Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MENGENAI HAKI ( HAK ATAS KEKAYAAN

INTELEKTUAL )

DISUSUN OLEH :

FISTA DESIANA NURRAHMA

XI TJKT A

16

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

TEKNIK JARINGAN KOMPUTER DAN TELEKOMUNIKASI

TAHUN AJARAN 2023/2024


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan yang pesat dalam dunia teknologi dan kreativitas dalam era
digital dapat memperluas peluang bagi inovasi dan distribusi karya. Karya
tersebut menimbulkan hak milik bagi penemu atau penciptanya sehingga
memiliki nilai. Hal ini mendorong perlunya perlunya perlindungan hukum
terhadapan hak – hak.
Dalam era ini, HaKI menjadi aspek penting dalam pengembangan produk
dan layanan. Lingkungan yang tenang dan mendukung HaKI
memungkinkan individu dan organisasi untuk berinovasi dan menciptakan
solusi yang inovatif dan berdampak positif.
Perlindungan HaKI tidak hanya memberikan insentif bagi pencipta dan
penemu untuk terus berkarya dan berinovasi, tetapi juga mempromosikan
karya berbasis pengetahuan. Hal ini juga mendukung pengembangan pasar
yang adil dan memastikan bahwa pencipta dan inovator mendapatkan
imbalan yang layak atas karya dan inovasi mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual)
2. Sejarah Perkembangan HaKI
3. Prinsip dari HaKI
4. Manfaat HaKI
5. Macam – macam HaKI
6. Dasar Hukum HaKI
C. Tujuan
Dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas PKK yang diberikan oleh
guru serta untuk memberikan pengetahuan mengenai Hak atas Kekayaan
Intelektual agar pembaca paham tentang materi tersebut sehingga bisa
menerapkannya.
D. Manfaat
Dapat mengetahui tentang HaKI, meliputi ; pengertian, sejarah
perkembangan, prinsip, manfaat, macam – macam, dan dasar hukumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Istilah Hak atas Kekayaan Intelektual ( HaKI ) didapat dari Intellectual
Property Right yang diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 1994 mengenai
pengesahan WTO. Yaitu hak atau penghargaan untuk memperoleh
perlindungan secara hukum atas kekayaan intelektual sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Konsep HaKI didasarkan pada pemikiran
bahwa karya intelektual diperlukan pengorbanan waktu, tenaga, dan biaya
sehingga perlu adanya penghargaan .
2. Sejarah Perkembangan
Secara historis, peraturan perundang-undangan di bidang hak kekayaan
intelektual di Indonesia telah ada sejak tahun 1840-an. Pada tahun 1844,
pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan undang-undang pertama
untuk melindungi kekayaan intelektual. Selanjutnya, pemerintah Belanda
memberlakukan UU Merek (1885), UU Paten (1910) dan UU Hak Cipta
(1912). Indonesia, yang saat itu masih dikenal sebagai Hindia Belanda, telah
menjadi anggota Paris Convention for the Protection of Industrial Property
sejak 1888 dan Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic
Works sejak 1914. Hukum hak cipta dan hukum warisan Belanda masih
berlaku, namun hukum paten dianggap bertentangan dengan pemerintah
Indonesia. Menurut ketentuan hukum paten Belanda, permohonan paten
dapat diajukan di Kantor Paten di Batavia (sekarang Jakarta), tetapi
pemeriksaan permohonan paten harus dilakukan di Octrooiraad di Belanda.
Pada tahun 1953, Menteri Kehakiman Republik Indonesia mengeluarkan
proklamasi, peraturan paten nasional yang pertama, Proklamasi Menteri
Kehakiman No. 3. J.S. 5/41/4, Mengatur Pengajuan Sementara Permohonan
Paten Dalam Negeri, Surat Keputusan Jaksa Agung No. 5. J.G. 2 Januari
2017, yang mengatur pengajuan sementara aplikasi paten asing. Pada
tanggal 11 Oktober 1961, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Surat
Keputusan No. 21 Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Niaga (UU
Merek 1961) untuk menggantikan undang-undang merek kolonial Belanda.
UU Merek tahun 1961 merupakan undang-undang pertama di Indonesia di
bidang kekayaan intelektual. Berdasarkan Pasal 24, UU No. 1. 21 tahun.
Pada tahun 1961, “Undang-undang ini dapat disebut Undang-Undang
Merek Tahun 1961 dan mulai berlaku satu bulan setelah diundangkannya
Undang-Undang ini”. Undang-undang tersebut mulai berlaku pada tanggal
11 November 1961. Ketentuan Trademarks Act 1961 dirancang untuk
melindungi masyarakat dari barang palsu/bajakan. Saat ini, setiap tahun
pada tanggal 11 November, tanggal diundangkannya UU No. 1 tersebut.
Tanggal 21 tahun 1961 juga ditetapkan sebagai Hari Kekayaan Intelektual
Nasional.
Pada tanggal 12 April 1982, pemerintah mengesahkan Undang-Undang Hak
Cipta No. 6 Tahun 1982 (UU Hak Cipta 1982) untuk menggantikan undang-
undang hak cipta warisan Belanda. Pengesahan Undang-Undang Hak Cipta
Tahun 1982 bertujuan untuk mendorong dan melindungi penciptaan dan
penyebarluasan produk budaya di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra,
serta untuk mempercepat perkembangan mencerdaskan kehidupan bangsa.
1986 bisa dikatakan sebagai awal era modern sistem kekayaan intelektual
negara indonesia.
3. Prinsip
 Prinsip Ekonomi
Yakni hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif suatu kemauan
daya pikir manusia yang diekspresikan dalam berbagai bentuk yang
akan memberikan keuntungan kepada pemilik yang bersangkutan.
 Prinsip Keadilan
Yakni di dalam menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja
membuahkan suatu hasil dari kemampuan intelektual dalam ilmu
pengetahuan, seni, dan sastra yang akan mendapat perlindungan
dalam pemiliknya.
 Prinsip Kebudayaan
Yakni perkembangan ilmu pengetahuan, sastra, dan seni untuk
meningkatkan kehidupan manusia.
 Prinsip Sosial
Yakni mengatur kepentingan manusia sebagai warga negara, artinya
hak yang diakui oleh hukum dan telah diberikan kepada individu
merupakan satu kesatuan sehingga perlindungan diberikan
bedasarkan keseimbangan kepentingan individu dan masyarakat.

