-

benar terdapat tanda-tanda bagi .“kaum yang berpikir

3. Pernikahan merupakan sunnah Nabi, yaitu mencontoh tindak laku Nabi

Muhammad saw.

4. Menikah merupakan salah satu bentuk ketaatan muslim (ibadah) untuk

menyempurnakan separuh agamanya.

5. Aktivitas seksual dengan suami isteri, dinilai sedaqah. Hal ini berdasarkan hadits

yang di- riwayatkan oleh Muslim dari Abu Dzarr RA.

Artinya: “...dan persetubuhan salah seorang dari kalian (dengan isterinya) adalah shadaqah.”

Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah salah seorang dari kami yang melam- piaskan

syahwatnya akan mendapatkan pahala?” Beli- au bersabda: “Bagaimana pendapat kalian

seandainya dia melampiaskan syahwatnya kepada hal yang haram, apakah dia mendapatkan

dosa? Maka demikian pula jika ia melampiaskannya kepada hal yang halal, maka dia

mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)

E. Prinsip-Prinsip Munakahat/Pernikahan
Adapun prinsip-prinsip perkawinan dalam Islam antara lain:

1. Memenuhi dan melaksanakan perintah agama.

Perkawinan adalah sunna Nabi, berarti melaksanakan perkawinan itu pada hakikatnya

merupakan pelaksanaan dari ajaran agama.

2. Kerelaan dan persetujuan.

3. Pernikahan untuk selamanya.

4. Tujuan pernikahan antara lain untuk dapat keturunan dan untuk ketenangan, ketentraman

dan cinta serta kasih sayang. Kesemuanya ini dapat dicapai hanya dengan prinsip bahwa

perkawinan adalah untuk selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja.

5. Suami sebagai penaggung jawab umum dalam rumah tangga.

Sebagaimana firman Allah dalam surar An-Nisa ayat 34:


Terjemahnya: “Kaum laki-laki itu pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah

melebihkan sebagian mereka(laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka

(laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.

F. Hikmah Munakahat
 Pernikahan Dapat Menentramkan Jiwa

Dengan perkawinan orang dapat memnuhi tuntutan nasu seksualnya dengan rasa aman

dan tenang, dalam suasana cinta kasih, dan ketenangan lahir dan batin.

Firman Allah SWT :

Artinya: “Dan diantara tanda - tanda kekuasaa-Nya ialah dia menciptkan istri - istri

dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya.” (Ar

Rum/30:21)

 Pernikahan dapat Menghindarkan Perbuatan maksiat.

 Pernikahan memotivasi untuk sungguh-sungguh berusaha mencari rezki yang

halal.

 Pernikahan untuk Melanjutkan Keturunan

Dalam surah An Nisa ayat 1 ditegaskan bahwa manusia diciptakan dari

yang satu, kemudian dijadika baginya istri, dan dari keduanya itu berkembang biak

menjadi manusia yang banyak, terdiri dari laki - laki dan perempuan.

Anda mungkin juga menyukai