Hak cipta merupakan salah satu jenis Kekayaan Intelektual (KI) personal. Selain hak cipta,
ada pula hak paten, merek, desain industri, rahasia dagang, dan Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu. Namun berbeda dengan KI personal lainnya, perlindungan hukum dalam hak cipta
langsung muncul ketika suatu ide atau gagasan diwujudkan menjadi sebuah bentuk karya
yang nyata (bisa dilihat, didengar dan dirasakan, red).
Hak cipta melindungi seni, sastra, dan ilmu pengetahuan yang diantaranya mencakup buku,
karya tulis, pidato, sinematografi, musik/lagu, program komputer, permainan, seni rupa,
fotografi, dan lain-lain. Dalam hal ini, hak cipta tidak melindungi ide namun ekspresi dari ide
dalam bentuk yang nyata.
.Pasal 1 ayat ( 1) menerangkan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul
secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
DASAR HUKUM HAK CIPTA
Dasar hukum hak cipta saat ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Hak Cipta atau yang dikenal dengan UUHC. Sebagai informasi, UUHC ini menggantikan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Hak Cipta atau yang dikenal dengan UU
Hak Cipta
Pasal 1 ayat (1) UUHC mengartikan hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul
secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 1 ayat (2) UUHC menerangkan bahwa yang dimaksud dengan pencipta adalah seorang
atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu
ciptaan yang bersifat khas dan pribadi
Ketiga, Pasal 1 ayat (3) UUHC mengartikan ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang
ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran,
imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata.
Hak cipta berfungsi menghargai suatu karya dan mendorong pencipta karya tersebut untuk
menghasilkan karya baru. Tujuan dari pelaksanaan hukum hak cipta adalah melindungi hak
eksklusif, hak moral, dan ekonomi bagi pencipta karya. Berikut penjelasannya:
Hak Eksklusif adalah hak pembuat karya untuk mengontrol mekanisme kepemilikan
juga distribusi dari karyanya. Hak eksklusif berarti siapa pun yang ingin
menggunakan, menyalin, memperbanyak, dan menjual suatu karya cipta harus
mendapatkan izin terlebih dahulu dari pembuatnya.
Hak moral berarti walaupun karya tersebut telah dibeli, pembeli harus tetap
mencantumkan nama pembuat karya. Hak moral membuat karya akan selalu lekat
dengan siapa pembuatnya.
Hak ekonomi berarti pembuat karya berhak mendapatkan imbalan ekonomi dari
pihak-pihak yang menggunakan karyanya.