4. Manfaat
 Bagi dunia usaha: ada perlindungan dari penyalahgunaan atau
pemalsuan karya intelektual dari pihak lain, baik di dalam maupun
luar negeri. Perusahaan juga akan memperoleh citra positif jika
memiliki perlindungan hukum bidang HAKI.
 Bagi inventor: menjamin kepastian hukum entah itu individu atau
kelompok, dan terhindar dari kerugian karena pemalsuan atau
kecurangan pihak lain.
 Bagi pemerintah: pemerintah yang menerapkannya akan mendapat
citra positif di tingkat WTO (World Trade Organization) atau
Organisasi Perdagangan Dunia. Di samping itu juga ada penerimaan
devisa dari pendaftaran atas hak kekayaan intelektual.
 Kepastian hukum untuk pemegang hak dalam melakukan usaha tanpa
gangguan pihak lain.
 Pemegang hak bisa memberi izin kepada pihak lain.

5. Macam – macam
 Hak Cipta
Merupakan satu di antara jenis hak kekayaan intelektual, tetapi hak
cipta berbeda dengan hak kekayaan intelektual lainnya (seperti paten,
yang memberikan hak monopoli atas penggunaan invensi).
Hal itu karena hak cipta bukan merupakan hak monopoli untuk
melakukan sesuatu, melainkan hak untuk mencegah orang lain yang
melakukannya.
 Hak Kekayaan Industri
Merupakan hak yang mengatur segala sesuatu tentang milik
perindustrian, terutama yang mengatur perlindungan hukum.
Meliputi ;
a. Hak paten
Adalah hak khusus yang diberikan oleh negara untuk para
penemu.
b. Hak merek
Adalah bentuk perlindungan HKI yang memberikan hak eksklusif
bagi pemilik merek terdaftar untuk menggunakan merek tersebut
dalam perdagangan barang dan/atau jasa, sesuai dengan kelas dan
jenis barang/jasa untuk mana merek tersebut terdaftar.
c. Hak varietas tanaman
Adalah hak kekayaan intelektual yang diberikan kepada pihak
pemulia tanaman atau pemegang PVT untuk memegang kendali
secara eksklusif terhadap bahan perbanyakan dan material yang
dipanen dari suatu varietas tanaman baru untuk digunakan dalam
jangka waktu yang telah ditentukan.
d. Rahasia dagang
Adalah Hak untuk menjaga informasi yang tidak diketahui oleh
umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai
ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
e. Desain industry
Adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik
Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya selama waktu
tertentu, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain
untuk melaksanakan hak tersebut.
f. Desain tata letak sirkuit terpadu
Adalah hak untuk melarang pihak lain membuat, memakai,
mengimpor, ekspor, dan mengedarkan barang tanpa
persetujuannya yang berhubungan dengan hal ini.
g. Indikasi geografi (Geographical Indication)
Adalah hak untuk memberikan perlindungan hukum terhadap
suatu produk yang dilabeli daerah asal bahwa produk tersebut
hanya dapat diciptakan dari suatu daerah yang memiliki keunikan
atau kelebihan khusus dari sumber daya alamnya, sumber daya
manusianya, ataupun kombinasi dari keduanya.
6. Dasar Hukum
 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.
 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.
 Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Varietas Tanaman.
 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu.
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulan bahwa HaKI sangat penting untuk
perlindungan. Karena didasari dengan hukum, sehingga jika ada yang
melanggar dapat dikenakan sanksi, serta dapat memudahkan para pencipta atau
innovator untuk terus berkarya dan mendapatkan imbalan yang adil dalam
karya tersebut.
 Saran
Untuk menerapkan HaKI diperlukan adanya komitmen dari 2 pihak dan dibuat
secara tertulis sehingga apabila terjadi pelanggaran dapat dituntut sesuai
undang – undang yang berlaku, dan peran pemerintah sangat diperlukan dalam
hal ini.

Anda mungkin juga menyukai