Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUKUM BISNIS & HAKI

“HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL”

OLEH
NAMA : DJIBRAEL DJO HAU
NIM 1802020031
SEMESTER : 6 (ENAM)
KELAS : M (REG SORE)
DOSEN WALI : DR. YOSEF RAMA, SH, MH
DOSEN MK : YOSSEI JACOB
TANGGAL : 11 MEI 2021

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tinjauan Umum tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual


1.1.1. Sejarah Hak Atas Kekayaan Intelektual
Hak atas kekayaan inteletual telah diadakan sejak abad ke-14 dan ke-15,
misalnya di Italia dan Inggris. Akan tetapi, sifat pemberian hak pada waktu itu bukan
diajukan atas suatu pendapatan (uitvinding), namun lebih diutamakan untuk menarik
ahli dari luar negri. Maksudnya, agar para ahli itu menetap di negara-negara yang
mengundangnya untuk mengembangkan keahliannya masing-masing di negara
pengundang dan bertujuan untuk kemajuan warga/penduduk dari negara yang
bersangkutan.
Secara historis, pengaturan paten dimuat dalam undang-undang HAKI pertama
kali ada di Venice, Italia pada tahun 1470. Caxton, Galileo, dan Guttenberg tercatat
sebagai penemu-penemu yang muncul dalam kurun waktu tersebut dam mempunyai hak
monopoli atas penemuan mereka. Kemudian hukum-hukum tentang paten tersebut
diadopsi oleh kerajaan Inggris di zaman TUDOR tahun 1500-an dan kemudian lahir
hukum mengenai paten pertama di Inggris, yaitu Statue of Monopolies (1623). Amerika
Serikat baru mempunyai undang-undang paten pada tahun 1791.
Paten diberikan untuk melindungi invensi di bidang teknologi. Paten diberikan
untuk jangka waktu yang terbatas, dan tujuannya adalah untuk mencegah pihak lain
termasuk para inventor independen dari teknologi yang sama menggunakan invensi
tersebut selama jangka waktu perlindungan paten, supaya inventor atau pemegang paten
mendapat manfaat ekonomi yang layak atas invensinya. Sebagai pemggantinya,
pemegang paten harus mempublikasikan semua rincian invensinya supaya pada saat
berakhirnya perlindungan paten, informasi berkaitan dengan invensi tersebut tersedia
secara bebas bagi khalayak. Kebanyakan paten mendapat perlindungan selama 16-20
tahun.
Pada awalnya perlindungan paten diberikan sebagai hak istimewa kepada
mereka yang mendirikan usaha industri baru dengan teknologi yang impor. Dengan
perlindungan tersebut pengusaha industri diberi hak untuk menggunakan sendiri
teknologi yang diimpornya dalam jangka waktu tertentu. Hak tersebut diberikan dengan
surat paten. Tujuan pemberiannya saat itu masih berbeda bila dibandingkan dengan apa
yang dikenal sekarang ini. Waktu pemberiannya dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan kepada pengusaha yang mengimpor teknologi yang bersangkutan agar
benar-benar dapat terlebih dahulu menguasai seluk beluk dan cara kerja,penggunaan
teknologi tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa pemberian paten sejak semula
memang dimaksudkan sebagai sarana bagi pengalihan teknologi dan pendirian industri
baru.
Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989, akhirnya
Indonesia mempunyai aturan hukum sendiri mengenai hak paten. Pengertian paten itu
sendiri adalah hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil
penemuannya di bidang teknologi selama kurun waktu tertentu melaksakan sendiri
penemuannya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk
melaksanakannya. Sedangkan yang dimaksud dengan teknologi adalah ilmu
pengetahuan yang diterapkan dalam proses industri. Teknologi disini biasanya lahir atau
ditemukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (research and development).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1991 tanggal 11 Juni 1991, sebagai
penjabaran Undang-Undang Paten, ada 4 (empat) pengertian yang perlu diketahui dalam
kaitannya dengan paten, yaitu:
a. Deskripsi atau uraian penemuan adalah penjelasan tertulis mengenai tata cara
melaksanakan suatu penemuan seingga dapat dimengerti oleh seorang yang ahli di
bidang penemuan tersebut.
b. Abstraksi adalah uraian singkat mengenai suatu penemuan yang merupakan
ringkasan dari pokok-pokok penjelasan deskripsi, klaim ataupun gambar.
c. Klaim adalah tulidan tertulis mengenai inti penemuan atau bagian-bagian tertentu
dari suatu penemuan yang dimintakan perlindungan hukum dalam bentuk paten.
d. Gambar adalah gambar teknik suatu penemuan yang memuat tanda-tanda, simbol-
simbol, angka, bagan, ataupun diagram yang menjelaskan bagian-bagian dari
penemuan.

