OLEH
NAMA : DJIBRAEL DJO HAU
NIM 1802020031
SEMESTER : 6 (ENAM)
KELAS : M (REG SORE)
DOSEN WALI : DR. YOSEF RAMA, SH, MH
DOSEN MK : YOSSEI JACOB
TANGGAL : 11 MEI 2021
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kepustakaan ilmu pada umumnya HAKI terbagi menjadi dua bagian yakni
sebagai berikut :
a. Hak Cipta (Copy Right)\
b. Hak atas Kekayaan Industri yang terdiri dari :
1. Hak Paten
2. Hak Merek
3. Hak Produk Industri
4. Penanggulangan praktik persaingan curang
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa aspek yang menjadi ruang lingkup Hak
Kekayaan Intelektual, yaitu :
2.1. Cipta
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cipta diartikan sebagai kemampuan
pikiran untuk mengadakan sesuatu yang baru; angan-angan yang kreatif. Menurut
Undang –undang nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta, yang dimaksud dengan
Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam
lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra. Pencipta adalah seorang atau beberapa
orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan berdasarkan
kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan
ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi. Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi
Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta
sebagai Pemilik Hak Cipta, atau pihak yang menerima hak tersebut dari Pencipta, atau
pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.
2.2. Paten
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, paten diartikan sebagai hak yang
diberikan pemerintah kepada seseorang atas suatu penemuan untuk digunakan sendiri
dan melindunginya dari peniruan (pembajakan). Sementara itu, menurut Undang-undang
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Paten, disebutkan bahwa Paten adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang
untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Pemegang Paten adalah
Inventor sebagai pemilik Paten atau pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik
Paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam
Daftar Umum Paten.
2.3. Merek
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Merek diartikan sebagai tanda yang
dikenakan oleh pengusaha (pabrik, produsen, dan sebagainya) pada barang yang
dihasilkan sebagai tanda pengenal; cap (tanda) yang menjadi pengenal untuk menyatakan
nama dan sebagainya; merek dagang berarti nama, simbol, gambar, huruf, kata, atau
tanda lainnya yang digunakan oleh industri dan perusahaan dagang untuk memberi nama
pada barang-barangnya dan membedakan diri dari yang lain, biasanya dilindungi oleh
hukum.
Menurut Undang – undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, defenisi Merek
adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Merek yang diatur dalam undang –
undang tersebut adalah menyangkut Merek Dagang dan Merek Jasa. Merek Dagang
adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
barang-barang sejenis lainnya. Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan
hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik
Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya.
2.4. Hak Desain Industri
Menurut Undang – undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, yang
dimaksud dengan Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang
berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat
diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk
menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.
Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik
Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak tersebut. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak
Desain Industri kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian
hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu Desain
Industri yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu.
Hak Desain Industri diberikan untuk Desain Industri yang baru. Desain Industri
dianggap baru apabila pada Tanggal Penerimaan, Desain Industri tersebut tidak sama
dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya. Pengungkapan dimaksud adalah
pengungkapan Desain Industri yang sebelum :
a. tanggal penerimaan; atau
b. tanggal prioritas apabila Permohonan diajukan dengan Hak Prioritas;
c. telah diumumkan atau digunakan di Indonesia atau di luar Indonesia.
Suatu Desain Industri tidak dianggap telah diumumkan apabila dalam jangka
waktu paling lama 6 (enam) bulan sebelum Tanggal Penerimaannya, Desain Industri
tersebut :
a. telah dipertunjukkan dalam suatu pameran nasional ataupun internasional di
Indonesia atau di luar negeri yang resmi atau diakui sebagai resmi; atau
b. telah digunakan di Indonesia oleh Pendesain dalam rangka percobaan dengan tujuan
pendidikan, penelitian, atau pengembangan.
4.1. Kesimpulan
Dengan memperhatikan Bab I, Bab II dan Bab III di atas, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Hak kekayaan intelektual menjadi sesuatu hal yang penting karena berkenaan
dengan hasil cipta atau kreasi seseorang atau beberapa orang yang sudah
seharusnya memiliki hak cipta atau hak paten atas hasil cipta atau kreasi tersebut;
2. Negara melalui peraturan perundang-undangan dan lembaga terkait, hadir untuk
memberikan legalisasi dan kekuatan hukum atas hasil cipta atau kreasi tersebut;
3. Dengan adanya hak cipta atau hak paten atas sesuatu hasil cipta atau kreasi
tersebut juga mendorong timbulnya inovasi, pengalihan, penyebaran teknologi,
dan diperolehnya manfaat bersama antara penghasilan dan penggunaan
pengetahuan teknologi, menciptakan kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta
keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah dalam segala tingkatannya perlu memperhatikan secara serius hal –
hal yang merupakan kekayaan budaya bangsa agar dapat diidentifikasi dan
ditegaskan status hak cipta atau hak patennya sehingga tidak diklaim oleh pihak
lain;
2. Orang perorangan yang memiliki kreasi atau daya cipta agar sebaiknya
mendaftarkan hasil kreasi atau ciptaannya agar memperoleh hak atas kekayaan
intelektual.
Daftar Pustaka
Peraturan Perundang-undangan
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas
Tanaman
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Artikel Online
Asep Herman Suyanto, Peran Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) DALAM Dunia
Pendidikan, http://www.asep-hs.web.ugm.ac.id. Diakses tanggal 10 Oktober 2006
Farida Hasyim, 2009, Hukum Dagang, Jakarta: Sinar Grafika
Andriana Krisnawati dan Gazalba Shaleh, Perlindungan Hukum Varietas Tanaman: Dalam
Perspektif Hak Paten dan Hak Pemulia, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2004)
Pos Kupang edisi Selasa, 2 Juli 2019 dengan judul Jepara Klaim Tenun Ikat Sumba Timur
(diakses pada Jumat, 7 Mei 2021 pukul 14.21)
https://kupang.tribunnews.com/2019/07/02/jepara-klaim-tenun-ikat-sumba-timur?
page=all
Petisi Online pada change.org (diakses pada Jumat, 7 Mei 2021 pukul 14.58)
https://www.change.org/p/gubernur-ntt-nusa-tenggara-timur-gugat-pemalsu-
tenun-ikat-sumba
https://www.change.org/p/pemerintah-daerah-tolak-tenunan-ntt-motif-sumba-
diklaim-sebagai-tenunan-asli-jepara