Anda di halaman 1dari 21

Moch.Faisal.Choirul.

I
20
Hak Atas Kekayaan
Intelektual
(HAKI)
A. Pengertian hak atas kekayaan intelektual

HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual adalah hak


eksklusif yang diberikan suatu hukum atau
peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas
karya ciptanya. Pada intinya HaKI adalah
hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu
kreativitas intelektual
Berdasarkan konsep ini maka mendorong kebutuhan adanya penghargaan atas hasil karya
yang
telah dihasilkan berupa perlindungan bagi HaKI.
Setiap hak yang digolongkan ke dalam HaKI harus mendapat kekuatan hukum atas karya atau

ciptaannya. Untuk itu diperlukan tujuan penerapan HaKI. Tujuan dari penerapan HaKI yaitu :
1. Antisipasi kemungkinan melanggar HaKI milik pihak lain
2. Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan intelektua
3. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha
dan
industri di Indonesia.
B. Prinsip-prinsip hak atas
kekayaan intelektual
Prinsip² dibagi menjadi 4

1. Prinsip Ekonomi (the


economic argument) 2. Prinsip Keadilan (the
Dalam prinsip ekonomi, principle of natural justice)
hak intelektual berasal dari Prinsip keadilan merupakan
kegiatan kreatif dari daya suatu perlindungan hukum
pikir manusia yang bagi pemilik suatu hasil
memiliki manfaat serta nilai dari kemampuan intelektual,
ekonomi yang akan sehingga memiliki kekuasaan
memberi keuntungan dalam penggunaan hak atas
kepada pemilik hak cipta. kekayaan intelektual
terhadap karyanya.
3. Prinsip Kebudayaan (the cultural
argument)
Prinsip kebudayaan merupakan
pengembangan dari ilmu
pengetahuan, sastra dan seni guna
meningkatkan taraf kehidupan
serta akan memberikan
keuntungan bagi masyarakat,
bangsa 4. Prinsip Sosial (the social
dan Negara argument)
Prinsip sosial mengatur
kepentingan manusia sebagai
warga Negara, sehingga hak yang
telah
diberikan oleh hukum atas suatu
karya merupakan satu kesatuan
yang diberikan perlindungan
berdasarkan keseimbangan antara
kepentingan individu dan
masyarakat/ lingkungan.
C. Dasar hukum hak kekayaan intelektual di
Indonesia
1. Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade
Organization (WTO)
2. Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan
3. Undang-undang Nomor 28/2014 tentang Hak Cipta
4. Undang-undang Nomor 20/2016 tentang Merek
5. Undang-undang Nomor 13/2016 tentang Hak Paten
6. Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the Protection of
Industrial Property dan Convention Establishing the World Intellectual Property Organization
7. Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty
8. Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for the Protection
of Literary and Artistic Works
9. Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty
Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dapat
dilaksanakan. Maka setiap individu/kelompok/organisasi yang memiliki hak atas pemikiran-
pemikiran kreatif mereka atas suatu karya atau produk dapat diperoleh dengan
mendaftarkannya ke
pihak yang melaksanakan, dalam hal ini merupakan tugas dari Direktorat Jenderal Hak-hak Atas
Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia.
D. Klasifikasi hak atas kekayaan intelektual (HaKI)
Terbagi menjadi 3 jenis