1.1.2. Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual


Hak kekayaan adalah kekayaan berupa hak yang mendapat perlindungan hukum,
dalam arti orang lain dilarang menggunakan hak itu tanpa izin pemiliknya, sedangkan
kata intelektual berkenan dengan kegiatan intelektual berdasarkan kegiatan daya cipta
dan daya pikir dalam bentuk ekspresi, ciptaan dan penemuan di bidang teknologi dan
jasa.
Hak kekayaan intelektual adalah hak yang timbul dari kemampuan berpikir atau
olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia.
HAKI merupakan padanan dari Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana yang
diatur dalam undang-undang No 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO. IPR
merupakan perlindungan terhadap hasil karya manusia, baik hasil karya yang berupa
aktivitas dalam ilmu pengetahuan, industri, kesutraan, dan seni.
Dalam pasal 7 (Tread Related Aspect ot Intellectual Property Right) dijabarkan
tujuan dari perlindungan dan penegakan HKI adalah untuk mendorong timbulnya
inovasi, pengalihan, penyebaran teknologi, dan diperolehnya manfaat bersama antara
penghasilan dan penggunaan pengetahuan teknologi, menciptakan kesejahteraan sosial
dan ekonomi, serta keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Ada beberapa literatur tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual, yaitu sebagai
berikut:
a. W.R. Cornish, memberikan rumusan sebagai berikut. Intellectual Proprty Rights
protects applicant of ideas an informations that are of commercial value.
b. Sri Redjeki Hartono mengemukakan bahwa hak milik intelektual pada hakikatnya
merupakan suatu hak dengan karesteristik khusus dan istimewa, karena hak tersebut
diberikan oleh Negara. Negara berdasarkan ketentuan Undang-undang memberikan
hak khusus tersebut kepada yang berhak sesuai dengan prosedur dan syarat-syarat
yang harus dipatuhi.
Jadi hakikatnya HAKI adalah adanya suatu kreasi. Kreasi ini mungkin dalam
bidang kesenian, bidang industri, ilmu pengetahuan maupun kombinasi dari ketiganya.
Oleh karena itu, apabila seseorang dengan kekayaan intelektualnya mendapat perlakuan
khusus atau tepatnya dilindungi oleh hukum harus mengikuti prosedur tertentu yang
ditetapkan oleh Negara. Prosedur yang dimaksud disini adalah melakukan pendaftaran
HAKI ditempat yang sudah ditentukan oleh undang-undang.
Jadi disini terlihat, bahwa lembaga pendaftaran dan pengakuan HAKI
mempunyai peranan penting dalam dunia bisnis. Mengapa? Karena ada jenis HAKI
yang secara teoritis tidak perlu didaftarkan, pada saat itu hak tersebut telah dilindungi.
Hanya saja, apabila ada pelanggaran HAKI sulit untuk membuktikan pemegang HAKI
yang tidak mendaftarkan haknya. Sebaliknya bisa terjadi, orang lain bisa mendaftarkan
hak tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam kepustakaan ilmu pada umumnya HAKI terbagi menjadi dua bagian yakni
sebagai berikut :
a. Hak Cipta (Copy Right)\
b. Hak atas Kekayaan Industri yang terdiri dari :
1. Hak Paten
2. Hak Merek
3. Hak Produk Industri
4. Penanggulangan praktik persaingan curang

Dalam makalah ini akan dibahas beberapa aspek yang menjadi ruang lingkup Hak
Kekayaan Intelektual, yaitu :
2.1. Cipta
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cipta diartikan sebagai kemampuan
pikiran untuk mengadakan sesuatu yang baru; angan-angan yang kreatif. Menurut
Undang –undang nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta, yang dimaksud dengan
Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam
lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra. Pencipta adalah seorang atau beberapa
orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan berdasarkan
kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan
ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi. Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi
Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta
sebagai Pemilik Hak Cipta, atau pihak yang menerima hak tersebut dari Pencipta, atau
pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.

2.2. Paten
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, paten diartikan sebagai hak yang
diberikan pemerintah kepada seseorang atas suatu penemuan untuk digunakan sendiri
dan melindunginya dari peniruan (pembajakan). Sementara itu, menurut Undang-undang
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Paten, disebutkan bahwa Paten adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang
untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Pemegang Paten adalah
Inventor sebagai pemilik Paten atau pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik
Paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam
Daftar Umum Paten.

2.3. Merek
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Merek diartikan sebagai tanda yang
dikenakan oleh pengusaha (pabrik, produsen, dan sebagainya) pada barang yang
dihasilkan sebagai tanda pengenal; cap (tanda) yang menjadi pengenal untuk menyatakan
nama dan sebagainya; merek dagang berarti nama, simbol, gambar, huruf, kata, atau
tanda lainnya yang digunakan oleh industri dan perusahaan dagang untuk memberi nama
pada barang-barangnya dan membedakan diri dari yang lain, biasanya dilindungi oleh
hukum.
Menurut Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, defenisi Merek
adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Merek yang diatur dalam undang –
undang tersebut adalah menyangkut Merek Dagang dan Merek Jasa. Merek Dagang
adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
barang-barang sejenis lainnya. Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan
hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik
Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya.
2.4. Hak Desain Industri
Menurut Undang – undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, yang
dimaksud dengan Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang
berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat
diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk
menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.
Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik
Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak tersebut. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak
Desain Industri kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian
hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu Desain
Industri yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu.
Hak Desain Industri diberikan untuk Desain Industri yang baru. Desain Industri
dianggap baru apabila pada Tanggal Penerimaan, Desain Industri tersebut tidak sama
dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya. Pengungkapan dimaksud adalah
pengungkapan Desain Industri yang sebelum :
a. tanggal penerimaan; atau
b. tanggal prioritas apabila Permohonan diajukan dengan Hak Prioritas;
c. telah diumumkan atau digunakan di Indonesia atau di luar Indonesia.
Suatu Desain Industri tidak dianggap telah diumumkan apabila dalam jangka
waktu paling lama 6 (enam) bulan sebelum Tanggal Penerimaannya, Desain Industri
tersebut :
a. telah dipertunjukkan dalam suatu pameran nasional ataupun internasional di
Indonesia atau di luar negeri yang resmi atau diakui sebagai resmi; atau
b. telah digunakan di Indonesia oleh Pendesain dalam rangka percobaan dengan tujuan
pendidikan, penelitian, atau pengembangan.

2.5. Rahasia Dagang


Menurut Undang – undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, yang
dimaksud dengan rahasia dagang adalah Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak
diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi
karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia
Dagang. Hak Rahasia Dagang adalah hak atas rahasia dagang yang timbul berdasarkan
Undang-undang ini. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia
Dagang kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak
(bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu Rahasia Dagang
yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu. Lingkup
perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode
penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai
ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.

2.6. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu


Menurut Undang – undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu, sirkuit terpadu diartikan sebagai suatu produk dalam bentuk jadi atau
setengah jadi, yang didalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu
dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan
serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan
untuk menghasilkan fungsi elektronik. Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan
peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen
tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu Sirkuit
Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan
Sirkuit Terpadu.
Pendesain adalah seorang atau beberapa orang yang menghasilkan Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya, untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada
pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut. Pemegang Hak adalah Pemegang Hak
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, yaitu Pendesain atau penerima hak dari Pendesain
yang terdaftar dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Lisensi adalah
izin yang diberikan oleh Pemegang Hak kepada pihak lain melalui suatu perjanjian
berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat
ekonomi dari suatu Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang diberi perlindungan dalam
jangka waktu tertentu dan syarat tertentu.
2.7. Perlindungan Varietas Tanaman
Menurut Undang – undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas
Tanaman, Varietas tanaman yang selanjutnya disebut varietas, adalah sekelompok
tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan
tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi
genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-
kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami
perubahan. Perlindungan Varietas Tanaman yang selanjutnya disingkat PVT, adalah
perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah
dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap
varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan
tanaman. Hak Perlindungan Varietas Tanaman adalah hak khusus yang diberikan negara
kepada pemulia dan/atau pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman untuk
menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada
orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu. Lisensi
adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman kepada
orang atau badan hukum lain untuk menggunakan seluruh atau sebagian hak
Perlindungan Varietas Tanaman. Lisensi Wajib adalah lisensi yang diberikan oleh
pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman kepada pemohon berdasarkan putusan
Pengadilan Negeri. Royalti adalah kompensasi bernilai ekonomis yang diberikan kepada
pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman dalam rangka pemberian lisensi.
BAB III
PEMBAHASAN

Permasalahan hak atas kekayaan intelektual sempat menjadi pusat perhatian


masyarakat Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu. Hal ini dipicu oleh dugaan klaim atas
tenun ikat Sumba Timur oleh Pemerintah Jepara. Kejadian tersebut bermula saat perwakilan
SMK NU Banat Kudus yang mengikuti kegiatan Fashion Show di Paris, Perancis dengan
menggunakan balutan tenun ikat Sumba Timur kombinasi warna biru putih motif kuda yang
diklaim sebagai kain tenun Troso, Jepara. Dugaan klaim tersebut sempat menjadi bahan
perhatian di jejaring media sosial, dan menyebabkan ketidakpuasan yang berujung pada
munculnya petisi – petisi online yang menolak klaim tersebut. Petisi – petisi online yang
ditujukan kepada Bupati Sumba Timur, Bupati Sumba Barat, Bupati Sumba Barat Daya,
Bupati Sumba Tengah dan Gubernur Nusa Tenggara Timur dengan harapan agar pemerintah
daerah dapat segera mengajukan permohonan pendaftaran sertifikat indikasi geografis ke
Dirjen HKI untuk mematenkan tenunan dan motif tenunan asli Sumba yang mengandung
kearifan lokal dan ciri khas kedaerahan yang kuat. (disadur dari artikel pada harian Pos
Kupang terbitan Selasa, 2 Juli 2019)
Menurut hemat saya, Pemerintah Daerah perlu segera mengambil tindakan nyata
terhadap ciri khas kedaerahan dan kearifan lokal, tidak hanya dari Sumba tetapi dari seluruh
wilayah Nusa Tenggara Timur, agar tidak terjadi lagi persoalan sebagaimana dugaan klaim di
atas. Hal – hal yang merupakan kearifan lokal dan memiliki ciri khas kedaerahan yang kental
sudah tentu merupakan aset dan kekayaan daerah yang menjadi kebanggaan dan warisan
turun temurun sejak jaman dahulu kala. Apabila kita lalai, bukan tidak mungkin hal seperti
klaim di atas akan terjadi dan kita sebagai masyarakat Nusa Tenggara Timur dan generasi –
generasi selanjutnya bisa saja kehilangan jati diri dan nilai – nilai luhur kebudayaan.
Kejadian dugaan klaim tersebut seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua akan
pentingnya menjaga nilai-nilai luhur budaya lokal kita, yang secara hukum dimungkinkan
untuk dijadikan sebagai Hak Kekayaan Intelektual yang kelak akan menjadi warisan kepada
anak cucu kita nantinya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Dengan memperhatikan Bab I, Bab II dan Bab III di atas, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Hak kekayaan intelektual menjadi sesuatu hal yang penting karena berkenaan
dengan hasil cipta atau kreasi seseorang atau beberapa orang yang sudah
seharusnya memiliki hak cipta atau hak paten atas hasil cipta atau kreasi tersebut;
2. Negara melalui peraturan perundang-undangan dan lembaga terkait, hadir untuk
memberikan legalisasi dan kekuatan hukum atas hasil cipta atau kreasi tersebut;
3. Dengan adanya hak cipta atau hak paten atas sesuatu hasil cipta atau kreasi
tersebut juga mendorong timbulnya inovasi, pengalihan, penyebaran teknologi,
dan diperolehnya manfaat bersama antara penghasilan dan penggunaan
pengetahuan teknologi, menciptakan kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta
keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah dalam segala tingkatannya perlu memperhatikan secara serius hal –
hal yang merupakan kekayaan budaya bangsa agar dapat diidentifikasi dan
ditegaskan status hak cipta atau hak patennya sehingga tidak diklaim oleh pihak
lain;
2. Orang perorangan yang memiliki kreasi atau daya cipta agar sebaiknya
mendaftarkan hasil kreasi atau ciptaannya agar memperoleh hak atas kekayaan
intelektual.
Daftar Pustaka

Peraturan Perundang-undangan
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas
Tanaman
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Artikel Online
Asep Herman Suyanto, Peran Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) DALAM Dunia
Pendidikan, http://www.asep-hs.web.ugm.ac.id. Diakses tanggal 10 Oktober 2006
Farida Hasyim, 2009, Hukum Dagang, Jakarta: Sinar Grafika
Andriana Krisnawati dan Gazalba Shaleh, Perlindungan Hukum Varietas Tanaman: Dalam
Perspektif Hak Paten dan Hak Pemulia, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2004)
Pos Kupang edisi Selasa, 2 Juli 2019 dengan judul Jepara Klaim Tenun Ikat Sumba Timur
(diakses pada Jumat, 7 Mei 2021 pukul 14.21)
https://kupang.tribunnews.com/2019/07/02/jepara-klaim-tenun-ikat-sumba-timur?
page=all
Petisi Online pada change.org (diakses pada Jumat, 7 Mei 2021 pukul 14.58)
https://www.change.org/p/gubernur-ntt-nusa-tenggara-timur-gugat-pemalsu-
tenun-ikat-sumba
https://www.change.org/p/pemerintah-daerah-tolak-tenunan-ntt-motif-sumba-
diklaim-sebagai-tenunan-asli-jepara

Anda mungkin juga menyukai