1. Hak Cipta
Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya. Termasuk ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu
pengetahuan,
sastra dan seni. Hak-hak tersebut misalnya adalah hal-hak untuk membuat salinan dari
ciptaannya tersebut, hak untuk membuat produk derivative, dan hak-hak untuk
menyerahkan
hak-hak tersebut kepada pihak lain. Hak cipta berlaku seketika setelah ciptaan
tersebut dibuat.
Hak cipta tidak perlu didaftarkan terlebih dahulu. Landasan hukum hak cipta
diungkapkan dalam
UU no 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta.
2. Hak Kekayaan Industri, yang meliputi:
a. Paten
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 Pasal 1
Ayat 1, Paten adalah Paten
adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
inventor atas hasil invensinya di
bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan
sendiri invensi tersebut atau
memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
b. Merek
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Pasal 1
Ayat 1 Merek adalah tanda
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi
c. Desain Industri
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1 Tentang
Desain Industri,
bahwa desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis
atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk
tiga dimensi
atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan
dalam pola tiga
dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu
produk, barang,
komoditas industri, atau kerajinan tangan.
d. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1 Tentang
Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu bahwa, Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam
bentuk jadi atau
setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-
kurangnya satu dari
elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling
berkaitan serta
dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang
dimaksudkan untuk
menghasilkan fungsi elektronik.
e. Rahasia Dagang
Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang
bahwa, Rahasia
Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/atau
bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
dijaga
kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
f. Indikasi Geografis
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 Pasal 1 Ayat 6 Tentang Merek
dan Indikasi
geografis bahwa, Indikasi-geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan
daerah asal suatu
barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk
faktor alam,
faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan
reputasi, kualitas dan
karakteristik tertentu pada barang dari/atau produk yang dihasilkan.
3. Folklore
Yang dimaksud dengan “Folklore” dan “Traditional
Knowledge” adalah suatu karya intelektual
yang terdapat di dalam masyarakat tradisional secara turun
temurun dan apabila tidak
dipertahankan dikhawatirkan akan punah dan apabila itu
terjadi akan merupakan kerugian bagi
khasanah pengetahuan manusia pada umumnya, atau
dikhawatirkan akan dimanfaatkan secara
tidak sah dan tidak adil oleh pihak-pihak di luar pemiliknya.
E. Syarat dan prosedur pengajuan HaKI
Di Indonesia, pendaftaran ciptaan bukan merupakan suatu
keharusan bagi pencipta atau pemegang
hak cipta. Timbulnya perlindungan suatu ciptaan dimulai
sejak ciptaan itu ada atau terwujud, bukan
karena pendaftaran.
Seorang wirausaha bisa mengajukan
hak atas kekayaan intelektual berupa :
 Hak cipta dan hak terkait
 Paten
 Merek
 Desain industri
 Desain tata letak sirkuit
terpadu
 Rahasia dagang
1. Prosedur permohonan pencatatan
Permohonan pencatatan perjanjian lisensi dilakukan oleh
pemohon dan diajukan secara tertulis
kepada mentri yang data dilakukan secara ekektronik maupu non
elektronik. Dokumen-dokumen
yang harus dilampirkan adalah sebagai beirkut :
a. Salinan perjanjian lisensi atau bukti perjanjian lisensi
b. Salinan atau petikan sertifikat paten, merek, deain industry,
desain tata letak sirkuit terpadu
atau bukti kepemilikan hak cipta, hak terkait dan rahasia dagang
yang dilisensikan masih
berlaku.
c. Asli surat kuasa khusus, jika permohonan diajukan melalui kuasa
d. Asli bukti pembayaran biaya permohonan pencatatan perjanjian
lisensi
2. Syarat karya intelektual yang dapat dipatenkan
a. Bersifat baru
Hasil karya intelektual belum pernah dipublikasikan terlebih dahulu di media apapun.
Langkah yang harus segera diurus dengan mengajukan permohonan, kemudian akan
memperoleh tanggal penerimaan. Jika karya intelektual dipublikasikan sebelum memperoleh
tanggal penerimaan maka permohonan bisa gagal.
b. Bersifat inventif
Prinsip memperoleh paten HKI bersifat inventif, atau kemampuan untuk menciptakan,
merancang sesuatu yang sebelumnya belum pernah ada. Paten hanya diberikan pada karya
intelektual penemu yang memiliki person skilled in the art.
c. Bersifat aplikatif
Maksud aplikatif yaitu hasil penelitian ditemukan dapat dilaksanakan secara berulang-ulang.
Hasil penemuannya digunakan masyarakat luas, mengindikasikan bahwa penemuannya
berhasil sebagai solusi atas permasalahan yang muncul. Karya intelektual memiliki syarat
konsisten, tidak mudah berubah-ubah.
d. Hak paten bersifat Time-Sensitive
Hak paten diberikan pada inventor pertama kali yang mengajukan permohonan paten.
Waktu pengajuan bersifat krusial dan time-sensitive. Dengan kata lain, apabila ada dua
inventor memiliki karya intelektual yang sama persis, maka yang diakui adalah inventor yang
lebih dulu mengajukan permohonan.
3. Catatan dalam memperoleh hak paten
Pemilik karya intelektual disebut dengan istilah inventor.
Inventor bisa dilakukan secara individu
maupun kelompok. Inventor lebih mudah mendapatkan
hak paten atas hasil penemuan karya
intelektual mereka. Sedangkan untuk di luar inventor
terlebih dahulu memperoleh pengalihan
hak secara tertulis dari sang inventor.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai